9
Lembar Kasus (LK): 11.2
Langkah-langkah :
1. Fasilitator mempersiapkan Matrik Jempol (tercetak) sebanyak 4 lembar dan
menempelkannya pada dinding yang terjangkau oleh peserta, sebagaimana contoh
berikut :
MATRIK JEMPOL
2. Fasilitator membagikan 2 set gambar yang telah diacak (1 set “Gambar Perilaku Baik”
dan 1 set “Gambar Perilaku Buruk”) kepada setiap kelompok.
3. Setelah gambar dibagikan, maka fasilitator:
a. Meminta kelompok untuk memperhatikan dan mendiskusikan isi gambar-gambar
tersebut.
b. Meminta kelompok memilah-milah gambar tersebut, mana gambar yang
termasuk gambar perlakuan baik (patut dilakukan), dan gambar perlakuan buruk
(tidak seharusnya dilakukan).
4. Setelah waktu peserta untuk mendiskusikan gambar dianggap cukup, fasilitator
meminta perwakilan kelompok untuk menempelkan semua gambar tersebut pada
“Matrik Jempol” yang sudah disiapkan sesuai kategori gambar, perlakuan baik
(gambar jempol ke atas) dan perlakuan buruk (gambar jempol ke bawah).
10
Lembar Kasus (LK): 11.3
Langkah-langkah :
Fasilitator mempersiapkan Matrik Jenis Kekerasan (tercetak) sebanyak 4 set dan
menempelkannya pada dinding yang terjangkau oleh peserta, sebagaimana contoh
berikut :
Kelompok 1
Kekerasan Fisik
No Contoh Kekerasan Akibat Kekerasan Pelaku
Kelompok 2
Kekerasan Psikis
No Contoh Kekerasan Akibat Kekerasan Pelaku
Kelompok 3
Kekerasan Seksual
No Contoh Kekerasan Akibat Kekerasan Pelaku
Kelompok 4
Kekerasan Sosial
No Contoh Kekerasan Akibat Kekerasan Pelaku
11
Lembar Kasus (LK): 11.4
Kisah ini bercerita tentang seorang anak kelas 1 SD yang tidak mau
berangkat sekolah. Dia bernama Nina, anak dari Ibu Edah.
Suatu hari, Nina, menangis tersedu-sedu di depan rumahnya karena tidak
mau berangkat sekolah.
Di saat Nina sedang menangis, seorang ibu, bernama Ibu Ati bersama
anaknya berjalan melawati dan menghampiri Nina. Sebagai tetangga, Ibu
Ati berusaha memenangkan Nina dan mengajak Nina pergi sekolah
bersamanya.
Namun, di saat Ibu Ati sedang berusaha mendiamkan tangisan Nina, tiba-
tiba, Ibu Edah (Ibu dari Nina) keluar dari rumahnya dengan wajah marah.
Ibu Edah memang tampaknya tidak terima dengan sikap Ibu Ati, dia
marah-marah pada Ibu Ati. Ibu Edah menganggap perbuatan Ibu Ati
tersebut telah ikut campur dalam urusan keluarganya. Sebuah kata yang
pedas meluncur dari mulut Ibu Edah : “Hei Bu Ati, ngapain ngurusin
urusan anak orang. Urus saja anak ibu sendiri!”.
Ibu Edah pun segera menarik Nina masuk ke dalam rumahnya dengan
terus memarahi anaknya tersebut.
Dan ..
Ibu Ati hanya termenung, dia hanya bisa mengelus dada. Dalam hatinya
bertanya, “apa yang harus dilakukan melihat perbuatan Ibu Edah yang
sering memarahi, bahkan memukul anaknya itu?”
Itulah akhir cerita yang harus kita renungkan, “apa yang harus kita lakukan
menyaksikan perbuatan seorang ibu yang sering melakukan kekerasan
terhadap anaknya ?”
12