Kematian adalah proses yang sangat individual dan dapat terjadi dengan cepat
atau lambat.Perubahan fisiologis adalah bagian dari proses menjelang ajal.Perubahan
ini menimbulkan satu atau semua manifestasi yang dicantumkan dalam kotak
penyerta saat kematian menjelang.Meskipun response tiap orang berbeda,ada
beberapa manifestasi tertentu yang umum terjadi pada proses menjelang ajal,tanpa
melihat trauma atau proses penyakit yang menyebabkan kematian.Bahasan
berikutnya mencakup penanganan dan asuhan keperawatan terkait.
Nyeri
Masalah yang umum pada pasien diakhir kehidupan,nyeri adalah yang paling
sering ditakuti orang.Nyeri pengalaman subjektif,dipengaruhi oleh emosi
pasien,,pengalaman nyeri sebelumnya,dan keluarga serta budaya.Sayangnya,nyeri
sering tidak ditangani diakhir kehidupan karena dokter dan perawat takut akan
menimbulkan kecanduan atau membahayakan karena dosis tinggi opioid yang
diperlukan untuk mengendalikan nyeri.Namun,hampir semua nyeri diakhir kehidupan
dapat ditangani tanpa menyebabkan kecanduan atau mempercepat kematian melalui
depresi pernafasan.Yang terpenting adalah mempertahankan kenyamanan pasien
melalui upaya pemberian kenyamanan umum dan memberikan instruksi obat untuk
nyeri,nyeri neuropati(jarng mereda oleh opioid),kejang dan atau ansietas.patofisiologi
penanganan dan asuhan keperawatan pasien yang mealami nyeri.
Dispnea
Anoreksia,mual,dan dehidrasi
Meskipun anoreksia dan penurunan asupan makanan serta cairan adalah hal
normal pada pasien menjelang ajal,keluarga sering memandang ini sebagai
“menyerah”.Anoreksia dapat menjadi mekanisme pelindung pemecah an lemak tubuh
menghasilkan ketosis,menimbulkan rasa sejahtera dan membantu mengurangi
nyeri.Makanan parenteral atau enteral tidak memperbaiki manifestasi atau
memperlama hidup dan sebenarnya dapat menyebabkan ketidaknyamanan.Ketika
kelemahan dan sulit menelan memburuk,reflek muntah berkurang,dan pasien
beresiko tinggi mengalami aspirasi jika diberikan makanan.
Mual,dengan atau tanpa muntah adalah masalah umum pada pasien yang
menjelang ajal.Mual dan muntah dapat disebabkan oleh penurunan pengosongan
lambung,konstipasi,obstruksi usus (efek samping morfin),uremia,atau
hiperkalsemia.Jika pasien sadar dan mengeluh mual,antiemetic seperti proklorperazin
(Compazine) atau ondanstron (Zofran) harus diberikan.
Dehidrasi adalah maslah kecil disbanding hidrasi berlebihan.Memaksakan
cairan atau memasang cairan intravena untuk hidrasi pada gilirannya dapat
meningkatkan cairan diparu ,edema perifer,asites,dan muntah.dehidrasi pada pasien
menjelang ajal terutama menyebabkan ketidaknyamanan ,mulai dari mulut
keringhingga rasa haus.Pasien harus diberikan sedikit air atau atomizer dapat
digunakan untuk disemprotkan didalam mulut.Perawatan mulut harus diberikan
minimal 2 jam dan lebih sering jika pasien bernafas melalui mulutnya.Swap gliserin
dapat digunakan untuk melembabkan bibir.
Hipotensi
Kematian
Manifestasi yang disebutkan dibawah ini dijumpai setelah terjadi kematian
dan menjadi dasar untuk menyatakan kematian.Manifestasi ini muncul secara
bertahap dan tidak ada urusan khusunya.Pernyataan kematian secara legal dilakukan
oleh dkter atau tenaga kesehatan lain untuk memberikan kepastian kematian.waktu
kematian,data terkait lainnya,didokumentasikan dicatatan pasien.
Perawat juga dapat merasa takut hadir pada saaat kematian pasien.Kubler-
Ross(1969)menyatakan bahwa ketakutan perawat akan kematian akan mempengaruhi
kemampuannya untuk memberikan dukungan bagi pasien yang menjelang ajal dan
keluarganya.Pemikiran seperti,”tolong,tuhan,jangan biarkan ia meninggal pada ship
saya,”adalah hal wajar dan mengungkapkan emosinya menjadi kacau dalam
menangani tugas tersebut.Perawat yang dapat mengatasi perasaan mereka tentang
kematian dan menjelang ajal lebih mudah dalam membantu pasien menjelang ajal
menuju kematian yang damai.
Perawat yang telah membina hubungan dekat dengan pasien yang meninggal
dapat mengalami perasaan duka cita yang hebat.Berbagi duka cita dengan keluarga
setelah kematian orang yang disayangi membantu perawat maupun keluarga
mengatasi perasaan mereka terhadap kehilangan.Memberi waktu untuk berduka
setelah kematian pasien memberikan pelepasan yang dapat
mencegah”pengumpulan”perasaan,suatu masalah yang sering dialami oleh perawat
yang merawat pasien yang sakit terminal.
Perawat yang bekerja dengan pasien sakit kritis atau terminal harus menyadari
bahwa menyaksikan kematian pasien dan duka cita keluarga dapat mengaktifkan
kembali perasaan duka cita yang belum selesai dalam kehidupan mereka
sendiri.Dalam kasus tersebut,perawat perlu merefleksikan responnya terhadap
kehilangan dirinya sendiri.selain itu,perawat yang bekerja dengan pasien yang
menjelang ajal membutuhkan dukungan dari rekan sebaya dan professional lain untuk
mengatasi perasaan kesulitan yang muncul karena menghadapi kematian,duka cita
dan kehilangan.