Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²).
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan
berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya
pasien akan meninggal (Asmadi, 2008).

Menurut Guyton & Hall (2006), bahwa mekanisme dasar


pernapasan meliputi: 1) ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya
udara antara alveoli dan atmosfir; 2) difusi dari oksigen dan
karbondioksida antara alveoli dan darah; 3) transpor oksigen dan
karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel; 4)
pengaturan ventilasi (Priyanto, 2010).

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang


di gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan
hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia
membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5
cc tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan
metabolisme sel. Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat.
Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme yang berperan dalam
proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil pembakaran
sel) (Hidayat, 2008) .

Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system


respirasi, kardiovaskuler, dan keadaanhematologi.

1. Sistem respirasi/pernapasan
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru
dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-
otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan
pusat pernapasan di otak.Pada keadaan istirahat frekuensi
pernapasan antara 12-15 kali per menit.
Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi
paru, dan difusi.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke
paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk
dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara
intrapleural lebih negative (752 mmHg) daripada tekanan
atmofer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke
alveoli.
1) Kebersihan jalan napas, adanya sumbatan atau
obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk dan
keluarnya udara dari dan ke paru-paru.
2) Adekuatnya system saraf pusat dan pusat
pernapasan.
3) Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-
paru.
4) Kemampuan otot-otot pernapasan seperti
diafragma, eksternal interkosta, internal interkosta,
otot abdominal.
b. Perfusi paru
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi
paru untuk dioksigenasi, di mana pada sirkulasi paru adalah
darah dioksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris
dri ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru
bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran
oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus.
Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung.
Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi
variasi volume darah yang besar sehingga dapat
dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan
volume atau tekanan darah sistemik.
c. Difusi
Oksigen terus – menerus berdifusi dari udara dalam alveoli
ke dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus
berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah
pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke
area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi
antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan
tekanan pada area membrane respirasi akan memengaruhi
proses difusi. Misalnya pasa tekanan parsial (P) O2 di
alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada
kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan
berdifusi masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2
dengan PCO2 akan dalam kapiler 45 mmHg sedangkan
pada alveoli 40 mmHg maka CO2 dengan maka CO2 akan
berdifusi keluar alveoli (Priyanto, 2010).
1. Jenis – Jenis Respirasi
a. Reguler adalah pola napas yang teratur (terdapat pada
pasien yang normal)
b. Irreguler adalah pola napas yang tidak teratur
c. Ventilasi adalah pertukaran udara dari luar paru ke
dalam paru
d. Hipoventilasi adalah pola pernapasan lambat frekuensi
kurang dari 16x/menit
e. Hiperventilasi adalah pernapasan dalam dan
cepatfrekuansi lebih dari 24x/menit
f. Biot adalah ketidakteraturan yang tidak dapat
diramalkan dalam kedalaman dan frekuensi pernapasan
ditemukan pada klien yang mengalami kerusakan otak
g. Kusmaul adalah pernapasan yang cepat dan dalam
h. contohnya pada klien yang koma diabetikum
i. Apnea adalah pernapasan yang berhenti
B. Etiologi
1. Alergi dapat menyebabkan kontraksi otot polos bronkus
2. Penumpukan secret
3. Depresi susunan syaraf pusat\
4. Penyakit saluran pernafasan

(Hidayat, 2008)

C. Patofisiologi

Gangguan oksigenasi dipengaruhi oleh dua factor yaitu alergi dan


psikologi, faktor tersebut dapat meningkatkan terjadinya kontraksi otot
polos, meningkatkan produksi sekret abnormal pada bronkidus dan adanya
kontraksi pada trakea serta meningkatkan produksi mukus di jalan nafas ,
sehingga terjadi penyempitan pada jalan nafas dan penumpukan udara di
terminal.

Oleh sebagian macam sebab maka akan menimbulkan gangguan, seperti


gangguan ventilasi ( hipoventilasi ) , distribusi ventilasi yang tidak merata
dengan sirkulasi darah parah. Hipoventilasi menyebabkan
ketidakseimbangan O2 dan CO2 sehinggaaliran darah ke jantung dan paru
sendiri berkurang. Akibatnya suplai O2 berkurang, dari jantung sendiri
akan mengakibatkan iskemik otot jantung yang akan menurunkan cardiac
output, untuk paru – paru mengakibatkan anoreksia dan sesak nafas
(Potter, 2009)
D. Pathway

Alergi

Infeksi

Penyakit saluran
pernafasan

Depresi susunan saraf


pusat

Iritasi jalan nafas obtruksi jalan nafas

Suplai O2 ke jaringan berkurang

Hipoksia Dipsnoe

Akumulasi sekret Gangguan jalan nafas difusi ventilasi terganggu

Suplai O2 ke jaringan
berkurang

Hipoksia

Takipnea Suplay O2 menurun

Gangguan pertukaran gas


Pola nafas tidak
Bersihan jalan efektif
nafas tidak efektif

(Potter, 2009)
E. Manifestasi klinlik

Karakteristiknya ada suara tambahan, sianosis, batuk


berdahak, gelisah, dispnea, pernafasan cuping hidung,
perubahan kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu
nafas, perubahan pola nafas, nyeri dada, retraksi dada,
dyspnea (Priyanto, 2010).

F. Penatalaksanaan

1. Medis :

 Berikan oksigenasi

 Berikan obat-obat seperti :

 Bronkodilator

 Expektoran

2. Keperawatan :

 Optimalkan pengangkutan oksigen dan memakai konsumsi


oksigen

 Berikan posisi semi fowler (setengah duduk)

 Cegah terjadinya komplikasi

 Fisioterapi dada, ( perkusi, vibrasi dan postural drainase )

 Berikan latihan batuk efektif :Merupakan cara untuk


memelihara pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk
secara efektif dengan tujuan membersihkan laring trakea
dan bronkeolus dari sekret atau benda asing di jalan nafas (
Andarmoyo, 2012)

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan GDA

a. PaO2 = 80 – 100 mmHg

b. PaCO2 = 35 – 45mmHg
c. PH = 7,35 – 7,45

2. Pemerisaan Rontgen Dada

Untuk melihat patologi dan atau kemajuan proses penyakit yang


tidak diketahui.

3. Laboratorium penunjang darah, mantoux test, dan pemeriksaan


sputum (Asmadi, 2008).

H. Komplikasi

1. Gagal Nafas

2. Gagal Jantung

3. Kematian Jaringan

I. Anatomi Pernapasan

Menurut Guyton dan Hall (2007),Sistem Respirasi menghantarkan udara


yang mengandung oksigen ke dalam darah dan membuang gas-gas
buangan hasil metabolisme. Respirasi terdiri dari proses ganda yaitu
respirasi eksterna dan respirasi interna. Respirasi eksterna atau
pernafasan luar adalah bentuk pertukaran gas dimana oksigen dari paru-
paru berpindah ke dalam darah, dan carbon-dioksida dan air berpindah dari
darah ke paru-paru sedangkan respirasi interna atau pernafasan dalam
adalah proses dimana sel tubuh menukar carbon-dioksida dengan oksigen
di dalam darah.

Sistem pernafasan meliputi organ-organ yang terlibat


dalam pernafasan, terdiri atas :

1. Saluran pernafasan :

Terdiri dari :

o Hidung

o Pharynx

o Larynx

o Trachea dan cabang-cabangnya


2. Pulmo( paru-paru )

a. Hidung

Terdiri dari :

o Hidung luar / nares anterior / nostril

o Rongga hidung / cavum nasi

Nares anterior

Tersusun atas :

o Kulit

Kulit yang melapisi hidung biasanya tipis dan


dapat digerakkan, sedang yang melapisi
cartilago melekat erat dan tebal.

o Tulang : os nasalis

o Cartilago

Bagian atas nares anterior adalah tulang


sedangkan ala nasi terdiri dari cartilago.

Cavum nasi

Membentang dari nares anterior sampai nares posterior (


choana Cavum nasi dipisahkan oleh sekat ( septum nasi )
menjadi 2 ruanga ( kanan dan kiri ). Septum nasi adalah
cartilago yang dilapisi oleh tunika mukosa yang tipis.

Cavum nasi dapat dibagi menjadi 3


bagian :

1) Vestibulum nasi

Terletak di bagian depan, dilapisi kulit lanjutan dari


kulit yang melapisi hidung luar. Kulit ini banyak
mengandung glandula sebacea , glandula sudorifera,
serta folikel rambut yangmenyaring udara
pernafasan yang masuk dari benda-benda asing.
2) Regio olfactoria

Terletak di bagian atas cavum nasi, berisi receptor-


receptor bau.

3) Regio respiratoria

Pada regio ini permukaannya selalu basah karena


sekresi glandula mukosa, yang berfungsi :

 Melembabkan udara pernafasan

 Menyaring debu / benda-benda asing yang


ikut masuk ( debu / benda asing akan lengket
pada permukaan ).Sedangkan vaskularisasi
membran mukosa membantu
menghangatkan udara pernafasan.

Di sekitar hidung terdapat rongga yang berhubungan


dengan hidung disebut sinus paranasalis terdiri dari :

 sinus maxillaries

 sinus ethmoidalis

 sinus frontalis

 sinus sphenoidalis

Pada dinding lateral cavum nasi terdapat concha yaitu tulang


berlapis mukosa, terdiri dari :

 concha nasalis superior

 concha nasalis media

 concha nasalis inferior

Antara concha nasalis superior dan medius terdapat meatus


nasi superior yang merupakan tempat bermuara sinus
sphenoidalis dan sinus ethmoidalis posterior.
Antara concha nasalis medius dan inferior terdapat meatus
nasi medius yang merupakan tempat bermuara sinus
maxillaris, sinus ethmoidalis anterior, dan sinus frontalis.

Di bawah concha nasalis inferior terdapat meatus nasi inferior yang


merupakan tempat bermuara ductus nasolacrimalis.
Fungsi hidung :

1. Pernafasan :
o Concha memanasi dan menambah
kelembaban udara yang dihirup.
o Hidung mengatur kelembaban kira-kira 90 %.
2. Penghidu :
o Bau yang ditimbulkan oleh gas atau unsur-
unsur halus yang dihirup akan merangsang N.
Olfactorius ( N.I ) yang terletak di septum
nasi 1/3 atas, rangsang ini akan diteruskan ke
bulbus olfactorius, kemudian ke tractus
olfactorius dan sampai ke otak.
o Sensori penghidu sangat peka. tapi mudah
hilang bila dihadapkan pada waktu yang
cukup lama.
3. Filtrasi
o Dilakukan oleh rambut-rambut di vestibulum dan mukosa
seluruh cavum nasi.
4. Membantu dalam pembentukan suara.
Fungsi sinus :
a) Memanaskan dan melembabkan udara.
b) Mengurangi tekanan dan memberi keseimbangan yang
baik.
c) Membantu resonansi udara.
b. Pharynx
Merupakan pipa fibromusculer yang berjalan dari belakang
hidung sampai esophagus pada ketinggian cartilago cricoid.
Pharynx berhubungan dengan cavum nasi melalui nares
posterior / choana dan juga dengan cavum oral.
Pharynx terbagi atas :
1) Nasopharynx
2) Oropharynx
3) Laryngopharynx
4) Tonsil
5) Larynx
6) Trachea
7) Bronchus
8) Pulmo
9) Alveoli
10) Pleura
J. Fisiologi Pernafasan
Menurut Guyton dan Hall (2009), Fungsi paru-paru adalah
pertukaran gas oksigen dan carbondioksida.
Lapisan udara mempunyai tekanan kira-kira 1 atmosfir atau 760 mm Hg,
terdiri dari :

o Nitrogen : 79 %
o Oksigen : 20 %
o Carbondioksida : 0-0,4 %
o Uap air
o Hidrokarbon
o Sulfur & Nitrogen
o Partikel debu
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfir.
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu
yang sama dengan suhu tubuh. Perubahan ukuran rongga thorax ( paru-
paru ) menyebabkan terjadi inspirasi dan ekspirasi. Proses ini disebut
bernafas atau ventilasi pulmoner.Ketika rongga thorax mengembang
tekanan udara didalamnya menurun, tekanan udara di luar yang lebih
besar akan menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru. Ketika rongga
thorax mengempis, tekanan udara di dalam akan menyebabkan udara
mengalir ke luar.
Mekanismes Pernapasan
a. Inspirasiterjadi karena:
o M. intercostalis eksterna berkontraksi menarik costae
mendekat sehingga sternum dan costae terangkat yang
membuat rongga thorax membesar.
o Rongga thorax bertambah besar ketika M.diafragma
berkontraksi yang membuat diagragma mendatar.
o Sebagai kompensasi diafragma yang mendatar terjadi
kompresi organ abdomen, dan M. abdominalis mengalami
relaksasi.
o Rongga thorax yang membesar menyebabkan tekanan di
dalamnya menurun 4 mm Hg dibawah tekanan atmosfir dan
udara akan masuk ke jalan pernafasan ke dalam paru-paru,
untuk menyamakan tekanan.
b. Ekspirasi terjadi karena :
o M. intercostalis eksterna dan diafragma relaksasi membuat
rongga thorax kembali ke besar semula sehingga tekanan
di dalam rongga thorax meningkat.
o M. abdominalis berkontraksi, mendorong organ abdomen
ke diafragma sehingga tekanan di dalam rongga thorax
bertambah meningkat.
o Paru-paru berkontraksi dan udara dikeluarkan.
c. Transportasi Gas
Bagian penting dari respirasi adalah pertukaran gas, yang terjadi
pada :
1) Respirasi externa / pernafasan pulmoner
adalah pertukaran gas antara alveoli dengan kapiler di pulmo
2) Respirasi interna / pernafasan jaringan
adalah pertukaran gas antara sel dengan kapiler di jaringan
tubuh.
d. Kapasitas dan Volume Pulmo
Alat untuk mengukur volume darah dalam paru-paru adalah
spirometer.
1) Volume residualadalah volume udara yang tetap berada di
paru-paru setelah ekspirasi maksimal.
2) Volume tidal adalah volume udara yang di inspirasi dan
ekspirasi setiap bernafas biasa.
3) Volume reserve inspirasi adalah volume udara maksimal yang
masih dapat masuk setelah inspirasi biasa.
4) Volume reserve ekspirasi adalah volume udara maksimal yang
masih dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa.
5) Kapasitas vital adalah volume udara yang dapat dicapai pada
waktu masuk dan keluar paru-paru dengan inspirasi dan
ekspirasi maksimal.
6) Kapasitas total paru-paru adalah kapasitas vital ditambah
volume residual.
Fungsi Wanita Laki-laki

Volume Reserve Inspirasi 1,9 3,3

Volume Tidal 0,5 0,5

Kapasitas inspirasi 2,4 3,8


Volume reserve ekspirasi 0,7 1,0

Volume residual 1,1 1,2

Kapasitas residual fungsional 1,8 2,2

Kapasitas vital 3,1 4,8

Kapasitas total paru 4,2 6,0

K. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian pemenuhan kebutuhan O2 meliputi riwayat perawatan,


pemeriksaan fisik dari catatan dan lapangan

a. Riwayat perawatan yang sesuai dengan pemenuhan oksigen

Difokuskan pada kemampuan klien memenuhi kebutuhan


oksigen. Pengkajian riwayat klien tentang :

1) Batuk

a) Batuk produktif atau tidak

b) Waktu batuk terserang

c) Batuk produktif(terdapat sputum) lama, konsistensi


bau, ada tidaknya darah

d) Kapan produksi sputum

2) Dyspneu

Ketidakseimbangan kebutuhan dan kemampuan pemenuhan


O2

3) Suara nafas abnormal(missal wheezing) terdapat suara


gemerisik seperti music

4) Nyeri
Dikaji : P,Q,R,S,T / VAS, serangan, lokasi, lama, radiasi,
dampak pada pernafasan

5) Riwayat infeksi saluran pernafan

6) Faktor riwayat klien atau keluarga

b. Pemeriksaan fisik

1) Kepala

 Bentuk kepala bulat

 Pertumbuhan rambut merata

 Kulit kepala bersih

2) Mata

 Konjungtiva pucat

 Konjungtiva stenosis

3) Hidung : Cuping hidung mengembang

4) Mulut dan bibir

 Membran mukosa stenosis

 Bernafas dengan mengerutkan mulut

5) Leher: Adanya bendungan atau penumpukan cairan di vena

jugularis ventrikuler 5 – 2cm H2o sampai 5 + 2cm H2O

6) Dada

a) Inspeksi

 Bentuk dada (barrel chest, funnel chest, pigeon


chest)

 Kesimetrisan dada saat istirahat dan bergerak

 Pembengkakan abnormal (peninggkatan


diameter anteroposterior dinding dada)
 Keadaan kulit (oedem atau tonjolan atau
tumor)

 Retraksi dinding dada saat inspirasi (retraksi


intercosta, retraksi supra strena)

b) Palpasi

 Keadaan kulit dinding dada

 Nyeri tekan adanya : luka setempat, plemitis,


metastatis tumor ganas

 Terdapat massa atau pembengkakan

 Vocal fremitus kanan dan kiri

c) Perkusi : Suara yang ditimbulkan (sonor, redup,


pekak)

d) Auskultasi

 Membandingkan suara nafas kiri dan kanan

 Suara ucapan atau vocal resonansi


(Bronchaphony, Pectorylogory, Egophony)

 Suara tambahan (Ronchi, Wheezing, Rales,


Pleuralfrictiontub)

7) Abdomen

a) Inspeksi : Warna, strie, jaringan perut, umbilicus,


ascites

b) Auskultasi : Frekuensi, nada, dan intensitas bising


usus

c) Palpasi : Rasakan adanya spasme otot perut, nyeri


tekan, adanya masa (palpasi dilakukan pada 4
kuadran)
d) Perkusi :Dengarkan bunyi yang dhasilkan
(tympani/hipertympani )

8) Genetalia

a) Kelainan Genetalia

b) Terpasang kateter

9) Kulit

a) Sianosis perifer

b) Penurunan turgor

c) Edema

10) Ektremitas

a) Atas ( Pergerakan, fraktur, kesimetrisan, kekuatan


otot, pitting edema < 2 detik, CRT < 3 detik,
kebersihan kuku )

b) Bawah ( Pergerakan, fraktur, kesimetrisan, kekuatan


otot, pitting edema < 2 detik, CRT < 3 detik,
kebersihan kuku )

11) Jari dan kuku

a) Sianosis

b) Clabing finger

c. Pemeriksaan Penunjang

1) Sputum untuk kultur : Untuk mengidentifikasi mikro


organisme.

2) Pemeriksaan GDA

 PaCO2

 PaO2

 PH

 HCO3
 Saturasi Oksigen

o Perubahan pH : menilai asidosis bila pH dibawah


7,35 dan alkalosis pH diatas 7,45

o Perubahan CO2 : perubahan dalam respirasi.

( respiratory acidosis bila pCO2 lebih 45 mmhg &


alkalosis respiratory pCO2 kurang 35 mmhg )

o Perubahan HCO3- adalah perubahan metabolik.(


acidosis metabolik bila HCO3 kurang 22 meg &
alkalosis metabolik bila HCO3 lebih 26 meg )

3) Rontgen

4) Scan paru atau ST scan

5) Broncoscopy

L. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan


oksigenasi di antaranya adalah :

1. Bersihan jalan napas tidak efektif

Kondisi di mana pasien tidak mampu membersihkan secret/slem


sehingga menimbulkan obstruksi saluran pernapasan dalam rangka
mempertahankan saluran napas.

Kemungkinan berhubungan dengan :

a. Infeksi
b. Spasme jalan nafas
c. Pengumpulan secret
d. Mukus berlebih
e. Terdapat benda asing pada jalan nafas
f. Sekresi pada bronki
g. Adanya jalan nafas buatan
2. Pola napas tidak efektif
Kondisi di mana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak mampu
karena adanya gangguan fungsi paru. Kemungkinan berhubungan
dengan:

a. Menurunnya ekspansi paru

b. Depresi pusat pernapasan

c. Kelemahan otot pernapasan

3. Gangguan pertukaran gas


Suatu kondisi di mana pasien mengalami penurunan pengiriman
oksigen dan karbon dioksida di antara alveoli paru dan system
vaskuler. Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Penumpukan cairan dalam paru
b. Obstruksi saluran pernapasan
c. Edema paru
d. Pembedahan paru
e. Hiperventilasi

M. Rencana keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.dpenumpukan sekret.
NOC:
 Respiratory status : Ventilation
 Respiratory status : Airway patency

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatanselama 2X24


jam keadaan jalan nafas menjadi efektif.

Kriteria hasil :

 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara


nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
 Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
 Mampu mengidentifikasikan dan mencegah
faktor yang penyebab.
 Saturasi O2 dalam batas normal
 Foto thorak dalam batas normal

NIC :

Airway Management

 Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning.


 Berikan O2 sesuai advice
 Anjurkan pasien untuk istirahat
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
 Berikan bronkodilator dan expektoran
 Monitor respirasi dan status O2
 Mengajarkan batuk efektif
2. Pola nafas tidak efektif b.d suplai O2 ke paru berkurang.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24


jam pola nafas tidak efektif dapat diatasi.

NOC

 Respiratory status : Ventilation

 Respiratory status : Airway patency

 Vital sign Status

Kriteria hasil : Ekspensi dada simetris, tidak ada penggunaan


alat bantu prnafasan, tidak terdapat bunyi nafas tambahan, pola
nafas teratur
NIC :

Airway Management

 Posisikan pasien untuk memaksimalkan


ventilasi

 Pasang mayo bila perlu

 Lakukan fisioterapi dada jika perlu

 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

 Monitor respirasi dan status O2

 Pertahankan jalan nafas yang paten

 Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi

 Monitor vital sign

 Monitor pola nafas

3. Gangguan pertukaran gas b.d hiperventilasi

Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam gangguan pertukaran gas


teratasi

NOC :

 Respiratory Status : Gas exchange

Kriteria hasil:pernafasan kembali teratur

NIC :

Hemodynamic regulation
 Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot
 Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
 Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus mental
 Observasi sianosis khususnya membran mukosa
 Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan
dan tujuan penggunaan alattambahan (O2, Suction, Inhalasi)
 Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung

N. Evaluasi tindakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
batas waktu dan kondisi pasien

1. Bersihan jalan nafas menjadi efektif

2. Tidak ada penggunaan alat bantu pernapasan

3. Gangguan pertukaran gas menjadi normal


DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. & John E. Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi
11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinik.


Jakarta: Salemba Medika

Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul, (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia:Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Priyanto, (2010). Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap Fungsi


VentilasiOksigenasi Paru Pada Klien Post Ventilasi Mekanik. Tesis.
Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister Ilmu Keperawatan
Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah Universitas Indonesia, Depok.

Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi).


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Perry, Potter. (2007). Fundamental of nursing Edisi 4. Volume 1 & 2. Jakarta :


EGC.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RSUD
SALATIGA

Oleh :

ARNA ADI SUSANTO


NIM : SN172009

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2018

Anda mungkin juga menyukai