Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

POTENSI ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK SEGAR DAUN KERSEN


(Muntingia calabura L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN
BAKTERI Shigella dysentriae

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN EKSAKTA

Diusulkan Oleh :

Ikel Fitri Yanis 1510422029 (2015)


Miftahul Khairah 1410422033 (2014)
Ama Purnama Sari 1311121066 (2013)

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017

i
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................2
1.4 Urgensi Penelitian..................................................................................................2
1.5 Luaran yang Diharapkan......................................................................................2
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................3
2.1 Penyakit Shigellosis..............................................................................................3
2.2 Shigella dysentriae................................................................................................3
2.3 Tanaman Kersen Muntingia calabura L.........................................................4
BAB 3. METODE PENELITIAN....................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................................5
3.3 Prosedur Kerja.........................................................................................................5
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN...............................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
LAMPIRAN............................................................................................................................11
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping..................................11
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan.....................................................................16
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Penelitu dan Pembagain Tugas....................20
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti..................................................................21

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Shigella dysentriae merupakan bakteri gram negatif yang dapat menginfeksi pada
saluran pencernaan (Milliotis dan Bier 2003). Bakteri ini dapat memproduksi
eksotoksin yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan saraf pusat.
Eksotoksin merupakan protein yang bersifat antigenik yaitu merangsang produksi
antitoksin sehingga dapat mematikan penderita (Jawetz, Melnick dan Adelberg,
2005). S.dysenteriae dominan terdapat di daerah tropis dan penyebab penyakit
disentri paling parah atau disebut dengan penyakit Shigellosis (Milliotis dan Bier
2003).
Salah satu alternatif pengobatan penyakit Shigellosis adalah dengan
penggunaan antibiotik. Namun, telah banyak dilaporkan bahwa bakteri
S.dysenteriae resisten terhadap berbagai macam antibiotik seperti ampicillin,
tetracycline, streptomycin, dan chloramphenicol. Pada tahun 2004, WHO
menentukan ciprofloxacin sebagai first-line dari pengobatan shigellosis walaupun
sekarang telah dilaporkan adanya resistensi terhadap antibiotik tersebut (Dewi,
Joharman dan Lia, 2013). Suatu penelitian yang dilakukan di Calcuta, India
tentang multidrug-resistant S.dysenteriae pada antibiotik golongan flurokuinolon
didapatkan hasil kadar hambat minimal ciprofloxacin, norfloxacin dan ofloxacin
berturut-turut 4 mm, 12 mm, dan 12 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa telah
terjadi resistensi antibiotik pada obat-obatan tersebut, dimana nilai kadar hambat
minimal yang efektif diatas 20 mm (Pazhani et al., 2004). Hal ini membuktikan
perlunya penggunaan antibakteri baru yang dapat mengatasi infeksi tetapi tidak
memberikan efek resistensi yang lebih berat contohnya seperti daya antibakteri
dari tanaman obat (Bangkele, Nursyamsi dan Silvia, 2015).
Penggunaan tanaman obat sebagai obat tradisional dipercaya cukup efektif
dan aman karena jarang menimbulkan efek samping dan harganya relatif lebih
murah (Jaerony, 2008). Tanaman yang digunakan biasanya tanaman yang
mengandung flavonoid, tanin, glikosida, saponin, steroid, dan minyak esensial
yang merupakan senyawa fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan dan
aktivitas antibakteri (Linder, 2006). Salah satu tanaman yang mengandung
senyawa tersebut yaitu tanaman Kersen (Muntingia calabura L.). Bagian tanaman
Kersen (Muntingia calabura L.) yang mengandung senyawa tersebut yaitu bagian
daunnya (Naim, 2004).
Berdasarkan kandungan fenolik yang dimiliki, maka daun Kersen (Muntingia
calabura L.) dapat digunakan sebagai antibakteri. Oleh karena itu, maka
dilakukan penelitian tentang ekstrak segar daun Kersen (Muntingia calabura L.)
dalam menghambat pertumbuhan bakteri S.dysentriae.
2

1.2 Perumusan Masalah


1. Apakah ekstrak segar daun Kersen (Muntingia calabura L.) memilki daya
antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri patogen S.dysentriae?
2. Berapakah konsentrasi yang tepat untuk menentukan Kadar Hambat
Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM)?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Membuktikan ekstrak segar daun Kersen (Muntingia calabura L.) memiliki
daya antibakteri terhadap patogen S.dysentriae.
2. Mendapatkan konsentrasi terbaik untuk Kadar Hambat Minimum (KHM)
dan Kadar Bunuh Minimum (KBM).

1.4 Urgensi Penelitian


Tingginya infeksi penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen
S.dysentriae di Indonesia memunculkan urgensi pentingnya upaya
pengobatan alternatif penyakit Shigellosis yang efektif dan terjangkau bagi
seluruh kalangan masyarakat Indonesia, mengingat saat ini banyak bakteri
patogen yang memilki kemampuan resistensi yang kuat terhadap antibiotik.
Penilitian ini menwarkan solusi melalui ekstrak segar daun Kersen
(Muntingia calabura L.) sebagai alternatif pengobatan penyakit Shigellosis.

1.5 Luaran yang Diharapkan


1. Publikasi dalam jurnal ilmiah nasional/internasional.
2. Menghasilkan ekstrak segar daun Kersen (Muntingia calabura L.) yang dapat
dimanfaatkan masyarakat sebagai alternatif dalam mengatasi penyakit
Shigellosis yang disebabkan oleh bakteri Shigella dysentriae.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini , yaitu :
1. Memberikan solusi kepada perkembangan ilmu mikrobiologi kesehatan yang
bermanfaat sebagai referensi penelitian lebih lanjut terkait bakteri patogen
penyebab penyakit Shigellosis.
2. Ekstrak segar daun Kersen (Muntingia calabura L.) menjadi
terapi/pengobatan alternatif untuk penyakit Shigellosis
3. Meningkatkan nilai guna daun Kersen (Muntingia calabura L.) yang murah
dan memiliki ketersediaan yang tinggi di Sumatera Barat sebagai
antimikroba/antibakteri yang mampu menyembuhkan penyakit Shigellosis
yang disebabkan oleh bakteri S.dysentriae.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Shigellosis


Shigellosis merupakan penyakit gastroenteritis akut yang menjadi salah satu
penyebab paling umum dari morbiditas dan kematian pada anak-anak di negara
berkembang. Sekitar 70% kasus penyakit ini disebabkan oleh makanan yang
terkontaminasi (Widyastuti, 2005). Shigella merupakan spesies bakteri patogen
paling penting yang bertanggung jawab terhadap wabah penyakit ini. Hosseini et al
(2007) melaporkan bahwa dari 165 juta kasus yang terjadi di seluruh dunia, sekitar
1,1 juta jiwa meninggal per tahun, dua per tiga korbannya adalah anak-anak usia di
bawah 5 tahun. Di India, penyakit ini umumnya menyerang anak-anak 2-5 tahun
dengan persentase mencapai 61,3% dari keseluruhan pasien yang dijadikan sampel
(Taneja, 2007). Di Iran kasus infeksi ini menyerang masyarakat secara merata dari
usia di bawah 5 tahun sampai dengan 65 tahun (Najafi et al. 2008). Mayoritas kasus
shigellosis yang menyerang anak-anak juga dilaporkan terjadi di California (Al-
Nimri et al. 2009). Di Indonesia sendiri kasus shigellosis paling banyak diteliti di
wilayah Jakarta, dampak shigellosis akut umumnya diderita oleh anak-anak berusia
1-2 tahun dengan perbandingan 32/1000 anak/tahun (Agtini et al. 2005).
Milliotis dan Bier (2003) menyatakan bahwa shigellosis sering kali diawali
oleh diare cair, yang merupakan gejala awal disentri yang khas dan merupakan
suatu tahapan gejala yang disebabkan oleh produksi enterotoksin saat bakteri
menginfeksi usus halus dan memblokir penyerapan elektrolit dan glukosa.
Demam, sakit perut parah, dan kram disertai dengan tinja berdarah dan berlendir
adalah gejala lanjutan setelah diare dan berkorelasi dengan peluruhan mukosa
usus besar akibat penghambatan sintesis protein yang menyebabkan sel mati.
Shigella menembus ke dalam sel epitel yang melapisi usus besar, berkembang
biak di dalam sel, dan menyebar dari sel ke sel melalui mukosa. Sel-sel mati akan
luruh dan dikeluarkan dalam tinja bersama dengan lendir dan sejumlah besar
bakteri. Kehadiran leukosit didalam tinja juga merupakan penampakan dari sifat
inflamasi akibat disentri.

2.2 Shigella dysentriae


Shigella merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang, tidak berspora,
respirasi aerob atau fakultatif anaerob, non motil, dan berkerabat dekat dengan E.
coli. Berdasarkan antigen-O dan karakteristik biokimianya, bakteri ini
diklasifikasikan ke dalam empat spesies yaitu: Shigella dysenteriae, Shigella
flexneri, Shigella boydii dan Shigella sonnei (Yang et al. 2005). Semua spesies
Shigella adalah penyebab shigellosis dan menjadi permasalahan kesehatan bagi
masyarakat di negara berkembang akibat kemiskinan, sanitasi buruk, rendahnya
tingkat kebersihan pribadi dan permasalahan suplai air bersih (Srinivasa,
Baijayanti dan Raksha, 2009).
4

S.dysenteriae merupakan spesies dominan di daerah tropis dan menyebabkan


disentri paling parah, sedangkan S. flexneri ditemukan di negara-negara maju dan
daerah tropis dalam jumlah yang signifikan. S. boydii jarang terisolasi kecuali di
India, dan beberapa kasus di Eropa (Milliotis dan Bier 2003). Di Indonesia, Agtini
et al. (2005) melaporkan bahwa S.flexneri merupakan spesies yang banyak
terisolasi dari penderita diare yaitu 73% dari keseluruhan isolat yang diisolasi.
S.dysenteriae serotipe 1 (diketahui sebagai Shiga bacillus) dapat
menyebabkan penyakit yang berat dan dapat menyebar cepat sehingga terjadi
epidemi.11,18,23 Penyebaran masingmasing spesies ini sangat bervariasi di
seluruh dunia; sebagai contoh di Amerika Serikat, shigellosis lebih sering
disebabkan oleh S.sonnei (60-80%) dan S.flexneri (Nafianti dan Atan, 2005).
Untuk membiakkan shigella diperlukan media pembiakan khusus seperti Mac
Conkey, S.Salmonella (SS) agar, atau xylose lysine deoxycholate (XLD).
Pembiakan ini sulit dilakukan di negara berkembang karena fasilitas laboratorium
yang tidak memadai di samping membutuhkan waktu beberapa hari, dan shigella
mempunyai batas waktu hidup diluar tubuh manusia (Nafianti dan Atan, 2005).
Menurut Nafianti dan Atan (2005), Shigella dysenteriae tipe 1 menghasilkan
suatu sitotoksin protein poten yang dikenal dengan toksin Shiga yang terdiri dari
dua struktur sub unit, yaitu :
1. Subunit fungsional. Mengkatalisasi dan menghidrolisis RNA 28S dari
subunit 60S ribosom, sehingga menyebabkan hambatan pada sintesis protein
yang bersifat permanen sehingga mengakibatkan kematian sel.
2. Sub unit pengikat. Merupakan suatu glikolipid Gb3 (globotriaosilseramid)
yang berfungsi untuk mengikat reseptor seluler spesifik.

Gambar 1. Shigella dysentriae


Sumber : Bacteria.cz (2015)

2.2 Tanaman Kersen (Muntingia calubura L.)


Kersen (Muntingia calabura L.) adalah tanaman tahunan yang dapat mencapai
ketinggian 10meter. Batang tanaman berkayu, tegak bulat dengan percabangan
simpodial. Kersen memiliki beberapa bagian seperti daun, batang, bunga dan
buah.Daun kersen mengandung flavonoid, tanin, glikosida, saponin, steroid, dan
minyak esensial (Naim, 2004). Kandungan tersebut yang membuat daun kersen
(Muntingiacalabura L.) memiliki potensi antioksidan dan aktivitas antibakteri
yang dapat dikaitkan dengan tingginya kandungan senyawa fenolik.Senyawa
tersebut didapatkan dengan cara ekstraksi etanol. diantara lemak dan karbohidrat,
yaitu 7kkal/gr (Linder, 2006).
5

BAB 3. METODE PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode RAL (Rancangan Acak
Lengkap). Data dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar.Tahap
penelitian meliputi pembuatan media, pembuatan suspensi mikroba Shigella
dysentriae, pembuatan ekstrak segar daun Kersen ( Muntingia calabura L.),
penentuan daerah bebas mikroba dan pengujian Kadar Hambat Minimum (KHM)
dan Kadar Bunuh Minimum (KBM).
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan selama 5 bulan di Laboratorim Mikrobiologi Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
Padang. Pengambilan sampel dilakukan di dekat lapangan basket Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Biakan Shigella dysentriae diperoleh
dari Laboratorium Mikrobiologi Klinis, Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbang ananalitik, penggerus,
lumpang, pisau, vortex, autoclav, cawan petri, sentrifus, pipet ukur, tabung reaksi,
lampu spritus, korekapi, kapas, kertas label, spidol permanen, erlenmeyer, tabung
eppendorf, mikro pipet/tip steril, gelas ukur, jarum ose, pinset, batang pengaduk,
botol film, rak tabung reaksi, aluminium foil, pelubang kertas, kertas cakram steril,
karet gelang, tisu, kamera digital, penggaris, alat tulis dan standar McFarland (108
CFU/ml). Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu daun kersen
(Muntingia calabura L.), biakan murni Shigella dysentriae, aquadest, alkohol
70%, alkohol 90%, spritus, media TSB, media TSA, media SSA, 1% Asam Sulfat
dan 1% Barium Clorida.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pengambilan sampel
Sampel tanaman kersen (Muntingia calabura L.) diperoleh dari daerah sekitar
kampus Universitas Andalas, Padang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
memetik daun tanaman yang masih segar pada bagian pucuk hingga tangkai
kelima tanaman. Kemudian sampel dimasukkan kedalam plastik dan dibawa ke
laboratorium.
3.3.2 Sterilisasi alat dan medium
0
Alat yang digunakan disterilisasi dengan autoclave pada suhu 121 C tekanan 15
lbs selama 20 menit. Alat-alat yang digunakan dalam sampel dibilas dengan
aquadest steril (Pelczar dan Chan, 1988).
3.3.3 Pembuatan medium TSA ( Tryptone Soya Agar)
Bubuk TSA dimasukkan ke dalam Erlenmeyer masing-masing sebanyak 10 gram
dan 7,5 gram, lalu masing-masing dilarutkan dengan menambahkan 250 ml
aquades. Kemudian dipanaskan hingga mendidih di atas hot plate sambil
6

dihomogenkan dengan menggunakan magnetic stirer. Setelah itu medium di


0
sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 C dengan tekanan 15 lbs selama
20 menit (Melki, Wike dan Kurniati, 2011).
3.3.4 Pembuatan medium TSB ( Tryptone Soya Broth)
Bubuk TSB dimasukkan ke dalam Erlenmeyer masing-masing sebanyak 10 gram
dan 7,5 gram, lalu masing-masing dilarutkan dengan menambahkan 250 ml
aquades. Kemudian dipanaskan hingga mendidih di atas hot plate sambil
dihomogenkan dengan menggunakan magnetic stirer. Setelah itu medium di
0
sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 C dengan tekanan 15 lbs selama
20 menit (Melki, Wike dan Kurniati, 2011).
3.3.5 Pembuatan medium SSA ( Salmonela Shigella Agar)
Pembuatan media SSA ini merujuk pada metoda penelitian Prasaja (2014) dimana
sebanyak 15,75 gram serbuk media SSA (Salmonella Shigella Agar) dimasukkan
ke dalam gelas ukur kemudian ditambahkan akuades sampai 250 ml. Kemudian
dipanaskan sampai semua bahan larut dengan sempurna. Setelah dingin media
SSA tersebut disimpan dalam refrigerator.
3.3.6 Pembuatan cakram kertas
Cakram dibuat dari kertas whatman No.42 yang terdiri dari tiga lapisan yang
diretakkan. Cakram dibentuk dengan pelubang kertas yang berdiameter 6 mm.
0
Setelah itu cakram disterilkan dalam autoklav pada suhu 121 C tekanan 15 lbs
selama 20 menit.
3.3.7 Penyediaan biakan murni
Biakan yang digunakan pada penelitian ini yaitu biakan murni Shigella dysentriae
yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Klinis, Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia, selanjutnya biakan tersebut diremajakan pada medium
SSA di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.
3.3.8 Mc Farland’s 0,5
Larutan Mc Farland’s 0,5 dibuat dengan mencampurkan 1% asam sulfat 9,95 ml
8
dan 1% barium clorida 0,05 ml. Mc Farland’s 0,5 (1,5 x 10 sel/ml) (Whitman
dan MacNair, 2010).
3.3.9 Ekstraksi sampel
Daun kersen (Muntingia calabura L.) disiapkan, kemudian dicuci bersih dan
dikering anginkan. Setelah itu lakukan sterilisasi permukaan dengan
disemprotkan aquadest. Ditimbang daun sebanyak 50 gram, setelah itu digerus,
diperas dan disaring. Hasil saringan dimasukkan kedalam tabung eppendorf,
sebelumnya lumpang dan ekstrak didinginkan kemudian disentrifus selama 5
menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Selanjutnya, sampel yaang ada didalam
tabung eppendorf didinginkan dan di sentrifus selama 5 menit dengan kecepatan
10.000 rpm (Satifa, 2017).
7

3.3.10 Pembuatan suspensi


Shigella dysentriae yang telah diremajakan diambil satu jarum ose dan
diinokulasikan pada aquadest steril sampai didapatkan kekeruhan yang setara
dengan Mc Farland’s 0,5.
3.3.11 Penentuan daerah bebas mikroba dengan metoda difusi
Medium TSA yang telah disiapkan dalam keadaan steril pada erlenmeyer
dituangkan pada cawan petri sebanyak 15 ml secara aseptis dan medium
dibiarkan memadat. Lidi kapas steril dicelupkan ke suspensi, kemudian dioleskan
kepermukaan medium sampai rata, dibiarkan beberapa detik pada suhu kamar.
Diletakkan secara aseptis cakram dipermukaan medium yang telah ditetesi
dengan ekstrak segar daun kersen (Muntingia calabura L.) sebanyak 20 μl.
0
Diinkubasi pada suhu 37 C selama 18-24 jam. Dilakukan pengamatan dan
pengukuran diameter daerah bebas bakteri yang terbentuk sekitar cakram setelah
18-24 jam (Goldman dan Green, 2009).
3.3.12 Pengujian sampel terhadap mikroba dengan metoda dilusi
Pengujian dengan metoda dilusi ini mengacu pada Morello, Granato dan Mizer
(2007). Sediakan 8 tabung reaksi steril yang masing-masingnya telah diberi label
1-5 dan A, B dan C untung 3 tabung terakhir, tabung reaksi ditutup dengan kapas.
Kedalam tabung 1-7 masukkan medium TSB sebanyak 1 ml secara aseptis.
Ditambahkan ekstrak segar daun Kersen (Muntingia calabura L.) sebanyak 1 ml
kedalam tabung 1, divortex lalu dipindahkan dari tabung 1 ke tabung 2 sebanyak
1 ml, divortex, kemudian dari tabung 2 dipindahkan ke tabung 3 sebanyak 1 ml,
begitu seterusnya hingga tabung 5, kemudian dari tabung 5 diambil 1 ml dan
dibuang. Sehingga volume pada masing-masing tabung adalah 1 ml, dan
diperoleh konsentrasi ekstrak daun Muntingia calabura L. yaitu 50%, 25%,
12,5%, 6,25% dan 3,125%. Pada tabung 1-5 ditambahkan 0,5 ml suspensi
mikroba. Untuk tabung A, B dan C sebanyak kontrol, dimana tabung A diisi
ekstrak segar daun Muntingia calabura L. 1 ml ditambah medium TSB sebanyak
1 ml, tabung B diisi medium TSB sebanyak 1 ml ditambah suspensi mikroba
sebanyak 0,5 ml. Tabung C diisi ekstrak segar daun Muntingia calabura L. 1 ml
ditambah suspensi mikroba sebanyak 0,5 ml. Semua tabung di inkubasi pada suhu
0
37 C selama 1x24 jam. Setelah 24 jam amati tabung yang keruh dan tabung yang
jernih (negatif). tabung yang jernih (negatif) diambil suspensi mikroba sebanyak
0
0,1 ml dan dibiakkan pada medium TSA, diinkubasi pada suhu 37 C selama 18-
24 jam. Diamati apakah terdapat pertumbuhan mikroba, jika ada dicatat jumlah
koloni yang terbentuk. Ditentukan angka Kadar Hanbat Minimum (KHM) dan
Kadar Bunuh Minimum (KBM).
8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya


1 Peralatan Penunjang Rp 3.642.500
2 Bahan Habis Pakai Rp 4.736.000
3 Perjalanan Rp 1.640.000
4 Administrasi, Publikasi, dll Rp 1.950.000
Jumlah Rp 11.968.500
4.2 Jadwal Kegiatan

No Jenis Kegiatan Bulan ke-


1 2 3 4 5
1 Sterilisasi alat, bahandan
pembutan medium
2 Koleksi sampel dan pembuatan
ekstrak segar
3 Peremajaan bakteri
4 Pembuatan suspensi
5 Metoda difusi
6 Metoda dilusi
7 Analisis data
8 Penyusunan laporan
9

DAFTAR PUSTAKA

Agtini MD, Soeharno R, Lesmana M, Punjabi NH, Simanjuntak. 2005. The


Burden of Diarrhoea, Shigellosis, and Cholera in North Jakarta, Indonesia:
Findings from 24 Months Surveillance. BMC Infectious Diseases. 2005; 5: p.
89.
Al-Nimri S, Miller WA, Byrne BA, Guibert G, Chen L. 2009. A unified approach
to molecular epidemiology investigations: tools and patterns in California as
a case study for endemic shigellosis. BMC Infect Dis 9: 184 – 194.
Bacteria.cz. 2015. www.bacteria.cz/shigella-dysentriae-infections.html. (di akses
27 Oktober 2017).
Bangkele EY, Nursyams, Silvia G. 2015. EFEK ANTI BAKTERI DARI
EKSTRAK LENGKUAS PUTIH (Alpinia galangal [L] Swartz)
TERHADAP Shigella dysenteriae. Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 2,
Juli 2015 : 1-78. Hal:53.
Dewi IK, Joharman, Lia YB. 2013. Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Etanol
Dengan Sedian Sirup Herbal Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Terhadap Pertumbuhan Shigella dysenteriae In Vitro. Jurnal Berkala
Kedokteran Vol. 9, no 2: 191-198.
Goldman E, Green LH. 2009. Practical Handbook of Microbiology, Second
Edition. Boca Raton : CRC Press.
Hosseini MJ, Ranjbar R, Ghasemi H, Jalalian HR. 2007. The prevalence and
antibiotic resistance of Shigella sp. recovered from patients admitted to
Bouali Hospital, Tehran, Iran during 1999-2001. Pak J Biol Sci 10: 2778 –
2780.
Jaerony. 2008. Tanaman Obat Binahong, http://www.google.com/. diakses 20
Oktober 2017.
Jawetz, Melnick, Adelberg, 2005, Mikrobiologi Kedokteran, Penerbit Salemba
Medika, Jakarta.
Linder, Maria C. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Melki, Wike AEP, Kurniati. 2011. Uji Antibakteri Ekstrak Gracilaria sp. (Rumput
Laut) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Skripsi : Sarjan Ilmu Kelautan FMIPA Universitas Sriwijaya. Palembang.
Milliotis MD, Bier JW. 2003. International handbook of foodborne pathogens.
New York: Marcel Dekker Inc.
Morello JA, PA Granato, HE Mizer. 2007. Laboratory Manual and Workbook in
Microbiology Applications to Patient Care. 7th Ed. USA: The McGraw−Hill
Companies.
Nafianti S, Atan S. 2005. Resisten Trimetoprim – Sulfametoksazol Terhadap
Shigellosis. Sari Pediatri Vol. 1, no 1: 39 – 44.
Naim R. 2004. “senyawa antimikroba dari tanaman” http://www. kompas.
com/kompascetak/0409/15/sorotan/1265264.htm. Diakses Tanggal 24
Oktober 2017.
Najafi N, Ghasemian R, Shariatzadeh M, Alian S. 2008. Antimicrobial Resistance
of Shigella from patients with acute diarrhea, Quaemshahr, Mazandaran,
Iran. Res J Biol Sci 3: 332 – 336.
10

Pazhni GP, Bhaswati S, Thandavarayan R, Sujit KB, Yoshifumi T, Swapan KN.


2004. Clonal Multidrug- Resistant Shigella dysenteriae Type 1 Strains
Associated with Epidemic and Sporadic Dysenteries in Eastern India.
Journal of Medical Microbiology Volume 48, no 2 : 681-684.
Pelczar MJ, ECS Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Edisi II. Press. Jakarta.
Prasaja D, Welly D, Sri A. 2014. Uji Efektivitas Kombinasi Ekstrak Kulit Batang
Dan Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Sebagai Antibakteri Shigella
Dysentriae. Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol 12 (2): 83-91, 2014 ISSN :
1829-8907.
Satifa O. 2017. Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan Ekstrak Segar Tanaman
Seledri (Apium graveolens, Famili Apiaceae). Skripsi : Sarjana Biologi
FMIPA Universitas Andalas. Padang.
Srinivasa H, Baijayanti M, Raksha Y. 2009. Magnitude of drug resistant
shigellosis: a report from Bangalore. Indian J Med Microbiol 27: 358 – 360.
Taneja N. 2007. Changing epidemiology of shigellosis and emergence of
ciprofloxacin-resistant shigellae in India. J Clin Microbiol 45: 678–679.
Whitman KA, MacNair NG. 2010, Finfish and Shellfish Bacteriology Manual:
Techniques and Procedures, (online), http://books.google.co.id/books?id=
hlk04vj1am0C&printsec=frontcover&dq=Finfish+and+Shellfish+Bacteriolog
y+Manual:+Techniques+and+Procedures&hl=id&ei=5_zsTYvpK4_2tgP4uIn
gDQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CCcQ6AEwAA#
v=onepage&q&f=false, (diakses 25 Oktober 2017).
Widyastuti P. 2005. Penyakit Bawaan Makanan: Fokus Pendidikan Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Yang et al. 2005. Genome dynamics and diversity of Shigella species, the
etiologic agents of bacillary dysentery. Nucleic Acids Res 33: 6445–6458.
11
12
13
14

Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr.Feskaharny Alamsjah, MSi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Biologi
4 NIM/NIDN 0014076047
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bogor, 14 Juli 1964
6 E-mail Feskha@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 0751-7058482/ 08126726277

B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/Magistar S3/Doktor
Nama Institusi UNAND ITB UNAND
Jurusan Biologi Biologi Biologi
Tahun masuk – 1982-1988 1993-1996 2016
lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Ilmiah Waktu dan


Seminar Tempat

1 Kongres dan Seminar Pengaruh media sintetik Agustus 2017,


Nasional Perhimpunan yangberbeda terhadap Manado
Biologi Nasional (PBI) pertumbuhan miselium
fungi ektomikoriza
Cenococcum sp.
2 Seminar dan Rapat Prospek kultur isolat Mei 2017,
(SEMIRATA) 2016 Scleroderma sinnamariense Jambi
bidang MIPA, BKS-PTN pada media sintetik untuk
Wilayah Barat pengembangan inokulum
fungi ektomikoriza yang
berkualitas
3 Seminar Nasional Keanekaragaman fungi September
Biodiversitas dan Ekologi ektomikoriza di Hutan 2013, UNAND
Tropika Indonesia Pendidikan dan Penelitian Padang
(BioETI) Biologi (HPPB) UNAND
4 Pemaparan hasil Potensi mikroba endofitik 2007,
penelitian fundamental dari tanaman pisang liar Departemen
(Musa spp.) di sumatera Pendidikan
barat sebagai agen hayati Nasional, Dirjen
untuk pengendalian penyakit Dikti, Jakarta
layu Fusarium
15
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Kertas Label Kebutuhan 1 pack Rp25.000 Rp 25.000
lapangan
Petridish Kebutuhan 50 buah Rp 22.000 Rp 1.100.000
laboratorium
Test Tube Kebutuhan 50 buah Rp 7.000 Rp 350.000
laboratorium
Erlenmeyer Kebutuhan 3 buah Rp 55.000 Rp 165.000
250 ml laboratorium
Erlenmeyer Kebutuhan 3 buah Rp 60.000 Rp 180.000
500 ml laboratorium
Jarum Ose Kebutuhan 5 buah Rp 5.500 Rp 27.500
laboratorium
Gelas ukur Kebutuhan 2 buah Rp.160.000 Rp 320.000
250 ml laboratorium
Gelas ukur Kebutuhan 2 buah Rp.69.000 Rp 138.000
25 ml laboratorium
Bunsen Kebutuhan 3 buah Rp 27.000 Rp 81.000
laboratorium
Pipet tetes Kebutuhan 5 buah Rp.5.000 Rp 25.000
laboratorium
Rak tabung Kebutuhan 5 buah Rp. 20.000 Rp 100.000
reaksi laboratorium
Box Alat Kebutuhan 2 buah Rp 50.000 Rp 100.000
laboratorium
Pinset Kebutuhan 5 buah Rp 12.000 Rp 60.000
laboratorium
Batang Kebutuhan 3 buah Rp 8.000 Rp.16.000
pengaduk laboratorium
Masker Kebutuhan 1 kotak Rp 35.000 Rp 35.000
laboratorium
Sarung Kebutuhan 1 kotak Rp 70.000 Rp 70.000
Tangan lapangan dan
laboratorium
Becker glass Kebutuhan 7 buah Rp 50.000 Rp 350.000
500 ml laboratorium
Wadah Kebutuhan 5 buah Rp 5000 Rp 25.000
Plastik laboratorium

Sprayer Kebutuhan 3 buah Rp 15.000 Rp 45.000


laboratorium
Objek glass Kebutuhan 1 kotak Rp 16.000 Rp16.000
laboratorium
17

Cover glass Kebutuhan 1 kotak Rp 29.000 Rp 29.000


laboratorium
Tabung Kebutuhan 1 pack Rp 85.000 Rp 85.000
eppendorf laboratorium
Botol film Kebutuhan 20 buah Rp 5.000 Rp 100.000
laboratorium
Penggerus Kebutuhan 2 buah Rp 42.000 Rp 84.000
dan Lumpang laboratorium
Pipet Ukur Kebutuhan 1 buah Rp 56.000 Rp 56.000
laboratorium
Pisau Kebutuhan 3 buah Rp 5.000 Rp 15.000
laboratorium
Pelubang Kebutuhan 1 buah Rp 45.000 Rp 45.000
kertas laboratorium
SUB TOTAL (Rp) Rp 3.642.500

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Volume Harga Satuan Jumlah Biaya
Pemakaian (Rp) (Rp)
Media TSA Kebutuhan 1 Botol RP 880.000 RP 880.000
laboratoriu
m
Media SSA Kebutuhan 1 Botol Rp 1.100.000 Rp 1.100.000
laboratoriu
m
Media TSB Kebutuhan 1 Botol Rp 880.000 Rp 880.000
laboratoriu
m
Asam Sulfat Kebutuhan 100 ml Rp 15.000 Rp 15.000
1% laboratoriu
m
Barium Kebutuhan 100 gr Rp 320.000 Rp 320.000
Clorida 1% laboratoriu
m
Biakan murni Kebutuhan 2 petri Rp 250.000 Rp 500.000
Shigella laboratoriu
dysentriae m
Kertas Kebutuhan 1 pack Rp.250.000 Rp.250.000
Whatman laboratorium
No.42
Spidol Kebutuhan 3 buah Rp.8.000 Rp.24.000
permanen laboratorium

Alkohol 96 % Kebutuhan 1 botol Rp 35.000 Rp.35.000


@1 laboratorium
liter/botol
Alkohol 70% Kebutuhan 4 botol Rp 28.000 Rp 112.000
18

@1 laboratorium
liter/botol
Spiritus Biru Kebutuhan 5 botol Rp 30.000 Rp 150.000
@1 laboratorium
liter/botol
Alumunium Kebutuhan 2 Roll Rp 35.000 Rp 70.000
Foil laboratorium
Plastik Wrap Kebutuhan 2 Roll Rp 20.000 Rp 40.000
laboratorium
Koran Kebutuhan 4 kg Rp.10.000 Rp.40.000
laboratorium
Aquadest Kebutuhan 1 galon Rp 100.000 Rp 100.000
Steril @ 20 laboratorium
ltr/gln
Kapas @ 250 Kebutuhan 3 Pack Rp 20.000 Rp 60.000
gr laboratorium
Kain Kasa 36 Kebutuhan 2 Rol Rp 30.000 Rp 60.000
x 15 cm laboratorium
Tissue Kebutuhan 3 Pack Rp 30.000 Rp 90.000
laboratorium
Korek api Kebutuhan 1 pack Rp 10.000 Rp 10.000
laboratorium
SUB TOTAL (Rp) Rp 4.736.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas HargaSatuan Jumlah
Perjalanan (Rp)
Sewa Mobil pengambilan 1 buah mobil Rp 250.000 Rp 500.000
sampel isolat
(2 hari)
Bensin pengambilan 36 Liter Rp. 10.000 Rp.360.000
sampel isolat
Sewa sopir Selama ke 1 orang Rp 100.000 Rp 200. 000
lapangan (2
hari)
Konsumsi Di lapangan 2 hari Rp 290.000 Rp 580.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.640.000

4. Lain-Lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
Administrasi Surat - Rp 300.000 Rp 300.000
menyurat
Publikasi laporan - Rp 400.000 Rp 400.000
Penjilidan laporan - Rp 200.000 Rp 200.000
Baner dan laporan - Rp 250.000 Rp 250.000
19

laporan akhir
Seminar laporan - Rp 400.000 Rp 400.000
Dokumentasi Foto - Rp 200.000 Rp 200.000
kegiatan dan
sampel
Alat Tulis Untuk - Rp 200.000 Rp 200.000
proposal
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.950.000
Total (keseluruhan) Rp 11.968.500
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas


Studi Waktu
(Jam/
Minggu)
1 Ikel Fitri Biologi Mikrobiologi 42 jam/ Sterilisasi alat
Yanis/ Minggu dan bahan,
1510422029 Peremajaan
bakteri dan
pembuatan
ekstrak segar dau
Kersen
(Muntingia
calabura L.)
2 Miftahul Biologi Mikrobiologi 42 jam/ Pembuatan
Khairah/ Minggu media,
1410422033 pemurnian
bakteri dan
dokumentasi
3 Ama Teknologi Mikrobiologi 42 jam/ Perizinan koleksi
Purnama Hasil Minggu sampel
Sari/ Pertanian
1311121066
21

Anda mungkin juga menyukai