A. Pendahuluan
1. Umum
Lapas sebagai tempat pembinaan tidak hanya memberikan kontribusi dari segi keterampilan
tetapi harus mampu menciptakan wirausaha dari mantan narapidana, peran Lapas mampu
menciptakan wirausaha bagi WBP pascabebas. Sebab, ketika berstatus WBP sudah diberikan
keterampilan untuk meningkatkan kapasitasnya, memiliki kemampuan untuk menghasilkan
produk-produk hasil karyanya, yang bisa dikembangkan dan berkelanjutan. yaitu mulai dari
produksi yang memiliki daya saing hingga pemasaraan.
Membekali warga binaan Lapas/Rutan dengan beragam keterampilan serbagai bentuk kegiatan
pengabdian pada masyarakat, adanya stigma masyarakat terhadap mantan narapidana (napi)
masih negatif, sehingga ketika mereka keluar dari lapas sulit untuk mencari pekerjaan, untuk itu,
diperlukan pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi seorang wirausaha, jenis keterampilan
yang diberikan kepada WBP bisa beragam dalam bidang agribisnis, manufaktur dan jasa seperti
produksi Kuliner, produksi meubelair dan cendera mata, produksi jasa.
2. Dasar Hukum
a) Undang-Undang Nomor : 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
b) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan
Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan;
c) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 57 Tahun 1999 tentang Kerjasama
Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan;
d) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : 30 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia;
1
IMPLEMENTASI LAPAS PRODUKTIF
e) Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : M.HH-1.PR.01.03 Tahun 2022
tentang Target Kinerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Tahun 2022
3. Maksud dan Tujuan
Maksud untuk memberikan gambaran terkait pelaksanaan kegiatan pengelolaan LAPAS
Produktif (agribisnis, manufaktur dan jasa ) WBP pada LAPAS Pilot project.
Tujuan sebagai bahan evaluasi serta pemenuhan data dan Pelaporan target kinerja B-03 Divisi
Pemasyarakatan Kantor Wilayah Maluku Utara Tahun 2022
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaporan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan LAPAS produktif di lingkungan
Kantor Wilayah Kementerian Hukun dan HAM Maluku Utara.
B. Pelaksanaan Kegiatan
1) Pilot project LAPAS Produktif
Lapas produktif yang telah ditetapkan sebagai pilot project sejak tahun 2018 adalah LAPAS
Kelas IIB Sanana dan LAPAS Perempuan Kelas III Ternate.
2) Jenis Kegiatan
Adapun jenis kegiatan pada LAPAS Produksi secara umum kami tuangkan dal;am tabel
dibawah ini :
Tabel. 1. Kegiatan Pada LAPAS Produktif
No LAPAS /RUTAN Jenis Produksi Keterangan
1 LAPAS Kelas IIB Sanana Meubelair Kegiatan Tetap
Souvenir berjalan walau
Tempat Gelas dimasa pandemi,
2
IMPLEMENTASI LAPAS PRODUKTIF
Tempat 1 Bh
makan
Tempat 1 Set
Pena + HP
Kunsen pintu
dan jendela 5 Set
1 Paket
3
IMPLEMENTASI LAPAS PRODUKTIF
b. Permasalahan
- Sampai dengan periode B-03 ini Lapas Perempuan Ternate belum melaksanakan kegiatan
pengelolaan Lapas Produksi.
c. Analisis Permasalahan
No Hasil capaian Permasalahan Dampak Pengendalian
Internal
1 Implementasi Lapas Belum terlaksananya Belum optimalnya Akan dilakukan
Produktif kegiatan produksi pelaksanaan BINWASDAL
pada LPP Kelas III LAPAS Produktif untuk optimalisasi
Ternate LAPAS Produksi
- pada B-04
4
IMPLEMENTASI LAPAS PRODUKTIF
E. Penutup
Demikian Laporan ini dibuat sebagai bahan pelaporan target kinerja B-03 Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Maluku Utara.
Lili
NIP. 197111271992032001
5
IMPLEMENTASI LAPAS PRODUKTIF
Gambar 2. 1 paket
kunsen pintu dan jendela
yang diolah pada Lapas
Produksi adalah pesanan
masyarakat