Anda di halaman 1dari 3

Spinocerebellar ataxia atau yang disingkat SCA merupakan salah satu penyakit

yang memungkinkan otak nggak berfungsi sempurna, yah mirip dikit lah kaya
yang udah Aeon bahas kemarin. Selain disebut sebagai Spinocerebellar
ataxia ternyata, penyakit ini juga memiliki nama lain loh,
namanya Spinocerebellar degeneration (SCD). Nah perbedaannya cuma di
bagian waktu aja. Bingung..?? Maksudnya begini, yang SCD itu sebutan lama
dari SCA, jadi sebelum disebut SCA, dulunya namanya sih SCD. Kalo yang
dari Aeon dapet, deskripsi kondisi penyakit ini diutakan pertama kali di tahun
1980 oleh dr. Nicholaus Friedreich.

Sesuai yang Aeon baca, penyakit ini hampir bisa dibilang Genetic Diseases,
alias penyakit keturunan. Kaya yang udah kita ketahui, Ataxia sendiri berasal
dari bahasa Yunani dari kata “taxis” (bukan taxi) yang berarti perintah atau
koordinasi. Jadi ataxis berarti tidak atau tanpa koordinasi. Kalo Spinocerebellar
sih dah tahukan artinya, kemarin kan udah Aeon bahas..?? Berasal dari Spino
(Spinal) dan Cerebellar (Cerebellum), jadi berhubungan dengan fungsi Spinal
dan Otak Kecil. Dengan kata lain, penyakit ini merusak jaringan otak kecil dan
syaraf tulang belakang. Padahal salah satu terminal dalam tubuh untuk
pengiriman syaraf dalam tubuh kita adalah tulang belakang..?? Ngeri juga
nih..!! Karena itulah kenapa mereka akan kekurangan kntrol dari otot kaki dan
tangan mereka, yang pada akhirnya menghasilkan kurangnya
keseimbangan dan koordinasi atau gangguan gait (Glucosamine/chondroitin
ArthritisInterventionTrial) dikarenakan kemunduran jaringan saraf pada urat
saraf tulang belakang (spinal cord) dan saraf yangmengendalikan gerakan otot
pada lengan dan kaki. Urat saraf menjadi tipis dan sel-sel saraf kehilangan
serabut myelin. Oh iya, ada yang lupa..!! Penyakit ini juga nggak bisa dicegah,
tapi bisa diteliti dan dilihat perkembangannya.

Tanda-tanda orang yang mengidap penyakit ini biasanya hilangnya koordinasi


tangan (alat gerak), pandangan sampai ke pandangan. Biasanya penderita akan
mengalami perhentian perkembangan otak secara menyeluruh. Karena itulah
mereka lebih banyak terbaring di atas kasur. Biasanya penyakit mulai muncul
sekitar umur 20-30 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan pula orang yang
sudah berusia 60 tahun-an. Beberapa juga muncul diusia 2 tahun juga loh,
walaupun dalam kasus ini sangat jarang terjadi sih..!!

Secara umum ada 2 kategori elemen yang dialami oleh penderita:


a. Elemen 1

Elemen 1 ini masih tergolong gejala awal. Biasanya gerakan yang


dilakukan penderita (dalam hal ini refleks) sedikit atau mungkin secara
penuh terhambat sesaat. Jadi terkadang saat penderita jatuh, tidak ada
refleks yang muncul (biasanya ada gerakan menahankan..??)

b. Elemen 2

Pengendalian tubuh terhenti secara tiba-tiba, tidak bisa mengendalikan


syaraf motorik tubuh.

Ada beberapa gejala yang mungkin akan kita sering temui pada penderita SCA
ini lebih rincinya diantaranya seperti:

1. Melemahnya otot tangan dan kaki


2. Sulitnya melakukan gerakan-gerakan seperti berbicara hingga yang
paling mudah menggenggam sesuatu karena hilangnya koordinasi
3. Berkurangnya tingkat penglihatan dan pendengaran
4. Kesulitan berbicara, terlihat seperti orang gagap
5. Saat menelan makanan dan minumanpun kesulitan, sehingga terkadang
saat makan ada kemungkinan penderita akan tersedak, yang secara lanjut
nantinya akan menghambat jalur pernapasan pastinya.
6. Secara drastic dan continous kehilangan karbohidrat secara tidak
terkendali
7. Gangguan kerja jantung, biasanya jantung sering berdebar dan bila
dilihat, jantung membesar tidak semestinya
8. Otot punggung tidak simetris, membungkuk/scolliosi

Menurut yang Aeon baca..!! SCA bukan merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus seperti biasanya kita temukan dalam keseharian. Selain factor
keturunan tadi, SCA juga bisa muncul karena tumor, gangguan metabolisme,
konsumsi alcohol yang berlebihan atau kekurangan vitamin.
Untuk jenis SCA sendiri Aeon masih bingung. Dari semuanya, ada sekitar 40
jenis SCA yang ada hingga saat ini. Untuk menguatkan Diagnosis dokter,
biasanya akan dilakukan beberapa tessepeti:

a. Elektromiogram (EMG) untuk mengukur elektrik sel-sel otot


b. Elektrokardiogram (EKG) untuk memberikan hasil grafik aktifitas
elektrik atau pola denyut jantung (gampangannya..!! hehe ^^)
c. Ekokardiogram untuk merekan posis dan gerakan otot jantung
d. Studi pengantaran saraf untuk mengukur kecepatan saraf meneruskan
rangsangan
e. Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau CT scan untuk menyediakan
gambar otak dan saraf tulang belakang
f. Spinal trap untuk mengevaluasi cairan serebrospinal
g. Tes darah dan urin untuk mengetahu naiknya kadar glukosa
h. Tes gentika untuk mengidentifikasi gen yang dipengaruhi (Biasany untuk
preventif sih yang ini)

Untuk pasien agar tetap bertahan hidup sendiri, biasanya dokter memberikan
beberapa terapi dalam bentuk latihan maupun berupa obat untuk mengurangi
gejalanya lebih lanjut. Tetapi tergantung individu masing-masing juga sih.
Untuk pemberian obat pada penderita biasanya untuk mengatasi serangan yang
berhubungan dengan gejala-gejala agar mempertahankan fungsi optimal selama
mungkin

Anda mungkin juga menyukai