Anda di halaman 1dari 16

PENGENDALIAN INTERNAL

NAMA: Muhammas Surya Adhi Tama

NIM: A12.2012.04751
BAB I
PENDAHULUAN

Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing.
Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang
memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai.
Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadahi atas struktur
pengendalain intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menetukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
Oleh karena itu auditor harus melaksanakan prosedur audit yang antara lain meliputi prosedur untuk
memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern. Adapun struktur pengendalian intern digunakan auditor
untuk :
1. Mengidentifikasi salah saji potensial,
2. Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material,
3. Merancang pengujian substantif.
Dalam merancang struktur pengendalian intern yang efektif, auditor memiliki tujuan untuk:
1. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhnya kebijakan manajemen.
Melihat pentingnya melakukan pemahaman terhadap struktur pengendalian bagi auiditor, maka melalui
makalah ini kami akan membahas lebih dalam mengenai pemahaman terhadap struktur pengendalian intern.
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT MAKALAH

Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui alasan-alasan tentang pentingnya Auditor
memahami pengendalian intern perusahaan klien dan untuk memenuhi tugas yang diberikan
dosen mata kuliah Audit.

Manfaat Makalah

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai penambah wawasan tentang pentingnya
pengendalian bagi auditor.

Metode penulisan Metode penulisan makalah ini hanya memakai metode kepustakaan atau
menyusun dari beberapa buku literatur yang berkaitan dengan pengendalian intern.

2
BAB III
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

A. DEFINISI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319. Par 06 dikemukakan bahwa:
Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,manajemen,
dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadaitentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)efektivitas dan efisiensi operasi dan (c) kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Dengan demikian struktur pengendalian intern merupakan rangkaian proses yang dijalankan entitas, yang
mana proses tersebut mencangkup berbagai kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan
utama:
a. Menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas
b. Menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan
c. Menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.
Dari berbagai macam kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan dijalankan oleh entitas ada beberapa yang
benar ± benar relevan dengan audit atas laporan keuangan. Relevansi kebijakan dan prosedur terhadap audit atas
laporan keuangan misalnya adalah kemampuan satuan usaha untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan
melaporkan data keuangan sesuai dengan asersi yang termuat dalam laporan keuangan. Yang tidak relevan
seperti kebijakan dan prosedur mengenaiefektivitas proses pengambilan keputusan manajemen tertentu, misal
tentang penentuan harga produk yang layak, penentuan besarnya aktivitas periklanan dan lain ± lain. Hal tersebut
memang penting bagi entitas tetapi tidak berkaitan langsung dengan audit atas laporan keuangan, sehingga tidak
perlu dipertimbangkan.
Ikatan Akuntan Indonesia melalui seksi ini khususnya memberikan panduan tentang pengimplementasian
standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu:
Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang
akandilakukan.
Fokus yang diutamakan dalam standar pekerjaan lapangan kedua adalah pentingnya struktur pengendalian
intern dan komponen ± komponen yang ada dalam suatu entitas. Auditor berkepentingan untuk memperoleh
bukti yang cukup atas struktur pengendalian intern klien. Hal ini disebabkan karena struktur pengendalian intern
merupakan salah satu tipe bukti audit.
B. PENTINGNYA PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian intern menjadi penting berkaitan dengan:

a. Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan manajemen
harusmengandalkan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya agar peranan pengendalian
dapat berjalan efektif.
b. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan perlindungan
terhadapkelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.
c. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga dapat mengurangi
biaya ataupun fee audit.
Bagi perusahaan, struktur pengendalian intern dapat digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan
maupun penyimpangan. Auditor berkepentingan untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian
intern, yang akan digunakan kemudian untuk melakukan penaksiran resiko pengendalian untuk asersi yang
terdapat dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan. Setelah
memperoleh pemahaman dan menaksir resiko pengendalian, auditor dapat mencari pengurangan lebih lanjut
tingkat resiko pengendalian taksiran untuk asersi tertentu.

C. KANDUNGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


Struktur pengendalian intern entitas (satuan usaha) mempunyai kandungan yang terdiri dari kebijakan dan
prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu suatu entitas akan
tercapai. Sasaran perusahaan dapat berupa sasaran finansial maupun non finansial. Sasaran finansial yang umum
dapat berupa keakuratan dan ketepatan pelaporan keuangan kepada pemegang saham atau BAPEPAM. Sasaran
finansial yang khusus dapat berupa perbaikanaliran kas masuk, dan pendapatan per lembar saham. Sasaran non
finansial antara lain meliputi pengendalian kualitas, pengembangan produk, penelitian pasar, dan sebagainya.
Struktur pengendalian intern mempunyai kaitan erat dengan auditor. Auditor mempunyai kepentingan
dengan kebijakan dan prosedur sasaran finansial. Kebijakan dan prosedur yang relevan dengan audit adalah
kebijakan dan prosedur mengenai kemampuan entitas dalam mengolah datatransaksi menjadi informasi laporan
keuangan, dan kebijakan serta prosedur lainnya yang menyangkut data yang dipakai auditor dalam menerapkan
prosedur audit misalnya data statistik penjualan untuk yang dipakai dalam prosedur analitik.
Struktur pengendalian intern yang efektif dirancang dengan tujuan pokok sebagai berikut:
a. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
c. Mendorong efisiensid.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Tujuan pertama dan kedua dapat dipenuhi dengan pengendalian akuntansi yang baik. Tujuan ketiga dan
keempat dapat dipenuhi dengan pengendalian administratif yang baik.
1. Pengendalian Administratif
Yaitu pengendalian yang ditujukan untuk mendorong efisiensi operasional dan menjaga diikutinya kebijakan
perusahaan. Pengendalian administratif dapat berupa rencana organisasi serta prosedur-prosedur yang
berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang membawa kepada tindakan pimpinan perusahaan untuk
menyetujui atau memberi wewenang terhadap transaksi-transaksi.
2. Pengendalian Akuntansi
Meliputi rencana organisasi serta prosedur-prosedur yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan
perusahaan dan dipercayainya catatan-catatan sehingga dalam pengendalian ini dilakukan penyusunan sedemikian
rupa untuk meyakinkan bahwa:
a) Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau wewenang pimpinan, baik yang bersifat
umum maupun khusus.
b) Transaksi-transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan dibuatnya ikhtisar keuangan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau kriteria lain yang sesuai dengantujuan ikhtisar tersebut serta
menekankan pertanggungjawaban atas harta perusahaan.
c) Penguasaan atas harta perusahaan diberikan hanya dengan persetujuan dan wewenang pimpinan.
d) Jumlah aktiva / harta perusahaan seperti yang tercantum dalam catatan perusahaan dicocokkan dengan
aktiva / harta yang ada pada waktu yang tepat dan tindakan yang sewajarnya diambil jika terjadi
perbedaan.

D. KONSEP DASAR
Ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern. Konsep dasar tersebut
meliputi:
1. Pertanggungjawaban Manajemen
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan struktur pengendalian intern.
Pengendalian-pengendalian khusus yang harus termasuk pada tiga elemen struktur pengendalian intern untuk
suatu perusahaan tergantung pada besar kecilnya entitas; karakteristik organisasi dan kepemilikan; sifat kegiatan
usahanya; keanekaragaman dan kompleksitas operasinya; metode pemrosesan data; persyaratan perundang-
undangan yang harus dipatuhi.
2. Kewajaran atau Keyakinan Rasional yang Memadai
Manajemen bukan mencari tingkat absolut atau mutlak kualitas struktur pengendalian intern manajemen
mencari tingkat yang ´wajar´. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa sasaran struktur pengendalian intern
dapat tercapai. Ada dua alasan penggunaan kata ´wajar´ dan bukan tingkat absolut. Kedua alasan tersebut adalah:
a) Kriteria biaya-manfaat merupakan suatu titik kritis bagi manajemen dalam setiap pengambilan keputusan
ekonomi.
b) Realisasi bahwa pengendalian tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensidna
profitabilitas perusahaan.
3. Keterbatasan Bawaan
Struktur pengendalian intern mempunyai keterbatasan bawaan yang melekat pada struktur pengendalian
intern tersebut. Keterbatasan bawaan tersebut diakibatkan antara lain oleh:
a) Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian. Keterbatasan ini hanya dapat
diminumkan, tidak dapat dihilangkan sama sekali oleh orang dari dalam maupun dari luar yang
independen. Sebaik-baiknya sistem bagaimanapun, akan dapat dikalahkan oleh kolusi.
b) Pengendalian tidak dapat mengarah pada seluruh transaksi. Pengendalian tidak dapat diterapkan pada
transaksi yang bersifat tidak rutin, seperti kejadian luar biasa, bonus, dan lain sebaginya.
4. Metode Pengolahan Data
Konsep pengendalian yang dibicarakan dapat diterapkan baik untuk sistem pengolahan data manual maupun
terkomputerisasi atau EDP. Sistem manual biasanya dipakai dalam perusahaan kecil. Sedangkan sistem EDP
banyak digunakan dalam bisnis pemanufakturan internasional dan perusahaan multi nasional dan atau
mengglobal.

E. PERKEMBANGAN KONSEP PENGENDALIAN INTERN


Mendefinisikan Pengendalian Intern sebagai proses, dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan
personel perusahaan, yang dirancang untuk menyediakan jaminan yang dapat dipercaya untuk mencapai tujuan
perusahaan, yang digolongkan menjadi:
a. Dapat dipercayainya pelaporan keuangan
b. Kepatuhan dengan hukum dan aturan yang berlaku
c. Efisiensi dan efektivitas operasi
Berdasarkan definisi tersebut dapat diuraikan beberapa konsep dasar pengendalian intern:
a. Pengendalian Intern adalah suatu proses
b. Pengendalian Intern berfungsi efektif karena manusia
c. Pengendalian Intern tidak dimaksudkan untuk memberi jaminan yang mutlak tetapi
memberikan jaminan yang memadai.
d. Pengendalian Intern diharapkan mencapai tujuan yang meliputi pelaporan keuangan, kepatuhan, dan
operasional
Sistem pengendalian intern yang diciptakan di dalam suatu entitas memiliki kelemahan inheren.
Kelemahan inheren tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Kesalahan di dalam judgment. Manajemen atau personel yang lain memberikan judgement yang salah
dalam mengambil keputusan atau dalam menyusun tugas-tugas rutin. Kegagalan ini dapat diakibatkan
oleh kurangnya informasi, terbatasnya waktu atau tekanan-tekanan yang lain.
b. Kegagalan. Kegagalan masih mungkin dialami meskipun pengendalian sudah dilakukan. Kegagalan ini
dapat diakibatkan karena kesalahpahaman antar personel atau karena kesembronoan dan ketidakhati-
hatian di dalam menjalankan tugas.
c. Kolusi. Fungsi-fungsi yang ada di dalam organisasi yang seharusnya tidak boleh dipegang oleh satu
individu diserahlan pada satu individu atau bagian.
d. Pelanggaran Manajemen. Manajemen dapat melanggar kebijakan yang telah ditentukan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau untuk merekayasa kondisi keuangan.
e. Cost VS Benefit. Biaya untuk sistem pengendalian intern hendaknya jangan melebihi benefit yang
diharapkan akan diperoleh. Permasalahannya sangat sulit untuk mengukur secara pasti besarnya biaya
dan benefitnya.

F. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN (COSO)


Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian
orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,
menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor
yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap
kompetensi,dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pemberian
wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai
tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan
komisaris terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian
maupun dampaknya secara kolektif.
b. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai
tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan
laporan keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, danmanajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan
laporan keuangan yang disajikan sesuaidengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi
spesifik laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-
data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun
ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah,
meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko
dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel
baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru,
restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk
menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan
diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan
dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja,
pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas.

Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.

a. Pengendalian Pemrosesan Informasi


-pengendalian umum
-pengendalian aplikasi
 otorisasi yang tepat
 pencatatan dan dokumentasi
 pemeriksaan independen
b. emisahan tugas
c. Pengendalian fisik
d. Telaah kinerja
d. Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam
suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi
yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk
mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta
menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan
tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Auditor harus
memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk
memahami :
a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan
b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yangtercakup dalam
pengolahan dan pelaporan transaksi
d) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengandimasukkan ke dalam
laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara,
dan mengakses informasi.

e. Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan
koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah,
atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan
pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat
mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon dari
badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan.
Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen tersebut harus
dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas, karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas,
sifat bisnis entitas, keberagaman dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk
mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan
peraturan.
G. IDENTIFIKASI SASARAN PENGENDALIAN
Struktur pengendalian intern suatu perusahaan, pada umumnya dirancang untuk :
1. menjamin dapat dipercayainya catatan keuangan yang dihasilkan system akuntansi,
2. menjaga keamanan aktiva yang dimiliki
Catatan keuangan menyediakan dasar untuk menyusun laporan keuangan baik untuk internmaupun ekstern.
Auditor dalam mengaudit atas laporan keuangan, sangat berkepentingan dengan pengendalian terutama yang
berkaitan dengan laporan untuk pihak ekstern.
Sasaran pengendalian dapat diidentifikasikan atas 5 sasaran berikut :
1. Validitas (Validity)
Transaksi yang dicatat harus mrupakan transaksi yang valid. Diharapkan transaksi yang dicatattidak ada
transaksi yang merupakan transaksi fiktif.
2. Kelengkapan (Completeness
Seluruh transaksi dicatat mewakili seluruh kejadian yang terjadi dan tidak ada satu transaksi punyang
terlewatkan. Ini berarti bahwa semua transaksi yang valid telah tercatat.
3. Keabsahan Pencatatan (Recording Propriety)
Transaksi yang rinci telah dimasukkan dalam pencatatan secara akurat sesuai sumber dokumen.
Transaksi yang telah dinilai, dievaluasi, diklasifikasi, dicatat, dan diposting secara tepat waktu dan benar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang lazim.
4. Penjagaan / Pengamanan (Safeguarding)
Aktiva dan dokumen dapat dijaga / diamankan dan diakses hanya oleh pihak yang sesuai dengan otorisasi
manajemen. Tidak ada pihak yang tidak berwenang dapat melakukan akses terhadap aktiva dan dokumen.
5. Purna Tanggung Jawab (Subsequent Accountability)
Saldo tercatat atas setiap aktiva dan hutang dibandingkan dengan wujud yang nyata sari setiap aktiva dan
hutang. Pembandingan tersebut harus dilakukan pada setiap selang waktu tertentu. Selain itu, menurut Arens,
sasaran / tujuan rinci dari suatu struktur pengendalian intern yang harus dicapai untuk mencegah kesalahan pada
pencatatan akuntansi ada tujuh, yaitu :
1. Transaksi yang dicatat adalah sah / valid (validity)
2. Transaksi telah mendapat otorisasi (authorization)
3. Transaksi yang sah telah dicatat (completeness)
4. Transaksi telah dinilai dengan memdai (valuation)
5. Transaksi telah diklasifikasikan dengan beat (classification)
6. Transaksi telah dicatat pada waktunya (timing)
7. Transaksi telah dicatat di buku pembantu dan diringkas dengan benar (posting andsummarization)

H. PROSEDUR UNTUK MENGHIMPUN PEMAHAMAN


Ada lima prosedur yang dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yaitu:
a. Menelaah Pengalaman Sebelumnya Dengan Klien
Auditor dapat memulai audit dengan informasi yang sangat memadai mengenai elemen
struktur pengendalian intern klien. Sistem dan pengendalian pada umumnya jarang berubah. Oleh karena itu
informasi mengenai pemahaman struktur pengendalian klien tahun sebelumnya dapat diperbaharui dan dipakai
untuk audit tahun berjalan.
b. Mengajukan Pertanyaan Kepada Manajemen, Pengawas, Dan Staf Personel
Langkah awal yang logis bagi auditor untuk memperbaharui informasi mengenai pemahaman
struktur pengendalian intern klien adalah mengajukan pertanyaan kepada staf personel klienyang tepat.
c. Menginspeksi Dokumen Dan Catatan
Lingkungan pengendalian mempunyai sub elemen yang antara lain berupa detail sistem akuntansi
dan penerapan prosedur pengendalian. Kedua sub elemen tersebut menghasilkan banyak dokumen dan catatan
yang mengambarkan kebijakan dan prosedur pengendalian yang eksis. Oleh karena itu auditor dapat
menginspeksi dokumen dan catatan untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien.
Inspeksi juga mneghasilkan bukti bahwa prosedur dan kebijakan pengendalian telah dijalankan sebagiaman
mestinya.
d. Mengamati Kegiatan Dan Operasi Entitas
Sebagai tambahan yang mendukung atas inspeksi auditor dapat mengamati staf atas karyawan klien
dalam menjalankan kegiatan dan operasi pengendalian. Prosedur ini dapat menghasilkan bukti bahwa prosedur
dan kebijakan pengendalian telah dijalankan sebagaimana mestinya. Auditor dapat melaksanakan observasi,
inspeksi, dan pengujian pertanyaan secara bersamaan dengan efektif.
e. Mempelajari Buku Mnaula Prosedur Dan Kebijakan Pengendalian Klien
Auditor dapat mempelajari buku manual tersebut, dan mendiskusikan dengan staf perusahaan untuk
memastikan bahwa buku manual tersebut telah diinterpretasikan dan dipahami dengan tepat.

I. PENGHIMPUNAN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa auditor harus memperoleh pemahaman yang
memadai atas struktur pengendalian intern untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan. Penghimpunan pemahaman meliputi rancangan kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan elemen struktur pengendalian intern, dan apakah kebijakan dan prosedur tersebut telah
dilaksanakan dalam operasional atau praktiknya. Pemahaman struktur pengendalian intern klien digunakan
auditor untuk:
a. Mengidentifikasi Bentuk-Bentuk Salah Saji Yang Potensial
Dengan memahami struktur pengendalian intern klien, auditor dapat menilai auditabilitas atau dapat
tidaknya dilaksanakan audit terhadap laporan keuangan klien. Pemahaman atas struktur pengendalian intern klien,
dapat mendukung auditor untuk mengidentifikasi jenis kekeliruandan ketidak eresan potensial yang mungkin
mempengaruhi laporan keuangan. pengendalian intern klien, dapat mendukung auditor untuk mengidentifikasi
jenis kekeliruan dan ketidakberesan potensial yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan.
b. Mempertimbangkan Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Salah Saji Material
Pemahaman stuktur pengendalian intern klien juga dapat digunakan untuk menetapkan risiko bahwa
kekeliruan dan ketidakberesan mungkin terjadi dalam jumlah yang material terhadap laporan keuangan.

c. Merancang Pengujian Substantive


Informasi mengenai struktur pengendalian intern klien dapat digunakan untuk menentukan risiko
pengendalian untuk setiap tujuan pengendalian dan secara tidak langsung mempengaruhi risiko deteksi. Auditor
dapat merancang pengujian yang efektif terhadap saldo akun. Tingkat pemahaman elemen struktur pengendalian
inter tergantung judgement auditor yang dipengaruhi:
a. Pengetahuan terhadap klien dari audit yang dilakukan pada tahun sebelumnya
b. Risiko bawaan dan materialitas yang telah ditentukan
c. Pemahaman terhadap industri klien
d. Kompleksitas dan tingkat kemajuan teknologi operasi dan sistem akuntansi klien\ Sesuai dengan elemen
yang dimilikinya, maka pemahaman struktur pengendalian intern yangharus diperoleh meliputi:
a. Pemahaman Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian intern terdiri dari tindakan, kebijakan, dan prosedur yang menggambarkan
keseluruhan sikap dari top manajemen, direktur, dan pemilik entitas mengenai pengendalian intern dan pentingnya
pengendalian intern bagi entitas. Sub komponen dalam lingkungan pengendalian intern adalah sebagai berikut:
a) Integritas dan nilai etika (integrity and ethical values) Merupakan entitas yang dimiliki dan standar perilaku
yang berlaku serta bagaimana mereka megkomunikasikan dan mengaplikasikan dalam praktik. Termasuk di
dalamnya adalah tindakan manajemen untuk mengurangi atau mengganti insentif dan gangguan yang
memungkinkan terjadinya ketidak jujuran, tindakan ilegal, atau tidak etis.
b) Komitmen terhadap kompeten (commitment to competence) Kompetensi merupakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Komitmen terhadap kompetensi termasuk
kesadaran manajemen tentang tingkat kompetensi untuk tugas spesifik dan bagaimana tingkat kompetensi
tersebut diubah menjadi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.
c) Jajaran direktur dan partisipasi komite audit (board of directors and audit committee participation)
d) Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen terhadap manajemen. Jajaran direktur akan
mendelegasikan tanggung jawab atas pengendalian internal kepada manajemen sertame miliki beban untuk
memberi penilaian yang independent terhadap pencapaian keefektifan aplikasi pengendalian internal oleh
manajemen. Komite audit bertanggungjawab sebagai komunikator baik bagi internal maupun
eksternalauditor. Hal tersebut memungkinkan bagi auditor dan direktur untuk selalu mendiskusikan berbagai
hal yang berkaitan dengan integritas dan tindakan manajemen.
e) Filosofi dan gaya operasi manajemen (management’s philosophy and operating style) Manajemen dalam
bertindak memberikan sinyal bagi karyawan mengenai pentingnya pengendalian intern. Pemahaman dan
aspek-aspek tentang filosofi manajemen dan gayaoperasi memberi auditor suatu pemahaman mengenai sikap
manajemen terhadap pengendalian intern.
f) Struktur organisasi (organization stucture) Pemahaman struktur organisasi memberi gambaran bagi auditor
mengenai manajemen dan elmen-elemen fungsional dari bisnis dan bagaimana pengendalian
diimplementasikan.
g) Penetapan otoritas dan tanggung jawab (assigment authority and responbility) Memberi pemahaman
mengenai pengendalian dan cara-cara yang digunakan untuk pengendalian, perencanaan formal organisasi
dan operasi, penugasan karyawan dan kebijakan yang dimiliki entitas.
h) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia (human resources policies and practies) Sumber daya manusia
merupakan aspek penting dalam pengendalian intern. Pengendalian intern yang dikembangkan entitas
berusaha untuk mengatur, menjaga tindakan-tindakan yang dilakukan manusia dalam entitas. Metode untuk
mengevaluasi, menggaji, memberi pelatihan, adanya promosi dan kompensasi diatur secara jelas, agar
manusia yang terlibat dalam entitas dapat dipercaya, karena mereka percaya pada sistem yang ada.
b. Pemahaman Atas Penaksiran Risiko
Perubahan ekonomi, industri, regulasi serta kondisi operasi memungkinkan timbulnya risiko berbeda.
Manajemen harus bisa mengembangkan suatu mekanisme sehingga risiko yang akan terjadi dapat segera
dideteksi dan diatasi. Identifikasi dan penganalisaan risiko merupakan proses terus menerus dan komponen
kritis pada pengendalian intern. Auditor berkepentingan untuk memahami mengenai pengetahuan tentang
penilaian risiko yang dilakukan oleh manajemen, seperti pengidentifikasian risiko terhadap laporan keuangan,
pengevaluasian kemungkinan terjadinya, keputusan manajemen atas tindakan yang akan dilakukan.
c. Pemahaman Atas Aktivitas Pengendalian
Merupakan kebijakan dan prosedur yang termasuk di dalamnya empat komponen yang memberi jaminan
atas tindakan untuk mencapai tujuan organisasi dan mencegah risiko yaitu pemisahan tugas, pemrosesan
informasi, pengendalian fisik, penelaahan kinerja. Pengembangan atasaktivitas pengendalian berkaitan
dengan kebijakan dan prosedur dapat dijabarkan dalam limaa ktivitas pengendalian berikut :
a) Pemisahan tugas
b) Otorisasi yang jelas atas transaksi dan aktivitas
c) Pendokumentasian dan pencatatan
d) Pengendalian fisik atas aset dan catatan
e) Pengecekan secara independen atas kinerja

d. Pemahaman Atas Informasi Dan Komunikasi


Bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisa, mencatat dan melaporkan transaksi yang
berguna untuk mempertanggungjawabkan kekayaan perusahaan. Auditor memahami mengenai lingkup
informasi dan komunikasi dengan melihat : klasifikasi transaksi utama perusahaan, bagaimana transaksi
tersebut terjadi, catatan akuntansi apa yang digunakan dan sifat alaminya, bagaimana transaksi diproses
termasuk pemakaian komputer, sifat dan rincian proses pelaporan keuangan yang dilakukan.
e. Pemahaman Atas Monitoring
Aktivitas pemantauan berkaitan dengan penilaian yang dilakukan terus menerus untuk memantau kinerja
pengendalian internal oleh manajemen untuk menjelaskan operasi sudah dilaksanakan dengan benar dan
diubah sesuai dengan kondisi yang ada. Auditor perlu memahami mengenai pemantauan untuk mengetahui
aktivitas pemantauan seperti apakah yang digunakan perusahaan dan bagaimana aktivitas tersebut dapat
digunakan untuk mengembangkan pengendalian internal bila dibutuhkan.

J. PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN
Pendokumentasian pehamaman SPI merupakan satu hal yang disyaratkan oleh Standar Profesional Akuntan
Publik. Pendokumentasian dimaksud ditujukan untuk merencanakan audit. Bentuk dan lingkup dokumentasi
dipengaruhi baik oleh lingkup dan kerumitan suatu usaha, maupun sifat dari struktur pengendalian internnya. Ada
tiga dokumentasi kertas kerja yang dapat digunakan untuk itu, yaitu :
a. Kuisioner Pengendalian Intern
Kuisioner pengendalian intern berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai operasi kebijakan
dan prosedur pengendalian intern. Kuisioner merupakan cara yang banyak dipakai auditor
untuk mendokumentasikan pemahaman atas SPI klien. Keuntungan utama penggunaan kuisioner
adalah kemampuannya untuk mendokumentasikan pemahaman secara lengkap. Disamping itu,
kuisioner dapat disiapkan dengan cepat pada permulaan penugasan audit. Kelemahan utama
kuisioner adalah bahwa pemeriksaan bagianind ividual sistem klien, dilaksanakan tanpa
menghasilkan pandangan menyeluruh.
b. Bagan Alir
Bagan alir pengendalian intern merupakan representasi simbolik dalam bentuk diagram yang
menjelaskan mengenai dokumen-dokumen klien, dan alur dokumen tersebut dalam organisasi.
Penggunaan bagan alir ini memungkinkan auditor untuk melakukan penilaian secara tepat mengenai
efektifitas SPI. Disamping itu, auditor dapat menghindari penelaahan secara rinci terhadap uraian
tertulis dan jawaban yang terdapat dalam kuisioner pengendalian intern. Kelemahan cara ini adalah
biasanya memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengancara lain.
c. Narrative Memoranda Atau Deskripsi Naratif Yang Berisi Komentar Tertulis
Tentang Pertimbangan Auditor Tentang SPI
Deskripsi naratif adalah deskripsi tertulis yang berisi komentar tentang pertimbangan atau penilaian
auditor mengenai SPI. Kebijakan cara ini adalah bahwa penggunaan deskripsi naratif merupakan hal
yang umum karena mudah dan sederhana untuk dilaksanakan. Kelemahannya adalah kesulitan
mendeskripsikan rincian SPI ke dalam kata-kata yang sederhana dan jelas. Deskripsi dalam kata-kata
yang jelas dan sederhana akan membuatnya lebih mudah untuk dipahami, dan menghasilkan
informasi yang memadai untuk menganalisis pengendalian secaraefektif, dan menetapkan risiko
pengendalian.
1
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
• Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam perusahaan/entitas merupakan faktor yang
menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh karena itu
dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor meletakkan
kepercayaan atas efektivitas SPI dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam
proses akuntansi.

• Pengendalian intern merupakan suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris,


manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan,(b)
efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

• Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen: karena : manajemen tidak dapat
melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya perusahaan.,
Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula
melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpngan yang akan
terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara
detail untuk hampir semu transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas.

• Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi
adalah untuk digunakan dalam kegiatan: mungkin atau tidaknya audit dilaksanakan, salah saji
material yang potensial dapat terjadi, risiko deteksi, perancangan pengujian substantif.

Sasaran pengendalian dapat diidentifikasikan atas 5 sasaran, yaitu: (1) Validitas (Validity), (2)Kelengkapan
(Completeness), (3) Keabsahan Pencatatan (Recording Propriety), (4) Penjagaan /Pengamanan (Safeguarding), (5)
Purna Tanggung Jawab (Subsequent Accountability).

Anda mungkin juga menyukai