Anda di halaman 1dari 4

Lembar Kerja

Sesi 11: Pencegahan Kekerasan terhadap Anak

Lembar Kasus (LK): 11.1


Langkah/Materi : Langkah 2 (Pengertian Anak dan Hak-hak Anak)
Bentuk Kegiatan : Pengelompokkan Gambar Hak Anak
Pemain : Seluruh peserta
Perlengkapan : - Matrik Klaster Hak Anak (tercetak)
- Gambar Hak-hak Anak (tercetak)
- Solatif
Lama kegiatan : 10 menit
Langkah-langkah:
1. Fasilitator mempersiapkan Matrik Klaster Hak Anak (tercetak) dan menempelkannya
pada dinding yang terjangkau oleh peserta, sebagaimana contoh berikut :

Matrik 4 Kluster Hak Anak

HAK HIDUP HAK TUMBUH KEMBANG

HAK PERLINDUNGAN HAK PARTISIPASI

2. Fasilitator meminta peserta untuk mengambil “Gambar Hak-hak Anak” (tercetak),


dimana setiap peserta bisa mendapatkan satu gambar tersebut. Peserta yang tidak
mendapatkan gambar bergabung dengan peserta lain yang mendapatkan gambar.
3. Fasilitator meminta peserta mengamati gambar dan memikirkannya di kolom
manakah tepatnya gambar yang dimilikinya tersebut ditempelkan.
4. Setelah waktu peserta untuk mengamati gambar dianggap cukup, Fasilitator meminta
peserta secara bergiliran untuk menempelkannya dalam kolom yang dianggap tepat
pada “Matrik Klaster Hak Anak” yang telah disediakan.

9
Lembar Kasus (LK): 11.2

Langkah/Materi : Langkah 4 (Pengertian Kekerasan)


Bentuk Kegiatan : Memilah-milah Gambar (pile sorting)
Pemain : 4 kelompok
Perlengkapan : - Matrik Jempol (tercetak), sebanyak 4 lembar
- Gambar Perilaku Baik (tercetak), sebanyak 4 set
- Gambar Perilaku Buruk (tercetak), sebanyak 4 set
- Solatif
Lama kegiatan : 10 menit

Langkah-langkah :
1. Fasilitator mempersiapkan Matrik Jempol (tercetak) sebanyak 4 lembar dan
menempelkannya pada dinding yang terjangkau oleh peserta, sebagaimana contoh
berikut :
MATRIK JEMPOL

2. Fasilitator membagikan 2 set gambar yang telah diacak (1 set “Gambar Perilaku Baik”
dan 1 set “Gambar Perilaku Buruk”) kepada setiap kelompok.
3. Setelah gambar dibagikan, maka fasilitator:
a. Meminta kelompok untuk memperhatikan dan mendiskusikan isi gambar-gambar
tersebut.
b. Meminta kelompok memilah-milah gambar tersebut, mana gambar yang
termasuk gambar perlakuan baik (patut dilakukan), dan gambar perlakuan buruk
(tidak seharusnya dilakukan).
4. Setelah waktu peserta untuk mendiskusikan gambar dianggap cukup, fasilitator
meminta perwakilan kelompok untuk menempelkan semua gambar tersebut pada
“Matrik Jempol” yang sudah disiapkan sesuai kategori gambar, perlakuan baik
(gambar jempol ke atas) dan perlakuan buruk (gambar jempol ke bawah).

10
Lembar Kasus (LK): 11.3

Langkah/Materi : Langkah 5 (Contoh, Jenis, Pelaku dan Akibat Kekerasan terhadap


Anak)
Bentuk Kegiatan : Diskusi Kelompok
Pemain : 4 kelompok
Perlengkapan : - Matrik Jenis Kekerasan (tercetak), sebanyak 4 set.
- Kertas metaplan
- Solatif
Lama kegiatan : 15 menit

Langkah-langkah :
Fasilitator mempersiapkan Matrik Jenis Kekerasan (tercetak) sebanyak 4 set dan
menempelkannya pada dinding yang terjangkau oleh peserta, sebagaimana contoh
berikut :
Kelompok 1
Kekerasan Fisik
No Contoh Kekerasan Akibat Kekerasan Pelaku

Kelompok 2
Kekerasan Psikis
No Contoh Kekerasan Akibat Kekerasan Pelaku

Kelompok 3
Kekerasan Seksual
No Contoh Kekerasan Akibat Kekerasan Pelaku

Kelompok 4
Kekerasan Sosial
No Contoh Kekerasan Akibat Kekerasan Pelaku

11
Lembar Kasus (LK): 11.4

Langkah/Materi : Langkah 6 (Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak)


Bentuk Kegiatan : Membacakan Kasus
Pemain : Fasilitator
Perlengkapan : Lembar Ulasan Cerita “Anak tidak mau sekolah”
Lama kegiatan : 3 menit

ULASAN CERITA “ANAK TIDAK MAU SEKOLAH”

Kisah ini bercerita tentang seorang anak kelas 1 SD yang tidak mau
berangkat sekolah. Dia bernama Nina, anak dari Ibu Edah.
Suatu hari, Nina, menangis tersedu-sedu di depan rumahnya karena tidak
mau berangkat sekolah.
Di saat Nina sedang menangis, seorang ibu, bernama Ibu Ati bersama
anaknya berjalan melawati dan menghampiri Nina. Sebagai tetangga, Ibu
Ati berusaha memenangkan Nina dan mengajak Nina pergi sekolah
bersamanya.
Namun, di saat Ibu Ati sedang berusaha mendiamkan tangisan Nina, tiba-
tiba, Ibu Edah (Ibu dari Nina) keluar dari rumahnya dengan wajah marah.
Ibu Edah memang tampaknya tidak terima dengan sikap Ibu Ati, dia
marah-marah pada Ibu Ati. Ibu Edah menganggap perbuatan Ibu Ati
tersebut telah ikut campur dalam urusan keluarganya. Sebuah kata yang
pedas meluncur dari mulut Ibu Edah : “Hei Bu Ati, ngapain ngurusin
urusan anak orang. Urus saja anak ibu sendiri!”.
Ibu Edah pun segera menarik Nina masuk ke dalam rumahnya dengan
terus memarahi anaknya tersebut.
Dan ..
Ibu Ati hanya termenung, dia hanya bisa mengelus dada. Dalam hatinya
bertanya, “apa yang harus dilakukan melihat perbuatan Ibu Edah yang
sering memarahi, bahkan memukul anaknya itu?”

Itulah akhir cerita yang harus kita renungkan, “apa yang harus kita lakukan
menyaksikan perbuatan seorang ibu yang sering melakukan kekerasan
terhadap anaknya ?”

12

Anda mungkin juga menyukai