Anda di halaman 1dari 7

Perubahan Fisiologis Pada pasien Menjelang Ajal

Kematian adalah proses yang sangat individual dan dapat terjadi dengan cepat
atau lambat.Perubahan fisiologis adalah bagian dari proses menjelang ajal.Perubahan
ini menimbulkan satu atau semua manifestasi yang dicantumkan dalam kotak
penyerta saat kematian menjelang.Meskipun response tiap orang berbeda,ada
beberapa manifestasi tertentu yang umum terjadi pada proses menjelang ajal,tanpa
melihat trauma atau proses penyakit yang menyebabkan kematian.Bahasan
berikutnya mencakup penanganan dan asuhan keperawatan terkait.

Nyeri

Masalah yang umum pada pasien diakhir kehidupan,nyeri adalah yang paling
sering ditakuti orang.Nyeri pengalaman subjektif,dipengaruhi oleh emosi
pasien,,pengalaman nyeri sebelumnya,dan keluarga serta budaya.Sayangnya,nyeri
sering tidak ditangani diakhir kehidupan karena dokter dan perawat takut akan
menimbulkan kecanduan atau membahayakan karena dosis tinggi opioid yang
diperlukan untuk mengendalikan nyeri.Namun,hampir semua nyeri diakhir kehidupan
dapat ditangani tanpa menyebabkan kecanduan atau mempercepat kematian melalui
depresi pernafasan.Yang terpenting adalah mempertahankan kenyamanan pasien
melalui upaya pemberian kenyamanan umum dan memberikan instruksi obat untuk
nyeri,nyeri neuropati(jarng mereda oleh opioid),kejang dan atau ansietas.patofisiologi
penanganan dan asuhan keperawatan pasien yang mealami nyeri.

Dispnea

Perubahan pernafasan termasuk dyspnea adalah hal normal saat kematian


menjelang.Dispnea adalah pengalaman subjektif dan pasien sering merasa
tercekik,nafas pendek,atau berat di dada.Hingga 50% pasien yang menjelang ajal
mengalami dyspnea berat,khususnya mereka yang menderita tumor paru (primer atau
metastatic),penyakit paru retristik atau efusi pleura.Tanpa melihat sakit terminal atau
cedar mematikan,penyebab akhir kematian adalah kurang oksigen ke otak.
Ketika kematian menjelang,pernafasan seringkali menjadi cepat atau
lambat,dangkal dan sulit.Pasien dapat mengalami apnea atau pernafasan ceyne-Stokes
(periode nafas dalam dan cepat yang teratur yang diikuti oleh tidak ada nafas selama
5 hingga 30 detik).cairan dapat menumpuk di paru ,menyebabkan ronki
kering,khususnya pada pasien yang mendapat hidrasi baik dan mereka yang sulit
menelan atau batu.Bunyi ini tidak menyakitkan pasien tetapi dapat ditangani dengan
oksigen,opioid(untuk memperbaiki pernafasan dan mengurangi kecemasan)dan obat
untuk mengurangi sekresi (atropine,skopolamin,hioskiamin,atau glikopirolat).harus
diperhatikan bahwa oksigen dan pengisapan hanya tindakan sementara dan
(khususnya dengan pengisapan)bahkan dapat menimbulkan traumatic bagi
pasien.Asuhan keperawatan untuk memperbaiki pernafasan mencakup meninggikan
kepalatempat tidur.Mempertahankan ruangan tetap dingin dan memberikan angina
sepoi-sepoi dari kipas angina seringkali membuat pasien lebih nyaman.

Anoreksia,mual,dan dehidrasi

Meskipun anoreksia dan penurunan asupan makanan serta cairan adalah hal
normal pada pasien menjelang ajal,keluarga sering memandang ini sebagai
“menyerah”.Anoreksia dapat menjadi mekanisme pelindung pemecah an lemak tubuh
menghasilkan ketosis,menimbulkan rasa sejahtera dan membantu mengurangi
nyeri.Makanan parenteral atau enteral tidak memperbaiki manifestasi atau
memperlama hidup dan sebenarnya dapat menyebabkan ketidaknyamanan.Ketika
kelemahan dan sulit menelan memburuk,reflek muntah berkurang,dan pasien
beresiko tinggi mengalami aspirasi jika diberikan makanan.

Mual,dengan atau tanpa muntah adalah masalah umum pada pasien yang
menjelang ajal.Mual dan muntah dapat disebabkan oleh penurunan pengosongan
lambung,konstipasi,obstruksi usus (efek samping morfin),uremia,atau
hiperkalsemia.Jika pasien sadar dan mengeluh mual,antiemetic seperti proklorperazin
(Compazine) atau ondanstron (Zofran) harus diberikan.
Dehidrasi adalah maslah kecil disbanding hidrasi berlebihan.Memaksakan
cairan atau memasang cairan intravena untuk hidrasi pada gilirannya dapat
meningkatkan cairan diparu ,edema perifer,asites,dan muntah.dehidrasi pada pasien
menjelang ajal terutama menyebabkan ketidaknyamanan ,mulai dari mulut
keringhingga rasa haus.Pasien harus diberikan sedikit air atau atomizer dapat
digunakan untuk disemprotkan didalam mulut.Perawatan mulut harus diberikan
minimal 2 jam dan lebih sering jika pasien bernafas melalui mulutnya.Swap gliserin
dapat digunakan untuk melembabkan bibir.

Perubahan tingkat kesadaran

Disfungsi neurologi disebabkan oleh penyebab berikut:penurunan perfungsi


serebral,hipoksemia,asidosis metabolic,sepsis,akumulasi toksin akibat gagal hati dan
ginjal,efek obat dan faktor trkait penyakit.Perubahan ini dapat menimbulkan
penurunan tingkaat kesadaran atau delirium agitasi.Pasien delirium terminal bisa
bingung,gelisah atau agitasi.Mengerang,merintih,dan meringis seringkali disertai
agitasi dan dapat disalahartikan sebagai nyeri.Tingkat kesadaran seringkali menurun
hingga ke titik pasien tidak dapat bangun lagi.Meskipun penurunan kesadaran dan
agitasi adalah keadaan normal pada akhir kehidupan yang menimbulkan
kekhawatiran hebat pada keluarga pasien.

Jika mungkin,bingung atau agitasi ditangani berdasarkan penyebabnya


misalnya dengan meredakan nyeri atau dyspnea.Obat lain mencakup dosis rendah
neuroleptic,penenang atau obat anti cemas.pasien menjelang ajal sering mengalami
perubahan fungsi serebral sehingga perawat harus berdiri didekat tempat tidur dan
berbicara dengan jelas.pendengaran dianggap sebagai indra terakhir yang hilang dari
pasien yang menjelang ajal,perawat tidak boleh berbisik atau bercakap-cakap dengan
keluarga seakan-akan pasien tidak berada disana.Asuhan keperawatan untuk pasien
koma mencakup hal yang berikut :

 Berikan air mata buatan jika pasien tidak dapat berkedip


 Nyalakan lampu redup
 Jaga kulit kering dan basah
 Tutupi pasien hanya dengan selimut tipis
 Pasang pembalut atau celana inkotinensia untuk dewasa
 Miringkan setiap dua jam dan pertahankan sendi pada posisi yang
nyaman

Hipotensi

Ketika kematian menjelang,curah jantung menurun,demikian juga volume


darah intravascular.sebagai akibatnya,tekanan darah secara bertahap menurun, dan
nadi sering cepat dan tidak teratur.Ekstremitas dingin dan sianosis muncul didasar
kuku,kulit, dan bibir.Warna kulit tungkai dan area dependen dapat menjadi bintik-
bintik.Perfusi ginjal menurun dan ginjal berhenti berfungsi.Keluaran urine hanya
sedikit .Pasien akan mengalami takikardia,hipotensi,ekstremitas dingin dan sianosis
dengan kulit bintik-bintik.

Dukungan bagi Pasien dan Keluarga

Ketika kondisi pasien memburuk,ilmu asuhan memandu pasien dan kelaurga


yang dimiliki perawat diberikan.Penting untuk memberikan kesempatan kepada
pasien untuk mengungkapkan pilihan pribadi tentang tempat yang diinguinkan untuk
meninggal dan pengaturan pemakaman dan penguburan.Jika keluarga merasa bahwa
ini menyedihkan,perawat menjelaskan bahwa ini membantu pasien memiliki kendali
saat kematian menjelang.

Pasien perlu kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal pada orang


lain.Perawat mendorong dan mendukung pasien serta keluarga saat mereka
mengakhiri hubungan sebagai bagian penting dari proses berduka.Perawat mengakui
bahwa terminasi adalah hal menyakitkan dan jika pasien atau keluarga menginginkan
temani mereka pada momen kematian,sementara menjelang ajal sendirian adalah
ketakutan terbesar yang diungkapkan pasien.

Kematian
Manifestasi yang disebutkan dibawah ini dijumpai setelah terjadi kematian
dan menjadi dasar untuk menyatakan kematian.Manifestasi ini muncul secara
bertahap dan tidak ada urusan khusunya.Pernyataan kematian secara legal dilakukan
oleh dkter atau tenaga kesehatan lain untuk memberikan kepastian kematian.waktu
kematian,data terkait lainnya,didokumentasikan dicatatan pasien.

Perawat juga dapat merasa takut hadir pada saaat kematian pasien.Kubler-
Ross(1969)menyatakan bahwa ketakutan perawat akan kematian akan mempengaruhi
kemampuannya untuk memberikan dukungan bagi pasien yang menjelang ajal dan
keluarganya.Pemikiran seperti,”tolong,tuhan,jangan biarkan ia meninggal pada ship
saya,”adalah hal wajar dan mengungkapkan emosinya menjadi kacau dalam
menangani tugas tersebut.Perawat yang dapat mengatasi perasaan mereka tentang
kematian dan menjelang ajal lebih mudah dalam membantu pasien menjelang ajal
menuju kematian yang damai.

Setelah kiemtian ,keluarga didorong untuk mengakui sakitnya


kehilangan.Kehadiran dan dukungan perawat saat orang yang berduka
mengungkapakan kesedihan,marah,atau bersalah dapat membantu menyelkesaikan
berduka mereka.Orang yang berduka tidak boleh menahan sakitnya berduka dengan
obat-obatan.dengan menerima keragaman dalam ekspresi duka cita,perawat
mendukung reaksi duka cita keluarga.

Resolusi berduka mulai dengan menerima kehilangan.perawat dapat


mendorong penerimaan ini dengan mnemnpertahankan dialog terbuka dan jujur
dengan memberikan keluarga kesempetan untuk melihat,menyentuh,memekluk dan
mencim tubuh orang tersebut.ketika anggota keluarga menyadai akhir
kematian,mereka sering merasa nyaman dengan kehadiran poerawat yang merawat
pasien selama hari terakhir.

Perawatan pasca mortem

Perawat mendokumentasikan waktu kematian (diperlukan untuk surat


kematian dan semua catatan resmi),hubungi dokter dan bantu keluarga jika
diperluka)dalam memutuskan rumah duka.Jika pasien meninggal dirumah,kematian
harus diumumkan sebelum tubuh dipindahkan.Pada beberapa Negara dan beberapa
situasi,perawat dapat menyatakan kematian;uraiannya,periksa undang-undang Negara
bagia hukum dan kebijakan lembaga.Semua perhiasan dilepas dan diberkan kepada
keluarga,kecuali permintaan untuk membiarkan tetap padatempatnya.Jenazah
diletakan ditempat sampai keluarga siap dan memberkan izin untuk dipindahkan.Jika
autopsy diperlukan atau diminta,jenazah harus dibiarkan tanpa diganggu(mis.,jangan
melepas selang apapun)untuk transportasi pemriksaan medis.

Dokumentsi kematian dilengkapi dengan mengirim surat kematian lengkap


kerumah duka(untuk kematian dirumah)atau dengan melengkapi administrasi yang
dibutuhkan dan mengirim jenazah ke pemakaman atau rumah duka(untuk kematian
dirumah sakit atau tatanan asuhan jangka panjang).

Duka cita perawat

Perawat yang telah membina hubungan dekat dengan pasien yang meninggal
dapat mengalami perasaan duka cita yang hebat.Berbagi duka cita dengan keluarga
setelah kematian orang yang disayangi membantu perawat maupun keluarga
mengatasi perasaan mereka terhadap kehilangan.Memberi waktu untuk berduka
setelah kematian pasien memberikan pelepasan yang dapat
mencegah”pengumpulan”perasaan,suatu masalah yang sering dialami oleh perawat
yang merawat pasien yang sakit terminal.

Perawat yang bekerja dengan pasien sakit kritis atau terminal harus menyadari
bahwa menyaksikan kematian pasien dan duka cita keluarga dapat mengaktifkan
kembali perasaan duka cita yang belum selesai dalam kehidupan mereka
sendiri.Dalam kasus tersebut,perawat perlu merefleksikan responnya terhadap
kehilangan dirinya sendiri.selain itu,perawat yang bekerja dengan pasien yang
menjelang ajal membutuhkan dukungan dari rekan sebaya dan professional lain untuk
mengatasi perasaan kesulitan yang muncul karena menghadapi kematian,duka cita
dan kehilangan.

Anda mungkin juga menyukai