Disusun Oleh :
MARIA SILVERA TAEL
NIM : 2008.03.0184
A. Definisi
B. Jenis-Jenis Mobilitas
1. Mobilitas penuh
Merupakan keadaan dimana kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas
penuh ini merupakan fungsi dari saraf motoris, volunter dan sensoris untuk dapat mengontrol
seluruh area tubuh seseorang.
2. Mobilitas sebagian
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas dan tidak
mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik
pada area tubuhnya.
Mobilisasi sebagian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Mobilitas sebagian temporer merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara
Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskulus skeletal seperti
adanya duslokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas sebagian permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya tetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang
reversibel. Contohnya : terjadinya hemiplegia karena stroke, praplegi karena cedera tulang
belakang dan khusus untuk poliolemitis karena terganggunya sistem saraf motoris dan
sensoris. (Musrifatul Uliyah dan A. Aziz A. H, 2008; 104)
C. Etiologi
1. Gaya hidup
2. Proses penyakit/ cidera
3. Kebudayaan
4. Tingkat energi
5. Usia dan status perkembangan
6. Intoleransi aktifitas
7. Gangguan neuromuskuler
8. Gangguan muskulus
F. Manfaat Mobilisasi
1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation
2. Mengurangi rasa sakit dengan demikian pasien merasa sehat
3. Membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula
4. Mobilisasi memungkinkan kita mengajarkan segera untuk pasien agar dapat merawat dirinya
5. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli
6. Memelihara fleksibilitas dari tulang dan sendi juga meningkatkan kekuatan otot
L. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar X tulang
Menggambarkan kepadatan tulang, tekstur dan perbuatan hubungan tulang.
2. Laboratorium
Darah rutin, faktor pembekuan darah golongan darah crostet dan analisa.
3. Radiologis
a. Dua gambar, anterior posterior (AP) dan lateral
b. Memuat 2 sendi diroksimal dan distol fraktur
c. Memuat gambar foto 2 ekstremitas, yaitu ekstremitas yang kena cidera dan ekstremitas yang
tidak terkena cidera (pada anak dilakukan 2 kali yaitu sebelum tindakan dan sesudah
tindakan)
M. Penatalaksanaan
1. Membantu pasien duduk di tempat tidur
Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan mobilitas pasien.
Tujuan :
a. Mempertahankan kenyamanan
b. Mempertahankan toleransi terhadap aktifitas
c. Mempertahankan kenyamanan
2. Mengatur posisi pasien di tempat tidur
a. Posisi fowler adalah posisi pasien setengah duduk/ duduk
Tujuan :
1) Mempertahankan kenyamanan
2) Menfasilitasi fungsi pernafasan
b. Posisi sim adalah pasien terbaring miring baik ke kanan atau ke kiri
Tujuan :
1) Melancarkan peredaran darah ke otak
2) Memberikan kenyamanan
3) Melakukan huknah
4) Memberikan obat peranus (inposutoria)
5) Melakukan pemeriksaan daerah anus
c. Posisi trelendang adalah menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah dari bagian kaki
Tujuan : untuk melancarkan peredaran darah
d. Posisi dorsal recumbent adalah posisi pasien ditempatkan pada posisi terlentang dengan
kedua lutut fleksi di atas tempat tidur
Tujuan :
1) Perawatan daerah genetalia
2) Pemeriksaan genetalia
3) Posisi pada proses persalinan
e. Posisi litotomi adalah posisi pasien yang ditempatkan pada posisi terlentang dengan
mengangkat kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen
Tujuan :
1) Pemeriksaan genetalia
2) Proses persalinan
3) Pemasangan alat kontrasepsi
f. Posisi genu pectorat adalah posisi nungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada bagian atas tempat tidur.
Memindahkan pasien ke tempat tdiur/ ke kursi roda
Tujuan :
1) Melakukan otot skeletal untuk mencegah kontraktur
2) Mempertahankan kenyamanan pasien
3) Mempertahankan kontrol diri pasien
4) Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
Membantu pasien berjalan
Tujuan :
1) Toleransi aktifitas
2) Mencegah terjadinya kontraktur sendi
Mobilisasi
Tidak mampu
beraktifitas
Peruba Ketid
han ak Ganggu
Penump
sistem Penyum mamp an
Penurunan otot (atrofi) ukan
intragu batan uan kataboli
sekret
men diblad sme
kulit er
Kontri
Suplai
ksi
Sulit aliran Reten Anoreks
Perubahan sistem muskulus skeletal pembul
batuk tergangg si ia
uh
u
darah
Sel Nitroge
Ganggu
kulit n tidak
an jalan
menjad seimban
nafas
i mati g
Kele Kemund
Dekubi mah- uran
tus an infek
otot defekasi
Stres terjadi Konstipasi
Peningkatan asam
lambung
Nafsu makan
menurun
Gangguan sistem
metabolik
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid 2. Jakarta; Salemba Medika.
Alimul Aziz, 2008. Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2. Jakarta; Salemba Medika.
Dujiastuti SN Suris. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta.
Potter dan Perri. Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta; 2005.