Anda di halaman 1dari 10

1

FAKTOR PELAKSANAAN AMBULASI DINI PASIEN FRAKTUR POST ORIF


DI RUMAH SAKIT WALED
Dedeh Ri’ayatul Maula1, Dwiyanti Purbasari2, Riyanah3
E-mail rie.alq@gmail.com

Abstrak

Ambulasi merupakan tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan otot. Pasien dapat ambulasi dini 24 jam pasca
operasi. Jumlah pasien post ORIF di Poliklinik RSUD Waled Cirebon Oktober 2012-Maret 2013 sebanyak 191 pasien.
Hasil wawancara dengan 20 pasien, 10 pasien ambulasi dini dilakukan pada hari ketiga setelah operasi, 5 pasien
mengatakan sakit ketika digerakkan, 1 pasien mengalami perdarahan pada luka post ORIF setelah berjalan, 2 pasien
memiliki pengetahuan kesehatan yang rendah, dan 2 pasien tidak ada yang membantu ambulasi. Tujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ambulasi dini pada pasien fraktur ekstremitas bawah dengan post ORIF
di RSUD Waled Cirebon Tahun 2013.Jenis penelitian korelasi pendekatan cross sectional. Populasi semua pasien
fraktur ekstremitas bawah dengan post ORIF di RSUD Waled Cirebon, tehnik accidental sampling berjumlah 30 pasien
waktu 1 bulan. Penelitian tanggal 12 Juni 2013-14 Juli 2013. Pengambilan data kuesioner dan observasi.Hasil penelitian
Spearman’s Corelation, ada hubungan kuat dan positif antara status kesehatan dengan pelaksanaan ambulasi dini (
value=0,000;α=0,01), ada hubungan kuat dan positif antara dukungan keluarga dengan pelaksanaan ambulasi dini (
value=0,000;α=0,01), ada hubungan kuat dan positif antara pengetahuan tentang ambulasi dini dengan pelaksanaan
ambulasi dini ( value=0,004; α=0,01).Rekomendasi perlu adanya penyuluhan tentang pentingnya
ambulasi dini sebelum pasien dilakukan tindakan ORIF.

Kata Kunci : Ambulasi dini, Dukungan Keluarga, Pengetahuan, Post Operasi ORIF, Status
Kesehatan

FACTORS INFLUENCE OF EARLY AMBULATION


IN PATIENT LOWER EXTREMITY FRACTURES WITH
POST ORIF

Abstract

Ambulation is action can improve muscle strength. Patient can early ambulation 24 hours of post operative, patient
post ORIF in Polyclinic Waled Cirebon Hospital at October 2012-March 2013 is 191 patients. The results of interviews
with 20 patients, 10 patients early ambulation performed on the third day after surgery, 5 patients if moved that leg with
post operative felt pain, 1 patient had bleeding on post ORIF injuries after trying to walk, 2 patients had low levels of
health education, and 2 patients no help ambulation. The purpose of this study to determine the factors that influence
early ambulation in patient with lower extremity fractures with post operative ORIF at Waled Hospital Cirebon year
2013.
This type of research cross sectional correlation. The population all patients with fractures of the lower extremity in the
hospital post ORIF at Waled Hospital Cirebon and using accidental sampling were 30 patients within 1 month. The
research June 2013-14 July 2013. Retrieval of date questionaires and observation. The results Spearman's Rho
Correlation, there was strong and positive relationship between the health status of early ambulation (
value=0.000;α=0.01), there was strong and positive relationship between family support of early ambulation (
value=0.000;α=0.01), there was strong and positive relationship between knowledge of early ambulation (
value=0.004;α=0.01). Recommended need health education early ambulation before ORIF.

Keyword : Early Ambulation, Health Condition, Family Support, Knowledge, Post Operation
Of ORIF

PENDAHULUAN (Sjamsuhidayat & Jong, 2005). Berdasarkan


Fraktur adalah terputusnya kontinuitas hasil penelitian Cannavaro (1946), komplikasi
jaringan tulang dan atau tulang rawan yang pasca operasi dapat dikurangi sampai 50%
umumnya disebabkan oleh cedera, trauma dengan ambulasi dini dan terjadi penurunan
yang menyebabkan fraktur dapat berupa morbiditas dan mortilitas setelah operasi
trauma langsung maupun tidak langsung
2

dibandingkan dengan standar sebelumnya fragmen tulang direduksi, alat fiksasi interna
(Moris dkk, 2010 dalam Eldawati, 2011). dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku,
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat atau batangan logam dapat digunakan untuk
tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta orang mempertahankan fragmen tulang dalam
meninggal dikarenakan insiden kecelakaan posisinya sampai penyembuhan tulang yang
dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan solid. Intervensi bedah reduksi dan fiksasi
fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang interna dilakukan segera dalam 12-24 jam
memiliki prevalensi cukup tinggi yakni setelah terjadinya fraktur (Brunner &
insiden fraktur ekstremitas bawah yakni Suddarth, 2008). Ambulasi dini merupakan
sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang salah satu tindakan yang dapat meningkatkan
terjadi. Menurut data Badan Pusat Statistik kekuatan dan ketahanan otot (Hidayat, 2009).
pada tahun 2008 tercatat jumlah kecelakaan di Berdasarkan data RSUPN. Cipto
Indonesia sebanyak 59.164 orang, jumlah Mangunkusumo, jumlah pasien dengan
yang meninggal 20.188 orang, luka berat penggunaan plat sebanyak 163 pasien pada
23.440 orang dan luka ringan sebanyak tahun 1999-2006 (Simbardjo, 2008). Jumlah
55.731 orang. Sedangkan menurut Harian pasien pasca operasi fraktur ekstremitas
Republika mengungkapkan bahwa data dari bawah mencapai 204 orang, dan hampir
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat pada semua pasien fraktur dilakukan tindakan
tahun 2008 tercatat jumlah kecelakaan ORIF dan eksternal fiksasi di RSUP H. Adam
mencapai 7.099 orang. Dari jumlah tersebut, Malik Medan (Yanti, 2009).
korban meninggal 4.098 orang, luka berat Berdasarkan studi pendahuluan yang
sebanyak 1.595 orang dan luka ringan dilakukan pada bulan Maret 2013 di Ruang
sebanyak 1.406 orang. Sekitar 80% dari Bogenvil dan Ruang Anggrek Rumah Sakit
jumlah korban merupakan kelompok usia Umum Daerah Waled, hasil wawancara
produktif (Irwansah, 2011 dalam Prawani dengan perawat, pasien dianjurkan dapat
dkk, 2011). ambulasi pada hari pertama. Hasil dari
Pasien pasca operasi fraktur ekstremitas wawancara dengan 20 pasien, 10 pasien
bawah, dapat melakukan ambulasi dini 24 jam mengatakan ambulasi dini dilakukan pada
pasca operasi, hal ini ditentukan oleh hari ketiga setelah operasi, 5 pasien
kestabilan kardiovaskuler, dan neuromuskuler mengatakan jika bergerak kaki yang dioperasi
pasien, tingkat aktivitas fisik pasien (Brunner sakit, dan 1 pasien mengalami perdarahan
& Suddarth, 2008). ORIF adalah metode banyak pada luka post ORIF setelah mencoba
reduksi fraktur yang berfungsi berjalan, 2 pasien memiliki tingkat
mengembalikan fragmen tulang pada pendidikan yang rendah, dan 2 pasien
kesejajarannya dengan pendekatan bedah, mengatakan tidak ada yang membantu
3

ambulasi, keluarga takut terjadi apa-apa kalau a. Distribusi Frekuensi Responden


dilakukan ambulasi. Menurut Pelaksanaan Ambulasi Dini
Perumusan masalah pada penelitian ini yaitu Tabel 4.1
apakah faktor-faktor yang meliputi status Distribusi Frekuensi Responden
Menurut Pelaksanaan Ambulasi Dini
kesehatan, dukungan keluarga, pengetahuan
Di Rumah Sakit Umum Daerah Waled
mempengaruhi ambulasi dini pada pasien Kabupaten Cirebon Tahun 2013
(Bulan Juni 2013, N = 30)
pasca ORIF di Rumah Sakit Waled Cirebon
Ambulasi
Tahun 2013. Frekuensi %
Dini
Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- Minimal
5 16,7%
faktor yang mempengaruhi ambulasi dini care
Partial care 19 63,3%
pada pasien fraktur ekstremitas bawah dengan Total care 6 20,0%
post operasi ORIF di RSUD Waled Cirebon Total 30 100%

Tahun 2013.
b. Distribusi Frekuensi Responden
METODE
Menurut Faktor Status Kesehatan
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Tabel 4.2
deskriptif korelasional yaitu korelasi dengan
Distribusi Frekuensi Responden
metode kuantitatif dan pendekatan cross
Menurut Faktor Status Kesehatan
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
Di Rumah Sakit Umum Daerah Waled
semua pasien fraktur ekstremitas bawah
Kabupaten Cirebon Tahun 2013
dengan post operasi ORIF yaitu pada tahun
(Bulan Juni 2013, N = 30)
2012-2013 berjumlah 191 orang di RSUD
Status
Waled Kabupaten Cirebon dan pengambilan Frekuensi %
Kesehatan
sampel ini menggunakan tehnik accidental Nyeri
22 73,3%
Ringan
sampling berjumlah 30 pasien dalam waktu 1 Nyeri
7 23,3%
bulan. Sedang
Nyeri Berat 1 3,3%
Tahap-tahap analisa data hasil penelitian ini Total 30 100%
adalah sebagai berikut : analisis univariat ,
c. Distribusi Frekuensi Responden
analisis bivariat Rumus yang dipakai adalah
Menurut Faktor Dukungan Keluarga
Spearman’s Rho Corelation dengan
Tabel 4.3
menggunakan tingkat kemaknaan 95% atau
Distribusi Frekuensi Responden
0.05.
Menurut Faktor Dukungan Keluarga
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di Rumah Sakit Umum Daerah Waled
Hasil
Kabupaten Cirebon Tahun 2013
1. Univariat
(Bulan Juni 2013, N = 30)
4

Dukungan
Frekuensi %
Keluarga
Mendukung 21 70,0%
Tidak
9 30,0%
Mendukung
Total 30 100%
5

d. Distribusi Frekuensi Responden b. Hubungan Antara Dukungan


Menurut Faktor Pengetahuan Keluarga Dengan Pelaksanaan
Tabel 4.4 Ambulasi Dini Pada Pasien Fraktur
Distribusi Frekuensi Responden
Ekstremitas Bawah Dengan Post
Menurut Faktor Pengetahuan
Di Rumah Sakit Umum Daerah Waled Operasi ORIF
Kabupaten Cirebon Tahun 2013
Tabel 4.6
(Bulan Juni 2013, N = 30)
Hubungan Faktor Dukungan
Pengetahuan Frekuensi %
Keluarga Dengan Pelaksanaan
Baik 9 30% Ambulasi Dini Pada Pasien
Cukup 16 53,3% Fraktur Ekstremitas Bawah
Kurang 5 16,7% Dengan Post Operasi ORIF Di
Total 30 100% RSUD Waled Kabupaten Cirebon
Tahun 2013
2. Bivariat (Bulan Juni 2013, N = 30)
Ambulasi Dini
a. Hubungan Antara Status Kesehatan Duku
Minim
ngan Partial Total
Dengan Pelaksanaan Ambulasi Dini al Total  R
Kelu care care
care
arga
Pada Pasien Fraktur Ekstremitas N % N % N % N %
Mend 5 23,8 16 76,2 0 0 21 100 0,0 0,691
Bawah Dengan Post Operasi ORIF ukung 00
Tabel 4.5 Tidak 0 0 3 33,3 6 66,7 9 100
Mend
Hubungan Faktor Status ukung
Kesehatan Dengan Pelaksanaan Total 5 16,7 19 63,3 6 20,0 30 100
Ambulasi Dini Pada Pasien Fraktur c. Hubungan Antara Pengetahuan
Ekstremitas Bawah Dengan Post
Operasi ORIF Di RSUD Waled Dengan Pelaksanaan Ambulasi Dini
Kabupaten Cirebon Tahun 2013 Pada Pasien Fraktur Ekstremitas
(Bulan Juni 2013, N = 30)
Bawah Dengan Post Operasi ORIF
Ambulasi Dini Tabel 4.7
Parti
Status Minimal Total
Kesehatan care
al
care
Total 
R
Hubungan Faktor Pengetahuan Dengan
care Pelaksanaan Ambulasi Dini Pada Pasien
N % N % N % N % Fraktur Ekstremitas Bawah Dengan Post
Nyeri 5 22,7 16 72,7 1 4,5 22 100 0,00 0,60
Ringan 0 4
Operasi ORIF Di RSUD Waled Kabupaten
Nyeri 0 0 3 42,9 4 57,1 7 100 Cirebon Tahun 2013 (Bulan Juni 2013, N =
Sedang 30)
Nyeri 0 0 0 0 1 100 1 100 Ambulasi Dini
Berat Pengeta Minima Partial Total
Total 5 16,7 19 63,3 6 20,0 30 100 Total
huan l care care care  R
N % N % N % N %
Baik 5 55,6 3 33,3 1 11,1 9 100 0,004 0,509
Cukup 0 0 13 81,3 3 18,8 16 100
Kuran 0 0 3 60,0 2 40,0 5 100
g
Total 5 16,7 19 63,3 6 20,0 30 100
6

Pembahasan merangsang pendarahan dan perfusi

1. Univariat jaringan (Sjamsuhidayat & Jong,

a. Ambulasi Dini 2005). Hal ini dapat dilakukan dengan

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui cara melatih pasien tempat tidur,

bahwa 63,3% responden melakukan bergerak ke kursi roda, kegiatan ini

ambulasi dini dengan partial care dapat dilakukan secara berangsur-

yang berarti ambulasi dini pasien post angsur (Hidayat, 2009).

operasi ORIF hari kedua adalah b. Status Kesehatan

dibantu oleh keluarga dan tim medis Berdasarkan tabel 4.2, diketahui

terapi bedah tulang. Ambulasi yang bahwa 73,3% responden memiliki

dibantu latihan otot-otot kuadrisep, status kesehatan dengan kondisi nyeri

latihan menguatkan otot-otot ringan yang berarti responden dalam

ekstremitas atas dan lingkar bahu, keadaan nyeri ringan karena telah

latihan berjalan menggunakan alat mendapatkan terapi analgetik,

(Asmadi, 2008). antibiotik, dan anti histamin yang

Dari 30 responden, 19 responden diberikan oleh tim medis dapat

(63,3%) melakukan ambulasi dini, mengurangi nyeri, dan beberapa

dari hal tersebut 6 orang melakukan pasien mengalami eudema pada hari

ambulasi dini di sekitar tempat tidur, 2 ke 4.

orang melakukan ambulasi dini Nyeri adalah pengalaman sensori dan

disekitar kamar perawatan, 5 orang emosional yang tidak menyenangkan

melakukan ambulasi dini antara yang berhubungan dengan kerusakan

tempat tidur dan duduk disamping jaringan atau potensial menyebabkan

tempat tidur, 3 orang melakukan kerusakan jaringan (Potter & Perry,

ambulasi dini di tempat tidur (miring 2005).

kanan miring kiri, duduk di tempat Setelah Nyeri adalah pengalaman

tidur), dan 3 orang melakukan sensori dan emosional yang tidak

ambulasi dini hingga berdiri menyenangkan yang berhubungan

disamping tempat tidur. dengan kerusakan jaringan atau

Ambulasi dini merupakan salah satu potensial menyebabkan kerusakan

tindakan yang dapat meningkatkan jaringan (Potter & Perry, 2005).

kekuatan dan ketahanan otot (Hidayat, Setelah pembedahan akan terjadi nyeri

2009). Gerakan aktif merupakan sangat berat, edema, hematom dan

syarat mutlak untuk mencapai spasme otot. Beberapa pasien

penyembuhan cepat dan baik karena menyatakan bahwa nyerinya lebih


7

ringan dibanding sebelum atau non verbal, saran, bantuan yang


pembedahan dan hanya memerlukan nyata atau tingkah laku yang diberikan
jumlah analgetik yang sedikit saja oleh orang-orang yang akrab dalam
harus diupayakan segala usaha untuk subjek di dalam lingkungan sosialnya
mengurangi nyeri dan atau yang berupa kehadiran dan hal-
ketidaknyamanan (Brunner & hal yang dapat memberikan
Suddarth, 2008). keuntungan emosional atau
Faktor-faktor yang mempengaruhi berpengaruh pada tingkah laku
nyeri pasca bedah disebabkan oleh penerimannya.
luka operasi, pembebanan berlebih d. Pengetahuan
(olahragawan, pekerjaan tertentu, Berdasarkan tabel 4.4, diketahui
degeneratif, perubahan anatomik bahwa 16,7% responden memiliki
akibat penyakit (Sjamsuhidayat & pengetahuan tentang ambulasi dini
Jong, 2005). yang kurang berarti informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi responden tentang ambulasi dini
nyeri pasca bedah disebabkan oleh kurang, pengetahuan yang kurang
luka operasi, pembebanan berlebih dapat mempengaruhi kemampuan dan
(olahragawan, pekerjaan tertentu, kemauan pasien dalam ambulasi dini.
degeneratif, perubahan anatomik Penyuluhan praoperasi
akibat penyakit (Sjamsuhidayat & diberikan sebelum hari pembedahan
Jong, 2005). dengan menggunakan beberapa
c. Dukungan Keluarga kombinasi video dan instruksi verbal
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui serta tertulis, menjadwalkan
bahwa 30% responden tidak mendapat pertemuan dengan staf bedah sehari
dukungan keluarga yang berarti bertepatan dengan uji diagnostik
responden merasa keluarga tidak praoperasi untuk mendiskusikan
peduli dengan keadaan responden, mengenai kekhawatiran praoperasi,
tidak memberi dukungan emosional, atau perawat bekerja sama dengan tim
informasi, penghargaan dan fasilitas ahli bedah dapat melengkapi
sehingga responden tidak ada penyuluhan (Kozier & Erb, 2009).
kemampuan dan kemauan 2. Bivariat
melaksanakan ambulasi dini. a. Hubungan Antara Status Kesehatan
Menurut Oldmeadow dkk (2006) Dengan Pelaksanaan Ambulasi Dini
dalam Yanti (2009), mendefinisikan Pada Pasien Fraktur Ekstremitas
dukungan keluarga sebagai info verbal Bawah Dengan Post Operasi ORIF Di
8

RSUD Waled Kabupaten Cirebon value < α artinya Ha diterima, terdapat


Tahun 2013 hubungan kuat antara dukungan
Berdasarkan tabel 4.5, keluarga dengan pelaksanaan ambulasi
diperoleh bahwa 4,5% responden yang dini pada pasien fraktur ekstremitas
memiliki status kesehatan (nyeri bawah dengan post operasi ORIF dan
ringan) melakukan ambulasi dini berpola positif artinya semakin
dengan total care. Hasil uji statistik bertambah dukungan keluarga dalam
diperoleh p value < α artinya Ha pelaksanaan ambulasi pasien maka
diterima, terdapat hubungan kuat semakin bertambah kemampuan
antara status kesehatan dengan melaksanakan ambulasi dininya,
pelaksanaan ambulasi dini pada pasien begitu juga sebaliknya makin
fraktur ekstremitas bawah dan berpola berkurang dukungan keluarga dalam
positif artinya semakin bertambah pelaksanaan ambulasi dini pasien
nyeri maka semakin bertambah total semakin berkurang kemampuan
care kemampuan melaksanakan melaksanakan ambulasi dininya (
ambulasi dini, begitu juga sebaliknya, value=0,000; α=0,01; r=0,691).
semakin berkurang nyeri maka c. Hubungan Antara Pengetahuan
semakin bertambah mandiri (minimal Dengan Pelaksanaan Ambulasi Dini
care) kemampuan melaksanakan Pada Pasien Fraktur Ekstremitas
ambulasi dini ( value=0,000; Bawah Dengan Post Operasi ORIF Di
α=0,01 ; r=0,604). RSUD Waled Kabupaten Cirebon
b. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Tahun 2013
Dengan Pelaksanaan Ambulasi Dini Berdasarkan tabel 4.7,
Pada Pasien Fraktur Ekstremitas diperoleh bahwa 40,0% responden
Bawah Dengan Post Operasi ORIF Di yang memiliki pengetahuan yang
RSUD Waled Kabupaten Cirebon kurang melakukan ambulasi dini
Tahun 2013 dengan total care. Hasil uji statistik
Berdasarkan tabel 4.6, diperoleh p value < α artinya Ha
diperoleh bahwa 33,3% responden diterima, terdapat hubungan kuat
yang tidak mendapat dukungan antara pengetahuan tentang ambulasi
keluarga melakukan ambulasi dini dini dengan pelaksanaan ambulasi dini
dengan partial care, dukungan pada pasien fraktur ekstremitas bawah
keluarga yang diperoleh pasien berupa dengan post operasi ORIF dan berpola
dukungan informasi, penghargaan dan positif artinya semakin bertambah
Emosi. Hasil uji statistik diperoleh p pengetahuan pasien tentang ambulasi
9

dini maka semakin bertambah 1. Bagi Peneliti Selanjutnya


kemampuan pasien melaksanakan Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
ambulasi dininya ( value=0,004; tentang pengaruh pengetahuan dan
α=0,01; r=0,509). dukungan keluarga dalam meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN motivasi pasien dan derajat kesehatan
Kesimpulan pasien dengan ambulasi dini.
1. 4,5% responden yang memiliki kondisi 2. Bagi RSUD Waled Kabupaten Cirebon
nyeri ringan melakukan ambulasi dini Perlu adanya penyuluhan tentang
dengan total care. Ada hubungan kuat pentingnya ambulasi dini sebelum pasien
dan positif antara status kesehatan dengan dilakukan tindakan operasi ORIF,
pelaksanaan ambulasi dini artinya penyuluhan dapat diberikan melalui
semakin bertambah nyeri maka semakin berbagai media informasi, baik secara
bertambah total care kemampuan langsung maupun tidak langsung
melaksanakan ambulasi dini ( misalnya dengan penyediaan leaflet atau
value=0,000; α=0,01; r=0,604). brosur yang berisi materi tentang
2. 33,3% responden yang tidak mendapat pengertian, manfaat dan pelaksanaan
dukungan keluarga melakukan ambulasi ambulasi dini.
dini dengan partial care. Ada hubungan Perawat harus mengikut sertakan pasien
kuat dan positif antara dukungan keluarga dan keluarga selama proses penyuluhan,
dengan pelaksanaan ambulasi dini artinya dengan menginformasikan kebutuhan
semakin bertambah kemampuan latihan dan petunjuk atau panduan
melaksanakan ambulasi dininya ( latihan.
value=0,000; α=0,01; r=0,691). Penanganan nyeri dengan manajemen
3. 40,0% responden yang memiliki nyeri farmakologik dan non
pengetahuan yang kurang melakukan farmakologik. Manajemen nyeri non
ambulasi dini dengan total care. Ada farmakologik perawat dapat memberi
terdapat hubungan kuat dan positif antara bantuan pada keluarga berupa informasi
pengetahuan tentang ambulasi dini cara mengatasi nyeri seperti message
dengan pelaksanaan ambulasi dini artinya punggung pasien, mengurangi perasaan
semakin bertambah pengetahuan pasien tidak berdaya, dan mengembangkan
tentang ambulasi dini maka semakin perilaku yang positif terhadap
bertambah kemampuan pasien pengalaman nyeri pasien sehingga nyeri
melaksanakan ambulasi dininya ( berkurang dan pasien mampu
value=0,004; α=0,01; r=0,509). melaksanakan ambulasi dini.
Saran 3. Bagi Ilmu Keperawatan
10

Diharapkan dapat menjadi referensi Kozier & Erb, (2009) Buku Ajar Praktik
Keperawatan Klinis Edisi 5. Alih
tambahan dalam mata kuliah
Bahasa : Eny Meiliya, dkk. Jakarta :
Keperawatan Medikal Bedah tentang EGC.
faktor-faktor yang mempengaruhi Nova Mega Yanti (2009), Analisis Faktor-
ambulasi dini pada pasien post operasi Faktor Yang Mempengaruhi
Pelaksanaan Ambulasi Dini Pasien
ORIF. Paska Operasi Fraktur Ekstremitas
DAFTAR PUSTAKA Bawah di Rindu B3 RSUP. H. Adam
Malik Medan, dilihat pada tanggal 16
Asmadi, (2008) Tehnik Prosedural Februari 2013
Keperawatan, Konsep dan Aplikasi <http://www.repository.usu.ac.id>.
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta  :
Salemba medika. Potter & Perry, (2005) Buku Ajar
Fundamental Keperawatan :
Brunner & Suddarth, (2008) Keperawatan Konsep, Proses &. Praktek. Edisi 4.
Medikal-bedah Edisi 8 Vol.1. Alih Vol 1. Alih Bahasa : Renata
Bahasa : Agung Waluyo. Jakarta : Komalasari. Jakarta : EGC.
EGC.
Sjamsuhidayat, R & Jong, D.W, (2005) Buku
Hidayat, A.A, (2009) Pengantar Kebutuhan ajar Ilmu Bedah (Edisi 2). Jakarta :
Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan EGC.
Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai