Anda di halaman 1dari 22

Integral

Bab V

INTEGRAL
Integral tak tentu adalah suatu bentuk anti turunan dari suatu fungsi yang dapat
diturunkan (diferensiabel) pada suatu selang tertentu. Pada bab ini konsep Integral tak
tentu akan diperkenalkan sebagai kebalikan operasi pendiferensialan, yakni sebagai
bentuk paling umum dari anti turunan. Sedangkan Integral tentu diperkenalkan
sebagai limit jumlah Reimann, sebagai generalisasi dari proses perhitungan luas
daerah tertutup pada bidang datar.

5.1 Integral Tak Tentu


Pandang suatu fungsi f yang terdefinisi pada selang terbuka I, selanjutnya akan
ditentukan suatu fungsi F yang memenuhi F(x) = f (x) pada I.

Jika F(x) adalah suatu fungsi yang mempunyai turunan F(x) = f(x) dalam suatu
interval tertentu pada sumbu x, maka F(x) disebut anti turunan atau integral tak tentu
dari fungsi f pada I.

Untuk suatu fungsi f yang diketahui, dapat ditemukan lebih dari satu anti turunan,
sebagaimana ditunjukkan dalam contoh 1 berikut.

Contoh 5.1

Tentukan anti turunan atau fungsi yang turunannya adalah () = 3 2 .

Penyelesaian: Dari pembahasan bab sebelumnya diketahui bahwa fungsi yang


turunannya () = 3 2 adalah () = 3 , karena dengan aturan turunan untuk
fungsi berpangkat , adalah 1 . Namun dengan aturan penjumlahan fungsi

121
Integral

yang mempunyai turunan, fungsi 1 () = 3 + 1, 2 () = 3 + 10, atau 3 () =


1
3 2, mempunyai turunan yang sama yaitu () = 3 2 .

Dari contoh dapat dikatakan bahwa anti turunan dari suatu fungsi tidak tunggal, dan
bahwa anti turunan yang satu dengan yang lain hanya dibedakan oleh konstanta.
Secara umum, jika f(x) = 3x2, maka anti turunannya adalah x3 + C atau semua anti
turunan dapat dinyatakan dalam bentuk tunggal

() = 3 +

di mana C disebut konstanta integrasi.

Definisi 5.1

Anti turunan dari fungsi f(x) dinotasikan sebagai f ( x)dx yang dinamakan Integral
tak tentu dari f .

Dalam hal ini, jika () = () maka () = () + , dengan adalah


konstanta integrasi. Maka disebut anti turunan (fungsi primitif) dari pada sebuah
selang dan () disebut integran. Bentuk () disebut integral tak tentu karena
nilainya bergantung pada konstanta . Hubungan notasi yang baik antara turunan dan
integral tak tentu ini adalah:

()
() = = () () = ()

sehingga () = () = () + .

Contoh 5.2

Tentukan integral tak tentu untuk () = 24 23 .

Penyelesaian: Jika F(x) = 24 , maka dF(x) = 24x23 dx,

sehingga dF(x) = 24x23 dx = x24 + C = F(x) + C.

Jadi notasi 24x23 dx = x24 + C menyatakan integral tak tentu dari fungsi f(x) =
24x23 terhadap peubah x, yang hasilnya adalah fungsi F(x) = x24 + C, dengan C
konstanta (riil).

122
Integral

Karena hasil integral tak tentu adalah suatu anti turunan ditambah konstanta jadi
rumus-rumus integral tak tentu dapat diperoleh dari rumus-rumus diferensial yang
bersesuaian.

Teorema 5.1 (Aturan Pangkat)


Jika r adalah bilangan rasional kecuali 1 , maka
x r 1
x dx C
r

r 1

Contoh 5.3

Cari anti turunan yang umum dari f ( x) x 4 3

Penyelesaian:

x7 3 3 7 3
x dx x C
43
7 7
3

Teorema 5.2

sin x dx cos x C, cos x dx sin x C

Untuk membuktikan teorema tersebut , cukup perhatikan bahwa turunan pertama


dari cos x adalah sin x , kemudian turunan pertama dari sin x adalah cos x .

Teorema 5.3 (Kelinearan integral)

Misalkan fungsi f dan g mempunyai anti turunan (integral tak tentu) dan misalkan
k suatu konstanta. Maka:

(i) k f ( x) dx k f ( x) dx
(ii) f ( x) g ( x)dx f ( x) dx g ( x) dx
(iii) f ( x) g ( x)dx f ( x) dx g ( x) dx

123
Integral

Contoh 5.4

Cari integral tak tentu berikut ini dengan menggunakan sifat kelinearan ;

3x 4 x dx u 3u 14du 1 t
t dt
2 32 2
(a) (b) (c)

Penyelesaian:

3x 4 x dx = 3x 2 dx 4 x dx = 3 x 2 dx + 4 x dx
2
(a)

x3 x2
= 3 C1 4 C 2 = x 3 2 x 2 3C1 4C2
3 2

= x 3 2x 2 C

u 3u 14du u 3 2 du 3 u du 14 1 du
32
(b)
2 3
u 5 2 u 2 14 u C
5 2

1 t t 1 2
(c) 2
t dt = 2
t 1 2 dt t 2 dt t 1 2 dt t 3 2 C
t 3

5.1.1 Integral dengan Subtitusi (Penggantian)

Misalkan fungsi g terdifferensial pada Domainnya (Dg) dan Range fungsi G = Rg I,


selang di mana fungsi f terdefinisi .

Jika F ( x) f ( x)dx F ' ( x) f ( x), maka f g ( x)g ( x)dx F g ( x) c .


'

Misalkan u g (x) diperoleh :

f g ( x)g ( x)dx f (u) dx dx f (u)du F (u) +c.


' du

Contoh 5.5

Selesaikanlah integral berikut dengan metode subtitusi :

124
Integral

(x 2) 2 3x 2 dx
3
a.

b. sin 10 x cos x dx

Penyelesaian:

a. Misalkan u x 3 2. Maka du 3x 2 dx .
Jadi x 3 2 3x 2 dx u 2 du u 3 c x 3 2 c
2 1 1 3

3 3

b. Misalkan u sin x ; maka du cos x dx


1 11 1
sin x cos x dx = u 10 du u C sin 11 x C
10
Jadi
11 11

Contoh 5.6

Selesaikan integral berikut ini ;

x 6x x
5 10
a. 3
6x 2
12 dx b. 2
4 x dx

2
x2 x2 2
c. x 4 3
2
dx d. 2 3 x dx

Penyelesaian:

a. Misalkan u x 3 6 x ; maka du (3x 2 6) dx. Sehingga

6x 2

12 dx 2(3x 2 6) dx 2 du , dengan demikian

u6
x 6 x 6 x 12dx = u 2 du 2 u du 2 6 C
3 5 2 5 5

=
u6
2C

x 3 6x
6

K
3 3

125
Integral

Perhatikan bahwa 6x 2

12 dx adalah 2 du bukan du , tetapi hal ini tidak
menimbulkan kesukaran karena faktor 2 dapat dipindahkan ke depan tanda integral
karena sifat kelinearan integral. Kemudian penyelesaian berakhir dengan suatu
konstanta sebarang 2C, dimana diganti dengan K yang masih tetap sebagai suatu
konstanta sembarang.

b. Misalkan u x 2 4 ; maka du 2 x dx , sehingga,

1 u 11
x x 1 1 10
2 x dx = u du = C
10 10
2
4 x dx = 2
4
2 2 2 11

=
x 2
4
11

K
22

c. Misalkan u x 3 2. Maka du 3x 2 dx , sehingga,

x
x2
dx =
1

x3 2
1 4
3x 2 dx =
1 1 4
3
u du
4 3
2 3

=
1 4 3 4 4 3 34 1
u C x 2 C
3 3
4 3 34
x 2 K
9 3 9

c. Misalkan u x 2 2 3 ; maka du x dx . Menyelesaikan integral ini dengan


metode substitusi gagal karena x 2 dx x( x dx) x du , dimana x tidak dapat
dipindahkan kedepan tanda integral (karena x bukan suatu konstanta). Sehingga
untuk menyelesaikan integran ini harus dengan cara lain yakni dengan
menguraikan integran menggunakan aljabar biasa dan kemudian menggunakan
aturan pangkat. Jadi
2
x2 2 x4 2 x6 2
2 3 x dx = 4 3x 9 x dx = 4 3x 9 x dx
2 4

x 7 3x 5
= 3x 3 C
28 5

126
Integral

Berikut diberikan beberapa contoh penyelesaian soal integral dengan metode yang
telah dijelaskan sebelumnya.

Contoh 5.7

Gunakan rumus integral untuk menghitung :

1
a. x 3 2 3 x 2 1dx b. sin 2 x dx
x

Penyelesaian:


2
1
a. I = x 3 2 3 x 2 1dx = x dx x
3 2
dx x dx dx
3

2 1
x 31 x 21 x3
= c1 c 2 c3 ( x c 4 )
3 1 2 1 2 1

3
5
1 3 1 1 3
I = x 4 x 1 x 3 x (c1 c 2 c3 c 4 ) x 4 3 x 5 x C
4 5 4 x 5

dengan C = c1 + c2 c3 + c4 .

b. 2

Misalkan u = 2x du = 2dx atau dx = du, sehingga

1 1 1
sin 2 x dx 2 sin u du
2
( cos u c) cos 2 x C
2

Contoh 5.8

x
Selesaikan integral tentu 1 x
dx dengan 3 cara berikut :

a. Dengan subtitusi (penggantian) u 1 x


b. Dengan subtitusi u = 1 + x

127
Integral

c. Dengan menuliskan pembilang x = (1 + x) 1.

Penyelesaian:

dx dx
a. Subtitusi u 1 x du dx 2u du .
2 1 x 2u
Dari u 1 x , juga diperoleh u 2 1 x, atau x u 2 1, sehingga

x dx u 2

1 2udu
2
I= 1 x

u
2 u 2 1 du u 3 2u c
3

3 1
2
= (1 x) 2 2(1 x) 2 c .
3

b. Subtitusi u = 1 + x => du = dx dan x = u 1, sehingga


x dx u 1 du 2 2
3 1

1 x u du u du u 3 u 2u 2 c
2
1 x 2 21 x 2 C
3 1
=
3

c. Tulis pembilang sebagai x = (1 + x ) 1 sehingga



x
dx
1 x 1 dx 1 xdx dx
1 x 1 x 1 x
3 1

2
1 x 2 2(1 x ) 2 C .
3

Contoh 5.9

Tentukan aturan fungsi f, bila diketahui fungsi f kontinu pada R, mempunyai tepat
3 7
satu titik balik di , dengan garis singgung di titik baliknya sejajar garis
2 2

y x dan f x 12 .
3
2

Penyelesaian: Karena f x 12 f x 12 dx 12 x c1 .

128
Integral

3 7
Selanjutnya karena f mempunyai titik belok di , maka
2 2

3 3
f 0 0 12 c1 diperoleh c1 18, sehingga
2 2

f x 12 x 18 . Dari sini kita peroleh aturan fungsi f yaitu

f x 12 x 18 dx 6 x 2 18x c 2 .

3
Karena garis singgung dititik beloknya sejajar garis y x , maka
2
2
3 3 3 3 3
f , akibatnya 6 18 c 2 .
2 2 2 2 2

Diperoleh c2 = 12, karena itu aturan fungsi f adalah

f x 6 x 2 18x 12 .

Dari sini diperoleh aturan fungsi f adalah

f x 6 x 2 18x 12dx 2 x 3 9 x 2 12 x c3 .

3 7
Selanjutnya karena f melalui titik , maka
2 2
3 2
3 7 7 3 3 3
f 2 9 12 c3 , diperoleh c3 1 ,
2 2 2 2 2 2

dengan demikian aturan fungsi f adalah f x 2 x 3 9 x 2 12 x 1 .

5.2 Integral Tentu

Proses menghitung integral tentu dengan limit jumlah Riemann cukup rumit
meskipun menggunakan bentuk fungsi sederhana. Untuk itu akan diberikan rumus
yang prosesnya lebih sederhana untuk menghitung integral tentu. Rumus yang

129
Integral

mengaitkan integral tentu dan integral tak tentu ini dikenal sebagai Teorema Dasar
Kalkulus.

Teorema 5.4 (Teorema Dasar kalkulus)

Jika fungsi f kontinu pada selang [a,b] dan fungsi F adalah suatu anti turunan dari f
pada [a,b], maka

f x dx F x F b F a .
b
a
a

Contoh 5.10

4
Selesaikan 1 2 dengan menggunakan Teorema Dasar Kalkulus

4
x3

4
1
Penyelesaian : x dx 4 3 13 21.
2

1 3 1 3

5.2.2 Sifat-Sifat Integral Tentu


1. () = (), dengan adalah suatu konstanta.

2. Jika f dan g dua fungsi yang terintegralkan pada [a,b], maka fungsi (f + g)
juga terintegralkan pada [a,b] dan memenuhi

b b b

f x g x dx f x dx g x dx
a a a

3. Jika fungsi f terintegralkan pada [a,b] dan c [a, b] , maka fungsi f juga
terintegralkan pada [a,c] dan pada [c,b] dengan
b c b

f x dx f x dx f x dx .
a a c

130
Integral

4. Jika fungsi f terintegralkan pada [a,b] dan f x 0 pada [a,b], maka


b

f x dx 0 .
a

5. Jika f dan g dua fungsi yang terintegralkan pada [a,b] dan f x g x pada
[a,b], maka
b b

f x dx g x dx.
a a

a b
6.
b
f ( x)dx f ( x)dx.
a

Contoh 5.11

1
Hitunglah integral tentu x x dx .
2

Penyelesaian :

x, x 0
Menurut definisi nilai mutlak : x
x, x 0.

2 x 0, berlaku x x x x x 2
Maka pada selang :
0 x 1, berlaku x x xx x
2

Sehingga

1 3
0 1
1 3
1 0 1
7
2 x x dx 2 x dx 0 x dx 3 x 2 3 x 0 3 .
2 2

Contoh 5.12

2
Hitung 0 3 ( 2 ) cos( 2 )

131
Integral

Penyelesaian: Misalkan = ( 2 ), sehingga = 2 ( 2 ). Maka

1 1
3 ( 2 ) cos( 2 ) = 2 3 ( 2 ) 2 ( 2 ) = 2
3

1 4 1
=2 + = 4 ( 2 ) +
4 8

Jadi, menurut Teorema dasar kalkulus,

2
2
3 ( 2 ) 2 )
1 4 ( 2 )]
cos( = [
8 0
0

1 1 1
= 4 (4 ) 0 =
8 8 32

5.2.3 Aplikasi Integral Tentu

1. Luas Daerah bidang rata

Berikut ini kita akan aplikasikan integral tentu untuk menghitung luas daerah-
daerah yang bentuknya rumit. Seperti biasa kita
mulai dengan kasus yang sederhana.

Daerah di atas sumbu -x Misalkan = ()


menentukan persamaan sebuah kurva di bidang

misalkan fungsi kontinu serta () 0,

[, ]. (seperti pada gambar) Tinjau daerah


yang dibatasi oleh grafik-grafik = (), gambar 5.1 Daerah di bawah kurva = ()

= , = dan = 0. Dalam hal ini kita mengacu sebagai daerah di bawah =



(), antara = , = . Maka luas daerah diberikan oleh () = () .

132
Integral

Contoh 5.13

Gambar daerah R dan hitung luasnya jika Daerah R dibatasi oleh grafik f x x 3 ,
garis x = 0, garis x = 3 dan sumbu-x.
y
Penyelesaian: Perhatikan gambar disamping 27

grafik fungsi f pada selang [0,3]. Maka y = x3

Luas daerah R adalah D+ x


D- 0 3
3
1

3
1
A( R) x 3 dx x 4 34 0 4
0 4 0 4 gambar 5.2 Daerah di bawah kurva =

81
= satuan luas.
4

Daerah di bawah sumbu x. Jika grafik = () terletak di bawah sumbu ,



[, ] ,yang dalam hal ini f ( x) 0 , [, ] maka () adalah bilangan
negatif (sebagaimana sifat integral tentu) , sehingga tak dapat melukiskan suatu luas,
dimana seharusnya luas dinyatakan oleh bilangan yang tak negatif. Maka luas daerah
yang dibatasi oleh = (), = , = dan = 0 adalah


() = () = ().

Contoh 5.14

3
Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh = 4, sumbu , garis = 2 dan
3
= 3.


gambar 5.3 Luas di bawah sumbu X dan di atas kurva =

133
Integral

Penyelesaian: Daerah diperlihatkan pada gambar ,dimana () = 3 3 4

adalah negatif pada selang [2, 3]. Maka luas daerah adalah

3
2
() = ( 4)
3
2

3
3
= [ + 4]
9 2

27 8
= ( + 12) (9 8)
9

145
=
9

y=f(x)

c b
a d

gambar 5.4 Daerah yang dibatasi kurva = () dan sumbu

Perhatikan jika suatu daerah dibatasi oleh kurva = () , dimana () 0


pada suatu interval tertentu dan () 0 pada interval lainnya, (lihat gambar 5.4)
maka luas diperoleh dengan menjumlahkan semua integral untuk f ( x) 0 dikurangi

integral untuk f ( x) 0 . Dalam hal ini luas daerah adalah :

() = () () + ()

134
Integral

Contoh 5.15

Tentukan luas daerah yang dibatasi oleh = 3 3 2 + 3, ruas sumbu


antara = 1 dan = 2.

Penyelesaian: Untuk dapat menghitung luas daerah , maka tentunya terlebih dahulu
digambarkan daerah . Gambar daerah dapat dilihat pada gambar 5.5, dari gambar
tersebut terlihat bahwa ada sebagian di atas sumbu dan bagian yang lain di bawah
sumbu . Pada selang [1, 1] grafik di atas sumbu , sedangkan pada
selang [1, 2] grafik di bawah sumbu . Maka luas daerah adalah

1 2

() = ( 3 3 2 + 3) ( 3 3 2 + 3)
1 1

2
4 2
= [ + ] [ 3
4 2
+ 3]
1

7 23
= 4 ( ) =
4 4

gambar 5.5 Grafik fungsi = + di = dan =

Perhatikan bahwa kita dapat menyatakan luas daerah ini sebagai satu integral dengan
2
menggunakan lambang nilai mutlak, yaitu () = 1| 3 3 2 + 3| .
Tetapi penulisan ini bukanlah penyederhanaan dalam perhitungan, sebab untuk

135
Integral

menghitung integral terakhir kita harus menulis integral ini sebagai dua integral
seperti yang telah kita lakukan sebelumnya.

Contoh 5.16

Hitunglah luas daerah R jika daerah R dibatasi oleh grafik f x x 3 , garis x = -2,

garis x = 3 dan sumbu-x.

Penyelesaian: Perhatikan gambar grafik fungsi f pada selang [-2,-3] memotong


sumbu-x di titik (0,0).

x 3 , untuk 0 x 3
Karena itu x 3 3
x , untuk 2 x 0.

Sehingga berdasarkan definisi diperoleh

x dx x
3 0 3

x 3 dx 3 3
dx
2 2 0

0 3
1 1
= x 4 x 4
4 2 4 0

=
4
4 1
4

0 2 34 0 4
1 4

gambar 5.6 kurva = di selang [, ]
97
satuan luas.
4

Daerah Diantara Dua Kurva. Rumus luas daerah juga dapat dirancang untuk
daerah yang dibatasi oleh dua buah kurva yang kontinu pada selang tertutup [a,b].

Definisi 5.1

Misalkan daerah R dibatasi oleh grafik fungsi kontinu f dan g pada [a,b], dengan
f ( x) g ( x) pada [a,b], garis x a, garis x b. Daerah R dapat ditulis sebagai

136
Integral

R {( x, y); a x b, f ( x) g ( x)}, maka luas daerah R didefinisikan sebagai


b
R f ( x) g ( x) dx
a

y f > g pada [a,b] y

D f
D
D D
g
g
x x

a ci b a b

gambar 5.7 Daerah yang terletak di antara dua kurva

Jika grafik fungsi f memotong grafik fungsi g pada [a,b], gambar 5.7 maka luas
daerah D didefinisikan sebagai berikut :
b
A( R) f ( x) g ( x) dx.
a

f ( x) g ( x), jika f ( x) g ( x) 0
Perhatikan bahwa f ( x) g ( x)
g ( x) f ( x), jika f ( x) g ( x) 0

Contoh 5.17

Gambarkan daerah R dan hitung luasnya jika

a. Daerah R dibatasi oleh kurva y = x2 dan y = 8 x2


b. Daerah R dibatasi oleh grafik fungsi y 3 x , parabola y x 2 dan garis x =1

Penyelesaian :

a. Kita cari lebih dahulu titik perpotongan kedua kurva.

137
Integral

Misalkan y f ( x) 8 x 2 dan y g ( x) x 2 , titik perpotongan kedua kurva dicapai


bilamana f ( x) g ( x) 8 x 2 x 2 8 2 x 2 x 2 4 0 ( x 2)( x 2) 0
diperoleh x = -2 dan x = 2, sehingga kedua kurva berpotongan di titik (-2,4) dan (2,4),
lihat gambar 5.8.

gambar 5.8 Daerah di antara dua kurva

Perhatikan bahwa pada selang [-2,2] f x g x . Menurut definisi 5.1, maka luas
daerah R adalah
2
A( R) f x g x dx
2

8 x x dx 8 dx 2 x dx
2 2 2
2 2 2
=
2 2 2


2
2
= 8 x x 2 82 2 2 3 2 21 .
2 2 3 1
2
3 2 3 3

b. Misalkan y f x 3 x dan y g x x 2 , titik potong kedua kurva dicapai jika


3
x x 2 x x6 x x6 0 x(1 x5 ) 0 x 1 dan x 0 , sehingga
titik potong kedua kurva adalah titik (-1,1) dan (0,0).

138
Integral

Perhatikan bahwa pada selang [-1,0] berlaku f x g x dan pada selang [0,1]
berlaku f x g x sehingga luas daerah D adalah


1 0 1
A( R) x x dx = g x f x dx f x g x dx
3 2

1 1 0


0 1
= x x dx 2 3 3
x x 2 dx
1 0

0 1
1 3 4 3 4 1
= x 3 x 3 x 3 x 3
3 4 1 4 3 0

=
1 3
3
3

4
4

4
3

0 1 0 3 1 3 1 0 1 0 1 .
3 4 3 1 5
6

LATIHAN

Hitunglah integral tak tentu berikut :

1 sin 2 x
1. x x dx
x
8. 1 2 sin x
dx

( z 2 1) 2 3y
2. z
dz 9. 2y2 5
dy

s( s 1) 2
3. s
ds 10. ctg xdx

sin
3
4. 2 x 1 2 dx 11. 1 3x dx

x 1 2 x 3 dx tg x dx
2
5. 12.

139
Integral

x sin x
1 3 x 2 dx
3 4
6. 13. dx
3
1 cos x
sin x
7. cos x 1 sin x dx 14. 3
1 cos x
dx

x 1 x dx dengan dua cara.


2
15. Hitung

a. Subtitusi u = 1 x b. Subtitusi u 1 x

16. Hitung F ( x)dx , jika F(x) = x|x| adalah suatu anti turunan dari f(x) = 2|x|
pada R.

17. Tentukan aturan fungsi implisit F(x, y) = 0 yang melalui titik (2,-1) dan
gradien garis singgungnya disetiap titik (x, y) pada grafik F(x, y) = 0
ditentukan oleh aturan

x
y' ,y0
4y

1 1

18. Gradien garis singgung disetiap titik pada fungsi f adalah f ( x) x 2
x2 .

Jika f melalui titik (4,0) tentukan aturan fungsi f.

x
19. Hitung x 1
dx, dengan

a. Subtitusi t = x-1 b. Subtitusi t x 1

20. Hitunglah integral tentu berikut:

140
Integral

x x dx
1
a.
3

(x 4) dx
2

b. 1

x
2
c. dx
1

(x 2 x) dx
2
d.
1


2
cos x
e.

1 sin x
dx
6

2
f. x
2
x 2 5 dx

21. Carilah luas daerah yang dibatasi oleh

(i) = 2 + 1 , = 1, = 2 = 0
(ii) = 3 + 2, = 1, = 2 = 0
(iii) = 2 + 2 3, = 3, = 1, = 0
22. Carilah luas daerah yang dibatasi oleh grafik = 3 2 2 5 + 6, sumbu
dan garis = 1 dan = 2.
23. Gambarkan daerah dan tentukan pula luas daerah , jika dibatasi oleh
1
(i) =3 2 , = 0, diantara = 0 dan = 3
3

(ii) = 2 2 8, = 0, diantara = 0 dan = 3


3
(iii) = , = 0, diantara = 2 dan = 2
24. Carilah luas daerah yang dibatasi oleh grafik-grafik = 2 dan = 2 +
4
25. Gambarkan daerah dan tentukan pula luas daerah , jika dibatasi oleh

141
Integral

(i) = 2 4 + 3, =
(ii) = 2 2, = 2
(iii) = 8 2 , = 0
(iv) = 6 2 + 4, + 3 2 = 0
(v) 4 2 2 = 0, 4 2 + 4 12 = 0
26. Carilah luas daerah yang dibatasi oleh parabola 2 = 2 2 dan garis = 5

142

Anda mungkin juga menyukai