Attachment
Attachment
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
MAKASSAR
2018
A. PENGERTIAN ANALISIS LABA KOTOR
Laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan
aktivitasnya. Pihak manajemen selalu merencanakan besar perolehan laba setiap periode, yang
ditentukan melalui target yang harus dicapai.
Penentuan target laba sangat penting agar para manajemen perusahaan termotivasi untuk bekerja
secara maksimal dalam mengelolah sumber daya yang dimilikinya. Sebaliknya apabila target laba
tidak diperoleh, akan berdampak cukup serius bagi perusahaan. Dalam jangka pendek mungkin
tidak terlalu berpengaruh, kecuali perusahaan mengalami kerugian besar. Hanya saja jika target
laba tidak tercapai pihak manajemen tidak memperoleh insentif berupa bonus perusahaan.
Namun, dalam jangka panjang mungkin akan mengakibatkan banyak kerugian ,misalnya
kemugkinan perusahaan akan mengurangi jumlah karyawan dengan jalan pemutusan hubungan
kerja, atau mungkin yang terparah adalah perusahaan mengalami kebangkrutan karna tidak
mampu lagi membiayai aktivitasnya.
Dalam praktiknya, laba yag diperoleh perusahaan teriri dari dua macam yaitu;
Laba kotor artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban
perusahaan.
Analisis ini penting guna mengetahui dan memahami penyebab terjadinya perolehan laba kotor
tersebut, kemudian guna memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan ke depan.
Secara umum pengertian analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
jumlah laba kotor dari periode ke satu periode, serta sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut
antara dua atau lebih periode.
Untuk melakukan analisis laba kotor, diperlukan berbagai data perusahaan. Adapun data yang
dibutuhkan untuk melakukan analisis laba kotor adalah
Dalam praktiknya perolehan laba perusahaan tiap periode tidak sama atau selalu berbeda-beda.
Untuk melihat perubahan laba suatu perusahaan, terutama dalam pembahasan ini adalah
perubahan laba kotor, perlu dilakukan analisis laba kotor.
Dalam praktiknya perubahan yang terjadi laba kotor disebabkan dua faktor, yaitu:
1. Faktor penjualan
2. Faktor harga pokok penjualan.
Penjualan maksudnya adalah jumlah omzet barang atau jasa yang dijual, baik dalam unit ataupun
dalam rupiah. Besar kecilnya penjualan ini penting bagi perusahaan sebagai awal dalam
melakukan analisis.
Harga jual adalah harga persatuan atau unit atau per kilogram atau lainnya produk yang dijual di
pasaran. Penyebab berubahnya harga jual adalah perubahan nilai harga juak per satuan.
Sementara jumlah barang yang dijual maksudnya adalah banyaknya kuantitas atau jumlah barang
(volume) yang dijual dalam satu periode.
Harga pokok penjualan adalah harga barang atau jasa sebagai bahan baku atau jasa untuk menjadi
barang dengan ditambah biaya-biaya yang berkaitan dengan harga pokok penjualan tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perubahan laba kotor disebabkan tiga faktor berikut
ini.
Analisis laba kotor merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi manajemen guna
mengambil keputusan untuk masa sekarang dan yang akan datang.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dari analisis laba kotor adalah:
kasus 1
PT Yumiko Maharani Tbk. Memiliki laporan laba rugi tahun 2006 dan 2007 dan harga jual
persatuan, harga pokok persatuan serta jumlah barang yang dijual dari kedua periode tersebut
yaitu sebagai berikut :
Contoh 1
Faktor kuantitas penjualan, yaitu kenaikan penjualan yang disebabkan oleh naiknya kuantitas
(jumlah) penjualan jika tidak ada kenaikan harga jual.
Harga persatuan 2006 Rp 100,00
Kenaikan kuantitas 100 unit
Kenaikan laba kotor karena kuantitas penjualan jika tidak ada kenaikan harga jual adalah :
Rp 100 x 100 unit = Rp 10.000,00
Dengan demikian, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Selanjutnya, kenaikan harga pokok Rp 35.000,00 disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1. Faktor kuantitas
Kenaikan harga pokok disebabkam kenaikan kuantitas dengan asumsi tidak ada kenaikan harga
pokok :
Harga pokok 2006 Rp 75,00
Kenaikan kuantitas 100 unit
Kenaikan karena faktor kuantitas (Rp 75,00 x 100 unit) = Rp 7.500,00
2. Faktor harga pokok
Kenaikan harga pokok disebabkan kenaikan harga pokok per unit dengan asumsi tidak ada
kenaikan dalam kuantitas.
Kenaikan Harga pokok per unit Rp 25,00
Kuantitas yang dijual 2006 1.000 unit
Kenaikan karena faktor harga pokok (Rp 25,00 x 1.000 unit) = Rp 25.000,00
3. Faktor Kuantitas dan harga pokok
Kenaikan harga pokok per unit kali kenaikan kuantitas.
Kenaikan harga pokok per unit Rp 25,00
Kenaikan kuantitas yang dijual 100 unit
Rp 25,00 x 100 unit = Rp2.500,00
Dengan demikian dapat disimpulkan sebagai berikut
Kenaikan karena faktor kuantitas
(Rp 75,00 x 100 unit) .................................. = Rp 7.500,00
Kenaikan karena faktor harga pokok
(Rp 25 x 1000 unit) ...................................... = Rp 25.000,00
Jadi jumlah kenaikan harga pokok penjualan adalah = Rp 35.000,00
Membuat rencana laba suatu perusahaan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh suatu
usaha sebelum suatu kegiatan dijalankan. Dalam membuat rencana laba, perlu terlebih dulu
ditentukan atau dianggarkan target laba yang ingin dicapai, baru kemudian disusun harga jual
yang harus dipasang.
Penyusunan rencana anggaran atau bujet yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan haruslah
mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi pencapaian target tersebut. Faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:
Berikut ini bujet laba kotor PT Roy Akase untuk beberapa produk per unit.
Jenis produk Harga jual unit Harga pokok unit Laba kotor unit
Mawar Rp 120 Rp 80 Rp 40
Melati Rp 140 Rp 90 Rp 50
Kamboja Rp 170 Rp 100 Rp 70
Berikut ini bujet laba kotor PT Roy Akase untuk beberapa produk secara total.
Jenis produk Jumlah unit yang Laba kotor unit Laba kotor
dijual keseluruhan
Mawar 10.000 Rp 40 Rp 400.000
Melati 10.000 Rp 50 Rp 500.000
Kamboja 10.000 Rp 70 Rp 700.000
Penjualan dan harga pokok penjualan secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut
Jenis produk Total penjualan Harga pokok Laba kotor
penjualan keseluruhan
Mawar Rp 1.200.000 Rp 800.000 Rp 400.000
Melati Rp 1.400.000 Rp 900.000 Rp 500.000
Kamboja Rp 1.700.000 Rp 1.000.000 Rp 700.000
Jumlah Rp 4.300.000 Rp 2.700.000 Rp 1.500.000
1. Kondisi keuangan perusahaan saat ini dan ke depan serta peluang memperoleh sumber dana
tambahan bila dibutuhkan,
2. Kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan untuk mengelola kegiatan
perusahaan, baik kuantitas maupun kualitasnya
3. Kondisi persaingan untuk usaha atau produk yang sejenis, baik kondisi local maupun
internasional, baik yang berkaitan dengan harga jual maupun kualitas barang yang dijual
4. Prospek usaha yang akan dijalankan ke depan dengan melihat potensi pasar yang dimiliki ,
baik daya beli masyarakat maupun selera masyarakat
5. Pencapaian laba tahun-tahun sebelumnya, sebagai ukuran untuk menentukan target laba ke
depan
6. Kondisi ekonomi secara umum, terutama yang berkaitan dengan ketersediaan bahan baku,
inflasi, dan kebijakan pemerintah lainnya
7. Kondisi keamanan secara umum sehingga masyarakat tetap aman menjalankan aktivitas
kesehariannya tanpa adanya rasa takut atau gangguan yang tidak perlu
8. Pertimbangan lainnya.
Jika dibandingkan dengan realisasi penjualan terdapat perbedaan dengan anggaran yang telah
ditetapkan, yaitu sebagai berikut:
PT Roy Akase
Laporan Perubahan Dalam Penjualan, HPP, dan Laba Kotor
Tahun 2006 dan 2007
Dengan kata lain, perusahaan tidak mampu mencapai target laba yang diinginkan. Hal ini
disebabkan oleh:
1. Adanya kenaikan harga pokok penjualan
2. Kenaikan harga jual unruk
3. Tidak tercapainya jumlah penjualan.
DAFTAR PUSTAKA