A. Definisi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²).
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan
berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya
pasien akan meninggal (Asmadi, 2008).
1. Sistem respirasi/pernapasan
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru
dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-
otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan
pusat pernapasan di otak.Pada keadaan istirahat frekuensi
pernapasan antara 12-15 kali per menit.
Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi
paru, dan difusi.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke
paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk
dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara
intrapleural lebih negative (752 mmHg) daripada tekanan
atmofer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke
alveoli.
1) Kebersihan jalan napas, adanya sumbatan atau
obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk dan
keluarnya udara dari dan ke paru-paru.
2) Adekuatnya system saraf pusat dan pusat
pernapasan.
3) Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-
paru.
4) Kemampuan otot-otot pernapasan seperti
diafragma, eksternal interkosta, internal interkosta,
otot abdominal.
b. Perfusi paru
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi
paru untuk dioksigenasi, di mana pada sirkulasi paru adalah
darah dioksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris
dri ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru
bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran
oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus.
Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung.
Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi
variasi volume darah yang besar sehingga dapat
dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan
volume atau tekanan darah sistemik.
c. Difusi
Oksigen terus – menerus berdifusi dari udara dalam alveoli
ke dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus
berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah
pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke
area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi
antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan
tekanan pada area membrane respirasi akan memengaruhi
proses difusi. Misalnya pasa tekanan parsial (P) O2 di
alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada
kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan
berdifusi masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2
dengan PCO2 akan dalam kapiler 45 mmHg sedangkan
pada alveoli 40 mmHg maka CO2 dengan maka CO2 akan
berdifusi keluar alveoli (Priyanto, 2010).
1. Jenis – Jenis Respirasi
a. Reguler adalah pola napas yang teratur (terdapat pada
pasien yang normal)
b. Irreguler adalah pola napas yang tidak teratur
c. Ventilasi adalah pertukaran udara dari luar paru ke
dalam paru
d. Hipoventilasi adalah pola pernapasan lambat frekuensi
kurang dari 16x/menit
e. Hiperventilasi adalah pernapasan dalam dan
cepatfrekuansi lebih dari 24x/menit
f. Biot adalah ketidakteraturan yang tidak dapat
diramalkan dalam kedalaman dan frekuensi pernapasan
ditemukan pada klien yang mengalami kerusakan otak
g. Kusmaul adalah pernapasan yang cepat dan dalam
h. contohnya pada klien yang koma diabetikum
i. Apnea adalah pernapasan yang berhenti
B. Etiologi
1. Alergi dapat menyebabkan kontraksi otot polos bronkus
2. Penumpukan secret
3. Depresi susunan syaraf pusat\
4. Penyakit saluran pernafasan
(Hidayat, 2008)
C. Patofisiologi
Alergi
Infeksi
Penyakit saluran
pernafasan
Hipoksia Dipsnoe
Suplai O2 ke jaringan
berkurang
Hipoksia
(Potter, 2009)
E. Manifestasi klinlik
F. Penatalaksanaan
1. Medis :
Berikan oksigenasi
Bronkodilator
Expektoran
2. Keperawatan :
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan GDA
b. PaCO2 = 35 – 45mmHg
c. PH = 7,35 – 7,45
H. Komplikasi
1. Gagal Nafas
2. Gagal Jantung
3. Kematian Jaringan
I. Anatomi Pernapasan
1. Saluran pernafasan :
Terdiri dari :
o Hidung
o Pharynx
o Larynx
a. Hidung
Terdiri dari :
Nares anterior
Tersusun atas :
o Kulit
o Tulang : os nasalis
o Cartilago
Cavum nasi
1) Vestibulum nasi
3) Regio respiratoria
sinus maxillaries
sinus ethmoidalis
sinus frontalis
sinus sphenoidalis
1. Pernafasan :
o Concha memanasi dan menambah
kelembaban udara yang dihirup.
o Hidung mengatur kelembaban kira-kira 90 %.
2. Penghidu :
o Bau yang ditimbulkan oleh gas atau unsur-
unsur halus yang dihirup akan merangsang N.
Olfactorius ( N.I ) yang terletak di septum
nasi 1/3 atas, rangsang ini akan diteruskan ke
bulbus olfactorius, kemudian ke tractus
olfactorius dan sampai ke otak.
o Sensori penghidu sangat peka. tapi mudah
hilang bila dihadapkan pada waktu yang
cukup lama.
3. Filtrasi
o Dilakukan oleh rambut-rambut di vestibulum dan mukosa
seluruh cavum nasi.
4. Membantu dalam pembentukan suara.
Fungsi sinus :
a) Memanaskan dan melembabkan udara.
b) Mengurangi tekanan dan memberi keseimbangan yang
baik.
c) Membantu resonansi udara.
b. Pharynx
Merupakan pipa fibromusculer yang berjalan dari belakang
hidung sampai esophagus pada ketinggian cartilago cricoid.
Pharynx berhubungan dengan cavum nasi melalui nares
posterior / choana dan juga dengan cavum oral.
Pharynx terbagi atas :
1) Nasopharynx
2) Oropharynx
3) Laryngopharynx
4) Tonsil
5) Larynx
6) Trachea
7) Bronchus
8) Pulmo
9) Alveoli
10) Pleura
J. Fisiologi Pernafasan
Menurut Guyton dan Hall (2009), Fungsi paru-paru adalah
pertukaran gas oksigen dan carbondioksida.
Lapisan udara mempunyai tekanan kira-kira 1 atmosfir atau 760 mm Hg,
terdiri dari :
o Nitrogen : 79 %
o Oksigen : 20 %
o Carbondioksida : 0-0,4 %
o Uap air
o Hidrokarbon
o Sulfur & Nitrogen
o Partikel debu
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfir.
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu
yang sama dengan suhu tubuh. Perubahan ukuran rongga thorax ( paru-
paru ) menyebabkan terjadi inspirasi dan ekspirasi. Proses ini disebut
bernafas atau ventilasi pulmoner.Ketika rongga thorax mengembang
tekanan udara didalamnya menurun, tekanan udara di luar yang lebih
besar akan menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru. Ketika rongga
thorax mengempis, tekanan udara di dalam akan menyebabkan udara
mengalir ke luar.
Mekanismes Pernapasan
a. Inspirasiterjadi karena:
o M. intercostalis eksterna berkontraksi menarik costae
mendekat sehingga sternum dan costae terangkat yang
membuat rongga thorax membesar.
o Rongga thorax bertambah besar ketika M.diafragma
berkontraksi yang membuat diagragma mendatar.
o Sebagai kompensasi diafragma yang mendatar terjadi
kompresi organ abdomen, dan M. abdominalis mengalami
relaksasi.
o Rongga thorax yang membesar menyebabkan tekanan di
dalamnya menurun 4 mm Hg dibawah tekanan atmosfir dan
udara akan masuk ke jalan pernafasan ke dalam paru-paru,
untuk menyamakan tekanan.
b. Ekspirasi terjadi karena :
o M. intercostalis eksterna dan diafragma relaksasi membuat
rongga thorax kembali ke besar semula sehingga tekanan
di dalam rongga thorax meningkat.
o M. abdominalis berkontraksi, mendorong organ abdomen
ke diafragma sehingga tekanan di dalam rongga thorax
bertambah meningkat.
o Paru-paru berkontraksi dan udara dikeluarkan.
c. Transportasi Gas
Bagian penting dari respirasi adalah pertukaran gas, yang terjadi
pada :
1) Respirasi externa / pernafasan pulmoner
adalah pertukaran gas antara alveoli dengan kapiler di pulmo
2) Respirasi interna / pernafasan jaringan
adalah pertukaran gas antara sel dengan kapiler di jaringan
tubuh.
d. Kapasitas dan Volume Pulmo
Alat untuk mengukur volume darah dalam paru-paru adalah
spirometer.
1) Volume residualadalah volume udara yang tetap berada di
paru-paru setelah ekspirasi maksimal.
2) Volume tidal adalah volume udara yang di inspirasi dan
ekspirasi setiap bernafas biasa.
3) Volume reserve inspirasi adalah volume udara maksimal yang
masih dapat masuk setelah inspirasi biasa.
4) Volume reserve ekspirasi adalah volume udara maksimal yang
masih dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa.
5) Kapasitas vital adalah volume udara yang dapat dicapai pada
waktu masuk dan keluar paru-paru dengan inspirasi dan
ekspirasi maksimal.
6) Kapasitas total paru-paru adalah kapasitas vital ditambah
volume residual.
Fungsi Wanita Laki-laki
K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Batuk
2) Dyspneu
4) Nyeri
Dikaji : P,Q,R,S,T / VAS, serangan, lokasi, lama, radiasi,
dampak pada pernafasan
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
2) Mata
Konjungtiva pucat
Konjungtiva stenosis
6) Dada
a) Inspeksi
b) Palpasi
d) Auskultasi
7) Abdomen
8) Genetalia
a) Kelainan Genetalia
b) Terpasang kateter
9) Kulit
a) Sianosis perifer
b) Penurunan turgor
c) Edema
10) Ektremitas
a) Sianosis
b) Clabing finger
c. Pemeriksaan Penunjang
2) Pemeriksaan GDA
PaCO2
PaO2
PH
HCO3
Saturasi Oksigen
3) Rontgen
5) Broncoscopy
L. Diagnosa keperawatan
a. Infeksi
b. Spasme jalan nafas
c. Pengumpulan secret
d. Mukus berlebih
e. Terdapat benda asing pada jalan nafas
f. Sekresi pada bronki
g. Adanya jalan nafas buatan
2. Pola napas tidak efektif
Kondisi di mana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak mampu
karena adanya gangguan fungsi paru. Kemungkinan berhubungan
dengan:
M. Rencana keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.dpenumpukan sekret.
NOC:
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Kriteria hasil :
NIC :
Airway Management
NOC
Airway Management
NOC :
NIC :
Hemodynamic regulation
Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot
Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus mental
Observasi sianosis khususnya membran mukosa
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan
dan tujuan penggunaan alattambahan (O2, Suction, Inhalasi)
Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung
N. Evaluasi tindakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
batas waktu dan kondisi pasien
Guyton, Arthur C. & John E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi
11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RSUD
SALATIGA
Oleh :