Anda di halaman 1dari 40

DEPUTIBI

DANGPENGEMBANGANPEMUDA
KEMENTERIANPEMUDADANOLAHRAGA
REPUBLI
KINDONESI
A
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan


Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita
sehingga buku Petunjuk Teknis Kegiatan Bantuan
Dalam Akun Belanja Barang Lainnya Untuk
Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemerintah
Daerah Guna Mendukung Kegiatan Pelatihan
Pengembangan Kepramukaan Tahun Anggaran
2018 selesai disusun.

Buku Petunjuk Teknis ini disusun untuk


memberikan informasi Guna Mendukung Kegiatan
Pelatihan Pengem-bangan Kepramukaan. Dengan
Petunjuk Teknis (Juknis) ini diharapkan calon
penerima bantuan program dapat memahami
maksud dan tujuan, sasaran, serta memiliki
kesamaan persepsi dalam mengimplementasikan
kegia-tan secara efektif dan efisien, sehingga
diharapkan tujuan dan target yang direncanakan
dapat tercapai dengan optimal. Kami menyadari
bahwa substansi petunjuk teknis ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan
untuk menyempurnakan juknis ini. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang
telah berkontribusi, sehingga tersusunnya
petunjuk teknis ini.

Akhir kata, semoga petunjuk teknis Guna


Mendukung Kegiatan Pelatihan Pengembangan
Kepramukaan.

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda,

M. ASRORUN NI’AM SHOLEH


DAFTAR ISI

HAL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

PERATURAN DEPUTI BIDANG


PENGEMBANGAN PEMUDA
TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PENYALURAN
BANTUAN PEMERINTAH DALAM AKUN
BELANJA BARANG LAINNYA UNTUK
DISERAHKAN KEPADA
MASYARAKAT/PEMERINTAH DAERAH
GUNA MENDUKUNG KEGIATAN
PELATIHAN PENGEMBANGAN
KEPRAMUKAAN TAHUN ANGGARAN 2018 1

BAB IPENDAHULUAN 07
A. Latar Belakang 07
B. Pengertian 09
C. Tujuan 10
D. Sasaran 10
E. Alokasi Anggaran 11
F. Bentuk Kegiatan yang diberikan
bantuan 11
G. Waktu Pelaksanaan 12
BAB II PERSYARATAN DAN PROSEDUR 17
A. Persyaratan 12
B. Prosedur 13
C. Proses Penyaluran dan Pencairan
Bantuan 14
D. Jenis Kegiatan 17
E. Penilaian 19
F. Perjanjian Kerjasama 20

BAB III MEKANISME BANTUAN 21


A. Pengelola Kegiatan 21
B. Pemanfaatan Bantuan 21
C. Proposal dan Rincian Belanja 23

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN
KEGIATAN 23
A. Laporan Kegiatan 23
B. Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan 24
C. Hal-Hal Teknis Lainnya 26
D. Sanksi 27
E. Monitoring dan Evaluasi 27
F. Pengawasan dan Audit Keuangan 29
G. Jasa Giro/Bunga Bank dan Sisa
Anggaran 29
H. Ketentuan Perpajakan 30
I. Pelayanan Informasi Dan Pengaduan
Masyarakat 30

BAB V PENUTUP 31
PERATURAN
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN KEPEMUDAAN
NOMOR : 21 TAHUN 2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DALAM AKUN
BELANJA BARANG LAINNYA UNTUK DISERAHKAN KEPADA
MASYARAKAT/PEMERINTAH DAERAH
GUNA MENDUKUNG KEGIATAN PELATIHAN
PENGEMBANGAN KEPRAMUKAAN TAHUN ANGGARAN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN PEMUDA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7


Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor
40 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum dan
Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Peme-
rintah yang di Alokasikan pada Kelompok Akun
Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan
Kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah di
Lingkungan Kementerian Pemuda dan Olah-
raga, perlu menetapkan Peraturan Deputi
Bidang Pengembangan Pemuda tentang Petun-
juk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Da-
lam Akun Belanja Barang Lainnya Untuk Dise-
rahkan Kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah
Guna Mendu-kung Kegiatan Pelatihan Pengem-
bangan Kepra-mukaan Tahun Anggaran 2018;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003


tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009
tentang Kepemudaan;
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka;
7. Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010
tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Presiden Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
8. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015
tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
9. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2015
tentang Kementerian Pemuda dan Olahraga;
10. Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2017

2|
tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor
Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan;
11. Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 127/TPA Tahun 2017 Tentang Pe-
ngangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya di Lingkungan Kementerian Pemuda
dan Olahraga;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pem-
bayaran dalam rangka Pelaksanaan Ang-
garan Pendapatan Belanja Negara;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pe-
laksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
Pada Kementerian Negara/ Lembaga;
14. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga
Nomor 1516 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pemuda dan
Olahraga;
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.5/2016 tentang Perubahan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/
PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelak-
sanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Negara/Lembaga;
16. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga
Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pedoman
Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Bantuan yang Dialokasikan pada Kelompok

3|
Akun Belanja Barang Lainnya untuk
Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemerintah
Daerah di Lingku-ngan Kementerian Pemuda
dan Olahraga;
17. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga
Nomor 40 Tahun 2016 tentang Pedoman
Umum dan Petunjuk Teknis Penyaluran
Bantuan Pemerintah yang di Alokasikan
pada Kelompok Akun Belanja Barang
Lainnya Untuk Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemerintah Daerah di Lingku-
ngan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGEM-


BANGAN PEMUDA TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEME-
RINTAH DALAM AKUN BELANJA BARANG
LAINNYA UNTUK DISERAHKAN KEPADA
MASYARAKAT/PEMERINTAH DAERAH GU-
NA MENDUKUNG KEGIATAN PELATIHAN
PENGEMBANGAN KEPRAMUKAAN TAHUN
ANGGARAN 2018

Pasal 1
Dalam Peraturan Deputi Bidang Pengembangan
Pemuda ini, yang dimaksud dengan Bantuan
Pemerintah untuk mendukung kegiatan pelatihan

4|
pengembangan kepramukaan merupakan bantuan
dalam bentuk transfer uang dari Pemerintah kepada
pemangku kepentingan (stakeholders) kepramukaan
dengan memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 2
Pengelolaan dan pertanggungjawaban kegiatan
Bantuan Pemerintah untuk kegiatan pelatihan
pengembangan kepramukaan tahun anggaran 2018,
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
ini dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PERSYARATAN DAN PROSEDUR
BAB III : MEKANISME BANTUAN
BAB IV : PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN
BAB V : PENUTUP

Pasal 3
Bantuan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Pasal 1 dilaksanakan dalam bentuk trans-
fer uang secara sekaligus atau bertahap uang ke
Rekening Penerima Bantuan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 4
Peraturan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda ini
sebagai petunjuk teknis yang dijadikan dasar/

5|
landasan dalam pelaksanaan kegiatan Bantuan
Pemerintah untuk mendukung kegiatan pelatihan
pengembangan kepramukaan kepada pemangku
kepentingan (stakeholders) kepramukaan yang
memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 5
Segala pembiayaan sebagai akibat ditetapkannya
Peraturan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda ini
dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Satuan Kerja (SATKER) Bidang Pengembangan
Pemuda pada Kementerian Pemuda dan Olahraga
Tahun Anggaran 2018.

Pasal 6
Peraturan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda,
Kementerian Pemuda dan Olahraga ini mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal


21 Desember 2017

DEPUTI BIDANG
PENGEMBANGAN PEMUDA,

M. ASRORUN NI’AM SHOLEH

6|
LAMPIRAN PERATURAN
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN PEMUDA
NOMOR : 21 TAHUN 2017 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH
DALAM AKUN BELANJA BARANG LAINNYA UNTUK
DISERAHKAN KEPADA MASYARAKAT/PEMERINTAH
DAERAH GUNA MENDUKUNG KEGIATAN PELATIHAN
PENGEMBANGAN KEPRAMUKAAN TAHUN ANGGARAN
2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka, sangat memberikan arti yang
penting bagi pembinaan dan pengembangan pendidikan
kepramukaan, karena didalam undang-undang tersebut
memuat antara lain dasar, fungsi dan tujuan Kepra-
mukaan, prinsip penyelenggaraan kegiatan Kepramu-
kaan, hak dan kewajiban, tugas, wewenang dan tang-
gungjawab pemerintah dan pemerintah daerah.
Pasal-pasal yang berkaitan dengan pembinaan dan
pengembangan Pendidikan Kepramukaan sebagaimana
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka, Pendidikan Kepramukan adalah proses
pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak
mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan

7|
nilai-nilai kepramukaan dilakukan oleh organisasi yang
dibentuk oleh pramuka antara lain: gugus depan, pusat
pendidikan dan pelatihan kepramukaan, satuan
komunitas pramuka, satuan karya pramuka, gugus
darma pramuka, kwartir (bab 1 pasal 1 butir
4,5,6,7,8,9,10 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka).
Kemudian dalam Pasal 36 huruf b juga menyebutkan
bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas
membimbing, mendukung dan membantu penye-
lenggaraan pendidikan kepramukaan secara berke-
lanjutan dan berkesinambungan” dan huruf c “Pemerin-
tah dan Pemerintah Daerah bertugas membantu
ketersediaan tenaga, dana dan fasilitas yang diperlukan
untuk Pendidikan Kepramukaan”.
Selanjutnya memperhatikan Pasal 37 ayat (1) dan (2)
bahwa:
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah berwenang
untuk melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Pendidikan Kepramukaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan penyeleng-
garaan Pendidikan Kepramukaan sebagai dimak-
sud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri dan
Gubernur, serta Bupati/Walikota.
Dengan berpijak pada Undang-undang Nomor 12 Tahun
2010 tentang Gerakan Pramuka, Kementerian Pemuda
dan Olahraga sebagai lembaga pemerintah yang

8|
bertanggungjawab atas pembinaan dan pengembangan
pendidikan Kepramukaan yang dilakukan oleh Lembaga
Kwartir Daerah dan/atau Kwartir Cabang Gerakan
Pramuka.
Mengingat dukungan dana yang dialokasikan untuk
pengembangan Pendidikan Kepramukaan berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maka
segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan
dana tersebut harus disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku. Untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pelaksanaan program, maka dana APBN
yang diberikan berupa dukungan kegiatan perlu ditata
dengan baik.
Dengan demikian kepada pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pengelolaan dana dukungan kegiatan
yang termasuk dalam kriteria pada uraian dalam
petunjuk teknis ini, dapat melaksanakan kegiatan dan
mempertanggungjawabkannya dengan baik.

B. Pengertian
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Bantuan pada akun Belanja Barang Lainnya yang
diserahkan kepada masyarakat/pemerintah daerah
adalah kegiatan pemberian bantuan dalam bentuk
transfer uang secara sekaligus atau bertahap dari
Pemerintah kepada Kwartir Daerah dan/atau
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka untuk pelatihan
pengembangan pendidikan kepramukan;
2. Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara, yang

9|
selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keua-
ngan tahunan pemerintah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat yang ditetapkan dalam bentuk
Undang-Undang setiap tahunnya.
3. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pemben-
tukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak
mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai kepramukaan.
4. Kwartir Daerah Gerakan Pramuka adalah satuan
organisasi pengelola Gerakan Pramuka yang dipimpin
secara kolektif pada tingkat Provinsi.
5. Kwartir Cabang Gerakan Pramuka adalah satuan
organisasi pengelola Gerakan Pramuka yang dipimpin
secara kolektif pada tingkat Kabupaten/Kota.

C. Tujuan
Tujuan pengalokasian anggaran Bantuan Pemerintah
kepada Lembaga Kwartir Daerah dan/atau Kwartir
Cabang Gerakan Pramuka adalah untuk membentuk
kepribadian generasi muda sehingga memiliki penge-
ndalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan ke-
hidupan lokal, nasional dan global.

D. Sasaran
Sasaran program dukungan kegiatan Kwartir Daerah
dan/atau Kwartir Cabang Gerakan Pramuka adalah
untuk mendukung kegiatan pelatihan pengembangan
pendidikan Kepramukaan.

10 |
E. Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk mendu-
kung kegiatan pelatihan pengembangan pendidikan
Kepramukaan adalah sebesar Rp. 8.500.000.000,-
(delapan milyar lima ratus juta rupiah) yang dialokasikan
untuk 34 (tiga puluh empat) paket, senilai
@ Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)
per paket bagi pemangku kepentingan (stakeholders)
kepramukaan.

F. Bentuk Kegiatan yang diberikan bantuan


Bentuk program/kegiatan yang dapat dibiayai dengan
dana Bantuan Pemerintah guna mendukung kegiatan
pelatihan pengembangan pendidikan Kepramukaan
adalah program kegiatan Kepramukaan dengan cakupan
untuk seluruh peserta didik kepramukaan yang berusia
16 sampai 25 tahun atau Tingkat Penegak/Pandega.
Adapun komponen yang dibiayai dalam kegiatan ini
meliputi:
1. Alat Tulis Kantor (ATK) dan Seminar Kit;
2. Akomodasi dan Konsumsi;
3. Transport (panitia, narasumber dan peserta);
4. Honor (panitia, narasumber dan peserta);
5. Pelaporan dan dokumentasi;
6. Penghargaan/hadiah;
7. Pajak terkait pengeluaran tersebut di atas sesuai
peraturan pajak PPN dan PPH.

11 |
G. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan Bantuan Pemerintah dilak-
sanakan secara bertahap sebagai berikut:
1. Sosialisasi bulan Januari sampai Desember 2018;
2. Penerimaan proposal dari tanggal 2 Januari sampai
15 Desember Tahun 2018;
3. Verifikasi proposal dan verifikasi lapangan dari
tanggal 2 Januari sampai 15 Desember 2018;
4. Rapat hasil verifikasi (tentative);
5. Proses administrasi Pencairan tanggal 1 Februari
sampai 20 Desember 2018;
6. Pelaksanaan kegiatan bulan Februari sampai
Desember 2018.

BAB II
PERSYARATAN DAN PROSEDUR

A. Persyaratan
Kwartir Daerah dan/atau Kwartir Cabang Gerakan
Pramuka sebagai calon penerima dana Bantuan
Pemerintah wajib memperhatikan prinsip sebagai
berikut:
1. Kegiatan yang dilaksanakan adalah yang
direncanakan, dikerjakan dan diawasi oleh Lembaga
Kwartir Daerah dan/atau Kwartir Cabang Gerakan
Pramuka;
2. Sasaran kegiatan ditentukan oleh Kementerian
sebagai penanggungjawab anggaran;
3. Pekerjaan utama tidak boleh menggunakan sub

12 |
kontrak.
Selanjutnya, calon penerima Bantuan Pemerintah, wajib
melampirkan persyaratan seperti dibawah ini:
1. Mengajukan surat permohonan dana dukungan
kegiatan;
2. Menyertakan proposal kegiatan yang ditandatangani
oleh Ketua/Sekjen atau pimpinan lembaga;
3. Foto copy AD/ART;
4. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) lembaga;
5. Foto copy rekening bank atas nama lembaga;
6. Foto copy struktur dan kepengurusan yang masih
berlaku;
7. Rencana dan program kerja.

B. Prosedur
1. Pemohon mengajukan proposal permohonan
disertai surat pengantar proposal yang ditujukan
kepada Menteri Pemuda dan Olahraga c.q. Deputi
Bidang Pengembangan Pemuda yang ditembuskan
ke Dinas Pemuda dan Olahraga/Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) yang menangani urusan
pemerintahan di bidang kepemudaan/kepramu-
kaan setempat;
2. Deputi Bidang Pengembangan Pemuda
memerintahkan Asisten Deputi Organisasi
Kepemudaan dan Pengawasan Kepramukaan
untuk memproses permohonan sampai ditetapkan
penerima bantuan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK);

13 |
3. Asisten Deputi Organisasi Kepemudaan dan
Pengawasan Kepramukaan mendisposisi permo-
honan kepada Tim Verifikasi;
4. Tim Verifikasi melakukan verifikasi terhadap
kelayakan proposal pemohon yang memenuhi
persyaratan untuk mendapatkan Bantuan.
5. Tim Verifikasi menerbitkan berita acara hasil
verifikasi;
6. PPK menandatangani Surat Penetapan Penerima
Bantuan yang disahkan oleh KPA;
7. PPK menandatangani Perjanjian Kerjasama de-
ngan Penerima Bantuan;
8. Proses pencairan dilakukan setelah Perjanjian
Kerjasama ditanda tangani antara penerima
bantuan dengan PPK sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
9. Penandatangan Surat Pertanggung Jawaban
Mutlak (SPTJM) oleh penerima bantuan;
10. Penandatangan Surat Pertanggung Jawaban Be-
lanja (SPTJB) oleh penerima bantuan.

C. Proses Penyaluran dan Pencairan Bantuan


Pencairan dana Bantuan dapat dilakukan secara
sekaligus (100%) atau bertahap melalui mekanisme
transfer uang (LS) ke Rekening Penerima Bantuan,
dengan terlebih dahulu ditetapkan oleh KPA dengan
mempertimbangkan jumlah dana dan waktu
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

14 |
1. Pencairan dana kegiatan bantuan secara bertahap
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari
keseluruhan dana kegiatan bantuan setelah
Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh
penerima bantuan dan PPK;
b. Tahap II sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
keseluruhan dana kegiatan bantuan setelah
Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh
penerima bantuan dan PPK.
2. Penerima bantuan mengajukan permohonan
pencairan dana kegiatan bantuan kepada PPK
dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Pembayaran sekaligus atau tahap I dilampiri:
1) Rencana pengeluaran dana kegiatan
bantuan yang akan dicairkan secara
sekaligus atau bertahap;
2) Perjanjian Kerjasama yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan;
3) Kuitansi buku penerima uang yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan;
4) Surat Pertanggung Jawaban Mutlak
(SPTJM)
b. Pembayaran Tahap II dilampiri:
1) Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan;
2) Laporan pertanggungjawaban penggunaan
dana tahap sebelumnya;
3) Surat Pertanggung Jawaban Belanja

15 |
(SPTJB) atas kebenaran belanja yang telah
dilakukan pada tahap sebelumnya.
3. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) menyam-
paikan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang
ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dan BPP dengan melampirkan kelengkapan
dokumen diajukan kepada Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PPSPM) dan/atau
Bagian Verifikasi yang menangani bantuan untuk
diuji dan dinilai serta diperiksa kelengkapannya
dan kesesuaian administra-sinya;
4. Apabila Tim Penguji dan Penilai pada PPSPM
dan/atau Bagian Verifikasi yang menangani
bantuan menyatakan benar dan lengkap, maka
akan diterbitkan Surat Perintah Membayar (SPM),
namun apabila dalam hal pengujian dinyatakan
belum sesuai atau terdapat kekurangan, maka
dokumen tersebut akan dikembalikan kepada PPK
untuk disesuaikan/diperbaiki, setelah diperbaiki
kemudian diserahkan kembali kepada PPSPM
dan/atau Bagian Verifikasi yang menangani
bantuan untuk diterbitkan SPM.
5. Selanjutnya, SPM yang diterbitkan dari PPSPM
dan/atau Bagian Verifikasi yang menangani
bantuan, diserahkan ke Bendahara Pengeluaran
(BP) dan/atau Bagian Keuangan yang menangani
bantuan dengan melampirkan dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk dilakukan validasi dan
pengajuan SP2D ke Kantor Pelayanan Perben-

16 |
daharaan Negara (KPPN) agar dana yang dialok-
asikan dapat diterbitkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D);
6. Apabila seluruh ketentuan pencairan bantuan
telah dipenuhi, maka KPPN akan mentransfer
dana bantuan melalui rekening Penerima Bantuan
sesuai dengan ketentuan perundangan yang
berlaku.

D. Verifikasi
1. Tim Verifikasi
Tim Verifikasi dibentuk berdasarkan Keputusan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satuan Kerja
(Satker) Bidang Pengembangan Pemuda Kemente-
rian Pemuda dan Olahraga.
Tim Verifikasi bersifat gasal/ganjil dengan memper-
hatikan kompetensi dan profesionalitas serta meru-
pakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berasal
dari unsur perwakilan Unit di Lingkungan Asisten
Deputi Organisasi Kepemudaan dan Penga-wasan
Kepramukaan dan/atau Unit Kerja lain di
Lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda.
2. Tugas Tim Verifikasi
Untuk memproses permohonan bantuan, Tim
Verifikasi bertugas sebagai berikut:
a. Melakukan pemeriksaan atas kelengkapan
administrasi, legalitas, dan kelayakan substansi
proposal;
b. Melakukan verifikasi lapangan apabila diperlukan;

17 |
c. Melakukan pembahasan atas hasil telaah dan
verifikasi administrasi dan/atau verifikasi
lapangan (fact finding) untuk merekomendasikan
calon penerima bantuan sebagai usulan kepada
PPK;
d. Membuat berita acara dan menandatangani hasil
telaah dan verifikasi;
e. Melaporkan dan menyampaikan hasil telaah dan
verifikasi kepada PPK daftar usulan calon
penerima bantuan pemerintah untuk diproses
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Pelaksanaan Verifikasi
Seleksi penerima bantuan dilakukan oleh Tim
Verifikasi. Seleksi terdiri atas verifikasi administrasi
dan/atau verifikasi lapangan jika diperlukan.
a. Verifikasi Administrasi
Verifikasi administrasi meliputi legalitas dan
substansi proposal guna meneliti kelayakan
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
Tim Verifikasi membuat laporan hasil verifikasi
dan telaah terhadap kelayakan proposal yang
memenuhi persyaratan.
b. Verifikasi Lapangan
Jika memerlukan verifikasi lapangan, maka
verifikasi lapangan dilakukan terhadap calon
penerima bantuan untuk mengetahui:
1) Keberadaan organisasi/lembaga yang me-
ngajukan proposal;
2) Kelayakan organisasi/lembaga yang akan

18 |
menerima bantuan
3) Kemampuan sumber daya manusia organi-
sasi/lembaga dalam penyelenggaraan pro-
gram/kegiatan;
4) Kesesuaian antara proposal dengan
kenyataan yang ada di lapangan; dan
5) Komitmen pengelola organisasi/lembaga da-
lam memanfaatkan bantuan dan penyeleng-
garaan program/kegiatan yang akan dilak-
sanakan beserta pertanggung jawa-bannya.
4. Laporan Hasil Verifikasi
Tim Verifikasi membuat laporan hasil verifikasi dan
telaah terhadap kelayakan proposal yang memenuhi
persyaratan mendapatkan bantuan kepada PPK
untuk diproses lebih lanjut sesuai prosedur yang
telah ditentukan.

E. Penilaian
Penilaian dilakukan berdasarkan uraian yang ada
dalam proposal dan persyaratan administrasi,
termasuk bobot kegiatan yang dilakukan oleh
penerima bantuan. Oleh sebab itu, proposal yang
dinilai akan berdampak pada kelayakan untuk
mendapatkan bantuan dan nilai/jumlah dana
bantuan yang akan diberikan. Setiap proposal yang
masuk akan diverifikasi oleh tim untuk menentukan
layak atau tidak mendapat bantuan.

19 |
Bagi proposal yang telah diverifikasi, walaupun
dinyatakan layak mendapatkan bantuan namun
karena keterbatasan dana anggaran dan waktu yang
tersedia maka bantuan tersebut tidak dapat
diberikan.

F. Perjanjian Kerjasama
Bantuan diberikan kepada penerima dengan didahului
penandatangan Perjanjian Kerjasama antara Penerima
Bantuan dengan PPK. Perjanjian Kerjasama tersebut
memuat antara lain:
1. Dasar pembuatan perjanjian kerja sama;
2. Nomor dan tanggal DIPA, Kode Kegiatan/Sub Kegia-
tan/Kode Akun;
3. Nomor dan tanggal surat perjanjian;
4. Nama para pihak yang terlibat dalam perjan-
jian yang disahkan oleh Deputi Bidang Pengem-
bangan Pemuda selaku KPA, yang wajib mela-
kukan Perjanjian Kerjasama;
5. Rekening Penerima Bantuan dan Jumlah Bantuan
yang diberikan;
6. Tata cara dan syarat yang diperjanjikan;
7. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk
menggunakan bantuan sesuai dengan rencana yang
telah disepakati;
8. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk
menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke kas
negara;
9. Hak dan kewajiban para pihak;
20 |
10. Ketentuan sanksi;
11. Penyampaian laporan pertanggujawaban kegiatan
kepada PPK setelah pekerjaan selesai; dan
12. Tanda tangan dan nama para pihak yang terlibat
dalam perjanjian kerjasama.

BAB III
MEKANISME BANTUAN

A. Pengelolaan Kegiatan
Penerima Bantuan yang dialokasikan APBN digunakan
untuk mendukung kegiatan pelatihan pengembangan
pendidikan kepramukaan. Kwartir Daerah dan/atau
Kwartir Cabang selaku penerima bantuan akan
diberikan pentahapan mekanisme sebagai berikut:
1. Sosialisasi bantuan
Sosialisasi adalah bentuk kegiatan yang bersifat
massal atau tersendiri kepada penerima dana
dukungan. Sosialisasi bermaterikan hal-hal yang
mencakup pengertian dan arah dukungan, kebijakan
Pemerintah dan persyaratan/peraturan/ketentuan
yang berlaku, prosedur dan mekanisme pengelolaan
dana dukungan, cara melaksanakan dana dukungan
dan penyampaian laporan.
2. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan adalah rangkaian pelaksa-
naan atau proses kegiatan dan hasil yang dicapai.
3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh tim yang

21 |
ditunjuk oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemuda
selaku penanggungjawab program untuk menilai
kelayakan pelaksanaan kegiatan yang mendapat
dana dukungan.

B. Pemanfaatan Bantuan
Kwartir Daerah dan/atau Kwartir Cabang yang telah
menerima dana Bantuan Pemerintah yang bersumber
dari APBN dapat memanfaatkan penggunaan sebagai
berikut:
1. Belanja bahan;
2. Belanja honor;
3. Belanja barang non operasional lainnya;
4. Belanja jasa profesi;
5. Belanja sewa, dan/atau;
6. Belanja perjalanan lainnya.
Penggunaan dana bantuan dilarang untuk belanja yang
sifatnya aset tetap atau belanja modal yang dapat
dicatatkan atau di inventarisasi dalam Barang Milik
Negara (BMN) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

C. Proposal dan Rincian Belanja


Secara umum, proposal untuk mendapatkan dana
dukungan kegiatan memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Surat permohonan disampaikan oleh Ketua/Kepala/
Pimpinan/Sekretaris Lembaga Kwartir Daerah dan/
atau Kwartir Cabang kepada Menteri Pemuda dan
Olahraga c.q. Deputi Bidang Pengem-bangan Pemuda;

22 |
2. Proposal disampaikan rangkap 3 (tiga) dengan
substansi sekurang-kurangnya memuat:
a. Latar belakang
b. Tujuan kegiatan
c. Sasaran kegiatan
d. Waktu/jadwal dan tempat kegiatan
e. Peserta
f. Susunan kepanitiaan
g. Rincian Anggaran Biaya yang dibutuhkan (rincian
sesuai dengan jenis pengeluaran)
h. Penutup

BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN

Penerima Bantuan Pemerintah wajib menyampaikan


laporan secara tertulis sesuai dengan tahapan pencairan
dana kepada Deputi Bidang Pengembangan Pemuda
selaku penanggungjawab program paling lambat 14
(empat belas) hari setelah kegiatan selesai
dilaksanakan yang terdiri dari dua jenis laporan, yaitu
laporan kegiatan dan laporan keuangan dengan
sistematika penyampaian laporan sekurang-kurangnya
memuat:

A. Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan merupakan gambaran kongkrit dari
rangkaian kegiatan yang dilakukan dan dibiayai

23 |
melalui APBN. Laporan kegiatan minimal memuat
hal-hal sebagai berikut:
1. Latar belakang
2. Dasar
3. Tujuan
4. Sasaran
5. Pokok-Pokok Kegiatan
6. Bentuk Kegiatan
7. Peserta
8. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
9. Langkah- langkah pelaksanaan kegiatan
10. Hasil yang dicapai
11. Realisasi dan pertanggungjawaban anggaran
12. Lampiran-lampiran (data pendukung).

B. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan


1. Laporan pertanggungjawaban keuangan merupa-
kan satu kesatuan dari laporan kegiatan yang
disampaikan sesuai dengan tahapan pencairan
dana. Laporan pengeluaran anggaran biaya
dibuktikan dengan kwitansi, daftar hadir, setoran
pajak, dan bukti lainnya yang berkaitan dengan
pembiayaan dari Bantuan Laporan Keuangan
memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Rekapitulasi Pengeluaran;
b. Kwitansi dan daftar tanda terima;
c. Surat Perintah Kerja (SPK) untuk pembe-
lanjaan barang/jasa di atas Rp. 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah);

24 |
d. Bukti setoran pajak;
e. Daftar hadir (untuk rapat-rapat);
f. Bukti perjalanan (surat tugas, Tiket, Boarding
Pas, bukti penginapan, serta bukti pendukung
lainnya).
2. Laporan pertanggungjawaban keuangan berpe-
doman pada Standar Biaya Masukan TA 2018
(SBM) sebagaimana diatur dalam ketentuan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.
02/2017 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2018.
3. Bukti-bukti tersebut disampaikan hanya
fotocopynya saja. Aslinya disimpan oleh organi-
sasi/lembaga Penerima Bantuan.
4. Laporan dijilid rangkap 4 (empat), satu rangkap
ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga,
3 (tiga) rangkap ditujukan kepada Deputi Bidang
Pengembangan Pemuda, dan dikirimkan ke :
a. Menteri Pemuda dan Olahraga, Gedung Grha
Pemuda Lantai 10, Jl. Gerbang Pemuda No. 3
Senayan Jakarta 10270, dan
b. Deputi Bidang Pengembangan Pemuda
melalui Asisten Deputi Organisasi Kepemu-
daan dan Pengawasan Kepramukaan, yang
beralamat di Gedung Grha Pemuda Lantai 8
Jl. Gerbang Pemuda No. 3 Senayan Jakarta
Pusat Telp/Fax. (021) 5731887.

25 |
C. Hal-Hal Teknis Lainnya
1. Larangan Penggunaan Dana
Dana Bantuan Pemerintah untuk mendukung
kegiatan pelatihan pengembangan kepramukaan
tahun anggaran 2018 tidak diperkenankan untuk
dipergunakan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengeluaran-pengeluaran operasional rutin
kantor, seperti Alat Tulis Kantor, biaya listrik,
air, gas dan telepon;
b. Pengeluaran untuk biaya perjalanan/transport
yang sifatnya rutin;
c. Pengeluaran untuk gaji/honor bulanan yang
sifatnya rutin;
d. Pengeluaran-pengeluaran untuk pengadaan
aset atau Belanja Modal;
e. Pengeluaran untuk biaya partisipasi.
2. Kemudian disetiap pelaksanaan kegiatan terkait
dana Bantuan Pemerintah untuk mendukung
kegiatan pelatihan pengembangan kepramukaan
tahun anggaran 2018 di Kwartir Daerah dan/atau
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka harus menghadir-
kan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dari
Kementerian Pemuda dan Olahraga antara lain:
a. 1 (satu) orang dari Asisten Deputi Organisasi
Kepemudaan dan Pengawasan Kepramukaan,
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda
sebagai Narasumber;
b. 1 (satu) orang dari Asisten Deputi Organisasi
Kepemudaan dan Pengawasan Kepramukaan

26 |
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda
sebagai petugas monitoring.
Segala pembiayaan yang timbul pada ketentuan di
atas, dibebankan pada dana bantuan pemerintah
dalam akun belanja barang lainnya untuk
diserahkan kepada masyarakat/pemerintah daerah
guna mendukung kegiatan pelatihan pengembangan
kepramukaan tahun anggaran 2018 pada Kwartir
Daerah dan/atau Kwartir Cabang Gerakan Pramuka.
3. Setiap publikasi, baik cetak maupun on-line wajib
mencantumkan logo Kemenpora, Asian Games dan
Asian Para Games 2018; dan
4. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan hendaknya
diekspos melalui media sosial.

D. Sanksi
Apabila terjadi penyimpangan pengelolaan,
penggunaan dan pertanggungjawaban dalam
memanfaatkan dana bantuan pemerintah yang
telah termaktub dalam Perjanjian Kerjasama,
Penerima Bantuan bertanggungjawab sepenuhnya
atas segala sesuatu, termasuk pengembalian dana
bantuan yang telah diterima ke kas negara
(sepenuhnya) dan akan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

E. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan secara
internal pada organisasi/lembaga penerima bantuan

27 |
pemerintah, selain itu monitoring, evaluasi serta
supervisi dan pendampingan dapat dilakukan oleh tim
dari Kementerian Pemuda dan Olahraga:
1. Monitoring dari Kementerian Pemuda dan
Olahraga merupakan Pengawasan dan Pemerik-
saaan terhadap penerima bantuan yang dilakukan
oleh pengawas internal yakni Inspek-torat
Kementerian Pemuda dan Olahraga, atau BPKP
sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah. Aparat penga-
wasan eksternal dari BPK-RI.
2. Evaluasi bantuan pemerintah kepada organisasi/
lembaga dilakukan dengan cara, yaitu:
a. Evaluasi administrasi yang menyangkut hal-
hal yang berhubungan dengan laporan
pertanggungjawaban kegiatan dan keuangan;
b. Evaluasi kegiatan yang menyangkut hal-
hal yang berhubungan dengan bentuk dan
hasil serta dampak kegiatan. Evaluasi
kegiatan secara tidak langsung dapat dilihat
dari informasi yang beredar melalui media
massa dan penilaian masyarakat serta
peninjauan langsung ke lapangan.
3. Evaluasi bertujuan untuk:
a. Mengetahui tingkat keberhasilan organisasi/
lembaga penerima bantuan dalam men-
jalankan program/kegiatan;
b. Menilai kualitas dan manfaat dari hasil

28 |
program/kegiatan yang dilaksanakan oleh
Penerima Bantuan;
c. Menilai kelayakan kelanjutan program/
kegiatan;
d. Menilai kinerja pengelola program/kegiatan
dan tantangan yang dihadapi sekarang dan
yang akan datang.

F. Pengawasan dan Audit Keuangan


Pengawasan dan pemeriksaan terhadap penerima
bantuan dilakukan oleh pengawas internal yakni
Inspektorat Kementerian Pemuda dan Olahraga,
maupun aparat pengawasan eksternal dari Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)
dan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).

G. Jasa Giro/Bunga Bank dan Sisa Anggaran


1. Berdasarkan pasal 2 ayat (1) huruf a Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak, bahwa:
“jasa penerimaan yang termasuk kelompok
penerimaan Negara bukan pajak bersumber dari
pengelolaan dana pemerintah, antara lain
penerimaan jasa giro, sisa anggaran pemba-
ngunan dan sisa anggaran rutin”.
2. Jasa giro/bunga bank dan sisa dana yang tidak
digunakan untuk dukungan dana yang berasal
dari bantuan Kementerian Pemuda dan Olahraga

29 |
wajib disetor ke kas negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
melalui rekening BNI Cabang Senayan Nomor
530436431 atas nama BPn 088 Kesekretariatan
Kemenpora 418135.

H. Ketentuan Perpajakan
Penerima Bantuan wajib membayar pajak atas
transaksi yang terjadi dalam rangka pelaksanaan
program/kegiatan, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, antara lain:
1. Pajak atas pembelian barang yang telah dibayar
oleh toko, harus disertai dengan tanda bukti
potong pajak yang sah; dan
2. Pajak yang dipungut oleh organisasi/lembaga
harus disetor ke kantor pajak setempat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

I. Pelayanan Informasi Dan Pengaduan Masyarakat


Dalam rangka transparansi/keterbukaan terhadap
masyarakat untuk ikut mengontrol pelaksanaan
program Bantuan Pemerintah apabila terjadi
penyimpangan-penyimpangan penggunaan dana
bantuan pemerintah oleh pihak penerima bantuan
dan/atau pelaksana program/kegiatan, informasi/
pengaduan tersebut dapat disampaikan kepada
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda u.p Asisten
Deputi Organisasi Kepemudaan dan Pengawasan

30 |
Pramuka, Grha Pemuda dan Olahraga, Jalan
Gerbang Pemuda No. 3 Senayan, Jakarta Pusat
10270. Selain itu, pelaporan dan/atau pengaduan
dapat disampaikan melalui laporan aduan melalui
Helo Kemenpora 1500-928 yang tercantum pada
website resmi: www.kemenpora.go.id.

BAB V
PENUTUP

Peraturan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda tentang


Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Dalam
Akun Belanja Lainnya Yang Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemerintah Daerah Guna Mendukung
Kegiatan Pelatihan Pengembangan Kepramukaan Tahun
Anggaran 2018 merupakan standar minimum untuk
dijadikan acuan oleh Penerima Bantuan yang akan
mendapatkan bantuan dari Pemerintah melalui APBN,
serta dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan
penyaluran bantuan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan sehingga keseluruhan proses
pelaksanaannya dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.
Masyarakat/Pemerintah Daerah, Kwartir Daerah dan/
atau Kwartir Cabang Gerakan Pramuka diharapkan dapat
mengikuti ketentuan dan peraturan perundang-undangan
terkait pengelolaan bantuan. Hal ini berkaitan dengan
kebijakan Pemerintah yang harus mengikuti arah

31 |
transparansi dan akuntabilitas keuangan negara sesuai
dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Program dan kegiatan ini merupakan stimulan untuk
mendorong terbinanya jalinan kerjasama antara
Pemerintah dan masyarakat dalam menyelenggarakan
pelbagai kegiatan yang berdampak strategis bagi
Pengembangan Pendidikan Kepramukaan tingkat Nasional
maupun Internasional.

DEPUTI BIDANG
PENGEMBANGAN PEMUDA

M. ASRORUN NI’AM SHOLEH

32 |

Anda mungkin juga menyukai