Anda di halaman 1dari 13

EKSPONEN

A. KONSEP EKSPONEN
Definisi 1

Misalkan 𝑎 bilangan real dan 𝑛 bilangan bulat positif. 𝑎𝑛 adalah hasil kali
bilangan 𝑎 sebanyak 𝑛 faktor, dapat ditulis 𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 … × 𝑎 dengan 𝑎
𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

sebagai basis bilangan pokok dan 𝑛 sebagai pangkat.

Definisi 2
Fungsi Eksponen adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam bentuk
𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑎(𝑏 𝑐𝑥 ) dengan 𝑎, 𝑏, dan 𝑐 bilangan real.
a adalah variabel
b adalah bilangan pokok atau basis
c adalah koefisien x
cx adalah eksponen dari b

Langkah-Langkah Menggambar Grafik Fungsi Eksponensial:


1. Buatlah tabel titik bantu berupa nilai-nilai 𝑥 dan 𝑦, yaitu dengan memilih
beberapa nilai 𝑥 sehingga nilai 𝑦 mudah ditentukan.
2. Gambarlah titik-titik tersebut pada bidang koordinat.
3. Hubungkan titik-titik yang dilalui dengan kurva mulus.

Contoh :

Lukislah grafik fungsi eksponen 𝑦 = 2𝑥 dan 𝑦 = 2−𝑥 dalam satu bidang koordinat
kartesius :

𝑥 -3 -2 -1 0 1 2 3
1 1 1
𝑦 = 2𝑥 1 2 4 8
8 4 2
1 1 1
𝑦 = 2−𝑥 8 4 2 1
2 4 8
𝑦 = 2−𝑥 𝑦 = 2𝑥

Gambar grafik fungsi eksponen 𝑦 = 2𝑥 dan 𝑦 = 2−𝑥

B. PANGKAT BULAT NEGATIF


Definisi 3
Untuk 𝑎 bilangan real dan 𝑎 ≠ 0, 𝑚 bilangan bulat positif didefinisikan sebagai
1 𝑚
𝑎−𝑚 = (𝑎)

Definisi diatas dijelaskan sebagai berikut:


1 𝑚 1 1 1 1
𝑎−𝑚 = (𝑎) = (⏟𝑎) × (𝑎) × (𝑎) … × (𝑎)
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
1 1
=⏟ = 𝑎𝑚
𝑎×𝑎×𝑎…×𝑎
𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

Contoh:
Jika nilai 𝑥 = −2, tentukan nilai 𝑥 −3 (𝑦 4 ) = ⋯
Penyelesaian:
𝑦4 24 16
𝑥 −3 (𝑦 4 ) = 𝑥 3 = (−2)3 = −8 = −2
C. PANGKAT NOL
Definisi 4
Untuk 𝑎 bilangan real dan 𝑎 ≠ 0, maka 𝑎0 = 1.

Untuk lebih memahami definisi di atas, perhatikan pola hasil pemangkatan


bilangan-bilangan berikut dengan bilangan 0.
23 = 8 33 = 27
22 = 4 32 = 9
21 = 2 31 = 3
20 = 1 30 = 1

Perhatikan hasil pemangkatan 2 dengan 0, dan hasil pemangkatan 3 dengan 0, hasil


pemangkatannya adalah 1.

D. SIFAT-SIFAT PANGKAT POSITIF


Sifat 1
Jika 𝑎 bilangan real, 𝑚 dan 𝑛 bilangan bulat positif maka 𝑎𝑚 × 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛

 Bukti :
𝑎𝑚 × 𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 ×𝑎 ×𝑎…× 𝑎 × ⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎…× 𝑎
𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

=⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎…× 𝑎
𝑚+𝑛
𝑚+𝑛
=𝑎
Berdasarkan sifat diatas maka ada 3 kemungkinan yaitu :
a. Kasus 𝑚 > 𝑛
Jika 𝑚 dan 𝑛 bilangan bulat positif dan 𝑚 > 𝑛 maka 𝑚 – 𝑛 > 0. Dengan
demikian
𝑎 ×𝑎 ×𝑎 ×…× 𝑎 ⏟
⏟ 𝑎 ×𝑎 ×𝑎 ×…× 𝑎
𝑎𝑚 𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
𝑛
= = (𝑎
⏟× 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎 )
𝑎 𝑎 ×𝑎 ×𝑎 ×…× 𝑎 𝑎
⏟ ⏟× 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎 𝑚−𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

=⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × …× 𝑎
𝑚−𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
𝑚−𝑛
=𝑎
𝑎𝑚
Jadi = 𝑎𝑚−𝑛 , dengan 𝑚, 𝑛 bilangan bulat positif dan 𝑚 > 𝑛
𝑎𝑛
b. Kasus 𝑚 = 𝑛
𝑎𝑚
Jika 𝑚 = 𝑛 maka =1
𝑎𝑛

 Bukti :
𝑎𝑚 𝑎𝑚
= 𝑎𝑚 , sebab 𝑚 = 𝑛
𝑎𝑛

𝑎×𝑎×𝑎×…×𝑎
𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
= ⏟
𝑎×𝑎×𝑎×…×𝑎
𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

=1

= 𝑎0 (hal ini sesuai dengan definisi 4)

= 𝑎𝑚−𝑛

c. Kasus 𝑚 < 𝑛
Sifat 2
𝑎𝑚
Jika 𝑎 bilangan real dan 𝑎 ≠ 0, 𝑚 dan 𝑛 bilangan bulat positif, maka = 𝑎𝑚−𝑛
𝑎𝑛

 Bukti :

𝑎×𝑎×𝑎…×𝑎
𝑎𝑚 𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
= 𝑎×𝑎×𝑎…×𝑎
𝑎𝑛 ⏟
𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

Sifat 3
Jika 𝑎 bilangan real dan 𝑎 ≠ 0, 𝑚 dan 𝑛 adalah bilangan bulat positif, maka
(𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚𝑛 .

 Bukti :
(𝑎𝑚 )𝑛 = ⏟
𝑎𝑚 × 𝑎𝑚 × 𝑎𝑚 … × 𝑎𝑚
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

= (𝑎
⏟× 𝑎 × 𝑎 … × 𝑎) × (𝑎
⏟× 𝑎 × 𝑎 … × 𝑎 ) … × (𝑎
⏟× 𝑎 × 𝑎 … × 𝑎)
⏟ 𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

⏟× 𝑎 × 𝑎 … × 𝑎 )
=(𝑎
𝑚×𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

(𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚×𝑛

E. PANGKAT PECAHAN
Definisi 5

Misalkan 𝑎 bilangan real dan 𝑎 ≠ 0, 𝑚, 𝑛 bilangan bulat positif didefinisikan


𝑚 1 𝑚
𝑎 𝑛 = (𝑎𝑛 )

Definisi 6

Misalkan 𝑎 bilangan real dan 𝑎 ≠ 0 dengan 𝑎 > 0, 𝑝 𝑞 adalah bilangan


𝑝 𝑝
𝑞 𝑞
pecahan 𝑞 ≠ 0. 𝑞 ≥ 2. 𝑎 𝑞 = 𝑐, sehingga 𝑐 = √𝑎𝑝 atau 𝑎 𝑞 = √𝑎𝑝

Sifat 4
𝑝 𝑚
Misalkan 𝑎 adalah bilangan real dan 𝑎 ≠ 0 dengan 𝑎 > 0, 𝑛 dan adalah
𝑛
𝑚 𝑝 𝑚+𝑝
bilangan pecahan 𝑛 ≠ 0. Jika 𝑚, 𝑝 ≥ 2 maka (𝑎 𝑛 ) (𝑎 𝑛 ) = 𝑎 𝑛 .

 Bukti :
Berdasarkan Sifat-4, jika 𝑎 bilangan real dan 𝑎 ≠ 0, 𝑚, 𝑛 adalah bilangan bulat
𝑚 1 𝑚 𝑚 𝑝 1 𝑚 1 𝑝
positif, maka 𝑎 𝑛 = (𝑎𝑛 ) dengan demikian (𝑎 𝑛 ) (𝑎𝑛 ) = (𝑎𝑛 ) (𝑎𝑛 )
𝑚 𝑝 1 𝑚 1 𝑝
(𝑎 𝑛 ) (𝑎𝑛 ) = (𝑎 𝑛 ) (𝑎𝑛 ) =
1 1
1 1 1 𝑛 1 1 1 𝑛
(𝑎
⏟ × 𝑎 × 𝑎 …× 𝑎 )⏟
𝑛 𝑛 𝑎 × 𝑎 ×𝑎 …× 𝑎
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛

𝑚 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
1
1 1 1 𝑛
=⏟
𝑎 × 𝑎 ×𝑎 …× 𝑎
𝑛 𝑛 𝑛

𝑚+𝑝 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
1 𝑚+𝑝 𝑚+𝑝
(𝑎𝑛 ) = (𝑎) 𝑛 (ingat definisi 5)

Sifat 5
𝑚 𝑝
Jika 𝑎 adalah bilangan real dan 𝑎 ≠ 0 dengan 𝑎 > 0, dan 𝑞 bilangan pecahan
𝑛
𝑚 𝑝 𝑚 𝑝
( )+( )
dengan 𝑞, 𝑛 ≠ 0, maka (𝑎 𝑛 ) (𝑎 𝑞 ) = (𝑎) 𝑛 𝑞

Contoh :
Terapkan berbagai sifat eksponen untuk menentukan hasil operasi bilangan pada
soal yang disajikan pada contoh. Ujilah kebenaran hasilnya!
1. 22 × 25 = ⏟
2×2 ×⏟
2 × 2 × 2 × 2 ×× 2 (sifat 1)
2 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 5 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

=⏟
2×2×2×2×2×2×2
7 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

= 27

= 22+5

2. (2 × 3)3 = (2 × 3) × (2 × 3) × (2 × 3) menggunakan definisi 1


=⏟
2×2×2×⏟
3×3×3
3 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 3 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

= 23 × 33
3. (23 )2 = (23 ) × (23 ) menggunakan sifat 3
=⏟
2×2×2×⏟
2×2×2
3 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 3 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

=⏟
2×2×2×2×2×2
6 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

= 26 = 23×2

F. BENTUK AKAR
Pengakaran (penarikan akar) suatu bilangan merupakan inversi dari pemangkatan suatu
bilangan. Akar dilambangkan dengan notasi ”√ ”.
𝑛
Akar ke-𝑛 atau akar pangkat 𝑛 dari suatu bilangan 𝑎 dituliskan sebagai √𝑎,
dengan 𝑎 adalah bilangan pokok/basis dan 𝑛 adalah indeks/eksponen akar. Bentuk akar
dan pangkat memiliki kaitan erat. Bentuk akar dapat diubah menjadi bentuk pangkat
dan sebaliknya. Sebelum mempelajari bentuk akar, kamu harus memahami konsep
bilangan rasional dan irrasional terlebih dahulu. Bilangan rasional berbeda dengan
bilangan irrasional. Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam
𝑎
bentuk 𝑏 , dengan 𝑎 dan 𝑏 bilangan bulat dan 𝑏 ≠ 0.

Bilangan rasional terdiri atas bilangan bulat, bilangan pecahan murni, dan
bilangan pecahan desimal. Sedangkan, bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak
dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan. Bilangan irrasional merupakan bilangan yang
mengandung pecahan desimal tak berhingga dan tak berpola. Contoh bilangan
irrasional, misalnya √2 = 1,414213562373. . . , 𝑒 = 2,718. . ., 𝜋=
3,141592653… dan sebagainya.
Definisi 7
𝑛
Misalkan 𝑎 bilangan real dan 𝑛 bilangan bulat positif. √𝑎 disebut bentuk akar jika
𝑛
dan hanya jika hasil √𝑎 adalah bilangan irrasional.
Bilangan irrasional yang menggunakan tanda akar ( ) dinamakan bentuk akar.
Tetapi ingat, tidak semua bilangan yang berada dalam tanda akar merupakan bilangan
irrasional. Contoh: √25 dan √64 bukan bentuk akar, karena nilai √25 adalah 5 dan
nilai √64 adalah 8, keduanya bukan bilangan irrasional.

G. HUBUNGAN BENTUK AKAR DAN BILANGAN BERPANGKAT


Perlu diketahui bahwa bilangan berpangkat memiliki hubungan dengan bentuk akar.
𝑚 𝑝
Berdasarkan Sifat-5, Jika 𝑎 adalah bilangan real dan 𝑎 ≠ 0 dengan 𝑎 > 0, dan
𝑛 𝑞
𝑚 𝑝 𝑚 𝑝
( )+( )
bilangan pecahan dengan 𝑞, 𝑛 ≠ 0, maka (𝑎 𝑛 ) (𝑎 𝑞 ) = (𝑎) 𝑛 𝑞

1 1 1 1
Perhatikan bahwa 𝑝2 × 𝑝2 = 𝑝(2)+(2) = 𝑝 dan perhatikan bahwa √𝑝 × √𝑝 = 𝑝
1
sehingga berdasarkan definisi 6 disimpulkan bahwa 𝑝2 = √𝑝

H. OPERASI PADA BENTUK AKAR


a. Operasi Pengurangan dan Penjumlahan Bentuk akar
Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar dapat dilakukan apabila
bentuk akarnya senama. Bentuk akar senama adalah bentuk akar yang mempunyai
eksponen dan basis sama. Untuk setiap 𝑝, 𝑞, dan 𝑟 adalah bilangan real dan 𝑟 ≥ 0
berlaku sifat-sifat berikut.
𝑛 𝑛 𝑛
1. 𝑝 √𝑟 + 𝑞 √𝑟 = (𝑝 + 𝑞) √𝑟
𝑛 𝑛 𝑛
2. 𝑝 √𝑟 − 𝑞 √𝑟 = (𝑝 − 𝑞) √𝑟
Contoh :
 3√5 + 4√5 = (3 + 4)√5 = 7√5
 √5 + √3 (tidak dapat disederhanakan karena akarnya tidak senama)

3 3 3 3
3√4 − 2√4 = (3 − 2) √4 = √4
b. Operasi Perkalian dan Pembagian bentuk akar
𝑚
𝑛
Pada pangkat pecahan telah dinyatakan bahwa 𝑎 𝑛 = √𝑎𝑚 Sifat perkalian dan
pembagian bentuk akar yaitu:
Contoh:
2
2

2
√4 = √22 = 22 = 21 = 2
3 3 3

3
4√5 × 2 √7 = (4 × 2)( √5 × 7)= 5√35
3
3 √4 33 4
 3 = 4 √5
4 √5

c. Merasionalkan Penyebut Bentuk Akar


Kita tahu bahwa bentuk-bentuk akar seperti √2 , √5 , √3 + √7 ,√2 − √6 ,dst
merupakan bilangan irrasional. Jika bentuk akar tersebut menjadi penyebut pada
suatu pecahan, maka dikatakan sebagai penyebut irasional.
Penyebut irrasional dapat diubah menjadi bilangan rasional. Cara
merasionalkan penyebut suatu pecahan bergantung pada bentuk pecahan itu sendiri.
Akan tetapi, prinsip dasarnya sama, yaitu mengalikan dengan bentuk akar
sekawannya. Proses ini dinamakan merasionalkan penyebut.
𝑝
1. Merasionalkan Bentuk
√𝑞
𝑝 𝑞
Bentuk dirasionalkan dengan cara dikalikan dengan √𝑞
√ 𝑞 √
𝑝 𝑝 𝑞 𝑝
= × √𝑞 = 𝑞 √𝑞
√𝑞 √𝑞 √
𝑝 √𝑞 √𝑞
Kita harus mengalikan dengan karena nilai √𝑞 selalu positif maka =
√𝑞 √𝑞 √𝑞
𝑝 √𝑞 𝑝
1, jadi perkalian dengan tidak akan mengubah nilai namun
√𝑞 √𝑞 √𝑞

menyebabkan penyebut menjadi bilangan rasional.

𝑟 𝑟 𝑟 𝑟
2. Merasionalkan bentuk 𝑝+ 𝑞, 𝑝− 𝑞, , dan
√ √ √𝑝+√𝑞 √𝑝−√𝑞

Sebelum kita merasionalkan bentuk-bentuk akar di atas, perlu kita pahami


bentuk-bentuk campuran bilangan rasional dan bilangan irrasional.
a. Jika bilangan rasional dijumlahkan dengan bilangan irrasional maka
hasilnya bilangan irrasional. Contoh : 2 + √7 = 2 + 2,645751. . . . . =
4, 645751. . . .. (bilangan irasional)
b. Jika bilangan irrasional dijumlahkan atau dikurangkan dengan bilangan
irrasional maka hasilnya bilangan irrasional atau rasional,
Contoh :
 √5 + √7 = 2,236068 … + 2,645575 … = 4,881643 … (bilangan
irasional)
 2√5 − 2√2 = 4,472135 … − 2,828427 … = 1,643707 … (bilangan
irasional)
 2√5 + 2√5 = 0 (bilangan rasional)
c. Jika bilangan rasional dikalikan dengan bilangan irrasional, maka hasilnya
bilangan irrasional. Contoh 2 × √3 = 2√3 = 3,464101 … (bilangan
irasional)
d. Jika bilangan irrasional dikalikan dengan bilangan irrasional, maka hasilnya
dapat bilangan rasional atau bilangan irrasional. Contoh:
 √3 × √5 = √15 = 3,872983 … (bilangan irasional)
 √5 × √125 = √5 × 5√5 = 25 (bilangan rasional)
𝑛
e. √𝑎 disebut bentuk akar apabila hasil akar 𝑎 adalah bilangan irrasional.
𝑟 𝑟 𝑟 𝑟
Untuk merasionalkan bentuk 𝑝+ 𝑞, 𝑝− 𝑞, , dan dapat dilakukan
√ √ √𝑝+√𝑞 √𝑝−√𝑞

dengan memperhatikan sifat perkalian (𝑎 + 𝑏)(𝑎 − 𝑏) = 𝑎2 − 𝑏 2 .


Sehingga :
2
 (𝑝 + √𝑞) (𝑝 − √𝑞) = 𝑝2 − (√𝑞) = 𝑝2 − 𝑞
2 2
 (√𝑝 + √𝑞) ( √𝑝 − √𝑞)= (√𝑝) − (√𝑞) = 𝑝 − 𝑞

Bentuk (𝑝 + √𝑞) dan bentuk (𝑝 − √𝑞) saling sekawan, bentuk (√𝑝 + √𝑞)

dan (√𝑝 − √𝑞) juga saling sekawan. Jika perkalian bentuk sekawan tersebut
dilakukan maka dapat merasionalkan bentuk akar.
Contoh:
Sederhanakan bentuk akar berikut ini!

a. √8 + 2√15 = √(5 + 3) + 2√5 × 3 = √5 + 2√5 × 3 + 3


2
= √(√5 + √3) = √5 + √3
2
b. √9 − 4√5 = √5 − 4√5 + 4 = √(√5 − 2) = √5 − 2

3. Menyederhanakan bentuk √(𝑝 + 𝑞) ± 2√𝑝𝑞


Sekarang kita akan menyederhanakan bentuk akar yang mempunyai bentuk

khusus; yaitu, bentuk √(𝑝 + 𝑞) ± 2√𝑝𝑞

Contoh:
Rasionalkan penyebut pecahan-pecahan berikut.
2 2 3+√2
a. = × (kalikan penyebut dengan bentuk
3−√2 3−√2 3+√2

sekawannya)
2(3 + √2)
=
(3 − √2)(3 + √2)
2(3 + √2)
=
9−2
6 + 2√2
=
7
6 2
= + √7
7 7
4 4 √7+√5
b. = × (kalikan penyebut dengan bentuk sekawannya)
√7−√5 √7−√5 √7+√5

4(√7 + √5)
=
(√7 − √5)(√7 + √5)
4√7 + 4√5
=
7−5
4√7 + 4√5
=
2
= 2√7 + 2√5

I. PERSAMAAN EKSPONEN
1. Bentuk 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑝
Himpunan penyelesaian nya dapat ditentukan dengan sifat berikut :
Jika 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑝 (𝑎 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1) maka 𝑓(𝑥) = 𝑝

Contoh:
Carilah nilai 𝑥 yang memenuhi persamaan eksponen 161−𝑥 = 8
Penyelesaian:
161−𝑥 = 8
(24 )1−𝑥 = 23
4 − 4𝑥 = 3
1
𝑥=4
1
Himpunan penyelesaian (𝐻𝑃) = {4}

2. Bentuk 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑏 𝑓(𝑥)


Himpunan penyelesaian nya dapat ditentukan dengan sifat berikut :
Jika 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑏 𝑓(𝑥) 𝑎, 𝑏 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 1, 𝑏 ≠ 1, 𝑑𝑎𝑛 𝑎 ≠ 𝑏 maka 𝑓(𝑥) = 0
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan eksponen
2 +3𝑥+4
3𝑥 = 9−(𝑥+1)
Penyelesaian:
2 +3𝑥+4
3𝑥 = 9−(𝑥+1)
2 +3𝑥+4
3𝑥 = (32 )−(𝑥+1)
𝑥 2 + 3𝑥 + 4 = −2𝑥 − 2
𝑥 2 + 5𝑥 + 6 = 0
(𝑥 + 3)(𝑥 + 2) = 0
𝑥 = −3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = −2
𝐻𝑃 = {−3, −2}

3. Bentuk {ℎ(𝑥)}𝑓(𝑥) = {ℎ(𝑥)}𝑔(𝑥)


Himpunan penyelesaian nya dapat ditentukan dengan sifat berikut :
Jika {ℎ(𝑥)} 𝑓(𝑥) = {ℎ(𝑥)} 𝑔(𝑥) maka kemungkinan penyelesaiannya:
1. 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)
2. ℎ(𝑥) = 1
3. ℎ(𝑥) = 0 asalkan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) keduanya positif
4. ℎ(𝑥) = −1 asalkan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) keduanya ganjil atau keduanya genap.
Contoh:
Carilah himpunan penyelesaian yang memenuhi persamaan
(𝑥 + 2)2𝑥+3 = (𝑥 + 2)𝑥−2
Penyelesaian:
(𝑥 + 2)2𝑥+3 = (𝑥 + 2)𝑥−2
𝒇(𝒙) = 𝒈(𝒙) 𝒉(𝒙) = 𝟎 asalkan 𝒇(𝒙) dan
2𝑥 + 3 = 𝑥 − 2 𝒈(𝒙) keduanya positif
𝑥 = −5 𝑥+2=0
𝑥 = −2
𝑓(𝑥) = 2(−2) + 3 = −1
𝑔(𝑥) = −2 − 2 = −4 (syarat
tidak terpenuhi)

𝒉(𝒙) = 𝟏 𝒉(𝒙) = −𝟏 asalkan 𝒇(𝒙) dan


𝑥+2=1 𝒈(𝒙) keduanya ganjil atau
𝑥 = −1 keduanya genap.
𝒙 + 𝟐 = −𝟏
𝒙 = −𝟑
𝑓(𝑥) = 2(−3) + 3 = −3
𝑔(𝑥) = −3 − 2 = −5
(syarat terpenuhi)
𝐻𝑃 = {−1, , −3, −5}

2
4. Bentuk 𝐴{𝑎 𝑓(𝑥) } + 𝐵{𝑎 𝑓(𝑥) } + 𝐶 = 0
Himpunan penyelesaian nya dapat ditentukan dengan sifat berikut :
2
Jika {𝑎 𝑓(𝑥) } + 𝐵{𝑎 𝑓(𝑥) } + 𝐶 = 0 maka penyelesaiannya:
Misal, 𝑎 𝑓(𝑥) = 𝑥 maka persamaan semua ekuivalen dengan persamaan 𝐴𝑥 2 +
𝐵𝑥 + 𝐶 = 0
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan eksponen 4𝑥+1 + 10.2𝑥+1 +
16 = 0
Penyelesaian:
4𝑥+1 + 10.2𝑥+1 + 16 = 0
(22 )𝑥+1 + 10.2𝑥+1 + 16 = 0
Misal 𝑦 = 2𝑥+1 , sehingga diperoleh
𝑦 2 − 10𝑦 + 16 = 0
(𝑦 − 8)(𝑦 − 2) = 0
𝑦 = 8 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦 = 2
Substitusikan nilai 𝑦 = 8 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦 = 2 ke permisalan nilai 𝑦
2𝑥+1 = 8 2𝑥+1 = 2
2𝑥+1 = 23 2𝑥+1 = 21
𝑥+1=3 𝑥+1=1
𝑥=2 𝑥=0
𝐻𝑃 = {0,2}
J. PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN
Pertidaksamaan Eksponen adalah pertidaksamaan yang eksponennya
mengandung variabel. Penyelesaian dari pertidaksamaan eksponen menggunakan sifat
monoton naik dan monoton turun pada fungsi-fungsi eksponen baku.
No Sifat Fungsi Eksponen Keterangan

Monoton naik Jika 𝑎 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎 𝑔(𝑥) , maka 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)


1
𝑎>1 Jika 𝑎 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎 𝑔(𝑥) , maka 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)
Monoton turun Jika 𝑎 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎 𝑔(𝑥) , maka 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)
2
0<𝑎<1 Jika 𝑎 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎 𝑔(𝑥) , maka 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan eksponen 25𝑥 > 163𝑥+7
Penyelesaian:
25𝑥 > 163𝑥+7
25𝑥 > (24 )3𝑥+7
5𝑥 > 12𝑥 + 28
−28 > 7𝑥
−4 > 𝑥
𝑥 < −4 𝐻𝑃 = {𝑥|𝑥 < −4}

KELOMPOK 2:
1. Ria Rahayu (16321862)
2. Alfan Aji Pratama (16321876)
3. Lutviana Dwi Indramaya (16321886)
4. Anton Wahono (14321802)
5. Dahniar Nur Kholidia (13321749)

Anda mungkin juga menyukai