Anda di halaman 1dari 5

PERKEMBANGAN HEWAN

SEGMENTASI (MORULA DAN BLASTULA)

OLEH :

KELAS : B
KELOMPOK : 8
ANGGOTA KELOMPOK : 1. AFIFA NABILA K. (1610422016)
2. MIFTAHUL RAHMAH (1610422018)
3. ANNISA FARA DILLA (1610422019)
4. FINA FITRILITA (1610422021)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2018
SEGMENTASI (MORULA DAN BLASTULA)

1. Cleavage Pada Aves & Mamalia


1.1. Cleavage Pada Aves
Pembelahan diskoidal pada burung (aves), pembelahan berlangsung di dalam saluran
reproduksi, pembelahan hanya berlangsung pada blastodisk yang terdapat pada kutub anima
telur, sedangkan yolk tidak turut membelah (Gilbert, 1985). Pada pembelahan pertama,
blastodisk membentuk dua blastomer yang tidak terpisah secara sempurna. Pembelahan
kedua tegak lurus pembelahan pertama, dan menghasilkan 4 blastomer yang juga tidak
terpisah secara sempurna. Pembelahan ketiga, dua bidang pembelahan simultan sejajar
dengan pembelahan pertama menghasilkan 8 blastomer. Pembelahan keempat merupakan
bidang pembelahan yang melingkar dan memotong semua bidang pembelahan terdahulu.
Pembelahan kelima adalah pembelahan radial, memotong bidang pembelahan keempat dan
menghasilkan blastomer-blastomer tepi yang juga tidak terpisah secara sempurna,
sedangkan pembelahan selanjutnya sukar diikuti.
Bila dianalisis secara seksama, maka tampak bahwa sesungguhnya semua arah
pembelahan pada aves berlangsung vertikal atau meridional. Alur pembelahan memisahkan
blastomer yang satu dengan blastomer yang lain, tetapi tidak memisahkan dari yolk,
sehingga pusat blastomer berdekatan dengan yolk pada bagian bawahnya. Pada tahapan
berikutnya, blastomer-blastomer pada bagian pusat terpisah dari yolk yang ada di bawahnya.
Sel-sel anak dari bagian atas terpisah dari sel-sel disekitarnya, sedangkan blastomer di
bagian bawah tetap berhubungan dengan massayolk.Sel-sel bagian tepi tetap berhubungan
dengan yolk. Pada akhirnya semua blastomer akan hilang, bahkan alur yang memisahkan sel
satu dengan sel lainnya bergabung ke dalam sinsitium yang saling berhubungan dan
memiliki inti yang banyak, namun tidak menunjukkan suatu sel-sel individual (Sudarwati
dan Tjan Kiaw Nio,1990).
Sambil melangsungkan pembelahan, embrio awal akan mendapatan selaput-selaput
telur dari kelenjar-kelenjar yang terdapat di sepanjang saluran telur. Setibanya di dalam
uterus, telur mendapatkan selaput cangkang dari zat kapur. Ketika tiba didalam kloaka
beberapa jam setelah fertilisasi, embrio berada dalam stadium blastula dan tinggal menunggu
dioviposisikan atau ditelurkan. Biasanya bila tiba dikloaka pada siang harinya, maka telur
segera akan dioviposisikan, sehingga embrio dalam telur yang keluar berada dalam stadium
blastula. Bila telur tiba dikloaka pada malam hari, maka oviposisi dilakukan pada keesokan
harinya, dan embrio di dalam telur sudah berada dalam stadium gastrula. Segera setelah telur
dioviposisikan, maka perkembangan embrio terhenti. Perkembangan embrio akan berlanjut
bila telur dierami atau diinkubasi pada suhu 38ᵒ– 40ᵒC.

1.2. Cleavage Pada Mamalia


Pada mamalia terjadi pembelahan rotasional holoblastik, misalnya mencit dan manusia.
Beberapa ciri-ciri pembelahan pada mamalia adalah pembelahannya relatif lambat, dan
orientasi blastomer-blastomernya adalah khas. Pembelahan pertama adalah pembelahan
secara ekuatorial. Pembelahan pada embrio mamalia berbeda dengan pembelahan pada
embrio lain, dimana pada pembelahan awal embrio mamalia tidak sinkron. Blastomer-
blastomer pada embrio mamalia tidak semua membelah pada waktu yang sama. Jadi
blastomer pada embrio mamalia tidak bertambah dari stadium2 sel ke 4 sel, dan 4 sel menjadi
8 sel (Carlson, 1988 dalam Adnan, 2008).
Pada mamalia, umumnya spindle mitosis dari salah satu blastomer mengalami rotasi 90º
selama pembelahan kedua. Hal ini menghasilkan susunan blastomer yang bersilang pada
stadium 4 sel. Pada stadium 8 sel susunan blastomer menjadi longgar dan memiliki banyak
ruang antar sel. Pada pembelahan ketiga, sel-sel blastomer mengalami perubahan prilaku
dan mereka berkumpul secara tiba-tiba, sehingga blastomer-blastomer berhubungan satu
dengan yang lain membentuk bangun berbentuk bola yang kompak (Gilbert, 1985 dalam
Adnan, 2008). Susunan tersebut dikemas sangat rapat oleh tight junction pada bagian luar
dan gap junction pada bagian dalam. Tight junction berperan untuk mencegah pertukaran
bebas antara cairan yang terdapat di dalam dengan di luar embrio. Gap junction merangkai
semua blastomer dari embrio yang telah kompak dan melewatkan pertukaran ion-ion serta
molekul-molekul sederhana dari satu sel ke sel berikutnya.
Pada stadium 16 sel, embrio mencapai stadium morula. Pada morula, blastomer
blastomer mensekresikan cairan internal untuk pembentukan ronga blastocoel. Transisi dari
stadium morula ke blastula ditandai dengan terjadinya dua perubahan yaitu rongga blastula
dengan cepat mengalami pembesaran dan terbentuknya tipe-tipe sel yang berbeda di dalam
embrio (Adnan, 2008).

2. Proses terbentuknya cangkang telur aves


Pembentukan cangkang telur dimulai sebelum telur masuk ke uterus. Telur tersebut
berupa yolk yang telah mengalami pembungkusan oleh putih telur di magnum serta
membran cangkang di isthmus. Waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut yaitu sekitar
180 menit di magnum dan 75 menit di isthmus. Sekelompok kecil kalsium telah terlihat pada
membran cangkang bagian luar (outer shell membrane) sebelum telur meninggalkan
isthmus. Cangkang pertama yang dibentuk yaitu inner shell berupa mammilary layer yang
tersusun atas kristal kalsit, diikuti dengan outer shell yang dua kali lebih tebal daripada inner
shell (Suprijatna et al., 2005). Proses pembentukan cangkang telur memerlukan waktu
sekitar 20 jam. Cangkang tersusun dari timbunan kalsium karbonat (CaCO3) dalam suatu
matriks protein dan mukopolisakarida. Lapisan terakhir dari cangkang adalah lapisan
kutikula, yaitu material organik yang melindungi telur dari mikroorganisme patogen dan
meminimalkan penguapan air (Blakely dan Bade, 1998).
Formasi terbentuknya kerabang telur dengan adanya ketersediaan ion kalsium dan
ion carbonat didalam cairan uterus yang akan membentuk kalsium karbonat. Sumber utama
ion karbonat terbentuk karena adanya CO2 dalam darah hasil metabolisme dari sel yang
terdapat pada uterus, dan dengan adanya H2O, keduanya dirombak oleh enzim carbonic
anhydrase (dihasilkan pada sel mukosa uterus) menjadi ion bikarbonat yang akhirnya
menjadi ion karbonat setelah ion hidrogen terlepas. Beberapa hubungan antara kalsium
dalam darah, CO2 dan ion bikarbonat di dalam uterus dalam peristiwa pembentukan
kerabang telur dapat dilihat pada gambar 19. Untuk itu pada ayam petelur perlu diperhatikan
bahwa kebutuhan kalsium terutama harus disediakan pada pakan, karena jika kekurangan
kalsium akan mengambil dari cadangan kalsium pada tulang (Nesheim et al., 1979).
Pembentukan kerabang juga diikuti dengan pewarnaan kerabang. Warna dominan
dari kerabang telur adalah putih dan coklat, yang pewarnaannya tergantung pada genetik
setiap individu (North, 1978). Pigmen kerabang (oopirin) dibawa oleh darah (50 –70%) dan
disekresikan saat 5 jam sebelum peneluran. Pembentukan kerabang berakhir dengan
terbentuknya kutikula yang disekresikan sel mukosa uterus berupa material organik dan juga
mukus untuk membentuk lapisan selubung menyelimuti telur yang akan mempermudah
perputaran telur masuk ke vagina. Pada kutikula terdapat lapisan porus yang berguna untuk
sirkulasi air dan udara.
3. Mekanisme Cloning Embrio Pada Fase Cleavage
Pada kloning reproduktif sel donor yang berupa sel somatik (2n) diintroduksikan
keenucleated oocyte. Keberhasilan proses aktivasi embrio konstruksi secara kimiawi atau
mekanik mengakibatkan terjadinya proses pembelahan sampai ke tahap blastosit. Kemudian,
embrio dimplantasikan ke dalam rahim untuk dilahirkan secara normal. Berbeda pada
kloning kesehatan yang setelah embrio mencapai tahapan blastosit, embrio dikultur secara
in vitro untuk didiferensiasikan menjadi berbagai jenis sel untuk kegunaan terapeutik atau
kesehatan.
Proses kloning pada mamalia dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut:
a) Mempersiapkan sel stem yaitu suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel
tubuh. Sel ini diambil dari mamalia yang hendak dikloning.
b) Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetik kemudian dipisahkan dari
sel.
c) Mempersiapkan sel telur yaitu suatu sel yang diambil dari sukarelawan betina kemudian
intinya dipisahkan.
d) Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
e) Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari
kedua) menjadi sel embrio.
f) Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke
lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
g) Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel
stem donor.
Cara cloning diatas hampir sama seperti kloning yang dilakukan pada sel katak oleh John
Gurdon. Hanya saja pada mamalia embrio tahap blastula telah terdeferensiasi menjadi dua
jenis sel yaitu sel trophoblast (calon plasenta) dan sel inner cell mass (calon embryo).
4. Mekanisme Embrionik Terbentuknya Bayi Kembar
Kehamilan kembar dapat didefinisikan sebagai suatu kehamilan dimana terdapat dua
atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum
dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga
membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal.
Pada kembar identik yang disebut juga sebagai kembar Monozygotik, yaitu kembar
yang berasal dari satu telur. Mempunyai gen yang sama, jenis kelamin yang sama, dan muka
yang serupa. Proses terjadinya kembar identik yaitu karena pada masa pembuahan sebuah
sel telur matang di buahi oleh sebuah sperma yang membantuk zygote, kemudian zygote ini
akan membelah. Jika pembelahan zygote ini terjadi saat awal pembuahan (1-3 hari setelah
pembuahan) maka setiap embrio biasanya akan memiliki kantong ketuban yang berbeda, dan
satu plasenta. Tetapi bila pembelahan terjadi setelah 14 hari maka kemungkinan kembar
akan terjadi menempel bersama pada bagian dari tubuhnya atau pembelahan yang tidak
sempurna yang disebut sebagai kembar siam lebih tinggi.
Kembar fraternal yang disebut juga sebagai kembar dizygotik, yaitu kembar yang
berasal dari dua telur. Mereka biasanya tidak terlalu mirip atau seperti kakak adik saja. Tidak
selalu memiliki jenis kelamin yang sama dimana : 1/2 bagian dari kembar fraternal adalah
anak laki - anak perempuan; 1/4 bagian adalah anak laki - anak laki dan ; 1/4 bagian lagi
anak perempuan - anak perempuan. Proses terjadinya kembar fraternal yaitu karena pada
masa pembuahan terdapat dua buah sel telur matang yang masing- masing di buahi oleh
sperma yang berbeda. Karena berasal dari dua telur dan sperma yang berbeda maka masing-
masing mempunyai kantung ketuban dan plasenta sendiri. Jadi kembar fraternal, adalah
terjadinya 2 proses pembuahan dalam satu kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai