PENGERTIAN
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat
eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).
Pneumonia adalah keradangan dari parenkim paru di mana asinus terisi dengan cairan radang
dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding alveoli dan rongga
intestinum (Amin & Al sagaff, 1989).
Pneumonia adalah Suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya konsolidasi exudat yang
mengisi alveoli dan bronchiolus ( Axton ).
PENYEBAB
- Virus Influensa
- Virus Synsitical respiratorik
- Adenovirus
- Rhinovirus
- Rubeola
- Varisella
- Micoplasma (pada anak yang relatif besar)
- Pneumococcus
- Streptococcus
- Staphilococcus
1. Infeksi Bakteri
Pneumokokus, streptrokokkus, stafilokokus, H.Influenzae, klebsiella, basilus tuberkulosa.
2. Infeksi Virus
Pneumonitis interstitial dan bronkiolitis, pneumonia sel raksasa, influenzae.
3. Infeksi Lain
Pneumonia Pneumocystis Carinii, demam , Pneumonia Mycoplasma, Treponema Pallidum,
Nokardiosis, Aktinomikosis, Klamidya.
4. Infeksi Mikosis
Aspergillosis, koksidiodomikosis, histoplasmosis, blastomikosis, mukomikosis.
5. Aspirasi
Kandungan-kandungan amniotik (anoksia janin) bahan makanan, benda-benda asing, seng
stearat, debu, hidrokarbon, zat lipoid.
6. Sindrom Loffler
7. Pneumonia Hipostatis (Nelson, 1998).
Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Anatomi
1) Pneumonia lobaris
2) Pneumonia lobularis (Bronchopneumonia)
3) Pneumonia interstitial (Bronchiolitis).(Ngastiyah, 1998).
KELUHAN UTAMA :
Sesak napas.
NUTRISI / CAIRAN :
Nafsu makan / minum menurun, mual, muntah, kembung, turgor jelek, kulit kering.
PEMERIKSAAN FISIK :
INSPEKSI :
- Adanya PCH - Adanya sesak napas, dyspnea
- Sianosis sirkumoral - Distensi abdomen
- Batuk : Non produktif Sampai produktif. Dan nyeri dada
PALPASI : - Fremitus raba meningkat disisi yang sakit
-Hati kemungkin membesar
PERKUSI : - Suara redup pada paru yang sakit
AUSKULTASI : Rankhi halus ® Rankhi basah, Tachicardia.
1. Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng
Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum
banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju
pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,
2. Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun
3. Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
4. Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : produksi urine menurun/normal,
5. Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Obyektif : konsistensi feses normal/diare.
6. Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris
pernafasan
7. Sistem Integumen
Subyektif : -
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat ,
suhu kulit meningkat, kemerahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Studi Laboratorik :
Hb : menurun/normal
Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon darah
meningkat/normal
Elektrolit : Natrium/kalsium menurun/normal.
RENCANA KEPERAWATAN :
1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru-paru.
Karakteristik : batuk (baik produktif maupun non produktif) haluaran nasal, sesak nafas,
Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi, demam, diaporesis, ronchii, cyanosis, leukositosis
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan Respiratory distress, penurunan intake cairan,
Peningkatan IWL akibat pernafasan cepat dan demam.
Karakteristik :
Hilangnya nafsu makan/minum, letargi, demam., muntah, diare, membrana mukosa kering,
turgor kulit buruk, penurunan output urine.
Tujuan : Anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat.
Kriteria :
Intake cairan adequat, baik IV maupun oral
Tidak adanya lethargi, muntah, diare
Suhu tubuh normal, mukosa membran lembab
Turgor kulit kembali cepat
Urine output normal, Bj urine normal (1.008 – 1,020).
Intervensi :
1. Catat intake dan output, berat diapers untuk output.
Rasional : Evaluasi ketat kebutuhan intake dan output
2. Kaji dan catat suhu setiap 4 jam, tanda devisit cairan dan kondisi IV line.
Rasional : Meyakinkan terpenuhinya kebutuhan cairan
3. Catat BJ Urine tiap 4 jam atau bila perlu.
Rasional : Evaluasi obyektif sederhana devisit volume cairan
4. Lakukan Perawatan mulut tiap 4 jam.
Rasional : Meningkatkan bersihan sal cerna, meningkatkan nafsu makan/minum
5. Beri cairan sesuai advis
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan Klien.
6. Kaji tentang pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam : Monitoring intake dan output,
Mengenali tanda dan gejala kekurangan cairan sekaligus berikan H.E tentang masalah tersebut.
Rasional : Melaksanakan fungsi education Perawat terhadap keluarga klien agar dapat membantu
dalam pemeliharaan kesehatan anaknya sendiri.
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan respiratory distress,
anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi.
Tujuan : Selama dalam perawatan klien tidak kekurangan kebutuhan nutrisi dengan kriteria :
Anoreksia ( -), Vomiting ( - ), Berat badan Normal.
Intervensi :
1. Kaji dan monitoring terus tentang output dan intake nutrisi
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan intake dan output cairan sehingga dapat
menentukan keputusan untuk tindakan selanjutnya.
2. Berikan makanan sedikit demi sewdikit tetapi sering.
Rasional : Dengan makan yg sedikt-sedikit tapi sering maka kebutuhan akan nutrisinya bisa
tercukupi.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan. Edisi 3. EGC. Jakarta.
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An.
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 4 bulan
Agama : Islam
Alamat : Pamekasan Nama orang tua : Tn. Suk
Usia : 38 tahun
Pendidikan : D III
Pekerjaan : Guru (PNS)
Agama : Islam
Alamat : Pamekasan
Data Medik
Tanggal masuk : 3 Juli 2002
Jam Masuk : 23.35 WIB
Cara masuk : lewat IRD
Diagnosa Medik : Pneumonia & Susp. Encephalitis
Kilen tidak pernah menggalami kejang sebelumnya, klien tidak pernah mengalami batuk pilek
akhir-akhir ini. Pernah batuk pilek usia 2 bulan.
Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : -
Obyektif : Denyut nadi 124 X/menit, TD tidak terkaji.
Sistem Neurosensori
Subyektif : -
(a) Obyektif : GCS menurun (V 2 M 1 E 2), refleks pupil positif isokhor, reflek iris positif,
Babinski 1 (-) Babinski 2 (+/?) refleks patella dalam batas normal, refleks palmar (+)
Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : b.a.k 3-4 kali sehari, Jumlah urine banyak, warna kuning muda volume tidak diketahui
Sistem digestif
Subyektif : -
Obyektif : b.a.b 1 kali sehari (?), konsistensi feses normal
Sistem Musculoskeletal
Subyektif : -
Obyektif : tonus otot menurun, Kekuatan otot 3/3/3/3
retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan
Sistem Integumen
Subyektif : -
Obyektif : kulit pucat, suhu tubuh 38,8OC, BB 6 kg, LK 45 cm, LD 43 Cm, kemerahan pada
kulit bokong dan punggung, popok basah
Elektrolit :
Kalium : 3,85 mEq/l ( 3,8 – 5,0 mEq /l)
Natrium : 113 mEq/l (136 – 144 mEq/l)
Terapi Pengobatan :
- Oksigen T-Piece 40 %
- D5 ½ S 500 cc/24 jam
- Sonde D5 3 X 25 cc
ASI/PASI 5 X 25 cc
- Cefotaxim 3 X 500 mg
- Cloxacillin 3 X 500 mg
- Dilantin 3 X 52 mg
- Dexamethason 3 X 1 mg
- Valium 2 mg (bila perlu)
Penururnan kesadaran
III. PERENCANAAN
Bersihan Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret pada jalan nafas
Hasil yang diharapkan : Jalan nafas bersih
Rencana Tindakan Rasional
Kaji tanda-tanda vital; terutama pernafasan
Lakukan pemeriksaan elektrolit : Na minimal dua hari sekali Gejala hiponatremia; terutama
kejang sangat berbahaya bagi kondisi anak dan dapat memperberat kondisi serta menimbulkan
cidera
Memastikan kebutuhan cairan harian tercukupi
Meningkatkan kadar Natrium dalam darah, koreksi dengan menghitung defisit Natrium
(berdaraskan hasil laboratorium)
Mengevaluasi hasil seluruh tindakan
Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi
dengan asupan cairan yang banyak
Konduksi suhu membantu menurunkan suhu tubuh
07.50
07.50
08.00
08.00
11.00
11.05
11.10
14.00
09.10
09.15
10.00
12.10 Mengkaji adanya tanda/gejala hiponatremia
Mengkaji Intake dan output harian
Memberikan ekstra cairan mengandung Natrium
(kolaborasi dengan dokter) : NS 60 cc
Mengkaji tanda kejang
Mengkaji tanda kejang S : -
O : tanda klinis hiponatreima (-)
Intake total 660 cc, Output l.k 500 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Evaluasi elektrolit, kaji tanda klinis hiponatremia
07.30
09.00
09.00
09.00
10.25
12.00
07.45
07.50
07.50
08.00
08.00
11.00
11.05
11.10
14.00
09.10
Kondisi anak stabil, Ronchii Grade I, Produksi sputum berkurang, tanda kejang (-)
Anak dipindah ke Ruang UPI Anak Lt. II
This entry was posted on Senin, 14 Februari 2011 . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0
feed. You can skip to the end and leave a response.
Your Reply
Search...
Archives
▼ 2011 (40)
o ► April (12)
o ▼ Februari (19)
PEMBULUH DARAH
DARAH
Itu aku "dian"
Aku ARDYAN PRADANA PUTRA
ASKEP ABORTUS
Penyakit genetik
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DHF (DENGUE
HEMORHA...
SATUAN PELAJARAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN...
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
“Perawatan terminal Illness”
JANTUNG
Perspektif Keperawatan Anak
KEPERAWATAN KOMUNITAS
TREND ISSUE KEPERAWATAN
TREND ISSUE PERAWATAN LUKA TERBARU
MAKALAH KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT
o ► Januari (9)
► 2010 (10)