Anda di halaman 1dari 8

MANUSKRIP

PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA Sdr.G DENGAN POST ORIF (Open Reduction Internal
Fixation) INDIKASI FRAKTUR CRURIS 1/3 SINISTRA DI RUANG MELATI
RSUD AMBARAWA

Oleh :
NURAINI SYAHRAINI RUMAISYAH ARSAD
0131827

NGUDI WALUYO NURSING ACADEMY


UNGARAN
2015
PENGELOLAAN NYERI AKUT PADA Sdr.G DENGAN POST ORIF (Open Reduction Internal
Fixation) INDIKASI FRAKTUR CRURIS 1/3 SINISTRA DI RUANG MELATI
RSUD AMBARAWA

Nuraini Syahrani Rumaisah Arsyad1, Joyo Minardo2, Maksum3


123
Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Di Indonesia kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ketahun. Menurut data
Direktorat Keselamatan Transformasi Darat Departement Perhubungan, jumlah korban
kecelakaan lalu lintas tahun 2010 terdapat 33.827 orang. Data kepolisian RI tahun 2012
mencatat terdapat 117.949 kasus kecelakaan dijalan raya, dengan korban meninggal
dunia sebanyak 29.544 orang. Sedangkan WHO mencatat hingga saat ini sebanyak lebih
dari 50 juta orang lainnya menderita luka berat akibat kecelakaan, dimana kejadian
fraktur atau patah tulang menjadi terbanyak dari kasus kecelakaan lalu lintas. Menurut
data Kepolisisan Republik Indonesia pada tahun 2012, di Provinsi Jawa Tengah dengan
tingkat kematian akibat kecelakaan sekitar 4.300 jiwa.
Nyeri adalah pengalaman sensori emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. Nyeri akut diakibatkan oleh penyakit,
radang atau injuri jaringan, nyeri ini biasanya datang tiba-tiba dan terjadi kurang dari 6
bulan. Proses terjadinya nyeri adalah dimulai ketika bagian tubuh terluka oleh tekanan,
potongan, dingin atau kekurangan oksigen pada sel, maka bagian tubuh yang terluka
akan mengeluarkan berbagai macam substansi intraseluler dilepaskan keruang
ekstraseluler maka akan mengiritasi neuroreseptor.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
autoanamnesa dan allowanamnesa. Pengelolaan nyeri pada Sdr.G dilakukan selama 2
hari. Metode yang digunakan adalah memberikan pengelolaan berupa perawatan pasien
dalam mengurangi nyeri, dengan cara mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan
pemberian obat analgetik.
Hasil pengelolaan didapatkan sesuai kriteria hasil nyeri berkurang, skala nyeri 5,
wajah pasien tidak meringis, pasien tampak tenang dan pendelegasian ke perawat
ruangan untuk mengetahui adanya komplikasi lain.
Saran bagi perawat agar lebih banyak mempelajari tentang penalaksanaan
dalam pengurangan nyeri pada pasien fraktur cruris post ORIF.

Kata Kunci : Pengelolaan Nyeri Akut, Fraktur Cruris


Kepustakaan : 17 (2006-2014)
THE MANEGEMENT OF ACUTE PAIN TO MR. G WITH POST ORIF (Open Reduction
Internal Fixation) CRURIS FRACTURE 1/3 SINISTRA IN MELATI ROOM
AMBARAWA REGIONAL HOSPITAL

Nuraini Syahrani Rumaisah Arsyad1, Joyo Minardo2, Maksum3


123
Ngudi Waluyo Nursing Academy

ABSTRACT

In Indonesia, traffic accident increases over the years. According to the


Directorate of Land Transformation Safety Department of Transportation, the total
number of victim of the traffic accident in 2010 was 33.827 people. In 2012, the data of
Indonesian Police Department showed that there were 117.949 traffic accident cases
with 29.544 victims died. While WHO recorded that until now, there are more than 50
million people who are severely injured caused by traffic accident, which made fracture
as the most cases in those accident. According to the data of Indonesian Police
Department in 2012, there are 4.300 died victims caused by traffic accident in central
java.
Pain is an unpleasant emotional sensory experience due to actual and potential
tissue damage. Acute pain is triggered by diseases, inflammation or tissue injury. This
pain often comes suddenly and happens less than 6 months. The occurrence of pain
begins when part of body wounded by pressure, cutting, cold or oxygen deficiency in the
cell, then the wounded part of body released various kind of intracellular substance to
extracellular space that irritates neuroreceptor.
The technique of collecting data was conducted by using autoanamnesa and
allowanamnesa technique. The pain management in Mr. G was conducted for 2 days.
The method used is to give management in the for patient treatment in reducing pain by
teaching breath relaxation technique.
The result obtained from the management in accordance with criteria for pain
decreased, pain scale 5, no arimace face in patient, patient seemed calm, and nurse
delegation other complication.
It is suggested to the nurse in order to learn more about management in
reducing pain in patient with cruris fracture post ORIF.

Keyword : Acute Pain management, Cruris Fracture


Literature : 17 (2006-2014)

PENDAHULUAN perusahan kendaraan bermotor saling


berlomba-lomba memberikan karya
Kemajuan kehidupan terbaiknya. Meningkatnya teknologi
masyarakat sekarang ini telah dibidang transportasi akan dapat
mengalami perubahan dalam berbagai meningkatkan intensitas kecelakaan,
bidang, misalnya dalam bidang ilmu dan yang juga bisa menyebabkan kematian,
teknologi yang secara tidak langsung dan kecelakaan juga bisa menimbulkan
banyak memberikan perubahan dampak lain yaitu fraktur (Pramono,
terhadap pola hidup masyarakat. 2013).
Perubahan teknologi saat ini adalah di Di Indonesia kecelakaan lalu
bidang transportasi. Perusahan- lintas meningkat dari tahun ketahun.
Menurut data Direktorat Keselamatan yakni terjadinya infeksi, delayed union,
Transformasi Darat Departement non-union, malunion, kerusakan
Perhubungan, jumlah korban pembuluh darah atau sindrom
kecelakaan lalu lintas tahun 2010 kompartemen anterior, trauma saraf
terdapat 33.827 orang. Data kepolisian terutama pada nervus peronial
RI tahun 2012 mencatat terdapat komunis, dan gangguan pergerakan
117.949 kasus kecelakaan di jalan raya, sendi pergelangan kaki. Selain itu,
dengan korban meninggal dunia masalah keperawatan yang terjadi pada
sebanyak 29.544 orang. Sedangkan klien post pembedahan fraktur akan
WHO mencatat hingga saat ini sebanyak timbul rasa nyeri (Muttaqin, 2008).
lebih dari 50 juta orang lainnya Proses terjadinya nyeri menurut
menderita luka berat, dimana kejadian Lindamen dan Athie dalam (Judha,
fraktur atau patah tulang menjadi 2012), adalah dimulai ketika bagian
akibat terbanyak dari kasus kecelakaan tubuh terluka oleh tekanan, potongan,
lalu lintas. Menurut data Kepolisisan sayatan, dingin atau kekurangan
Republik Indonesia pada tahun 2012, di oksigen pada sel, maka bagian tubuh
Provinsi jawa tengah dengan tingkat yang terluka akan mengeluarkan
kematian akibat kecelakaan sekitar berbagai macam substansi intraseluler
4.300 jiwa (Pramono, 2012). dilepaskan keruang ekstraseluler maka
Fraktur adalah terputusnya akan mengiritasi neuroreseptor. Saraf
kontinuitas jaringan tulang dan tulang ini akan merangsang dan bergerak
rawan yang umumnya disebabkan oleh sepanjang serabut saraf atau
cidera, trauma yang mengakibatkan neurotransmisi yang akan menghasilkan
fraktur dapat berupa langsung maupun substansi yang disebut dengan
tidak langsung (Brunner dan Suddarth, neurotransmiter seperti prostaglandin
2014). Fraktur cruris adalah istilah dan epineprin, yang membawa pesan
untuk patah tulang tibia dan fibula yang nyeri dari medula spinalis
biasanya terjadi pada bagian proksimal ditransmisikan ke otak dan
atau kondilus, diafisis, atau persendian dipersepsikan sebagai nyeri.
pergelangan kaki (Muttaqin, 2008). Menurut yang didapatkan
Penatalaksanaan pada pasien penulis di RSUD Ambarawa pada bulan
dengan post operasi fraktur cruris di Januari 2014 sampai bulan Maret 2015.
antaranya bisa dilakukan tindakan Ditemukan data pada bulan Maret 2014
penatalaksanaan pembedahan dengan terdapat 1 kasus, Juni 2014 terdapat 1
Fiksasi Internal dan ORIF (Open kasus, Juli 2014 terdapat 4 kasus,
Reduction Internal Fixation), fiksasi Oktober 2014 terdapat 2 kasus,
internal digunakan untuk reduksi November 2014 terdapat 1 kasus, dan
terbuka dengan menggunakan Maret 2015 terdapat 1 kasus. Dari data
pemasangan implant indikasi dari diatas dapat disimpulkan bahwa
pemasangan fiksasi internal adalah prevalensi kejadian fraktur cruris pada
fraktur artikular, misalnya fraktur bulan Januari 2014 – Maret 2015 di
maleolus, kondilus, olekranon patella, RSUD Ambarawa setiap bulannya
Fiksasi OREF (Open Reduction External mengalami fluktuasi dengan prevalensi
Fixation) fiksasi eksternal digunakan tertinggi pada bulan Juni 2014.
untuk mengobati fraktur terbuka
dengan kerusakan jaringan lunak. Alat
ini memberikan dukungan yang stabil
untuk fraktur komunitif. Beberapa
komplikasi yang sering terjadi pada
tindakan pembedahan fraktur cruris
METODE PENGELOLAAN tampak memegang daerah yang sakit. P
: Nyeri bila digerakan, Q : Seperti diiris-
Pengkajian iris, R : Diekstremitas bawah sinistra, S :
Pengkajian keperawatan Skala 8, T : Hilang timbul (kurang lebih 5
merupakan tahap awal dan landasan menit).
dalam proses keperawatan, untuk itu
diperlukan keahlian untuk melakukan
observasi, komunikasi, wawancara, dan Diagnosa keperawatan
pemeriksaan fisik yang sangat penting Diagnosa keperawatan adalah
unutk menyelesaikan fase proses diagnosa keperawatan adalah
keperawatan dan tindakan pernyataan yang menjelaskan status
keperawatan yang tepat (Muttaqin, kesehatan, baik aktual maupun
2008). Pengkajian dilakukan pada hari potensial. Perawat menggunakan
Rabu, 18 Maret 2015 di Ruang Anggrek proses keperawatan dalam
RSUD Ambarawa dengan metode mengindentifikasi dan menyitesis data
autoanamnesa dan allowanamnesa. klinis serta menentukan intervensi
Identitas Sdr.G usia 14 tahun dan keperawatan untuk mengurangi,
bertempat tinggal di Ambarawa. Sdr.G menghilangkan, atau mencegah
bersuku Jawa dan beragama Islam masalah kesehatan klien yang menjadi
dengan diagnosa medis Fraktur Cruris. tanggung jawabnya (Muttaqin, 2008).).
Keluhan utama saat dikaji, Klien Diagnosa utama yang diambil penulis
mengatakan terasa nyeri pada daerah adalah Nyeri Akut berhubungan dengan
luka (ektremitas bawah, sinistra). Pada terputusnya jaringan , gerakan fragmen-
saat dilakukan pengkajian riwayat fragmen tulang, edema dan cedera
penyakit sekarang didapatkan data jika pada jaringan (Post Operasi ORIF).
Sdr.G Klien mengatakan pada tanggal 15 Diagnosa ini menjadi prioritas karena
maret 2015 klien mengalami kecelakaan masalah tersebut sangat membuat klien
sepeda motor, kecelakaan terjadi pada merasakan tidaknyaman dan bila
sore hari sekitar pukul 16:30 WIB, lalu masalah tersebut tidak segera diatasi
klien dibawa ke IGD terdekat. Kemudian maka akan menyebabkan penderitaan
klien dianjurkan opname oleh dokter dan mengganggu psikologi individu.
yang bertugas karena klien mengalami Menurut Maslow dalam Potter dan
fraktur pada kaki kiri daerah tibia dan Perry (2008), nyeri merupakan
fibula. Klien dirawat di ruang Melati kebutuhan urutan kedua pada
RSUD Ambarawa. Klien dianjurkan oleh keselamatan dan keamanan dimana
dokter untuk melakukan operasi, mempertahankan keselamatan fisik,
operasi dilakukan pada hari Selasa, 17 melibatkan keadaan, mengurangi
maret 2015 pukul 10:30 WIB. ancaman tubuh seperti infeksi dan jatuh
Selanjutnya penulis melakukan dari tempat tidur. Karena
pemeriksaan fisik. Data yang diperoleh bagaimanapun orang akan terancam
penulis adalah terdapat luka pada kesejahteraan fisik dan emosinya.
ektremitas bawah sinistra daerah tibia, Apabila masalah tidak segera diatasi
dengan tanda-tanda vital Sdr.G adalah maka berdampak pada kondisi ke
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 90
x/menit, RR 20 x/menit dan suhu 340C. sehatan kenyamanan klien.
Pada pemeriksaan fisik Sistem
Persyarafan dan Muskuloskeletal luka
pada ekstremitas bawah sinistra,
Intervensi Keperawatan
ekspresi wajah tampak meringis, klien
Intervensi adalah panduan Pukul 10.00 penulis melakukan
untuk perilaku spesifik yang diharapkan perawatan luka.
dari klien, dan atau tindakan yang harus
dilakukan oleh perawat. Intervensi
dilakukan untuk membantu klien Hasil Pengelolaan
mencapai hasil yang diharapkan, tahap Pada hari Kamis, 19 Maret 2015
perencanaan berfokus pada pukul 10.30 WIB penulis melakukan
memprioritaskan masalah, merumuskan evaluasi dan didapatkan data subjektif
tujuan, dan kriteria hasil, membuat yaitu klien mengatakan nyeri berkurang,
instruksi keperawatan, dan P: bila saat bergerak, Q: nyeri seperti
mendokumentasikan rencana asuhan diiris-iris, R: nyeri terasa diekstremitas
keperawatan (Deswani, 2009). bawah sinistra, S: nyeri yang dirasakan
Intervensi yang ditetapkan penulis skala 5, T: nyeri timbul ±10menit. Data
untuk menyelesaikan masalah klien objektif klien tampak tenang, wajah
yaitu monitor TTV, lakukan pengkajian tidak meringis.
nyeri secara komperhensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dan kualitas nyeri. Selanjutnya ajarkan Pembahasan
teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi
Dari hasil pengkajian, Sdr.G
dengan tim medis dalam pemberian
mengalami masalah nyeri akut sehingga
analgetic. (Amin dan Hardhi (2013),
penulis melakukan tindakan
Wilkinson dan Ahern (2014).
keperawatan, yaitu monitor TTV dan
melakukan pengkajian nyeri.
Peningkatan frekuensi nadi merupakan
Implementasi Keperawatan salah satu batasan karakteristik minor
Implementasi merupakan tahap dalam menilai rentang respon dari
keempat dari proses keperawatan. gangguan rasa aman nyeri). Sedangkan
Tahap ini muncul jika perencanaan yang dilakukan pengkajian nyeri yaitu untuk
dibuat diaplikasikan pada klien. mengetahui perkembangan nyeri yang
Tindakan yang dilakukan mungkin sama, dirasakan oleh klien serta menghindari
mungkin juga berbeda dengan urutan terjadinya komplikasi pasca
yang dibuat pada perencanaan pembedahan (misalnya: ileus retensi
(Muttaqin, 2008). Pada hari Rabu, 18 kandung kemih atau infeksi). Setelah
Maret 2015 pukul 08.30 WIB itu penulis mengajarkan teknik relaksasi
memonitor TTV, hasilnya tekanan darah nafas dalam. Relaksasi nafas dalam akan
klien 110/70 mmHg, nadi klien 90 merileksasikan ketegangan otot pada
x/menit Setelah itu pada jam 09.00 WIB tubuh kita yang menunjang nyeri
penulis melakukan pengkajian nyeri sehingga nyeri akan menurun
secara komperhensif termasuk lokasi, intensitasnya. Disamping itu ada pula
karakteristik, durasi, frekuensi, dan manfaat lain, yaitu menimbulkan
kualitas nyeri pada klien. Pada jam ketentraman batin, berkurangnya rasa
10.00 WIB mengajarkan teknik relaksasi cemas, detak jantung lebih rendah, dan
napas dalam. Implementasi kedua mengurangi tekanan darah (Potter &
dilakukan hari Kamis, 19 Maret 2015 Perry, 2006 ; Smeltzer & Bare, 2014).
pukul 06.40 WIB penulis memonitor Selain itu, tehnik relaksasi nafas dalam
TTV, dengan hasil hasilnya tekanan dapat dilakukan dimana saja saat nyeri
darah klien 120/70 mmHg, nadi klien 80 tersebut muncul sehingga klien dapat
x/menit. Pukul 08.00 WIB, penulis melakukan upaya kontrol dan
memberikan injeksi obat melalui IV. penanganan nyeri.
Setelah dilakukan evaluasi, Carpenito, L.J. (2009). Diagnosis
penulis mendapatkan hasil jika masalah Keperawatan Aplikasi pada
pasien teratasi. Faktor pendukung Praktek Klinis. Edisi 9. Jakarta :
berhasilnya asuhan keperawatan pada EGC.
Sdr.G yaitu kesiapan penulis secara
Debora, O. (2011). Proses Keperawatan
mental dan teori dalam melakukan
dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta :
asuhan keperawatan, terdapatnya
Salemba Medika.
buku-buku referensi yang membantu
penulis dan adanya kerjasama antara Deswani. (2009). Proses Keperawatan
penulis, pasien dan keluarga sehingga dan Berpikir Kritis. Jakarta :
penatalaksanaannya berjalan sesuai Salemba Medika.
rencana dan pasien juga sangat
Franly. (2014). Pengaruh Teknik
kooperatif.
Relasaksi Terhadap Perubahan
Intensitas Nyeri Pada Pasien
Post Operasi di Ruang Irina A
Kesimpulan
Atas RSUP Prof. DR. R. D.
Setelah diberikan asuhan Kandou Manado. Program Studi
keperawatan selama 2 hari, masalah Ilmu Keperawatan Fakultas
nyeri akut pada Sdr.G teratasi. Hal ini Kedokteran Universitas Sam
didapatkan dari hasil evaluasi dimana Ratulangi.
skala nyeri berkurang dan pasien http://ejournal.unsrat.ac.id.
tenang. Diaskes pada tanggal 28 Maret
2015, pukul 10:00 WIB.

Saran Helmi. (2012). Buku Saku Kedaruratan


Bagi perawat ruangan dan Dibidang Bedah Ortopedi.
anggota medis lain, diharapkan agar Jakarta : Salemba Medika.
lebih banyak mempelajari tentang Ikatan Apoteker Indonesia. (2014).
penatalaksanaan dalam pengurangan Informasi Spesialis Obat (ISO)
nyeri pada pasien fraktur cruris post Indonesia. Jakarta : EGC.
ORIF.
Judith, M.W., & Nancy, R.A. (2014).
Bagi Instansi RSUD Ambarawa,
Buku Saku Diagnosis
diharapkan untuk memfasilitasi
Keperawatan. Edisi 9. EGC,
mahasiswa dalam pengambilan data
Jakarta.
untuk mencari gambaran awal.
Judha Muhammad. (2012). Teori
Pengukuran Nyeri dan
DAFTAR PUSTAKA Persalinan. Jogjakarta : Nuha
Medika.
Amin, H.N., & Hardhi, K. (2013). Aplikasi Lukman, N. (2013). Asuhan
Asuhan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah
Berdasarkan Diagnosa Medis & Pada Klien Dengan Gangguan
NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Sistem Muskuloskeletal. Jakarta
Jilid 1 & 2. Jakarta : EGC : Salemba Medika.

Bararah, J. (2013). Asuhan Keperawatan Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan


Panduan Lengkap Menjadi Keperawatan Klien Gangguan
Perawat Profesional. Jakarta : Sistem Muskuloskeletal. Jakarta
Prestasi Pustakarya : EGC.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006). Buku http://www.google.com/jurnal/
Ajar Fundamental pdf.penatalaksanaan/tingkat/ke
Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : celakaan/lalulintas/yang/menye
EGC. babkan/fraktur. Diaskes pada
tanggal 29 April, pukul 15:00
Price, A.S., & Wilson, M.L. (2006).
WIB.
Patifisiologi Konsep Klinis dan
Konsep-Konsep Penyakit. EGC, Sjamsuhidayat, R., & Wim, D.J. (2004).
Surabaya. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Pramono Wahyu. 2013. Tingkat
Kecelakaan Lalu Lintas Yang Smeltzer, S.C. & Bare. B.G. (2014). Buku
Menyebabkan Fraktur Diruang Ajar Keperawatan Medikal
Mawar RSUD Sragen. Sekolah Bedah. Edisi 12. Jakarta:
Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Salemba Medika.
Husada Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai