Anda di halaman 1dari 17

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMILIH SWALAYAN

TERBAIK DENGAN ANALISIS AHP


1Achmad Fiqry Dwisaputra, 2Muhammad Alif Septa, 3Muhammad Reza R.
FRI-072
1,2,3Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
1 fiqridwis23@gmail.com , 2 alifsfp@gmail.com , 3 rizqullah_mreza@yahoo.com

Abstrak
Majunya perkembangan dalam kebutuhan sektor ritel menyebabkan bertambahnya tempat belanja (swalayan), dimana
dalam pengambilan keputusannya berpengaruh dalam menentukan alternatif tempat belanja. Adapun penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui siapa swalayan terbaik yang menjadi pilihan masyarakat Kota Bandung berdasarkan
kriteria- kriteria yang sudah ditetapkan yaitu variasi produk, harga, pelayanan dan keamanan. Penelitian ini,
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu metode kuesioner, penentuan jumlah sample menggunakan metode
Judgement Sampling dan metode pengambilan keputusan yang digunakan adalah metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) dengan menggunakan software Microsoft Excel. Tahapan dalam metode AHP diawali proses pendefinisian
masalah, pembuatan struktur hierarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan
alternatif pilihan, menghitung priority vector, dan menguji konsistensinya. Hasil yang didapat pada tiap kriteria
memiliki CR < 0,1 maka semua kriteria konsisten. Hasil dari penelitian ini berupa alternatif terbaik yang menjadi
pilihan masyarakat Kota Bandung untuk tempat belanja (swalayan) berdasarkan urutan tertinggi hingga yang terendah
adalah sebagai berikut Carrefour dengan persentase 51%, Hypermart dengan persentase 26%, dan terakhir adalah
Yogya dengan persentase 24%.

Kata-kata kunci: [Swalayan, Kuisioner, AHP, Judgement Sampling, Consitency Ratio, Eigen Vector, Priority Ranking]

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Saat ini banyak sekali perusahaan dagang yang bersaing dalam bisnis ritel yang berbentuk minimarket,
toko serba ada (toserba), swalayan dan lain-lain. Swalayan atau Supermarket merupakan sebuah toko
besar yang menjual berbagai macam keperluan sehari hari. Persaingan bisnis ritel yang semakin ketat
menuntut manajemen perusahaan untuk cermat dalam menentukan strategi bersaing agar dapat
menciptakan loyalitas pelanggan dan menguasai pasar. Memiliki pelanggan yang loyal adalah salah satu
tujuan akhir dari perusahaan karena loyalitas pelanggan dapat menjamin kelanggengan hidup
perusahaan dalam jangka panjang (Foster, 2008: 171). Salah satu unsur yang penting dalam menjaga
loyalitas pelanggan, yaitu memberikan pelayanan yang berkualitas. Selain itu juga harga sangat
berpengaruh. Jika tidak dapat menentukan harga jual produk secara tepat akan berakibat pada
pelanggan yang tidak tertatik membeli barang tersebut (Gitosudarmo, 2012: 267). Variasi produk juga
akan memberikan pelanggan pilihan yang banyak saat berbelanja, begitupun masalah keamanan yang
membuat pelanggan merasa tenang saat berbelanja. Maka faktor kesuksesan dari sebuah swalayan
bergantung variasi produk, harga, pelayanan dan keamanan yang membuat pelanggan merasa senang,
nyaman saat berbelanja serta dapat menjaga loyalitas pelanggan pada swalayan tersebut. Kami dari
FRI-072 melakukan sebuah pengujian dengan menyebar kuisioner kepada responden untuk mengetahui
kriteria-kriteria apa sajakah yang terpenting agar responden tertarik untuk berbelanja di swalayan
terebut. Hasil dari kuisioner selanjutnya akan kami olah menggunakan metode AHP.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah data pada kuisioner yang diisi oleh responden sudah konsisten?
2. Apakah variasi produk berpengaruh terhadap minat pelanggan/responden terhadap swalayan
tersebut?
3. Apakah harga berpengaruh terhadap minat pelanggan/responden terhadap swalayan tersebut?
4. Apakah pelayanan berpengaruh terhadap minat pelanggan/responden terhadap swalayan tersebut?
5. Apakah keamanan berpengaruh terhadap minat pelanggan/responden terhadap swalayan tersebut?
6. Kriteria apa yang paling dipilih/diminati oleh pelanggan/responden dalam memilih swalayan?
7. Alternatif swalayan mana yang paling diminati oleh pelanggan/responden?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Data pada kuisioner yang diisi oleh responden konsisten.
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi produk terhadap pemilihan swalayan oleh
pelanggan/responden.
3. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap pemilihan swalayan oleh pelanggan/responden.
4. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan terhadap pemilihan swalayan oleh pelanggan/responden.
5. Untuk mengetahui pengaruh keamanan terhadap pemilihan swalayan oleh pelanggan/responden.
6. Untuk mengetahui kriteria yang paling dipilih/diminati oleh pelanggan/responden dalam memilih
swalayan.
7. Untuk mengetahui alternatif swalayan yang paling diminati oleh pelanggan/responden.

1.4 Batasan Penelitian


1. Data yang dikumpulkan berdasarkan penarikan kuesioner sebanyak 30 responden.
2. Penulis menggunakan Judgement Sampling dan hanya membatasi pada metode Analytical
Hierarchy Process dalam pengambilan keputusan.
3. Menggunakan software Ms. Excel dalam pengolahan data.
4. Alternatif swalayan yang digunakan, yaitu Carrefour, Hypermart, Yogya.
5. Kriteria pada masalah yang diuji, yaitu variasi produk, harga, pelayanan, dan keamanan.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Memahami pengolahan data dengan metode AHP menggunakan Ms. Excel.
2. Mengetahui alternatif swalayan yang dipilih dengan mempertimbangkan berbagai kriteria (variasi
produk, harga, pelayanan dan keamanan).
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Kuesioner
Metode kuesioner menurut (Sugiyono, 2008), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Menurut Koentjaraningrat (2001:125), Kuesioner merupakan suatu daftar yang berisikan
suatu rangkaian pertanyaan mengenai hal atau suatu bidang Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup
terperinci dan lengkap. Kuesioner juga dapat didefinisikan sebagai alat ukur yang berbentuk daftar
pertanyaan yang disusun secara sistematis dan dipakai sebagai pedoman atau panduan pengumpulan
data sesuai tujuan penelitian.

2.2 Analytical Hierarchy Process (AHP)


Analytic hierarchy process atau AHP adalah sebuah alat yang sangat cocok untuk mengambil
keputusan pada saat tertentu, dimana keputusan subjektif lah yang dipilih berdasarkan logika lalu
digunakan untuk pengambilan keputusan akir. Untuk data probabilitas, pohon keputusan
membandingkan dari profit ke pilihan alternative lainnya, dan itulah secara umum cara untuk mengamil
keputusan. Keputusan yang diambil menggambarkan kepribadian dari pengambil keputusan dimana itu
bisa dibedakan menjadi Optimis atau Pesimis. Prosedur penilaian perbandingan berpasangan dalam
AHP, mengacu pada skor penilaian yang telah dikembangkan oleh Thomas L Saaty, sebagai berikut:

Tabel 2.1 Skor Penilaian menurut Thomas L Saaty

2.2.1 Langkah-langkah Analytical Hierarcy Process (AHP)


Adapun langkah-langkah dari Analytical Hierarchy Process sebagai berikut:
1. Menyatukan pendapat dari beberapa kuisioner, jika kuisioner diisi oleh pakar,
maka kita akan menyatukan pendapat para pakar kedangan menggunakan
persamaan rata-rata geometri.
2. Menyusun matriks perbandingan
3. Uji konsistensi terlebih dahulu dilakukan dengan menyusun tingkat kepentingan relatif
pada masing- masing kriteria atau alternatif yang dinyatakan sebagai bobot relatif
ternormalisasi (normalized relative weight). Bobot relatif yang dinormalkan ini merupakan
suatu bobot nilai relatif untuk masing-masing elemen pada setiap kolom yang
dibandingkan dengan jumlah masing-masing elemen.
4. Normalisasi
5. Selanjutnya dapat dihitung Eigen faktor hasil normalisasi dengan merata-ratakan
penjumlahan tiap baris pada matriks.
2.2.2 Nilai Eigen
Eigen vektor utama yang dinormalkan (normalized principal eigenvector) adalah identik
dengan menormalkan kolom-kolom dalam matriks perbandingan berpasangan. Ia merupakan
bobot nilai rata-rata secara keseluruhan, yang diperoleh dari rata-rata bobot relatif yang
dinormalkan masing-masing faktor pada setiap barisnya, menghitung eigen value dan
menguji konsistensinya. Pada dasarnya matriks ini merupakan operasi eigen value dan eigen
vector yang biasa disebut problem eigenvalue. [A]n*n * {w} = λ * {w} Nilai λ dapat
diperoleh dari persamaan ([A]n*n – λ * I) * {w} = 0

Dan nilai {w} dapat diperoleh dengan mensubtitusi nilai λmax dari persamaan diatas dimana
λ adalah eigen value dan {w}adalah eigen vector, yang merupakan nilai bobot kriteria acuan
dari n kasus pada suatu subsistem. Jika λmax konsisten maka nilainya sama dengan n, namun
untuk melihat ketidakkonsistenan matriks tersebut dinyatakan dalam Consistency Index
(CI):CI = (λmax – n) / ( n – 1 ) Selanjutnya dihitung Ratio Consistency (RC) dari persamaan
RC = CI / RI Dimana RI adalah Random Index yang merupakan nilai standar. Hasil penilaian
suatu matriks dalam pengolahan AHP adalah konsisten apabila nilai CR tidak lebih dari 10%.

2.2.3 Konsistensi Indeks


Salah satu utama model AHP yang membedakannya dengan model – model pengambilan
keputusan yang lainnya adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak. Dengan model AHP
yang memakai persepsi decision maker sebagai inputnya maka ketidakkonsistenan mungkin
terjadi karena manusia memiliki keterbatasan dalam menyatakan persepsinya secara konsisten
terutama jika harus membandingkan banyak kriteria. Berdasarkan kondisi ini maka decision
maker dapat menyatakan persepsinya tersebut akan konsisten nantinya atau tidak.
Pengukuran konsistensi dari suatu matriks itu sendiri didasarkan atas eigen value maksimum.
Thomas L. Saaty telah membuktikan bahwa indeks konsistensi dari matriks berordo n dapat
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
2.2.4 Random Indeks
Apabila CI bernilai nol, maka matriks pair wise comparison tersebut konsisten. Batas
ketidakkonsistenan (inconsistency) yang telah ditetapkan oleh Thomas L. Saaty ditentukan
dengan menggunakan Rasio Konsistensi (CR), yaitu perbandingan indeks konsistensi dengan
nilai Random Indeks (RI) yang didapatkan dari suatu eksperimen oleh Oak Ridge National
Laboratory kemudian dikembangkan oleh Wharton School. Nilai ini bergantung pada ordo
matriks n. Dengan demikian, Rasio Konsitensi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 2.2 Random Index


3. Metodologi Penelitian

MULAI

PENELITIAN Penelitian ini menggunakan


PENDAHULUAN metode AHP

IDENTIFIKASI
DAN
PERUMUSAN
MASALAH

Pembuatan
Kuesioner

PENGUMPULAN
DATA
(Kuesioner)

Pemecahan
masalah dengan
metode AHP

TIDAK

Membuat matriks
Perbandingan

NORMALISASI
DAN
KONSISTENSI

APAKAH
DATA
KONSISTEN
Jika data tidak konsisten
sebaiknya merubah
pertanyaan dan menyebar
kuesioner kembali

YA

Analisa data dan


pembahasan

Kesimpulan hasil
penelitian

SELESAI

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian


4. Pengolahan Data dan Analisis
4.1 Penentuan Sampel
Judgment sampling (purposive sampling) adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan
berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan
atau masalah penelitian. Bedanya, jika dalam sampling stratifikasi penarikan sampel dari setiap
subpopulasi dilakukan dengan acak, maka dalam sampling kuota, ukuran serta sampel pada setiap sub-sub
populasi ditentukan sendiri oleh peneliti sampai jumlah tertentu tanpa acak. Judgment sampling digunakan
dalam kasus di mana spesialisasi otoritas dapat memilih sampel lebih representatif yang dapat membawa
hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan teknik non-probability sampling lainnya.
Proses ini tidak melibatkan objek apapun, namun sengaja dipilih oleh masing-masing individu dari
populasi berdasarkan otoritas atau kewenangan peneliti dan penilaian. Menurut Nurhayati (2008),
Penetapan besarnya ukuran sampel dapat dilakukan apabila diketahui batas atas kesalahan pendugaan dan
atas dasar informasi keragaman dari anggota penyusun populasi dan tingkat ketelitian yang diinginkan.
Semakin besar keragaman dari anggota populasi maka semakin besar ukuran sampel yang diperlukan, agar
semakin banyak informasi yang dapat terambil. Penarikan sampel yang berulang-ulang biasanya
menghasilkan besaran suatu karakteristik populasi yang berbeda-beda antar satu sampel ke sampel
lainnya. Maka dari teori judgment sampling yang digunakan didapatkan responden sebanyak 30 sampel.
Responden merupakan mahasiswa/i Telkom University yang pernah berbelanja di 3 swalayan, yaitu
Carrefour, Yogya dan Hypermart.
4.2 Rekap data Kuesioner dan Geomean
4.2.1 Rekap data Kuesioner dan Geomean Kriteria Keseluruhan

Tabel 4.1 Rekap Data Kuesioner dan Geomean Kriteria Keseluruhan


KRITERIA
Responden
Kriteria Geomean Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Variasi Produk 0.33 0.33 4.00 0.50 0.50 5.00 3.00 0.20 0.11 6.00 0.14 6.00 9.00 0.33 3.00 1.00 5.00 0.17 5.00 0.25 2.00 3.00 0.33 5.00 3.00 1.00 4.00 5.00 1.00 0.14 1.18 Pelayanan

Variasi Produk 0.50 0.25 2.00 0.50 0.33 0.20 1.00 0.14 0.11 0.17 0.14 0.17 0.13 0.17 0.50 0.25 0.13 0.11 1.00 5.00 0.33 0.33 0.20 0.20 0.33 0.33 0.14 5.00 0.25 0.25 0.32 Harga

Variasi Produk 0.33 0.25 3.00 0.33 0.33 0.20 0.50 0.11 0.11 0.14 0.17 4.00 9.00 0.14 0.50 0.17 6.00 5.00 1.00 5.00 1.00 1.00 0.33 0.33 4.00 0.50 5.00 5.00 0.14 5.00 0.75 Keamanan

Harga 1.00 4.00 5.00 0.25 0.33 5.00 5.00 5.00 0.13 6.00 8.00 2.00 9.00 1.00 0.50 2.00 6.00 9.00 5.00 6.00 3.00 0.50 6.00 5.00 4.00 3.00 5.00 0.20 1.00 0.17 2.08 Pelayanan

Harga 1.00 4.00 3.00 3.00 0.33 5.00 3.00 1.00 0.14 6.00 8.00 4.00 9.00 1.00 2.00 0.50 6.00 8.00 1.00 4.00 2.00 0.50 5.00 0.20 2.00 3.00 4.00 0.20 0.14 6.00 1.78 Keamanan

Keamanan 1.00 0.25 1.00 0.50 0.50 3.00 2.00 1.00 0.17 7.00 7.00 0.20 0.25 3.00 0.25 1.00 0.14 0.13 3.00 0.20 4.00 0.20 1.00 3.00 1.00 0.33 0.20 1.00 7.00 0.13 0.75 Pelayanan

Tabel di atas merupakan rekap data kuesioner serta geomean untuk keseluruhan
kriteria meliputi variasi produk, pelayanan, harga, dan keamanan. Pada responden
pertama memberi skor penilaian 1 untuk perbandingan antara harga & pelayanan, harga
& keamanan, serta keamanan & pelayanan yang artinya keduanya sama penting.
Pemberian skor penilaian 0.33 untuk perbandingan kriteria variasi produk &
pelayanan, serta variasi produk & keamanan memiliki arti bahwa variasi produk
tidak terlalu penting dibandingkan dengan pelayanan & keamanan, begitu juga
dengan penilaian variasi produk dengan harga. Penilaian dilanjutkan hingga
responden ke-30.
Berdasarkan perbandingan antara kriteria variasi produk dan pelayanan seluruh
responden didapatkan nilai geomean sebesar 1.18, antara variasi produk dengan
harga sebesar 0.32, antara variasi produk dengan keamanan sebesar 0.75, antara
harga dengan pelayanan sebesar 2.08, antara harga dengan keamanan sebesar 1.78,
serta antara keamanan dengan pelayanan sebesar 0.75.

4.2.2 Rekap data Kuesioner dan Geomean Kriteria Variasi Produk

Tabel 4.2 Rekap Data Kuesioner dan Geomean Kriteria Variasi Produk
VARIASI PRODUK
Responden
Kriteria Geoman Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Carrefour 0.33 2.00 3.00 3.00 0.50 0.20 3.00 5.00 0.14 3.00 6.00 1.00 9.00 5.00 1.00 4.00 7.00 2.00 1.00 6.00 1.00 5.00 5.00 5.00 2.00 2.00 7.00 3.00 5.00 0.50 2.15 Hypermart
Carrefour 3.00 3.00 5.00 2.00 0.50 5.00 5.00 5.00 0.20 5.00 6.00 0.20 9.00 6.00 2.00 5.00 7.00 4.00 5.00 6.00 3.00 0.33 5.00 5.00 2.00 0.33 8.00 0.33 5.00 3.00 2.57 Yogya
Hypermart 2.00 0.33 5.00 1.00 0.33 5.00 1.00 3.00 0.25 7.00 4.00 0.33 1.00 1.00 2.00 2.00 0.17 3.00 5.00 5.00 1.00 3.00 5.00 0.20 2.00 0.50 5.00 3.00 0.20 4.00 1.45 Yogya

Tabel di atas merupakan rekap data kesioner dan geomean untuk kriteria variasi produk
terhadap alternatif swalayan yang meliputi Carrefour, Hypermart dan Yogya. Berdasarkan rekap
data tersebut responden pertama memberi skor penilaian 3 & 2 untuk alternatif kedua & ketiga,
yang berarti Carrefour memiliki variasi produk lebih baik dibandingkan dengan Yogya, dan
Hypermart memiliki variasi produk lebih baik dibandingkan dengan Yogya. Pada alternatif pertama
responden memberi skor 0.33 yang berarti Hypermart memiliki variasi produk lebih baik
dibandingkan dengan Carrefour. Penilaian dilanjutkan hingga responden ke-30.
Berdasarkan perbandingan antara alternatif melalui kriteria variasi produk Carrefour dengan
Hypermart seluruh responden didapatkan nilai geomean sebesar 2.15, antara Carrefour dengan
Yogya sebesar 2.57, antara Hypermart dengan Yogya sebesar 1.45.
4.2.3 Rekap data Kuesioner dan Geomean Kriteria Harga

Tabel 4.3 Rekap Data Kuesioner dan Geomean Kriteria Harga


HARGA
Responden
Kriteria Geoman Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Carrefour 0.50 3.00 3.00 2.00 1.00 5.00 3.00 3.00 0.50 4.00 6.00 0.20 9.00 8.00 1.00 4.00 6.00 6.00 1.00 5.00 0.33 0.25 3.00 0.33 0.33 4.00 0.17 0.33 6.00 0.50 1.58 Hypermart
Carrefour 2.00 3.00 0.50 0.50 0.50 0.20 0.33 0.20 1.00 3.00 0.14 0.17 9.00 7.00 0.33 0.50 0.13 0.25 0.20 0.11 1.00 5.00 3.00 0.20 0.20 2.00 9.00 3.00 0.17 4.00 0.74 Yogya
Hypermart 1.00 1.00 0.50 1.00 0.50 0.20 0.50 0.20 2.00 4.00 0.17 0.25 1.00 4.00 0.33 0.33 0.13 0.25 0.20 0.11 1.00 7.00 0.33 5.00 0.50 0.33 9.00 3.00 0.20 3.00 0.69 Yogya

Tabel di atas merupakan rekap data kesioner dan geomean untuk kriteria harga terhadap
alternatif swalayan yang meliputi Carrefour, Hypermart dan Yogya. Berdasarkan rekap data
tersebut responden pertama memberi skor penilaian 2 & 1 untuk alternatif kedua & ketiga, yang
berarti Carrefour memiliki harga yang lebih baik dibandingkan dengan Yogya, dan Hypermart
memiliki harga yang seimbang dengan Yogya. Pada alternatif pertama responden memberi skor 0.5
yang berarti Hypermart memiliki harga lebih baik dibandingkan dengan Carrefour. Penilaian
dilanjutkan hingga responden ke-30.
Berdasarkan perbandingan antara alternatif melalui kriteria harga Carrefour dengan Hypermart
seluruh responden didapatkan nilai geomean sebesar 1.58, antara Carrefour dengan Yogya sebesar
0.74, antara Hypermart dengan Yogya sebesar 0.89.

4.2.4 Rekap data Kuesioner dan Geomean Kriteria Pelayanan

Tabel 4.4 Rekap Data Kuesioner dan Geomean Kriteria Pelayanan


PELAYANAN
Responden
Kriteria Geoman Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Carrefour 0.33 3.00 1.00 5.00 1.00 0.20 5.00 7.00 0.20 2.00 6.00 4.00 9.00 4.00 2.00 5.00 6.00 6.00 1.00 0.11 0.33 6.00 3.00 3.00 3.00 3.00 6.00 3.00 5.00 0.17 2.01 Hypermart
Carrefour 2.00 3.00 2.00 2.00 0.50 5.00 3.00 3.00 0.25 3.00 7.00 5.00 9.00 3.00 0.25 3.00 7.00 4.00 1.00 0.11 3.00 8.00 5.00 3.00 3.00 2.00 7.00 0.33 1.00 0.33 2.02 Yogya
Hypermart 2.00 0.50 2.00 0.33 0.50 5.00 1.00 0.33 0.33 6.00 5.00 4.00 1.00 1.00 0.25 1.00 0.20 5.00 1.00 0.11 2.00 6.00 3.00 0.20 0.33 0.25 5.00 0.33 0.20 5.00 0.98 Yogya

Tabel di atas merupakan rekap data kesioner dan geomean untuk kriteria pelayanan terhadap
alternatif swalayan yang meliputi Carrefour, Hypermart dan Yogya. Berdasarkan rekap data
tersebut responden pertama memberi skor penilaian 2 untuk alternatif kedua & ketiga, yang berarti
Carrefour memiliki pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan Yogya, dan Hypermart
memiliki pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan Yogya. Pada alternatif pertama
responden memberi skor 0.33 yang berarti Hypermart memiliki pelayanan lebih baik dibandingkan
dengan Carrefour. Penilaian dilanjutkan hingga responden ke-30.
Berdasarkan perbandingan antara alternatif melalui kriteria pelayanan Carrefour dengan
Hypermart seluruh responden didapatkan nilai geomean sebesar 2.01, antara Carrefour dengan
Yogya sebesar 2.02, antara Hypermart dengan Yogya sebesar 0.98.
4.2.5 Rekap data Kuesioner dan Geomean Kriteria Keamanan

Tabel 4.5 Rekap Data Kuesioner dan Geomean Kriteria Keterjangkauan Lokasi
KEAMANAN
Responden
Kriteria Geoman Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 5 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Carrefour 0.50 2.00 1.00 0.33 1.00 0.20 3.00 7.00 0.25 6.00 6.00 0.17 9.00 3.00 2.00 5.00 6.00 2.00 1.00 6.00 0.33 3.00 5.00 5.00 3.00 4.00 6.00 0.33 2.00 0.50 1.76 Hypermart
Carrefour 2.00 0.33 3.00 0.17 0.33 5.00 3.00 7.00 0.50 7.00 6.00 5.00 9.00 3.00 0.25 4.00 8.00 5.00 1.00 6.00 1.00 8.00 3.00 5.00 2.00 3.00 8.00 3.00 2.00 0.50 2.35 Yogya
Hypermart 2.00 0.33 3.00 0.20 0.33 5.00 1.00 7.00 9.00 9.00 4.00 4.00 1.00 1.00 0.25 0.50 0.13 6.00 1.00 7.00 2.00 9.00 5.00 0.33 2.00 1.00 7.00 0.33 2.00 2.00 1.63 Yogya

Tabel di atas merupakan rekap data kesioner dan geomean untuk kriteria keamanan
terhadap alternatif swalayan yang meliputi Carrefour, Hypermart dan Yogya. Berdasarkan rekap
data tersebut responden pertama memberi skor penilaian 2 untuk alternatif kedua & ketiga, yang
berarti Carrefour memiliki keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan Yogya, dan Hypermart
memiliki keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan Yogya. Pada alternatif pertama
responden memberi skor 0.5 yang berarti Hypermart memiliki keamanan lebih baik dibandingkan
dengan Carrefour. Penilaian dilanjutkan hingga responden ke-30.
Berdasarkan perbandingan antara alternatif melalui kriteria keamanan Carrefour dengan
Hypermart seluruh responden didapatkan nilai geomean sebesar 1.76, antara Carrefour dengan
Yogya sebesar 2.35, antara Hypermart dengan Yogya sebesar 1.63.

4.3 Matriks Perbandingan


4.3.1 Matriks Perbandingan Kriteria

Tabel 4.6 Matriks Perbandingan Kriteria

MATRIKS PERBANDINGAN KRITERIA

Variasi
Harga Keamanan Pelayanan
Produk
Variasi Produk 1.00 0.32 0.75 1.18
Harga 3.09 1.00 1.78 2.08
Keamanan 1.33 0.56 1.00 0.75
Pelayanan 0.85 0.48 1.33 1.00
Jumlah 6.26 2.37 4.87 5.01
Tabel di atas menampilkan matriks perbandingan kriteria keseluruhan mengenai variasi
produk, harga, keamanan, dan pelayanan. Nilai geomean yang sudah didapatkan dari langkah
sebelumnya kemudian dimasukkan ke dalam matriks perbandingan yang memenuhi kriteria
tersebut (x), kemudian untuk diagonalnya didapatkan dari 1/x.
Maka didapatkan jumlah matriks perbandingan kriteria variasi produk sebesar 6.26, harga
sebesar 2.37, keamanan sebesar 4.87, dan pelayanan sebesar 5.01.
4.3.2 Matriks Perbandingan Kriteria Variasi Produk

Tabel 4.7 Matriks Perbandingan Kriteria Variasi Produk

MATRIKS PERBANDINGAN VARIASI PRODUK

Carrefour Hypermart Yogya


Carrefour 1 2.15 2.57
Hypermart 0.47 1 1.45
Yogya 0.39 0.69 1
jumlah 1.85 3.84 5.02

Tabel di atas menampilkan matriks perbandingan variasi produk pada masing-masing


alternatif, yaitu Carrefour, Hypermart, dan Yogya. Nilai geomean yang sudah didapatkan dari
langkah sebelumnya kemudian dimasukkan ke dalam matriks perbandingan yang memenuhi
kriteria tersebut (x), kemudian untuk diagonalnya didapatkan dari 1/x.
Maka didapatkan jumlah matriks perbandingan kriteria variasi produk untuk Carrefour
sebesar 1.85, Hypermart sebesar 3.84, dan Yogya sebesar 5.02.

4.3.3 Matriks Perbandingan Kriteria Harga

Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Kriteria Harga

MATRIKS PERBANDINGAN HARGA

Carrefour Hypermart Yogya


Carrefour 1 1.58 2.57
Hypermart 0.63 1 0.69
Yogya 0.39 1.44 1
jumlah 2.02 4.03 4.26

Tabel di atas menampilkan matriks perbandingan harga pada masing-masing alternatif, yaitu
Carrefour, Hypermart, dan Yogya. Nilai geomean yang sudah didapatkan dari langkah
sebelumnya kemudian dimasukkan ke dalam matriks perbandingan yang memenuhi kriteria
tersebut (x), kemudian untuk diagonalnya didapatkan dari 1/x.
Maka didapatkan jumlah matriks perbandingan kriteria harga untuk Carrefour sebesar 2.02,
Hypermart sebesar 4.03, dan Yogya sebesar 4.26.
4.3.4 Matriks Perbandingan Kriteria Pelayanan

Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Kriteria Pelayanan

MATRIKS PERBANDINGAN PELAYANAN

Carrefour Hypermart Yogya


Carrefour 1 2.01 2.02
Hypermart 0.50 1 0.98
Yogya 0.49 1.02 1
jumlah 1.99 4.02 4.01

Tabel di atas menampilkan matriks perbandingan pelayanan pada masing-masing


alternatif, yaitu Carrefour, Hypermart, dan Yogya. Nilai geomean yang sudah didapatkan
dari langkah sebelumnya kemudian dimasukkan ke dalam matriks perbandingan yang
memenuhi kriteria tersebut (x), kemudian untuk diagonalnya didapatkan dari 1/x.
Maka didapatkan jumlah matriks perbandingan kriteria pelayanan untuk Carrefour
sebesar 1.99, Hypermart sebesar 4.02, dan Yogya sebesar 4.01.

4.3.5 Matriks Perbandingan Kriteria Keamanan

Tabel 4.10 Matriks Perbandingan Kriteria Keamanan

MATRIKS PERBANDINGAN KEAMANAN

Carrefour Hypermart Yogya


Carrefour 1 1.76 2.35
Hypermart 0.57 1 1.63
Yogya 0.43 0.61 1
jumlah 1.99 3.38 4.98

Tabel di atas menampilkan matriks perbandingan keamanan pada masing-masing


alternatif, yaitu Carrefour, Hypermart, dan Yogya. Nilai geomean yang sudah didapatkan
dari langkah sebelumnya kemudian dimasukkan ke dalam matriks perbandingan yang
memenuhi kriteria tersebut (x), kemudian untuk diagonalnya didapatkan dari 1/x.
Maka didapatkan jumlah matriks perbandingan kriteria keamanan untuk Carrefour
sebesar 1.99, Hypermart sebesar 3.38, dan Yogya sebesar 4.98.
4.4 Normalisasi dan Uji Konsistensi
4.4.1 Normalisasi dan Uji Konsistensi Kriteria

Tabel 4.1 Normalisasi Kriteria


Normalisasi

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4 Jumlah Priority vector matriks x priority konsistensi
Kriteria 1 0.16 0.14 0.15 0.24 0.69 0.17 0.70 4.078
Kriteria 2 0.49 0.42 0.37 0.41 1.70 0.42 1.73 4.090
Kriteria 3 0.21 0.24 0.21 0.15 0.80 0.20 0.82 4.075
Kriteria 4 0.14 0.20 0.27 0.20 0.81 0.20 0.82 4.042
Menghitung CR Kriteria
λ maks 4.07
CI 0.023776
RI 0.9
CR 0.026418

Pada tabel normalisasi kriteria di atas didapatkan nilai lambda maks (λ maks) sebesar
4.07 diperoleh dengan cara merata-ratakan konsistensi setiap kriteria, nilai CI didapatkan
sebesar 0.023776 didapatkan dari rumus CI = (λ maks-k)/(k-1), dimana k adalah jumlah
krietria, nilai RI didapatkan sebesar 0.9 didapatkan dari niali random index berukuran
4x4, dan nilai CR sebesar 0.026418 didapatkan dari CR = CI/RI. Karena nilai CR < 0.1
maka konsisten.

4.4.2 Normalisasi dan Uji Konsistensi Kriteria Variasi Produk

Tabel 4.12 Normalisasi Kriteria Variasi Produk

Normalisasi
Priority matriks x
Carrefour Hypermart Yogya jumlah konsistensi
vector priority
Carrefour 0.54 0.56 0.51 1.61 0.54 1.61 3.007
Hypermart 0.25 0.26 0.29 0.80 0.27 0.80 3.003
Yogya 0.21 0.18 0.20 0.59 0.20 0.59 3.002
Menghitung CR Kriteria
λ maks 3.004
CI 0.002
RI 0.580
CR 0.004

Pada tabel normalisasi kriteria di atas didapatkan nilai lambda maks (λ maks) sebesar
3.004 diperoleh dengan cara merata-ratakan konsistensi setiap kriteria, nilai CI didapatkan
sebesar 0.002 didapatkan dari rumus CI = (λ maks-k)/(k-1), dimana k adalah jumlah
krietria, nilai RI didapatkan sebesar 0.58 didapatkan dari niali random index berukuran
3x3, dan nilai CR sebesar 0.004 didapatkan dari CR = CI/RI. Karena nilai CR < 0.1 maka
konsisten.
4.4.3 Normalisasi dan Uji Konsistensi Kriteria Harga

Tabel 4.13 Normalisasi Kriteria Harga


Normalisasi
Priority matriks x
Carrefour Hypermart Yogya jumlah konsistensi
vector faktor
Carrefour 0.49 0.39 0.60 1.49 0.50 1.55 3.12
Hypermart 0.31 0.25 0.16 0.72 0.24 0.74 3.05
Yogya 0.19 0.36 0.23 0.79 0.26 0.80 3.07
Menghitung CR Kriteria
λ maks 3.082
CI 0.041
RI 0.580
CR 0.071

Pada tabel normalisasi kriteria di atas didapatkan nilai lambda maks (λ maks) sebesar
3.082 diperoleh dengan cara merata-ratakan konsistensi setiap kriteria, nilai CI didapatkan
sebesar 0.041 didapatkan dari rumus CI = (λ maks-k)/(k-1), dimana k adalah jumlah
krietria, nilai RI didapatkan sebesar 0.58 didapatkan dari niali random index berukuran
3x3, dan nilai CR sebesar 0.071 didapatkan dari CR = CI/RI. Karena nilai CR < 0.1 maka
konsisten.

4.4.4 Normalisasi dan Uji Konsistensi Kriteria Pelayanan

Tabel 4.14 Normalisasi Kriteria Pelayanan


Normalisasi
Priority matriks x
Carrefour Hypermart Yogya jumlah konsistensi
vector faktor
Carrefour 0.50 0.50 0.50 1.51 0.50 1.51 3.00
Hypermart 0.25 0.25 0.25 0.74 0.25 0.74 3.00
Yogya 0.25 0.25 0.25 0.75 0.25 0.75 3.00
Menghitung CR Kriteria
λ maks 3.00007
CI 0.00003
RI 0.58000
CR 0.00006

Pada tabel normalisasi kriteria di atas didapatkan nilai lambda maks (λ maks) sebesar
3.00007 diperoleh dengan cara merata-ratakan konsistensi setiap kriteria, nilai CI
didapatkan sebesar 0.00003 didapatkan dari rumus CI = (λ maks-k)/(k-1), dimana k
adalah jumlah krietria, nilai RI didapatkan sebesar 0.58 didapatkan dari niali random
index berukuran 3x3, dan nilai CR sebesar 0.00006 didapatkan dari CR = CI/RI. Karena
nilai CR < 0.1 maka konsisten.
4.4.5 Normalisasi dan Uji Konsistensi Kriteria Keamanan

Tabel 4.15 Normalisasi Kriteria Keamanan


Normalisasi
Priority matriks x
Carrefour Hypermart Yogya jumlah konsistensi
vector faktor
Carrefour 0.50 0.52 0.47 1.50 0.50 1.50 3.01
Hypermart 0.28 0.30 0.33 0.91 0.30 0.91 3.00
Yogya 0.21 0.18 0.20 0.60 0.20 0.60 3.00
Menghitung CR Kriteria
λ maks 3.0044
CI 0.0022
RI 0.5800
CR 0.0038

Pada tabel normalisasi kriteria di atas didapatkan nilai lambda maks (λ maks) sebesar
3.0044 diperoleh dengan cara merata-ratakan konsistensi setiap kriteria, nilai CI
didapatkan sebesar 0.0022 didapatkan dari rumus CI = (λ maks-k)/(k-1), dimana k adalah
jumlah krietria, nilai RI didapatkan sebesar 0.58 didapatkan dari niali random index
berukuran 3x3, dan nilai CR sebesar 0.0038 didapatkan dari CR = CI/RI. Karena nilai CR
< 0.1 maka konsisten.

4.5 Hasil Priority Ranking

Tabel 4.16 Priority


Ranking

eigen vektor Carrefour Hypermart Yogya


Variasi Produk 0.17 0.54 0.27 0.20
Harga 0.42 0.50 0.24 0.26
Keamanan 0.20 0.50 0.30 0.20
Pelayanan 0.20 0.50 0.25 0.25
jumlah 0.51 0.26 0.24
Berdasarkan perhitungan tabel di atas maka alternatif yang akan dipilih, yaitu Carrefour,
karena memiliki nilai priority ranking terbesar dibanding dengan alternatif lainnya, yaitu 51%.
5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian menggunakan Metode AHP dengan melakukan Judgement Sampling yang
telah dilakukan maka data pada kuisioner yang diisi oleh para responden konsisten, karena memiliki
nilai CR<0.1. Lalu pengolahan data dapat dilanjutkan dan didapatkan bahwa kriteria yang paling
memengaruhi responden dalam pemilihan swalayan, yaitu harga dengan nilai eigen vector sebesar 0.42,
lalu keamanan & pelayanan dengan nilai eigen vector sebesar 0.2, serta yang terakhir variasi produk
dengan nilai eigen vector sebesar 0.17. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa swalayan yang paling
diminati oleh responden adalah Carrefour dengan priority ranking sebesar 51% serta kriteria yang
paling mempengaruhi Carrefour adalah variasi produk lalu diikuti kriteria lainnya. Diikuti oleh
Hypermart & Yogya dengan priority ranking 26% & 24%.

5.2 Saran
Dalam melakukan penyebaran kuisioner sebaiknya diperuntukkan bukan hanya mahasiswa/i Telkom
University yang pernah berbelanja di Carrefour, Hypermart dan Yogya saja. Karena kurang bisa
mewakili sebagai pelanggan swalayan tersebut. Jadi, lebih baik menyebar kuisioner kepada masyarakat
di luar lingkungan Telkom University agar dapat lebih mewakili sebagai pelanggan swalayan yang
sedang diteliti.
6 DAFTAR PUSTAKA

Saaty, T. L., (1980). The Analytical Hierarchy Process: Planning, Priority Setting, Resource
Allocation, McGraw-Hill Book Company.

Permadi S, S.E., Bambang, (1992), Analytical Hierarchy Process, Pusat Antar Universitas-
Studi Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Taha, Hamdy A, (2001), Operational Research, Ninth Edition, International Edition. New
Jersey: Pearson.

Anda mungkin juga menyukai