1) DEFINISI
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika
alatalatreproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. ( Barbara F. weller 2005 Post
partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat alatserta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. (AbdulBari
Saifuddin,2002 ).
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebu masa nifas (puerperium) yaitu
masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010).
Anatomi Dan Fisiologi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam rongga
pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di perineum.
Struktur reproduksi interna dan eksterna berkembang menjadi matur akibat rangsang hormon
estrogen dan progesteron (Bobak, 2005).
1. Stuktur eksterna
a. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini berartI
penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran panjang, mulai klitoris,
kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang dibatasi perineum.
b. Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis
pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan ditumbuhi rambut
berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons berperan dalam
sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama
c. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi
lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang
dari mons pubis ke arah
d. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang
panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah bawah dari bawah
klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara bagian lateral dan anterior labia
biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa
vagina.
e. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di
bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat adalah
sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitif dari
pada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glans dan badan klitoris
membesar.
f. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lojong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara
uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum
yang tipis dan agak
berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia. Kelenjar vestibulum mayora adalah
gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora, masing-masing satu pada setiap sisi
orifisium vagina.
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah
orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis terletak di antara fourchette
dan himen
h. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
2) Struktur interna
a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopi.
Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian mesovarium ligamen lebar
uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista
iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii proprium, yang mengikat ovarium ke uterus.
Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke arah
lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap
ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi
merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba, sebagian oleh silia,
tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen dan prostaglandin
mempengaruhi gerakan peristaltis. Aktevites peristaltis tuba fallopi dan fungsi sekresi
lapisan mukosa yang terbesar ialah pada saat ovulasi.
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak mirip
buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila di tekan,
licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang merupakan tonjolan
bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang merupakan bagian utama
yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni bagian sedikit konstriksi yang
menghubungkan korpus dengan serviks dan dikenal sebagai sekmen uterus bagian
bawah pada masa hamil. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan
peremajaan endometrium, kehamilan dan
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap stimulai
esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus menstruasi
dan selama masa hamil. Sel-sel yang di ambil dari mukosa vagina dapat digunakan
untuk mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan vagina berasal dari traktus
genetalis atas atau bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi antara laktobasilus vagina
dan glikogen mempertahankan keasaman. Apabila pH nik diatas lima, insiden infeksi
vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina mempertahankan
kebersihan relatif vagina.
3) ETIOLOGI
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat
hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan.
a. kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga
parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung
12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
b. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit,
dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai
dengan pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban pecah pada pembukaan
mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan. Kedua kekuatan, His dan mengejan
lebih mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu. Kepala lahir seluruhnya
dan diikuti oleh putar paksi luar. Setelah putar paksi luar berlangsung kepala dipegang
di bawah dagu di Tarik
c. ke bawah untuk melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak di ikat
untuk melahirkan sisa badan bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
d. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya
bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta. Lepasnya plasenta dapat ditandai dengan uterus
menjadi bundar, uterus terdorong ke atas, tali pusat bertambah panjang dan terjadi
perdarahan.
perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama, observasi yang
Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin, dan faktor
persalinan pervaginam :
a. Faktor Ibu
Paritas paritas adalah jumlah kehamilan yang mampu menghasilkan janin hidup di
terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan, tanpa
Meneran Secara fisiologis ibu akan merasakan dorongan untuk meneran bila
pembukaan sudah lengkap dan reflek ferguson telah terjadi. Ibu harus didukung
untuk meneran dengan benar pada saat ia merasakan dorongan dan memang ingin
mengejang (Jhonson, 2004). Ibu mungkin merasa dapat meneran secara lebih
b. Faktor Janin
Makrosomia adalah berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000 gram (Rayburn,
2001).
vagina seperti distosia bahu, kerusakan fleksus brakialis, patah tulang klavikula,
dan kerusakan jaringan lunak pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan pada
a) Presentasi Muka
Presentasi muka atau presentasi dahi letak janin memanjang, sikap extensi
glabella dan dagu, sedang pada presentasi dahi bagian terendahnya antara
b) Presentasi Dahi
c) Presentasi Bokong
Vakum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan, janin dilahirkan dengan
kepalanya ( Mansjoer,)
2002).
2) Ekstrasi Cunam/Forsep
pengurangan volume atau merubah struktur organ tertentu pada bayi dengan tujuan
untuk memberi peluang yang lebih besar untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi
4) Persalinan Presipitatus
uterus dan rahim yang terlau kuat, atau pada keadaan yang sangat jarang
dijumpai, tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut
1. Sistem reproduksi
a. Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini
dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi
menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr dua minggu
setelah lahir. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada
minggu keenam, beratnya menjadi 5060gr. Pada masa pasca partum penurunan
kadar hormon
yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir,
hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur
2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskular dan trombus
menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul tidak
d. Lochea
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula berwarna merah, kemudian
menjadi merah tua atau merah coklat. Lochea rubra terutama mengandung darah dan
debris desidua dan debris trofoblastik. Aliran menyembur menjadi merah setelah 2-4
hari. Lochea serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan.
Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, cairan berwarna kuning atau putih. Lochea alba
mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea alba
e. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca partum, serviks
memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula.
Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama
sebelum hami, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada
sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan semenonjol pada wanita nulipara.
2. Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental
darah menurun secara yang bermakna pada masa puerperium. Kadar esterogen dan
b. Hormon hipofisis
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak
menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui
hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui di simpulkan
ovarium tidak
berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat (Bowes, 1991).
3. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya akan menonjol
dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan sekitar 6
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan.
Diperlukan kira-kira dua smpai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan
dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil (Cunningham, dkk
; 1993).
5. Sistem cerna
a. Nafsu makan.
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anestesia, dan keletihan, ibu merasa
sangat lapar.
b. Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selam waktu
c. Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu
melahirkan.
6. Payu dara
jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi dailakukan pada hari kedua dan
ketiga. Pada hari ketiga atau keempat pasca partum bisa terjadi pembengkakan.
Payudara teregang keras, nyeri bila ditekan, dan hangat jika di raba.
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan, yakni
kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara teraba hangat dan keras ketika disentuh.
Rasa nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan dapat
7. Sistem kardiovaskuler
a. Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya kehilangan darah
Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat tetapi
terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebapkan
volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi
lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume sebelum lahir.
b. Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa
hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih
tinggi selama 30 sampai 60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero
c. Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita dalam keadaan normal.
Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan perpindahan normal cairan tubuh yang
menyebapkan volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu ketiga dan
keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume
sebelum lahir.
d. Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa
hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih
tinggi selama 30 sampai 60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero
e. Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita dalam keadaan normal.
Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan tekanan darah sistol maupun diastol
dapat timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita melahirkan
2. PATOFISIOLOGI
1. Adaptasi Fisiologi
a. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini
dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap
ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan
bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus
mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24
jam. Pada hari pasca partum keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi
menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr 2 minggu setelah lahir. Satu
minggu setelah
melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60
gr. Peningkatan esterogen dan progesteron bertabggung jawab untuk pertumbuhan masif
uterus selama hamil. Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon menyebapkan
terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel
tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit
Kontraksi intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar.
homeostasis pasca partum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah
intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon oksigen
yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi
pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas
kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi
uterus, suntikan oksitosin secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah
plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di
payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan
oksitosin.
3. Adaptasi psikologis
Menurut Hamilton, 1995 adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase yaitu :
b. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan Fase ini dimulai pada hari
ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai kelima. Sampai
hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal
baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang
dengan baik
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga
telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh pasian telah sembuh,
perasan rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan seksualnya telah dilakukan
kembali.
Patway
3. KOMPLIKASI
Perdarahan
Perdarahan adalah penyebap kematian terbanyak pada wanita selama periode post
partum. Perdarahan post partum adalah : kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah
kelahiran kriteria perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:
Perdarahan post partum dapat diklasifikasi menurut kapan terjadinya perdarahan dini
terjadi 24 jam setelah melahirkan. Perdarahan lanjut lebih dari 24 jam setelah melahirkan,
syok hemoragik dapat berkembang cepat dan menadi kasus lainnya, tiga penyebap utama
perdarahan antara lain :
a. Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini
merupakan sebap utama dari perdarahan post partum. Uterus yang sangat teregang
(hidramnion, kehamilan ganda, dengan kehamilan dengan janin besar), partus lama dan
b. laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan
c. Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebapkan oleh
4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan. (Doenges, 2001)
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasidan proses
Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan Tujuan : Setelah
b. Klien terlihat rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur nyaman
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal : suhu 36-370 C, N 60-100 x/menit, RR 16-24
Intervensi :
a. Kaji karakteristik nyeri klien dengan PQRST ( P : faktor penambah dan pengurang
nyeri, Q : kualitas atau jenis nyeri, R : regio atau daerah yang mengalami nyeri, S :
b. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri Rasional : sebagai
salah satu dasar untuk memberikan tindakan atau asuhan keperawatan sesuai dengan
respon klien
c. Berikan posisi yang nyaman, tidak bising, ruangan terang dan tenang
d. Biarkan klien melakukan aktivitas yang disukai dan alihkan perhatian klien pada hal
lain
rasa nyeri
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi infeksi, pengetahuan bertambah
Kriteria hasil :
vulvanya
Rasional : mencegah terjadinya infeksi dan memberikan rasa nyaman bagi pasien
Kriteria hasil :
b. Asi keluar
c. Payudara bersih
b. Ajarkan cara merawat payudara dan lakukan cara brest care Rasional :
payudara
konstipasi
Kriteria hasil :
Intervensi :
laksatif mungkan perlu untuk merangsang peristaltik usus dengan perlahan atau
evakuasi feses
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan cairan terpenuhi Kriteria hasil :
a. Menyatakan pemahaman faktor penyebap dan perilaku yang perlu untuk memenuhi
kebutuhan cairan, seperti banyak minum air putih dan pemberian cairan lewat IV.
adekuat, tanda-tanda vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik
Intervensi :
a. Mengkaji keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital Rasional : menetapkan data
volume cairan dengan keadaan umum yang buruk karena cairan IV langsung masuk
ke pembuluh darah.
Kemungkinan dibuktikan oleh mengungkapkan laporan kesulitan jatuh tidur / tidak merasa
segera setelahistirahat, peka rangsang, lingkaran gelap di bawah mata sering menguap
Kriteria hasil :
sejahtera istirahat
Intervensi :
a. Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat. Catat lama persalinan dan jenis
kelahiran
Rasional : persalinan/ kelahiran yang lama dan sulit khususnya bila terjadi malam
c. Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur / istirahat setelah kembali ke rumah
Rasional : rencana kreatif yang memperoleh untuk tidur dengan bayi lebih awal serta
tidur lebih siang membantu untuk memenuhi kebutuhan tubuh serta menyadari
dan
7. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurang
Kriteria hasil :
individu
Intervensi :
a. Pastikan persepsi klien tentang persalian dan kelahiran, lama persalinan dan tingkat
kelelahan klien
tanggung jawab tugas dan aktivitas perawatan dari atau perawatan bayi
b. Kaji kesiapan klien dan motifasi untuk belajar, bantu klien dan pasangan dalam
mengidentifikasi hubungan
progresif
Rasional : latiahn membantu tonus otot, meningkatkan sirkulasai, menghasilkan
C, N 60-100 x/menit, RR
mmHg
i. Perawatan
pervagina
berkurang
j. Vulva bersih
dan tidak
inveksi
k. Tidak ada
perawatan
l. Vital sign
dalam batas
normal
3 Nyeri akut Tupan: a. . Lakukan strategi non a. Teknik-teknik
seperti relaksasi,
berhubungan setelah dilakukan tindakan farmakologis untuk
pernafasan berirama
dengan proses selama 1x24 jam membantu anak , dan distraksi dapat
membuat
infeksi yang Diharapan rasa sakit yang mengatasi nyeri.
menyerang syaraf dirasa kan oleh klen mulai b. Libatkan orang tua b. nyeri dan dapat
lebih di toleransi.
di tandai dengan : membaik dalam memilih
- Klien tampak strategi.
Tupen :
kesakitan c. Ajarkan anak untuk c. Karena orang tua
- Klien tampak setelah dilakuakn tindakan menggunakan strategi adalah yang lebih
mengetahui anak.
kemerahan selama 8 jam di harapan non farmakologis
didaerah muka nyeri yang di rasa kan klien khusus sebelum nyeri. d. Pendekatan ini
tampak paling efektif
- Klien telihat berkurang d. Minta orang tua pada nyeri ringan.
memegangi membantu anak
kepala dengan menggunakan
srtategi selama nyeri. e. Latihan ini mungkin
diperlukan untuk
e. Berikan analgesic membantu
sesuai indikasi anak berfokus pada
tindakan yang
diperlukan
mengurangi nyeri