Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT

ANALYSIS) UNTUK MENCEGAH KEGAGALAN PADA MESIN FILLING


BOTOL

Fakhar Abdillah 1), Farhan Verza 2), Gerarda Siagian 3) Lisbhet Engelita4)

,M.Arief 5) ,Zuhdi Naufal 6)

Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta


JL.Profesor.Dr.G.A Siwabessy

ABSTRAK
Penelitian ini dilkakukan untuk mengetahui kegagalan yang mungkin
terjadi pada pengisian air kedalam botol minuman kemasan .apa yang
menyebabkan pengisisan air ke dalam botol mengalami kegagalan , efek atau
dampak apa yang akan ditimbulkan pada proses yang lainnya seperti pembersihan
botol kemasan , penutupan tutup botol dan lain-lain .dan solusi apa yang diberikan
untuk mengatasi permasalahan dalam pengisisan air ke dalam botol kemasan
sehingga volume air pada semua botol seragam.tidak hanya mengatasi tetapi
memberikan cara supaya kegagalan pada suatu produk dapat dihindari atau
melakukan perbaikan pada produk jika terjadi kegagalan . untuk itu digunakan
metode FMEA ( Failure Mode And Effect Analiysis) untuk menghindari kegagalan
tertinggi yang mungkin terjadi pada proses pengolahan air minum otomatis .
FMEA akan menentukan nilai RPN dari beberapa factor penyebab kegagalan dari
produk menurut hasil dari diskusi . Nilai RPN tertinggi menentukan bahwa produk
tersebut yang paling beresiko terjadi kegagalan
Dari hasil penelitian didapatkan nilai RPN tertinggi adalah 576 namun walaupun
nilai RPN tertinggi terdapat pada pemegang botol selama proses , namun pada
pengolahan air minum otomatis juga terdapat kegagalan yang mungkin saja
terjadi yaitu volume air dibotol pada akhir proses .

Kata kunci: volume air pada botol kemasan , FMEA, RPN.


ABSTRACT
Filling bottle machine is tool that used for fillin water into the bottle with
automatically . The study was conducted to identify the types of failures that occur on
product. The cause of process failure when fabricated the product, the effect that will
have taken effect on the product solutions provided to reduce or avoid failure , and
method that will use to repair or handle the failure . Therefore, is used Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) method to determine the higher failure when
manufacturing process on filling bottle machine . On FMEA method will be determining
the value of RPN of some factor causes failure on the product according to result and
discussions. The higher value of RPN determines that the product is most at risk of
failure .
From the result of the study , the higher value of RPN is
576
Keywords: Waste, FMEA, RPN
1. Pendahuluan seragam pada beberapa botol . Salah satu
1.1.Latar Belakang cara yang dapat dilakukan untuk
Pada umumnya suatu alat dirancang dan menghasilkan produk yang baik tanpa ada
dibuat untuk mendapatkan keuntungan kegagalan yaitu dengan melakukan
yang maksimal ,suatu alat yang dibuat pendekatan FMEA untuk mengelola
diharapkan alat tersebut dapat membantu proses dalam sistem produksi agar lebih
suatu pekerjaan dan mempercepat proses efektif dan efesien , konsep FMEA
produksi . maka dari itu sebelum alat mengevaluasi kemungkinan terjadinya
tersebut di buat maka perusahaan yang sebuah kegagalan dari sebuah sistem ,
membuat harus memberikan spesifikasi desain proses atau servis untuk dibuat
dari produk tersebut . setelah melakukan langkah penanganannya . dalam FMEA ,
penelitian dan beberapa pertimbangan setiap kemungkinan kegagalan yang
maka produk dapat dibuat . maka dari itu terjadi di kuantifikasi untuk dibuat
spesifikasi dari produk menjadi sangat prioritas penanganan . kuantifikasi
penting ketika alat tersebut akan dibuat penentuan prioritas dilakukan
.selain spesifikasi suatu produk, kualitas berdasarkan hasil perkalian antara rating
dari suatu produk merupakan suatu hal frekuensi , tingkat kerukasakan dan
yang sangat penting sehingga jika tingkat deteksi dari alat pengisi air
kualitas produk baik maka pelanggan kedalam botol kemasan . dalam
akan merasa puas . pada mesin pengolah pengetahuan prioritas alat pengisi air
air minum otomatis kualitas menjadi hal kedalam botol kemasan , maka control
yang sangat penting karena kebersihan yang dibuat adalah berdasarkan proses
dari pembuatan suatu produk ,bahkan air yang paling berisiko terjadinya kegagalan
yang digunakan merupakan hal yang pada gantungan kunci anti hilang yaitu
menambah kepuasan pelanggan .pada produk tidak dapat berjalan semestinya .
mesin pengolah air minum otomatis Terkait dengan kemampuan metode
selama proses pengoperasian FMEA tersebut , maka penelitian ini
kemungkinan cacat pada alat – alat yang diajukan untuk menerapkan metode
akan digunakan dapat terjadi maka dari FMEA untuk kuantifikasi dan
itu untuk menghindari kecacatan akhir pencegahan terjadinya kegagalan suatu
pada suatu produk atau kegagalan pada produk pada gantungan kunci anti hilang
produk tersebut.kegagalan yang mungkin 1.2.Rumusan Masalah
terjadi adalah volume air yang tidak
Permasalahan yang menjadi pokok perangkat, dan sistem kontrol listrik
dan lebih penyegelan.
pembahasan pada penelitian tugas ini
2. gigi dumping mesin cuci botol
adalah sebagai berikut : terdiri dari nampan kelembaban,
botol mencuci gripper, turntable
1. Bagaimana cara penerapan metode
atas, rel panduan, perisai pelindung,
FMEA dalam menganalisis volume perangkat air-penyemprotan,
nampan pencairan.Mekanisme
air yang tidak seragam pada botol
mengisi terutama terdiri dari
kemasan? mengisi barel, mengisi katup, rel
panduan, mengangkat perangkat,
2. Dari hasil penerapan FMEA , proses
botol jamming mengangkat gigi, dll
manakah yang paling menghambat 3. Mekanisme cap-penyegelan terdiri
dari topi mesin sortasi, topi-
mesin pengolah air minum otomatis?
pengaturan rel panduan dan
3. Bagaimanakah solusi yang di berikan pembatasan mesin.
4. Tambahan (opsional) peralatan
sehingga kegagalan dapat dihindari ?
memiliki botol membilas air refluks
2. Landasan Teori akumulator, botol-makan saluran
udara, dan rantai botol-
2.1.Proses pembuatan air
keluaran. Selain itu, kita akan
minum dalam kemasan mengkonfigurasi pengguna botol
susu Platform (atau botol
Ini produk sejenis 3-in-1
unsrambler), mesin capping
unit air pengisi mesin untuk
otomatis dan sebagainya
memproduksi air minum seperti air
murni, perangkat air mineral dll.
2.2.Head loss
Menggabungkan Pembilasan,
Penurunan daya angkat pada
Pengisian dan Capping menjadi satu
pompa sering disebut head loss.
dan merupakan jenis peralatan full-
Arti fisik dari head loss adalah
otomatis. Sangat cocok untuk
kehilangan energi mekanik
memproduksi PET dan plastik botol
persatuan massa fluida. Satuan
air mineral dan air murni. Metode
head loss adalah satuan panjang
mengisi mengadopsi gravitasi atau
yang setara dengan satu satuan
mikro-tekanan pengisian yang
energi yang dibutuhkan untuk
membuat kecepatan mengisi lebih
memindahkan satu satuan massa
cepat dan lebih stabil. Oleh karena
fluida setinggi satu satuan panjang
itu, dibandingkan dengan produk
yang bersesuaian. Head loss terjadi
sejenis, perangkat ini memiliki fitur
dengan adanya belokan pada pipa.
output yang lebih tinggi dan
Dengan semakin banyak belokan
manfaat yang lebih besar.
maka head loss yang terjadi
Komponen utama dari peralatan semakin besar. Dengan
yang: penambahan tube flow conditioner
head loss yang timbul dikurangi
1. 3 di 1 unit mesin utama meliputi dengan mempertahankan tekanan
pencuci botol, mesin pengisian, dan menurunkan kecepatan aliran.
mesin capping, rak, jendela, motor (Rekayasa Instalasi Untuk
utama, sistem penggerak, ofbottles Menurunkan Head Loss Oleh Edi
sistem transmisi, topi menyortir Widodo)
2.3.Major losses kondisi pipa smooth grafik yang
terbentukcenderung mendekati
Mayor losses adalah energi yang
bentuk aliran saat laminer
hilang sepanjang pipa lurus yang
sepanjang perubahan bilangan
seragam dan sebanding dengan
reynold, ketika makinbesar
Panjang pipa , losses ini
kekasaran, grafiknya cenderung
disebabkan karena gesekan
makin landai sepanjang perubahan
internal fluida dan juga gesekkan
bilangan reynold. Hal iniberarti
antara fluida dan dinding lurus ,
bahwa ketika makin smooth
maka semua pipa baik pipa halus
permukaan maka friction faktor
atau pipa kasar muncur major
makin kecil saat bil
losses.Major Losses adalah
reynoldbesar/kecepatan besar, dan
kerugian pada aliran dalam pipa
ketika makin kasar permukaan
yang disebabkan oleh friction yang
maka friction factor cenderung
terjadi disepanjang aliran fluida
tidak banyakberubah sepanjang
yang mengalir terhadap dinding
peningkatan bil.
pipa.Besarnya major losses
reynold/peningkatan kecepatan.
ditentukan oleh fungsi f (Friction
(https://www.scribd.com/doc/956
factor), V (rata-rata kecepatan
52732/Major-Losses-Adalah-
fluida), l (panjangpipa), D
Kerugian-Pada-Aliran-Dalam-
(diameter pipa), e (nilai kekasaran
Pipa-Yang-Disebabkan-Oleh-
pipa), miu (viskositas fluida), rho
Friction-Yang-Terjadi-Di-
(densitas fluida) Untuk
Sepanjang-Aliran-Fluida-Yang-
menentukan besarnya nilai f /
Mengalir-Terhadap-Dindi)
friction factor reynold number dan
relative roughness kita dapat
2.4.Minor losses
menggunakan moody chart. Dari
grafik ini dapat kita lihat keadaan Minor losses adalah energi yang
dimana aliran dalam kondisi hilang dari fluida disebabkan oleh
laminerdengan nilai reynold perubahan bentuk local dari
number yang relatif kecil dan saluran seperti perubahan luas
friction koefisien diperoleh dari penampang, katup, belokan,
64/Re, dapat kitalihat garis lurus orifice. Minor losses terjadi karena
pada sebelah kiri. Dalam keadaan aliran yang mengalir melalui
ini aliran tidak dipengaruhi oleh bentuk local dari saluran
nilai kekasaran pipahanya mengalami perubahan kecepatan
ditentukan dari besarnya batasan arah atau besarnya maupun
bilangan reynold saat keadaan keduanya. (Scrib)
laminer.Pada kondisi setelah aliran
laminer adalah aliran transisi, 2.5.FMEA ( Failure
dimana pada kondisi ini aliran
Mode and Effect
mulai berubah dari laminer menuju
turbulen . Saat aliran dalam kondisi Analysis )
wholly turbulent flow nilai
FMEA adalah sebuah metode
bilangan reynoldnya relatif besar,
dan dipengaruhi oleh nilai evaluasi kemungkinan terjadinya
koefisien kekasaran pipa, sehingga
sebuah kegagalan dari sebuah sistem,
kondisinya sangat bervariasi
sesuai perubahan desain, proses atau servis untuk dibuat
koefisienkekasaran dan nilai
langkah penanganannya
reynold. Dapat kita lihat pada saat
(Yumaida.2011). Dalam FMEA, setiap  Tingkat Deteksi (detection)
kemungkinan kegagalan yang terjadi Dalam menentukan tingkat deteksi ini
dikuantifikasi untuk dibuat prioritas dapat ditentukan bagaimana kegagalan
penanganan. Dalam penelitian ini tersebut dapat diketahui sebelum
FMEA dilakukan untuk melihat risiko- terjadi. tingkat deteksi juga dapat
risiko yang mungkin terjadi pada dipengaruhi dari banyaknya kontrol
operasi perawatan dan kegiatan yang mengatur jalanya proses. semakin
operasional perusahaan. Dalam hal ini banyak kontrol dan prosedur yang
ada tiga hal yang membantu mengatur jalanya sistem penanganan
menentukan dari gangguan antara lain: operasional perawatan dan kegiatan
operasional pabrik maka diharapkan
tingkat deteksi dari kegagalan dapat
FMEA
semakin tinggi.

1. Prosedur FMEA

Tingkat Bentuk kegiatan FMEA tidaklah baku.


Frekuensi Tingkat
Kerusakan Deteksi Setiap perusahan memiliki bentuk masing-
masing untuk mencerminkan kepentingan
Gambar 1. Skema Parameter FMEA
organisasi dan permasalahan pada
Frekuensi (occurrence)
Dalam menentukan occurrence ini pelanggan. Arahan kriteria nilai setiap
dapat ditentukan seberapa banyak perusahaan mencerminkan kepentingan
gangguan yang dapat menyababkan organisasi, proses, produk dan kebutuhan
sebuah kegagalan pada operasi pelanggan. Prosedur FMEA Bentuk
perawatan dan kegiatan operasional kegiatan FMEA tidaklah baku. Setiap
pabrik. perusahan memiliki bentuk masing-masing

 Tingkat Kerusakan (severity) untuk mencerminkan kepentingan

Dalam menentukan tingkat kerusakan organisasi dan permasalahan pada

(severity) ini dapat ditentukan seberapa pelanggan. Arahan kriteria nilai setiap

serius kerusakan yang dihasilkan perusahaan mencerminkan kepentingan

dengan terjadinya kegagalan proses organisasi,

dalam hal operasi perawatan dan proses, produk dan kebutuhan pelanggan.

kegiatan operasional pabrik.


Menurut Robin, Raymond dan Michael aspek keselamatan atau safety.
(1996) lamgkah-langkah dalam pembuatan Kemudian setelah itu FMEA

FMEA adalah sebagai berikut: berkembang menjadi alat atau


metode untuk meningkatkan
1.Mereview proses
aspek safety, khususnya pada
2. Melakukan brainstrom waste potensial
proses kimia di industri.
3.Membuat daftar waste, penyebab dan
Tujuan dari peningkatan safety
efek potensial
di industri adalah untuk
4.Menentukan tingkat severity mencegah.terjadinya
5.Menentukan tingkat occurrence kecelakaan (accidents) dan
6.Menentukan tingkat detection kejadian atau peristiwa
7.Menghitung WPN (incidents). Pada industri
Menghitung WPN yang mana WPN otomotif, FMEA digunakan
merupakan hasil perkalian severity sebagai metode untuk

(S), occurrence (O), dan detection (D), meningkatkan kualitas (quality


improvement tool).
dimana persamaan matematisnya
(McDermott, Mikulak, &
dapat dinyatakan sebai berikut:
Beauregard, 2009).
WPN = (S) x (O) x (D).................. (1)
2.7. Tujuan Failure Mode and
Effect (FMEA)
8. Membuat prioritas waste untuk di
Tujuan FMEA adalah untuk
tindak lanjuti
mencegah terjadinya
9.Mengambil tindakan untuk mengurangi
masalah pada pada produk
atau menghilangkan waste tertinggi waste
dan proses. Dengan
kritis.
menggunakan desain dan
10.Menghitung hasil WPN sebagai waste
proses manufaktur, maka
yang akan dikurangi atau dihilangkan.
hal tersebut akan
langkah ini dilakukan apabila kegiatan
mengurangi biaya dengan
untuk mengurangi waste kritis.
cara mengidentifikasi
terutama pada peningkatan
2.6. Sejarah Failure Mode and
produk dan proses yang
Effect (FMEA)
tidak membutuhkan banyak
FMEA pertama kali digunakan
biaya dan mudah untuk
pada industri penerbangan
dilakukan. (McDermott,
pada pertengahan tahun 1960
dan fokus secara spesifik pada
Mikulak, & Beauregard, timbul akan dinilai seberapa besarkah
tingkat keseriusannya. Terdapat
2009) hubungan secara langsung antara efek
dan severity. Sebagai contoh, apabila
2.8. Product atau desain efek yang terjadi adalah efek yang
FMEA kritis, maka nilai severity pun akan
tinggi. Dengan demikian, apabila efek
Produk atau desain FMEA yang terjadi bukan merupakan efek
digunakan untuk menyelesaikan yang kritis, maka nilai severity pun
masalah yang berhubungan akan sangat rendah
dengan kegagalan dari produk
(product malfunctions), faktor 2.11. Risk Priority Number
safety atau safety hazards atau Nilai ini merupakan produk dari
umur pemakaian produk yang hasil perkalian tingkat keparahan,
pendek. Contoh dari desain tingkat kejadian, dan tingkat
FMEA misalnya air bag pada deteksi. RPN menentukan
sebuah mobil tidak mengembang prioritas dari kegagalan. RPN
sesuai fungsinya ( ketika terjadi tidak memiliki nilai atau arti. Nilai
tabrakan) atau cat pada mobil tersebut digunakan untuk
yang terjadi masalah yang tidak meranking kegagalan proses yang
semestinya saat pemakaian mobil potensial. Nilai RPN dapat
baru di tahun ketiga atau keempat. ditunjukkan dengan persamaan
Desain FMEA fokus kepada sebagai berikut :
identifikasi bagaimana kegagalan
RPN = severity x occurrence x
3. dapat
terjadi. (McDermott, Mikulak, & detection
Beauregard, 2009)
3. Metedologi Penelitian
3.1. Tempat dan Waktu
2.9. Process FMEA Penelitian
Produk atau desain FMEA
digunakan untuk menyelesaikan Penelitian dilaksanakan pada
masalah yang berhubungan tanggal 11 Mei 2018 bertempat
dengan kegagalan dari produk di Politeknik Negeri Jakarta.
(product malfunctions), faktor
safety atau safety hazards atau 3.2. Prosedur Penelitian
umur pemakaian produk yang
pendek. Contoh dari desain Proses penelitian dimulai
FMEA misalnya air bag pada dengan studi literatur mengenai
sebuah mobil tidak mengembang teori FMEA. Proses selanjutnya
sesuai fungsinya ( ketika terjadi adalah pengumpulan data.
tabrakan) atau cat pada mobil Tahap selanjutnya adalah
yang terjadi masalah yang tidak pembahasan dan penarikan
semestinya saat pemakaian mobil kesimpulan berdasarkan hasil
baru di tahun ketiga atau keempat. pengolahan yang telah
Desain FMEA fokus kepada dilakukan. Kemudian pada
identifikasi bagaimana kegagalan moda kegagalan dengan RPN
dapat tertinggi dibuat diagram
2. fishbone untuk mengetahui
terjadi. (McDermott, Mikulak, & penyebab dari kegagalan dan
Beauregard, 2009) faktor lainnya.
2.10. Severity (tingkat keparahan)
3. Severity adalah penilaian terhadap
keseriusan dari efek yang ditimbulkan.
Dalam arti setiap kegagalan yang
4. Hasil dan pembahasan 4.2. Diagram Aliran
Studi Kasus
4.1. Pembuatan tabel
Failure mode and effect
analysis

Pada penelitian ini, data historis yang


digunakan adalah data jenis
kecacatan yang terjadi pada proses
pengisian air mineral pada botol
kemasan sehingga untuk mengetahui
apakah ada kegagalan pada volume
air pada botol kemasan. FMEA
(Failure Mode and Effect Analysis)
digunakan untuk mengidentifikasi
sumber-sumber dan akar penyebab
dari suatu masalah kualitas.
Pembuatan tabel FMEA dimulai dari
penentuan jenis kegagalan, efek dari
kegagalan tersebut, penyebab dari
kegagalan yang terjadi, kontrol yang
akan dilakukan, dan upaya
penanggulangannya. Nilai Severity,
Occurance dan Detection diperoleh
dari hasil branstorming dengan
Production
5. Manager dan Inspection
Manager. Selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai RPN yang
diperoleh dari hasil perkalian nilai
Severity, Occurance dan Detection.

Gambar 1. Flow chart proses FMEA


Tabel 1. Risk Priority Number dari item pada mesin pengisi air

Item Modus Efek Penyebab Desain Desain RP Tindakan yang Pemenuha

OCCURANCE

DETECTION
Kegagalan Kegagalan Potensi Kontrol Kontrol N Direkomendasik n Target

SEVERITY
Potensial Potensial /Kegagalan Pencegaha Deteksi an Pencapaia
Mekanis n n

Pemegang Posisi botol Botol 9 Kurang 8 Pada saat Lihat 8 576 Lebar conveyor Botol tidak
botol tidak mungkin sejajarnya perjalanan apakah disesuaikan mengalami
selama seragam dan akan jatuh penompang menuju posisi dengan lebar permasalah
proses perlu atau untuk proses antara botol botol an pada
bantuan terhambat membawa pembersiha sudah transportasi
manusia perjalanann botol n, posisi sejajar dan dari satu
untuk ya dan botol rapih satu proses ke
rapihkan waktu dirapihkan sama lain proses lain
Penggunaan
perjalanan dibantu dinding di kedua
botol tenaga sisi samping
menutuju manusia conveyor sebagai
tahap penyangga botol
berikutnya
menjadi
lama
Proses Pembersiha Botol tidak 8 Kecepatan 7 Perhitungk Perhatikan 8 448 Penggunaan sikat Botol dapat
pembersih n botol bersih jalannya botol an pada saat botol dengan bersih dan
an botol terlalu cepat secara tidak sinkron kecepatan proses penggerak motor prosesnya
keseluruhan dengan lama optimum pembersiha untuk berlangsung
penggerak n apakah memutarkannya secara
penyemprotan botol botol efektif dan
botol terhadap benar-benar efisien
proses dibersihkan
pembersiha sesuai
n agar botol standar
dapat
dibersihkan
secara
optimum
juga
Penggunaa Proses Banyak air 7 Air tidak di 7 Kontrol Lihat 7 343 Penggunaan Air yang
n air untuk pembersiha yang recycle penggunaa volume air pompa dan filter digunakan
pembersih n terbuang kembali n air se- yang keluar untuk mendaur dapat
botol mengeluark pada proses setelah efisien pada saat ulang air sefesien
an banyak pembersiha digunakan mungkin proses mungkin
air n pembersiha
n, jika
Tidak ada Penggunaan
terlalu
pengontrolan penampungan air
banyak
dalam proses
segera
pembersihann
hentikan
ya
Pemasanga Dimensi Tutup botol 7 Tutup botol 7 Lakukan Periksa 8 392 Melakukan sortir Tutup botol
n tutup tutup botol tidak banyak yang penyortiran apakah ada dimensi tutup dapat
botol ke tidak sesusai terpasang cacat secara tutup botol botol sebelum dipasang
botol untuk botol dengan benar untuk yang tidak tutup botol dengan baik
(cupping) benar. memilih terpasang dimasukkan ke ke botol
tutup botol dengan dalam dies tanpa ada
berkondisi baik kecacatan
baik

Kurangnya Perhatikan Pengencangan


proses jalannya tutup botol
penyortiran tutup botol dengan putaran
ketika menuju tidak ditekan
membeli atau proses
memasukkan cupping
tutup botol ke apakah ada
mesin masalah
atau tidak

Keadaan Air Kondisi 6 Setelah proses 7 Pergunaan Pada saat 8 336 Penggunaan Botol yang
botol pembersih botol pembersihan air untuk keluar heater untuk keluar dari
setelah mengenai menjadi tidak ada pembersih proses mengurangi kadar proses
proses seluruh basah proses di kontrol terakhir air pengisian
bagian botol pengeringan agar botol lihat tidak dalam
tidak terlalu keadaan kondisi
basah botol basah
apakah
masih
basah atau
tidak
Pemasanga Pemasangan Waktu 6 Tidak adanya 7 Operator Lihat 7 294 Pemasangan label Label dapat
n label masih pemasangan alat pembantu yang apakah dengan metode terpasang
pada botol manual menjadi dalam bertugas terjadi hot melt adhesive dengan baik
lama memasang harus sudah pengantrian dan waktu
label terampil botol pada yang cepat
dalam saat proses
memasang pemasanga
label n label
Volume air Terjadinya Volume air 7 Volume air 9 Melakukan Mengukur 7 441 Melakukan volume air
di botol major loss dalam botol yang mengalir analisis deviasi analisis aliran pada tiap
pada akhir dan minor berbeda - pada pompa tergadap volume air fluida pada pipa botol akan
proses loss pada beda pada mengalami pipa yang dari terisi sama
volume air akhir proses penurunan digunakan, beberapa
selama hingga 75% karena sample
proses berpengaru botol yang
hi terhadap sudah terisi
aliran air.
fluida

Tidak Design Re-design


Centernya Gripper gripper, dengan
botol pada (pemegang pencekaman
saat proses botol) dileher dan badan
pegisian berada botol
dileher
botol dan
badan botol
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolaha data dan analisis menggunakan metode FMEA maka penulis
mengambl beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat 5 jenis kegagalan yang teridentifikasi pada mesin pengisi air ke dalam botol
kemasan dengan nilai RPN tertinggi 392.

Anda mungkin juga menyukai