Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, seragam
dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan mempunyai struktur
kristal karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifat fisiknya. Saat ini telah
dikenal lebih dari 2000 mineral. Sebagian merupakan mineral- mineral utama yang
dikelompokkan sebagai Mineral Pembentuk Batuan. Mineral- mineral tersebut terutama
mengandung unsur-unsur yang menempati bagian terbesar di bumi, antara lain unsur
Oksigen (O), Silikon (Si), Aluminium (AL), Besi (Fe), Kalsium (Ca), Sodium (Na),
Potasium (K) dan Magnesium (Mg). Mineral dapat dikenal dengan menguji sifat fisik
umum yang dimilikinya. Sebagai contoh, garam dapur halite (NaCl) dapat dengan
mudah dirasakan. Komposisi kimia seringkali tidak cukup untuk menentukan jenis
mineral, misalnya mineral grafit (graphite) dan intan (diamond) mempunyai satu
komposisi yang sama yaitu karbon (C).
Mineral-mineral yang lain dapat terlihat dari sifat fisik seperti bentuk kristal,
sifat belahan atau warna, atau dengan peralatan yang sederhana seperti pisau atau
potongan gelas dengan mudah diuji kekerasannya. Mineral dapat dipelajari dengan
seksama dengan memberikan dari bentuk potongan ( Hand Specimen) dari mineral,
atau batuan dimana dia terdapat, dengan menggunakan lensa pembesar ( Hand
Lens/Loupe), dan mengujinya dengan alat lain seperti pisau, kawat baja, potongan
gelas atau porselen dan cairan asam (misalnya HCL).
Mineral juga dipelajari lebih lanjut sifat fisik dan sifat optiknya dalam bentuk
preparat sayatan tipis (Thin Section) dengan ketebalan 0,03 mm, Pengetahuan tentang
mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini,
yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari Bumi ini disebut litosfer, yang
berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil lithos dari bahasa latin
yang berarti batu, dan sphere yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis
mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat
dengan ikatan unsur yang sederhana.
Contohnya adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja
yaitu Karbon. Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari senyawa dua unsur
Natrium dan Klorit dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan unsur-

1
unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu. Studi yang mempelajari segala
sesuatunya tentang mineral disebut Mineralogi, di dalamnya juga mencakup
pengetahuan tentang Kristal, yang merupakan unsur utama dalam susunan mineral.
Telah dijelaskan bahwa salah satu syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis
batuan sebagai bahan yang membentuk litosfer ini, adalah dengan cara mengenal
mineral-mineral yang membentuk batuan tersebut. Maka untuk selanjutnya akan diulas
secara garis besar tentang mineral, terutama mineral Carbonates, Phosphates,
Borates, dan Sulfates.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaiman klasifikasi mineral?
2. Apa yang dimaksud mineral Karbonat, Fosfat, dan Boraks?
3. Bagaimana cara mendeskripsikan mineral?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui klasifikasi mineral
2. Mengetahui yang dengan mineral Karbonat, Fosfat, dan Boraks.
3. Mengatahui cara mendeskripsikan mineral.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur dan Klasifikasi Mineral

Mineral yang terdapat pada pembahasan kali ini adalah semua mineral yang
bagian strukturnya termasuk dalam kelompok anionik yang memiliki jarring-jaring dua
atau tiga muatan, yaitu: Karbonat: CO 32-, Sulfat: SO42-, Fosfat: PO43-, Tungstate: WO42,
Molybrade: MoO42-, Borated: BO33-, BO45-, dan lain-lain. Kelima kelompok mineral
pertama (kecuali Borak), memiliki kation dari masing-masing kelompok anionik yang
2
memerintahkan lebih dari setengah muatan anion oksigen yang tersedia. Mineral yang
dikonstruksi menggunakan kelompok anionik ini merupakan anisodesmik. Kelompok
karbonat terdiri dari tiga oksigen (O 2) dalam pengaturan di sekitar karbonat pusat. Lain
halnya, pada kelompok anionic tetrahedron dengan anion oksigen di sudut-sudut
tetrahedron pada kation pusat.

2.2 Karbonat
Unsur dari elemen struktur semua mineral karbonat adalah gugus anionic CO 32-.
Karbon, dengan muatan 4+nya, memerintahkan dua pertiga muatan 6 dari tiga anion
oksigen yang mengkoordinasinya. Anion oksigen ini lebih kuat terikat dengan kation
pusat daripada kation lain dalam struktur mineral. Selanjutnya, anion oksigen dalam
satu CO32- kelompok tidak dapat dibagi dengan kelompok CO 32- lain. Struktur semua
karbonat harus didasarkan pada CO32- dan kelompok-kelompok yang terikat secara
lateral melalui berbagai kation, sehingga dalam beberapa kasus tambahan kelompok
OH- atau komponen anionik lain mungkin terjadi.
Kelompok mineral karbonat dapat terbagi ke dalam kelompok kalsit, kelompok
dolomit, kelompok aragonit, dan kelompok karbonat terhidrasi sepeti pada (Tabel 2.1).
Kelompok mineral kalsit dan dolomit pada dasarnya memiliki struktur yang sama dan
secara kolektif disebut karbonat rhombohedral, karena kedua kelompok mineral
tersebut memiliki simetri rhombohedral.

Tabel 2.1 Kelompok Mineral Karbonat


Kelompok
Kelompok Kalsit Kelompok Dolomit Kelompok OH
Aragonit
Kalsit CaCO3 Aragonit CaCO3
Dolomit CaMg(CO3)2
Magnesit MgCO3 Witherit BaCO3 Azurit Cu3(CO3)2(OH)2
Ankerit Ca(Mg,Fe)(CO3)2
Siderit FeCO3 Strontianit SrCO3 Malakit Cu2CO3(OH)
Kutnahorit CaMn(CO3)2
Rhodochrosit MnCO3 Cerusit PbCO3

2.3 Rombohendral Karbonat (Kelompok Kalsit dan Dolomit)

Struktur karbonat rhombohedral dapat diturunkan dari struktur halit, dengan


gugus CO3 di tempat Cl, dan M2 di tempat Na. kubus disingkat menjadi satu dari tiga
kali lipat kubus untuk membentuk hombohedron. Meskipun posisi atom-atom C diulang
pada setiap lapisan ketiga CO 3, atom yang baru dari setiap gugus CO 3 lapisannya hanya
diulang pada setiap lapisan yang keenam.

3
Berdasarkan struktur gugus CO3 yang berlapis, diduga bahwa pembelahan pada
karbonat ini adalah antara lapisan kelompok CO 3 yaitu (001) pembelahan. Hal ini
terjadi karena ikatan dari CO 3, ke lapisan kation divalent secara substansional lebih
kuat daripada ikatan antara kelompok CO 3 dalam lapisan CO3, karena gugus CO3
diimbangi oleh satu lapisan CO3 ke lapisan selanjutnya. Pembelahan pada gugus CO 3
cenderung ke c axis dan tiga arah pemebalahannya mendefinisikan rhombohendran
yang permukaannya sejajar dengan tiga sisi dari gugus karbonat.
Pembelahan yang menonjol secara konvensional dianggap sebagai unit yang
berhadapan dengan (101) (1011) bagi yang menggunakan konvensi (Miller-Bravais)
sebagai indeks, konsisten dengan Hukum Bravais dan Hauy pada (Bab 2). Masalahnya
adalah konvensi ini membutuhkan sel satuan sepanjang c yang seperempat dimensi
sebenarnya diukur dalam studi difraksi sinar-X (c= 15 sampai 17 A), atau sebuah
dimensi yang empat kali dari lima dimensi sebenarnya.
2.3.1 Kalsit (CaCO3)
1. Komposisi
Sebagian besar kalsit, terbentuk dalam lingkungan sedimen. Pengkristalan pada
suhu tinggi memungkinkan beberapa kation seperti Mg, Fe, Mn, ataupun Zn
untuk menggantikan Ca; Mg adalah kation yang paling umum digunakan.
Beberapa kation yang lebih besar seperti Ba atau Sr juga dapat disubtitusikan
dengan Ca.
Gambar 2.1 Mineral kalsit

2. Bentuk Kristal
Kalsit menampilkan berbagai macam bentuk, tetapi sebagian besar kristal
menampilkan beberapa kombinasi seperti skalenohedron, prisma, dan
rhombohedron. Rhombohedron biasanya memodifikasi bentuk lain menjadi
lebih menonjol. Kalsit dalam batu kapur biasanya membentuk butiran halus
anhedral. Kalsit dalam marmer dan batuan metamorfik, biasanya merupakan

4
butiran halus. Cangkang fosil dan urat tipis bisa berbentuk serat. Kalsit bening
yang berkualitas tinggi biasanya disebut sebagai “Islandian spar”.
3. Belahan
Rhombohedral memiliki belahan sempurna. Sudut antara belahan rhombohedral
adalah 74,90, dan memiliki pecahan konkoidal.
4. Warna
Mineral jenis ini memiliki kilap kaca dengan warna pada mineral yaitu putih
atau abu-abu, dengan cerat berwarna putih.
5. Perubahan (Alterasi)
Kalsit dapat digantikan oleh dolomit melalui proses diagenetik, ataupun dapat
digantikan dengan kuarsa, opal, besi, mangan, dan mineral lain.
6. Fitur yang Membedakan
Memiliki kekerasan, belahan rhombohedral, dan reaksi terhadap larutan HCL.
Dolomit memiliki berat jenis yang lebih tinggi dan tidak bereaksi dengan HCL
cair kecuali HCL bubuk. Aragonite memiliki berat jenis lebih tinggi daripada
kalsit.
7. Keterdapatan
Kalsit adalah mineral yang sangat umum ditemukan. Kalsit adalah mineral yang
paling banyak ditemukan pada batuan sedimen sebagai agen penyemen, atau
sebagai fragmen fosil. Kalsit yang dihasilkan dari aktivitas biologis atau oleh
pengendapan kimia merupakan bagian penting dalam batu kapur. Kalsit dalam
batuan metamorf merupakan salah satu mineral penyusun marmer, yang juga
terkait dengan mineral olivine, garnit, wolastonit, dan mineral kalsit-silikat
lainnya. Kalsit dalam batuan beku relatif jarang tetapi dapat ditemukan dalam
batuan beku yang kaya akan alkali yang mengandung feldspatoid sebagai
pengisian vesikula pada batuan vulkanik, atau sebagai mineral utama dalam
mineral kalsit yang biasa disebut sebagai karbonatit. Deposit mineral
hidrotermal umumnya mengandung kalsit sebagai mineral gangue.
8. Kegunaan
Mineral kalsit adalah mineral industri yang sangat penting. Kalsit adalah bahan
baku penting dalam pembuatan semen. Kalsit biasanya dalam bentuk batu
kapur, digiling dan dicampur dengan batu yang mengandung silikat dan
aluminium (biasanya dalam bentuk serpih) dan mengandung besi. Campuran
mg dipanaskan untuk membentuk sampuran silikat Ca dengan aluminium
sehingga membuat campuran mineral tersebut menjadi mineral industri yang
sangat penting. Pemanasan yang intens dari kalsit dapat mematikan CO 2 dan
menghasilkan CaO, yang dikenal sebagai kapur mentah. Kapur dicampur
dengan pasir dan air untuk membentuk mortar, yang mengeras oleh reaksi

5
kimiia antara CaO dan air untuk membentuk berbagai Ca hidroksida.
Kebanyakan mortar yang digunakan termasuk juga semen Portland dalam
jumlah besar. Kapur juga banyak digunakan dalam industri baja sebagai fluks,
dalam pembuatan kertas, pengolahan limbah, desulfurasi gas buangan hasil
industri, stabilisasi tanah, pembuatan aspal, pemurnian gula, sebagai bahan
penyusun tanah. Kalsit juga digunakan dalam farmasi, seperti antacid
komersial, suplemen kalsium yang secara khusus dianjurkan untuk mengobati
penyakit osteoporosis. Kalsium dalam tablet vitamin juga biasanya
mengandung kalsit. Kalsit juga digunakan sebagai bahan campuran ke pakan
ternak, membantu meningkatkan pencernaan ke dalam pakan unggas untuk
menjaga kualitas telur. Kalsit juga digunakan sebagai bahan penyusun utama
pada marmer, yang banyak digunakan dalam pembuatan monument dan
patung, namun sayangnya marmer mudah terdegradasi dengan unsur-unsur
lain seperti hujan yang secara alami bersifat asam sehingga unsur CO 2
melarutkan kalsit. Perubahan permukaan kalsit menjadi gipsum yang bersifat
lunak dihasilkan oleh reaksi polutan sulfat di atmosfer yang diturunkan pada
sebagian hasil pembakaran dari batu bara, belereng, dan bahan bakar lainnya
yang dapat mempengaruhi mineral kalsit untuk terdegradasi.
2.3.2 Magnesit (MgCO3)

Gambar 2.2 Mineral magnesit

1. Komposisi
Larutan padat antara magnesit dan siderit FeCO 3, dan subtansial tetapi tidak
lengkap anatar magnesit dan rhodokrosit MnCO3, sehingga pergantian anatra
Ca dengan Mg terbatas.
2. Belahan

6
Magnesit memiliki belahan yang sempurna, seperti pada karbonat
rhombohedral. Sudut antara belahan pada magnesit adalah 72,6 0, dan
memiliki pecahan konkoidal.
3. Warna
Magnesit memiliki kilap kaca, dan biasanya berwarna putih atau abu-abu,
dengan cerat berwarna putih.
4. Perubahan (Alterasi)
Magnesit tidak mempunyai perubahan alterasi yang sistematik, namun
pada sampel yang menggunakan Fe dapat menunjukkan warna
kemerahan yang dapat diubah menjadi oksida dan hidroksida.

5. Fitur yang Membedakan


Bereaksi sangat cepat terhadap HCL, seperti dolomit. Mineral ini memiliki
berat jenis yang lebih tinggi. Bahan penyusun adalah silikat, dan memiliki
kekerasan lebih dari 4,5.
6. Keterdapatan
Umumnya mineral ini terdapat pada metamorfosi batuan beku Mg seperti
perodotit, piroksenit atau dunit. Diketahui bahwa jarang dari doposit evaporit
baik yang endapan langsung maupun mengandung silica dari perubahan
diagenetik. Ini bisa menjadi mineral gangue dalam hidrotermal deposit mineral.
7. Kegunaan
Magnesit digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan material cat
yang berasal dari pigmen hidroksida, sebagai bahan pembuatan material
kosmetik, dan sebagainya.
2.3.3 Rodokrosit (MnCO3)

Gambar 2.3 Mineral rodokrosit

1. Komposisi

7
Rodokrosit menampilkan bentuk padat yang sempurna untuk Siderit dan
bentuk padat yang tidak sempurna untuk Magnesit. Unsur Ca dapat
disubtitusi kedalam Mn. Kutnohorit [CaMn(CO3)2], dengan struktur
dolomit, secara komposisi berada diantara Rodokrosit dan Kalsit.
2. Bentuk Kristal
Bentuk kristal rhombohedral yang langka, memiliki bentuk yang
melengkung yang serupa dengan mineral dolomit.

3. Belahan
Rodokrosit memiki belahan yang sempurna, seperti pada mineral
karbonat rhombohedral. Sudut antara belahan pada rodokrosit adalah
73o, dan memiliki pecahan tidak rata dan konkoidal.
4. Warna
Rodokrosit umumnya berwarna merah muda atau merah, juga dapat
berwarna kuning abu-abu dan coklat. Rodokrosit memiliki kilap kaca dan
cerat berwarna putih.
5. Perubahan (Alterasi)
Rodokrosit dapat berubah warna dari gelap ke terang pada mineral Mn
oksida dan hidroksida atau dapat kembali membentuk mineral lain.
6. Keterdapatan
Rodokrosit biasanya terdapat pada urat hidrotermal dan deposit
pengganti. Rodokrosit sering berasosiasi dengan mineral sulfida,
karbonat, barit, flourit, rhodonit, dan kuarsa.
7. Kegunaan
Rodokrosit adalah bijih pada Mn dengan bentuk kristal yang memiliki
nilai sangat tinggi bagi para kolektor mineral.
2.3.4 Dolomit-Ankerit (CaMg(CO3)2), (Ca(Mg,Fe)(CO3)2)

Gambar 2.4 Mineral ankerit

8
1. Komposisi
Dolomit dan ankerit adalah memiliki bentuk yang padat yang hasil
akhirnya adalah CaMg(CO) dan CaFe(CO). Dolomit yang diambil
termasuk dalam sampel ferodolomit yang kurang dari 20 mol%
komponen, sedangkan pada ankerit mengandung lebih banyak Fe.
Sampel dengan lebih 75% ferodolomit komponennya belum ditemukan
di alam. Mn dapat di subtitusi dengan Mg atau Fe.
2. Bentuk Kristal
Kristal rhombohedron memiliki bentuk yang melengkung. Umumnya
berbentuk seperti agregat kasar-halus.
3. Belahan
Dolomit-ankerit memiliki belahan sempurna seperti pada karbonat
rhombohedral. Dolomit ankerit memiliki sudut antar belahan 74 o, dan
memiliki pecahan subkonkoidal.
4. Warna
Dolomit memiliki warna putih atau abu-abu serta kadang berwarna
kuning atau coklat, sedangkan ankerit berwarna putih, kuning, kuning
kecoklatan, coklat, abu-abu, dn biru. Dolomit-ankerit memiliki kilap kaca
dan cerat berwarna putih.
5. Perubahan (Alterasi)
Secara pseudomorfik dolomit dan ankerit dapat digantikan oleh karbonat,
kuarsa, pirit, besi oksida, dan mineral lain. Sampel yang banyak
mengandung besi biasanya berwarna kecoklatan akibat dari oksidasi
atau pelapukan.
6. Keterdapatan
Dolomit pada umumnya banyak ditemukan sebagai penyusun utama
batuan sedimen. Batuan sedimen umumnya terbentuk dari batu kapur
yang merupakan hasil perubahan diagenetik dari kalsit ke dolomit.
Penggantian kalsit ke dolomit umumnya menghasilkan ruang pada batu
kapur asli sehingga memungkinkan batuan dolostone untuk berfungsi
sebagai deposit minyak bumi. Ankerit adalah mineral gangue dan
terdapat pada urat hidrotermal dan deposit pengganti. Dolomit-ankerit
juga dapat ditemukan sebagai urat bijih pada batu lempung, tanah liat,
dan lapisan batu bara. Karbonatit pada batuan beku sebagian besar
terdri dari mineral karbonat, dapat mengandung dolomit atau ankerit

9
bersama dengan kalsit. Batuan metamorf yang termasuk dalam dolomit
adalah marmer, kalsit-silikat, dan batuan yang berasal dari batu kapur,
dolostone, dan batu sedimen yang banyak mengandung karbonat
lainnya. Asosiasi mineral yang terkait yaitu kalsit, tremolit, diopsit, dan
garnit. Ankerit dapat ditemukan dalam formasi besi metamorf dan
batuan metamorf lainnya yang berasal dari batuan sedimen yang banyak
mengandung Fe.
7. Kegunaan
Dolomit adalah mineral biji yang berpotensial untuk Mg metalik, tetapi
sebagian besar Mg saat ini diekstrak dari air laur. Penggunaan dolomit
dalam bidang industri yaitu pembuatan kaca, desulfurisasi gas buangan,
pengolahan air limbah, dan pengelupasan metalurgi. Dolomit juga
digunakan untuk memproduksi semen, dan dalam produksi MgO
digunakan untuk refraktori, dan CaO untuk pengapuran. Penggunaan
dolomit dalam bidang pertanian diguanakan sebagai aditif pakan untuk
ternak. Dolostone biasanya dihancurkan dan digunakan sebagai bahan
dalam pembuatan beton, aspal, dan lain-lain. dolostone digunakan dalam
industri konstruksi dan untuk membuat monumen.

2.4 Kelompok Aragonit


Contoh mineral karbonat ortorombik adalah aragonit, witherit, dan strontianit.
Struktur mineral kalsit sering digunakan dalan kation yang lebih kecil, karena Ca2+
memiliki ion 1,14 A dalam koordinasi oktahedral. Mengakomodasi kation yang lebih
besar, digunakan struktur aragonit dalam menyediakan lokasi koordinasi 9-kali
terdistorsi yang tersusun di antara lapisan-lapisan bergelombang gugus CO 3 yang
sejajar dengan lapisan karbonat yang dihasilkan oleh deretan kelompok CO3 yang
memanjang dan sejajar dengan rata-rata bidang lapisan. Kation yang lebih besar
didistribusikan dengan cara yang setara pada kemasan tertutup heksagonal yang
sedikit terdistorsi, dan menjelaskan fakta bahwa anggota kelompok memiliki simetri
pseudoheksagonal.

10
2.4.1 Aragonit (CaCO3)

Gambar 2.5 Mineral aragonit

1. Komposisi.
Kebanyakan minera aragonit CaCO3 relatif murni dan unsur kation Sr dan Pb
dapat disubtitusi dengan Ca dalam beberapa sampel.
2. Bentuk Kristal
Umumnya sebagian besar agregat berbentuk butir yang memanjang. Kristal
sering memiliki penetrasi kembar, sehingga beberapa kristal kembar mungkin
berbentuk sejajar. Kristalkembar juga bisa bersifat polisintetik. Kerang
invertebrata laut dapat terdiri dari aragonit dan beberapa formasi gua (stalaktit,
stalagmit, dll) terdiri dari aragonit.
3. Belahan
Mineral aragonit memiliki belahan yang tidak sempurna dengan pecahan
subconchoidal dan bersifat rapuh.
4. Warna
Mineral aragonite memiliki warna putih dengan jenis kilap kaca. Mineral
aragonite memiliki cerat berwarna putih.
5. Perubahan (Alterasi)
Aragonit biasanya berbentuk terbalik dengan kalsit polimorfik dan
pseudomorfanya. Aragonit juga dapat berubah bentuk menjadi dolomit.
6. Keterdpatan
Aragonit terjadi pada batuan metamorfik yang bertekanan tinggi dan bersuhu
renda dan berhubungan dengan glaucophan, lawsonit, pumpellyit, dan mineral
terkait lainnya. Meskipun memiliki medan stabilitas bertekanan tinggi, aragonit
juga sering mengkristal di bawah tekanan rendah. Gua dan endapan air panas
(stalaktit, stalagmit, tufa, dll.) dapat tersusun dari aragonit, hal Ini juga dapat
11
mengendap langsung dari air laut hangat sebagai jarum halus dan membentuk
oolith di lumpur yang berkapur. Beberapa endapan serpih juga mengandung
kristal-kristal besar yang terbentuk dan mengkristal dari air pori. Cangkang
beberapa invertebrata laut dapat dibuat dari aragonit. Dalam batuan beku,
aragonit dapat ditemukan sebagai vesikel dan penumpukan rongga di basal dan
andesit.
7. Kegunaan
Aragonit berpotensi sama seperti kalsit, tetapi kurangnya deposit yang besar
dan kelimpahan kalsit di batu kapur dan batuan terkait lainnya memastikan
bahwa aragonit memiliki sedikit penggunaan komersial.
2.4.2 Whiterit (BaCO3)

Gambar 2.6 Mineral whiterit

1. Komposisi
Kebanyakan witherit dapat dijadikan BaCO3 murni, tetapi untuk
mensubstitusikan antar Ca, Sr, atau Mg ke dalam Ba dapat terjadi dengan
peluang yang sangat kecil.
2. Bentuk Kristal
Kristal dipyramid pseudoheksagonal memiliki bentuk yang sama. Memiliki
bentuk kristal agregat granular, kolumnar, dan berserat sehingga membentuk
lingkaran.
3. Belahan
Mineral witherit memiliki bentuk yang tidak sempurna.

4. Warna

12
Mineral whiterit umumnya berwarna putih, kadang dapat berwarna kuning
kecoklatan dan memiliki kilap kaca dan cerat berwarna putih.
5. Perubahan (Alterasi)
Whiterit dapat berubah menjadi barit atau mungkin merupakan produk alterasi
lainnya.
6. Keterdaptan
Mineral ini paling sering ditemukan pada endapan sulfida hidrotermal yang
terdapat pada batu gamping atau sedimen berkapur lainnya. Biasanya dikaitkan
dengan galena dan barit.
7. Kegunaan
Witherit digunakan sebagai mineral bijih untuk barium, yang memiliki banyak
kegunaan industri. Deposit whitherit ekonomi jauh lebih umum daripada
deposito barit, sehingga mineral tersebut memiliki sumber barium yang lebih
umum.

2.5 Penggunaan OH pada Karbonat

Azurit dan malakit adalah satu-satunya mineral yang umum dalam


penggolongan mineral ini, kandungan azurit dan malakit biasanya terbatas pada
bagian oksida dari deposit mineral hidrotermal sufida yang mengandung banyak
tembaga.
2.5.1 Malakit (Cu2CO3(OH)2)

Gambar 2.7 Mineral malakit

1. Komposisi
Malachite menunjukkan variasi komposisi yang relatif sedikit.
13
2. Bentuk Kristal
Paling sering bentuk-bentuk kristal mineral besar yang mengerucut atau
botryoidal dengan pita warna konsentris terdiri dari biji-bijian berserat, dan
juga berbentuk kembar.
3. Belahan
Mineral malakit memiliki belahan sempurna, jarang terlihat karena ukuran butir
biasanya terlalu kecil, dan memiliki pecahan subkonkoidal.
4. Warna
Mineral malakait biasanya berwarna hijau, dan memiliki kilap kaca dengan cerat
berwarna hijau.
5. Alterasi
Malakit dapat berubah menjadi azurite dan kuprit.
6. Keterdapatan
Malakit adalah mineral umum dengan bagian yang teroksidasi dekat dari
deposit mineral sulfida hidrotermal. Biasanya diasosiasikan dengan azurit dan
umumnya dihasilkan ketika mineral Cu Sulfida primer, seperti kalkopirit
dioksidasi dan diubah oleh air asam yang merembes ke bawah dari permukaan
tanah. Tembaga dianggap sebagai mineral tembaga karbonat dan tembaga
oksida di atas permukaan air. Komponen karbonat dapat diperoleh dari CO2
yang dilarutkan dalam air meteorik atau dari mineral karbonat dalam batuan
induk untuk deposit mineral.
7. Kegunaan
Malakit digunakan sebagai bijih tembaga. Azurite juga dapat digunakan untuk
tujuan dekoratif, dan ketika diremakan telah menggunakan pigmen.
2.5.2 Azurit
1. Komposisi
Biasanya relatif sama dengan komposisi mineral CO 3
2. Bentuk Kristal
Kristal mineral jenis ini bervariasi, seperti berbentuk tabular sejajar, paralel
prisma pendek untuk C dengan banyak bentuk modifikasi.

14
Gambar 2.8 Azurit

3. Belahan
Mineral azurit memiliki belahan sempurna dengan bentuk pecahan konkoidal
dan bersifat rapuh.
4. Warna
Mineral azurit umumnya berwarna biru, memiliki kilap kaca, dan dan cerat
berwarna biru.
5. Perubahan (Alterasi)
Azurite dapat digantikan oleh perunggu.
6. Keterdapatan
Azurite adalah mineral yang umumnya teroksidasi dengan deposit mineral
sulfur Cu-bearing hidrotermal. Mineral ini biasanya berasosiasi dengan malakit
dan umumnya dihasilkan ketika mineral Cu sulfida primer, seperti kalkopirit
teroksidasi dan diubah oleh air asam yang meresap ke bawah dari permukaan
tanah. Tembaga dapat dianggap sebagai mineral tembaga karbonat dan
tembaga oksida di daerah di atas permukaan air. Komponen karbonat dapat
diperoleh dari CO2 yang terlarut dalam air atau dari mineral karbonat di batuan
induk untuk deposit mineral.
7. Kegunaan
Mineral azurit digunakan sebagai bijih tembaga, azurite juga dapat digunakan
untuk tujuan dekoratif, dan ketika dihaluskan dapat digunakan sebagai pigmen.

2.6 Sulfat

Belerang agak tidak biasa karena berfungsi sebagai anion dalam mineral
sulfida, dan sebagai kation dalam sulfit.
2.6.1 Gipsum (CaSO4.2H2O)
1. Komposisi

15
Deviasi dari rumus biasanya terbatas pada subtitusi dari Sr atau Ba untuk Ca.

Gambar 2.9 Mineral gipsum

2. Bentuk Kristal
Kristal-kristal mempunyai kecenderungan yang beragam, tapi rata-rata dari
kristal-kristal tersebut adalah tabular paralel. Sebagian berbentuk prismatik
atau accicular sejajar dengan sumbu kristal.
3. Belahan
Mineral gipsum memiliki belahan sempurna, tiga belahan dalam empat arah.
Pembelahan sempurna mendominasi bentuk fragmen. Dua belahan yang baik
sejajar dengan prisma berpotongan pada sudut 420 dan 1380.
4. Warna
Gipsum biasanya berwarna putih, memiliki kilap kaca dan cerar berwarna putih.
5. Perubahan (Alterasi)
Penggantian gipsum oleh kuarsa, opal, kalsit, dapat menghasilkan
pseudomophs.
6. Keterdapatan
Gipsum adalah mineral yang sangat umum dalam deposit evaporite laut dan
dikaitkan dengan halit, silvit, kalsit, dolomit, dan anhidrit, serta lempung pada
tanah liat dan silikat. Gipsum pada beberapa endapan evaporit dihasilkan
dengan menghidrasi anhidrit primer. Ini membutuhkan peningkatan volume,
sehingga tempat anhidrisis planar asli dapat menjadi kusut atau terganggu
sebagai akibat dari perubahan mineralogi.

7. Kegunaan
Gipsum adalah salah satu mineral paling awal yang dieksploitasi oleh manusia
dan sudah mulai digunakan sekitar 5000 tahun yang lalu. Gipsum digunakan
16
untuk membuat dinding interior sebagian besar rumah, apartement, dan
kantor.
2.5.2 Barit

Gambar 2.10 Mineral barit

1. Komposisi
Barit memiliki komposisi yang ideal, misalnya celestin (SrSO4) yang akan
disubtitusi menjadi Pb dan Ca untuk Ba.
2. Bentuk Kristal
Kristal mineral barit berbentuk pararel dan prismatik. Kristal saling berikatan
dan membentuk agregat granular dan massa yang dapat dipecah
3. Belahan
Mineral barit memiliki dua belahan yang berpotongan pada sudut 78 0, dengan
pecahan pada mineral barit memiliki bentuk yang tidak merata dan bersifat
rapuh.
4. Warna
Warna mineral biasanya berwarna putih, kuning pucat, abu-abu, hijau, biru,
dan coklat. Mineral jenis ini memiliki kilap kaca dengan warna cerat adalah
putih.
5. Keterdapatan
Barit adalah mineral gangue yang dan umumnya terdapata dalam deposit
mineral hidrotermal yang berasosiasi dengan galena, sphalerit, pirit, kuarsa,
fluorit, dan karbonat. Mineral ini juga sebagai massa konkresi dan urat bijih
pada batu serpih, batu kapur, batu pasir, dan batuan sedimen lainnya.
Karbonat juga mengandung barit sebagai mineral magmatik primer.
6. Kegunaan
Barit adalah mineral bijih utama dari barium yang diekstraksi. Kebanyakan
barit, ditambang sebagai mineral industri dan digunakan dalam aplikasi yang

17
memanfaatkan gravitasi spesifik yang tinggi. Mayoritas mineral barit banyak
digunakan dalam industri perminyakan sebagai komponen pengeboran pada
sumur minyak dan gas. Pengeboran lumpur dipompa ke pusat pada batang bor
dan keluar dari mata bor sebagai sumur yang sedang dibor. Lumpur melumasi
sedikit dan juga membawa potongan batu dari bagian bawah lubang bor ke
permukaan. Barit bubuk ditambahkan ke lumpur pengeboran untuk
meningkatkan densitasnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah gas bertekanan
tinggi yang terdapat selama pengeboran dari lumpur yang keluar ke lubang bor
dan ventilasi ke permukaan . Senyawa barit dan barium yang berasal dari alam
memiliki lebih dari 2000 penggunaan industri, termasuk pembuatan gelas,
kertas, dan pembuatan kartu bermain, keramik, sebagai pengisi kepadatan
tinggi dalam plastik, karet, dan bahan terkait lainnya.

2.7 Fosfat

Unsur struktural utama dari mineral fosfat adalah gugus PO43-anionik


tetrahedral. Ion fosfor memiliki muatan +5 sehingga kelompok fosfat bersifat anisoda;
anion oksigen lebih kuat, terikat pada P +5 dibandingkan dengan kation lain dalam
mineral. Gugus PO4 3-
harus diperlakukan sebagai unit struktural. Hanya sedikit mineral
fosfat yang kemungkinan ditemukan secara umum. Apatit adalah mineral yang
tersebar luas di banyak batuan dan monasit dan xenotime yang tidak biasa di batuan
granit. Turquoise, merupakan mineral yang benar-benar langka ditemukan.
2.6.1 Apatit (Ca5(PO4)3(OH,F,Cl)

Gambar 2.11 Mineral apatit

1. Komposisi
Variasi dengan komposisi utama dalam jumlah relatif OH, F, dan Cl. Anggota
dari mineral ini adalah fluor-apatit, hydroxyl-apatit, dan chlor-apatit.
Kebanyakan apatit memiliki komposisi antara fluor-apatit dan hydroxyl-apatit,
18
dengan lebih banyak F daripada OH. Varietas yang disebut karbonat-apatit
mengandung tetrahedral CO3OH3- merupakan kelompok yang disibstitusi
dengan PO43-. Dahlit adalah karbonat-apatit yang dominan OH di situs hidroksil;
frankolit yang mengandung dominan F. Fosfat tetrahedral juga dapat
digantikan oleh SO42-, SiO44-, atau CrO402. Keseimbangan muatan dijaga dengan
mensubstitusikan NA + untuk Ca2+ ataudengan menggantikan gugus sulfat dan
gugus silikat untuk dua gugus fosfat. Jumlah muatan dari U, V, Mn, dan Fe
umumnya ada. Istilah collophan diberikan pada material berbutir halus atau
cryptocrystallin, seperti batuan foosfat dan fosil.
2. Bentuk Kristal
Kristal pada mineral ini bersifat umum, dan biasanya berukuran kecil yang
terdiri dari prisma heksagona. Bagian longitudinal melalui kristal biasanya
memanjang dan berbentuk kotak. Apatit juga membentuk butir anhedral dan
agregat granular atau kolom.
3. Belahan
Mineral apatit memiliki belahan yang tidak sempurna, biasanya tidak terlihat
pada sampel dan tidak memiliki kontrol yang kuat pada orientasi fragmen pada
pemasangan butir. Memiiliki pecahan yang konkoidal atau tidak rata dan
bersifat rapuh.
4. Warna
Mineral apatit berwarna biru keabu-abuan, hijau, kuning, hijau kekuningan,
coklat, biru, merah muda, dan ungu. Mineral ini memiliki kilap kaca dan cerat
berwarna putih.
5. Perubahan
Apatit relatif stabil di sebagian besar lingkungan geologi dan tidak diubah
kembali. Pseudomorph dari tanah liat, pirus, serpentine, atau mineral fosfat
lainnya yang telah terindentifikasi.
6. Keterdapatan
Apatit adalah mineral aksesoris yang sangat umum dalam berbagai jenis batuan
beku dan metamorf dan merupakan contoh mineral fosfat yang paling umum.
7. Kegunaan
Apatit biasanya sebagai collophan pada batuan sedimen, fosfat juga digunakan
dalam pembuatan pupuk dan keperluan industri lainnya. Fluor juga diekstraksi

19
dari apatit, dan digunakan sebagai campuran dalam pembuatan air minum dan
untuk keperluan industri lainnya termasuk penyulingan aluminium.
2.6.2 Monasit (Ce,Lh,Tn, (PO4))

Gambar 2.12 Mineral monasit

1. Komposisi
Unsur-unsur tanah yang langka dapat menempati tempat pada lipatan, tetapi
unsur Ce dan La biasanya unsur yang paling melimpah. Unsur ini terdapat
antara 4-12% dari 9 kali lipat tempat lipatan yang biasanya ditempati oleh Th,
dan beberapa sampel dapat mencapai nilai hingga sekitar 30%. Unsur silikat Si
dan sulfat S berselisih untuk penggantian unsur P di tetrahedran. Pembusukan
radioaktif dari Th dan radioaktif lainnya mempengaruhi struktur dalam unsur.
2. Bentuk Kristal.
Kristal pada mineral monasit biasanya berukura kecil, hampir sama rata dan
memanjang sejajar.
3. Belahan
Mineral jenis ini memiliki belahan yang tidak sempurna, dan jenis pecahan yang
terdapat dalam mineral ini adalah kankoidal, tidak rata dan bersifat rapuh.
4. Warna
Mineral monasit biasanya berwarna kuning, kuning kemerahan, dan coklat
kemerahan. Memiliki kilap lilin dengan warna cerat adalah putih.
5. Perubahan (Alterasi)
Monasit relatif stabil pada lingkungan pelapukan. Perubahan pada material
monasit seperti limonit yang berwarna coklat pada sepanjang urat bijih.
6. Keterdapatan
Monasit adalah mineral tambahan dalam granit, pegmatit granit, senit, dan
karbonitit. Mineral monasit stabil dalam lingkungan pelapukan, sehingga
monasit dapat menjadi bagian dari fraksi mineral berat sedimen. Mineral ini
20
sering ditemukan pada depostis urat bijih hidrotermal. Dalam batuan
metamorfik ditemukan pada dolostone yang termetamorfosa dalam skematis
mika, gneiss, dan granuluties.
7. Kegunaan
Monasit adalah salah satu sumber utama untuk Th, Ce, dan elemen tanah
jarang lainnya. Cerium digunakan dalam batu api ringan, kaca, konverter
katalitik mobil, dan berbagai produk lainnya termasuk mantel yang digunakan
dalam lentera gas. Torium juga digunakan dalam mantel yang digunakan dalam
lentera gas dan telah digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir.
Thorium juga memiliki berbagai aplikasi dalam peralatan elektronik.

2.8 Tungstete dan Molibdate

Tungstete dan molibdate dioksidasi menjadi muatan +6 yang membentuk


mineral tungstate dan molibdate. Gugus anionik tungstate dan molibdate terdiri dari
empat anion oksigen yang membentuk lokasi koordinasi tetrahedral untuk kation
heptavalen. Namun, baik W6+ dan Mo6+ pada 0,56 dan 0,55 A. Masing-masing,
berukuran agak besar untuk situs tetrahedral normal sehingga empat anion oksigen
tidak membentuk tetrahedron biasa, karena W dan Mo kation memiliki muatan tinggi,
mineral tersebut memerintahkan lebih dari setengah muatan yang tersedia dan WO42-
tetrahedran membentuk kelompok anionik diskrit dalam struktur mineral.
Mineral tungstate dan molibdate pada W6+ dan Mo6+ memiliki muatan yang
sama dan ukuran yang sama, sehingga dapat mensubstitusikan satu sama lain dalam
beberapa mineral. Scheelit membentuk seri solusi padat dengan powellit dan wulfenit
membentuk seri larutan padat dengan stolzit, wolfranit yang menampilkan solusi padat
terus menerus antara anggota MnWO4 dan FeWO4. Anggota seri larutan padat
umumnya terbatas pada sistem vena hidrotermal yang bersuhu tinggi dengan sulfida.
Scheelit dapat ditemukan dalam batuan karbonat dan batuan granit yang intrusif.
Mineral yang berasosiasi dengan tungstate dan molibdate adalah karbonat, diopside,
garnit, dan tremolit.
Wolframi dan scheelit adalah sumber utama untuk tungsten dunia. Elemen
penting ini dipadukan dengan besi untuk membuat baja berkekuatan tinggi. Filamen
dalam bola lampu pijar konvensional adalah tungsten metalik. Wulfenit umumnya
membentuk kristal tabular yang indah di zona dekat-permukaan teroksidasi dari
deposito sulfida hidrotermal pada Pb-bearing. Mineral ini telah digunakan sebagai
21
sumber kecil molibdenum, yang juga berfungsi sebagai agen dalam yang baja
berkekuatan tinggi dan pelumas.

2.9 Borates

Blok bangunan paling umum dari borat adalah gugus BO 3+. Setiap perintah B3+
merupakan salah satu dari dua muatan negatif yang tersedia pada setiap setiap unsur
O. Hal ini berarti borat adalah mesodesmik (Bab 3); setiap oksigen dapat dibagi
dengan kelompok borat lain untuk membentuk dobel, rantai, cincin dan sebagainya,
mirip dengan silikat. B3+ dapat juga dari kelompok-kelompok BO2(OH) 2-, seperti dalam
boraks. Unsur struktural tambahan yang ditemukan dalam borat adalah kelompok
tetrahedral BO45-, BO3OH4-, dan BO2 (OH) 2
3-
. Kelompok-kelompok segitiga dalam
tetrahedral dapat dihubungkan bersama untuk membentuk berbagai struktur yang
kompleks.
Mineral borat, dengan beberapa pengecualian, ditemukan dalam endapan
evaporit dari daerah air asin. Endapan ini biasanya terbentuk di teranes aktif tetonik
yang terkait dengan batas lempeng dan volkanisme yang melimpah. Karena boron
tidak sesuai dengan struktur mineral silikat pada batuan beku umum, boron
terkonsentrasi pada cairan magmatik residu akhir. Mata air panas dan air hidrotermal
lainnya yang terkait dengan vulkanisme mungkin membawa boron dari cairan
magmatik akhir ini ke permukaan.
Presipitasi mineral borat dapat berada di apron yang berdekatan dengan mata
air panas atau di dasar danau sebagai respons terhadap evaporasi musiman. Borat
mineral biasanya berada diantara sedimen lakustrin dan abu vulkanik, dan mungkin
kelas lateral ke dalam air kapur yang dangkal. Mineral borat dapat larut dalam air,
mineral ini tidak ditemukan dalam iklim basah. Kejadian penting termasuk lembah yang
kering di California Tenggara, Tibet, Turki, dan di pegunungan Andes Peru, Bolivia,
Argentina, dan Chili, dari 150 atau lebih borat yang telah diidentifikasi, boraks, ulexit,
colemanit, dam kernit, adalah mineral yang paling umum. Mineral yang terkait dengan
borat dalam deposito evaporite danau garam termasuk silvit, gipsum, anhidrite, trona,
nahkolit, thenardit, glauberit, polihalit, dan kiserit.

2.10 Deskripsi Mineral


Deskipsi beberapa mineral karbonat, sulfat, fosfat, dan borat adalah sebagai
berikut:

22
1. Kalsit CaCO3

Gambar 2.13 Kalsit

Sistem Kristal : Trigonal.


Warna : Putih, sering diwarnai oleh warna abu-abu, merah, hijau, biru,
kuning, bahan coklat sampai hitam bila tidak murni.
Cerat : Putih sampai keabuan
Belahan : Sempurna
Pecahan : Konkoidal
Kekerasan :3
Berat jenis : 2,71
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku, sedimen,
metamorf dan melalui proses hidrotermal, merupakan mineral
utama dalam batugamping, atau pulam/marmer (marble).
Dapat juga diendapkan di sekitar/di sekeliling mata air, atau
aliran air, berupa travertin, tufa, atau sinter-gamping.
Manfaat : Kalsit merupakan sumber senyawa CaO, yang digunakan untuk
membuat semen, campuran adulan semen, pupuk, kapur,
industri kimia, industri besi baja, dan pembenah tanah.
2. Magnesit, MgCO3

23
Gambar 2.14 Magnesit

Sistem Kristal : Trigonal.


Warna : Putih, putih-keabuan, dan kekuningan sampai coklat.
Cerat : Putih.
Belahan : Sempurna

Pecahan : Konkoidal
Kekerasan : 3,5 – 5 (Skala Mohs)
Berat jenis : 3,0 – 3,2
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan sedimen yang secara
hidrotermal, sehingga terdapat dalam urat-urat, atau sebagai
hasil ubahan pada batuan yang banyak mengandung silikat
kalsium (serpentin, olivin, dan piroksen) yang disebabkan oleh
air karbonat.
Manfaat : Sumber senyawa MgO yang digunakan dalam pembuatan
batubara tahan api, industri kimia, dan sebagai sumber logam
magnesium.
3. Siderit FeCO3
Sistem Kristal : Trigonal.
Warna : Coklat kekuningan dan coklat keabuan sampai coklat dan
coklat kemerahan, dapat juga abu-abu, abu-abu kekuningan,
atau abu-abu kehijauan.
Cerat : Putih
Kilap : Kaca

Gambar 2.15 Siderit

Belahan : Sempurna
24
Pecahan : Konkoidal
Kekerasan : 3,5 – 4
Berat jenis : 3,96
Genesis : Terbentuk pada lingkungan sedimen, dan terdapat
sebagai lapisan-lapisan yang sering berasosiasi dengan
lapisan lempung, serpih, atau batubara. Dapat pula
terbentuk melalui proses hidrotermal dan terdapat
dalam urat-urat, atau terbentuk sebagai pegmatit.
Sering berasosiasi dengan bijih-bijih metal yang
mengandung mineral-mineral perak seperti pirit,
khalkopirit, tetrahedrit, dan galena.
Manfaat : Sumber logam besi.
4. Dolomit, CaMg(CO3)2

Gambar 2.16 Dolomit


Sistem Kristal : Trigonal.
Warna : Putih, abu-abu, atau kehijauan, yang menjadi coklat
kekuningan, atau coklat, dengan semakin meningkatnya kadar
Fe2+, dapat juga merah muda, atau merah-mawar.
Cerat : Putih.
Kilap : Kaca
Belahan : Sempurna
Pecahan : Konkoidal
Kekerasan : 3,5 – 4
Berat jenis : 2,85
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan sedimen, melaluia proses
hidrotermal dan terdapat dalam urat-urat, serta berasosiasi

25
dengan fluorit, barit, kalsit, siderit, kuarsa dan mineral-mineral
bijih metalik. Dapat juga terbentuk secara metamorfisme.
Manfaat : Sumber logam magnesium, atau kalsium, dan senyawa
magnesium oksida yang digunakan untuk membuat batubara
tahan api.dapat juga dibuat batu hias.
5. Witherit, BaCO3

Gambar 2.17 Witherit

Sistem Kristal : Ortorombik.


Warna : Tak-berwarna sampai seperti susu, putih, atau keabuan, dapat
juga berwarna kuning, coklat, atau hijau.
Kilap : Kaca
Cerat : Putih.
Belahan : Sempurna
Pecahan : Konkoidal
Kekerasan : 2 – 3,5
Berat jenis : 4,3
Genesis : Witherit adalah mineral yang jarang, terbentuk secara,
hidrotermal temperatur rendah, terdapat dalam urat-urat
bersama barit dan galena.
Manfaat : Sumber minor unsur barium.
6. Gipsum (CaSO42H2O)

26
Gambar 2.18 Gipsum

Sistem Kristal : Monoklin.


Warna : Tak-berwarna dan transparan, dapat pula putih, abu-abu,dan
kekuningan bila masiv.
Cerat : Putih
Kilap : Kaca
Belahan : Sempurna
Pecahan : Konkoidal
Kekerasan :2
Berat jenis : 2,32
Genesis : Terbentuk dalam lingkungan sedimen, dan sering berselingan
dengan batugamping, serpih, batupasir, lempung dan garam
batuan. Dapat pula ditemukan dalam urat-urat metalik sebagai
mineral geng.
Manfaat : Digunakan dalam industri konstruksi, sebagai pembenah tanah
dan pupuk.
7. Barit (BaSO4)

Gambar 2.19 Barit

27
Sistem Kristal : Ortorombik.
Warna : Tak-berwarna sampai putih ; dapat pula kuning, coklat,
kemerahan, abu-abu, kehijauan, atau biru.
Cerat : Putih.
Belahan : Sempurna
Pecahan : Konkoidal
Kekerasan : 3 – 3,5
Berat jenis : 4,5
Genesis : Terbentuk melalui proses hidrotermal temperatur
rendah sampai menengah, dan terdapat dalam urat-urat
bersama bijih perak, timbal, tembaga, kobalt, mangan,
antimon. Dapat juga berasosiasi dengan fluorit, kalsit, siderit,
dolomit dan kuarsa.
Manfaat : Untuk membuat lumpur yang dipakai pada pemboran minyak
8. Monasit, (Ce, La, Y, Th) (PO4)

Gambar 2.20 Siderit

Sistem Kristal : Monoklin.


Warna : Kekuningan, atau coklat kemerahan sampai coklat.
Cerat : Putih.
Belahan : Sempurna
Pecahan : Konkoidal
Kilap : Kaca
Kekerasan : 5-5,5.
Berat jenis : 4,6-5,4.
Genesis : Terbentuk pada lingkungan batuan beku, yaitu sebagai mineral
asesori dalam granit, sienit ; pada lingkungan pegmatit, dan

28
sebagai mineral rombakan berbentuk pasir dalam lingkungan
redimen.berasosiasi dengan zirkon, xenotim, magnetit, apatit,
ilmenit, rutil dan kolumbit.
Manfaat : Sumber torium (Th, eleven radioaktif) dan torium oksida.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Klasifikasi mineral atau penggolongan mineral terbagi atas dua yaitu mineral
mikro dan mineral makro.
2. Mineral Karbonat adalah
3. Cara mendeskripsikan mineral adalah dengan menentukan sifat-sifat fisik dari
mineral mineral tersebut yaitu bentuk kristal, berat jenis, belahan, pecahan,
warna, kekerasan, certa, dan kilap.

3.2 Saran
Saran untuk pembuatan makalah ini sebaiknya referensi yang digunakan tidak
hanya satu referensi jurnal namun bisa menggunakan beberapa referensi buku yang
lebih lengkap.

29
DAFTAR PUSTAKA

Carlson, W.D. 1980. The calcite-aragonite equilibrium: Effects of Sr substitution and


anion orientation disorder. American Mineraligist 65, 1252-1262.
Friedman, G.M. 1959. Identification of carbonate minerals by staining methods. Journal
of Sedimentary Petrology 29, 87-97.
Kennedy, G.C. 1947. Chart for correlation of optical properties with chemical
composition of some common rock-forming minerals. American Mineralogist 32,
561-573.
Reeder, R.J. (ed). 1983. Carbonates: Mineralgy and Chemistry. Reviews in Mineralogy,
Volume 11. Mineralogical Society of American, Washington, D.C., 394 p.
Warne, W. St.J. 1962. A quick field or laboratory staining scheme for the differentiation
of the major carbonate minerals. Journal of Sedimentary Petrology 32, 29-38.
Wolfe, K.H., Easton, A.J., and Warne, S. 1967. Techniques of examining and analyzing
carbonate skeletons, minerals, and rocks. In G.V. Chilingar, H.J. Bissell, and R.W.
Fairbridge, (eds)., Carbonate Rocks, Developments in Sedimentology, 9B, pp.
253-342 Elsevier, Amsterdam.

DAFTAR GAMBAR

30
Halaman
Gambar 2.1 Mineral kalsit.........................................................................................5
Gambar 2.2 Mineral magnesit...................................................................................7
Gambar 2.3 Mineral rodokrosit..................................................................................8
Gambar 2.4 Mineral ankerit......................................................................................9
Gambar 2.5 Mineral aragonit..................................................................................12
Gambar 2.6 Mineral whiterit....................................................................................13
Gambar 2.7 Mineral malakit....................................................................................14
Gambar 2.8 Mineral azurit......................................................................................16
Gambar 2.9 Mineral gipsum....................................................................................17
Gambar 2.10 Mineral barit......................................................................................18
Gambar 2.11 Mineral apatit....................................................................................20
Gambar 2.12 Mineral monasit.................................................................................21
Gambar 2.13 Kalsit.................................................................................................24
Gambar 2.14 Magnesit...........................................................................................25
Gambar 2.15 Siderit..............................................................................................26
Gambar 2.16 Dolomit.............................................................................................27
Gambar 2.17 Witherit.............................................................................................28
Gambar 2.18 Gipsum.............................................................................................28
Gambar 2.19 Barit..................................................................................................29
Gambar 2.20 Siderit...............................................................................................30

DAFTRA TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kelompok Mineral Karbonat.......................................................................4
31
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................iv
32
DAFTAR TABEL ................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................3
2.1 Struktur dan Klasifikasi Mineral .......................................................................3
2.2 Karbonat .......................................................................................................3
2.3 Rhombohedral Karbonat (Kelompok Kalsit dan Dolomit) ...................................4
2.4 Kelompok Aragonit ........................................................................................11
2.5 Penggunaan OH pada Karbonat .....................................................................14
2.6 Sulfat ...........................................................................................................16
2.7 Fosfat ...........................................................................................................19
2.8 Tungstate dan Molibdate ...............................................................................22
2.9 Borat ............................................................................................................23
2.10 Deskripsi Mineral .........................................................................................24
BAB III PENUTUP ...........................................................................................31
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................31
3.2 Saran ...........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

33

Anda mungkin juga menyukai