Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diagnosa adalah suatu cabang ilmu tentang mengenali dan menamai penyakit
atau membuat diagnosis. Membuat diagnosis dapat ditujukan kepada seekor hewan
yang ditangani seorang dokter hewan, dapat pula ditujukan kepada seekor hewan yang
ditagani seekor dokterhewan, dapat pula ditujukan kepada sekelompok atau sekawana
hewan melalui pemeriksaan acak dan yang terakhir adalah ditujukan untuk maksud
pemberian status kesehatan suatu peternakan atau wilayah usaha peternakan. Dalam
hal ini diagnostika lebih banyk ditujukan kepada peternakan hewan produksi (farm
dan food animal husbandry).
Seekor hewan dapat dinyatakan sakit karena hewan tersebut menunjukkan
kelainan-kelainan dibandingkan dengan hewan sehat . untuk kepentingan tersebut
diatas diperlukan pengetahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kelainan
pada hewan sakit, dikatakan sebagai pengetahuan dalam pemeriksaan fisik atau
eksaminasi fisik. Untuk menunjang eksaminasi fisik, pengetahuan tentang anatomi
dann fisiologi hewan secara memadai menjadi sangat penting.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara mendiagnosis Ataksia pada anjing?

C. Tujuan

Untuk mengetahui cara mendiagnosis Ataksia pada anjing.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ataksia
Ataksia atau sempoyongan ialah gangguan gerak langkah yang disebabkan
oleh hilangnya koordinasi fungsional dari seelompok otot, sedangkan masing-masing
otot tersebut tidak mengalami paralisis. Sebagai akibatnya hewan berjalan tidak tetap,
sempoyongan dan gerakannya menjadi berlebihan. Jarak antar langkah menjadi tidak
ritmik dan hilang arah.

B. Bentuk Ataksia
Ada tiga bentuk klinis ataksia yaitu sensori (proprioceptive), vestibular dan
cerebellar. Ketiga bentuk ataksia tersebut menyebabkan inkoordinasi gerak
eksterimitas. Namun vestibular dan cerebellar juga menyebabkan gangguan gerak
kepala dan badan.
1. Ataksia Sensori (proprioceptive)
Ataksia jenis ini terjadi karena berkurangnya rangsangan gerak.
Kesalahan umum yang terjadi di lapangan adalah merujuk pasien yang
memiliki kelemahan neuron motorik sebagai ataxic. Sebenarnya pasien
tersebut tidak menderita ataksia, mereka hanya memiliki kelemahan
motorik. Oleh karena itu pasien masih bisa menempatkan kaki mereka
secara normal. Saraf motoris dan propriceptive ini terletak di proksimal
sumsum tulang belakang dan batang otak. pasien ataksia sensori dapat
berdiri dengan kaki ditempatkan lebih lateral dari normal atau pada
dorsum cakar. Hal ini mungkin terjadi karena adanya keterlambatan respon
pada alat gerak sehingga mengakibatkan langkah lebih lama dari biasanya.

2. Ataksia Vestibular
Ataksia vestibular ditandai dengan kehilangan keseimbangan alat
tubuh sehingga hewan cenderung terjatuh, kepala cenderung miring ke
salah satu sisinya.
3. Ataksia Cerebellar
Ataksia cerebellar ditandai dengan ketidakmampuan hewan untuk
mengatur kekuatan alat geraknya dan ini disebut dengan dysmetria.

Adapun kausa dari ataksia ini ialah hilangnya koordinasi kerja di antara
bagian-bagian sistem saraf pusat yang memerintahkan otot-otot sehingga otot-otot
tersebut berkontraksi tidak koordinatif, yani : cerebellum, cerebrum dan medulla
spinalis. Hipoplasia serebri, ensefalomietis, dieliminasi kongenitus merupan penyakit-
penyakit yang menunjukkan gambaran ataksia. Pada penyakit-penyakit cerebelum
dijumpai ataksia yang hebat.
Causa dari penyakit ataksia yang terjadi pada anjing adalah :
a. Kurangnya vitamin E
b. Terjadinya mutasi gen
c. Multiple sklerosis yaitu rusaknya myelin yang merupakan selubung
pelindung yang mengelilingi serabut syaraf sehingga mengganggu
penyampaian pesan antara otak dan bagian tubuh lainnya
d. Kelainan tulang belakang (kifosis, lordosis, skoliosis dan sublubrikasi )
Setiap cedera atau kerusakan pada otak dan sistem saraf pusat dapat
menyebabkan ataksia.Kondisi ini disebut ataksia serebral akut dan
dapat terjadi karena benturan akibat kecelakaan kendaraan atau
terbentur benda keras di kepala.
e. Hilangnya fungsi otak kecil
Otak kecil berfungsi sebagai pusat koordinasi. Bagian kanan dari otak
kecil mengkontrol koordinasi bagian kanan tubuh sedangkan bagian
kiri mengkontrol koordinasi bagian kiri. Bagian tengah otak kecil
mengkontrol pergerakan kompleks dari berjalan, kepala dan trunk
stability, dan pergerakan mata. Bagian lain dari otak kecil membantu
untuk mengkoordinasi pergerakan mata, vocal berbicara, dan menelan.
Ataxia merupakan tidak berfungsinya jalan masuk dan keluar dari otak
kecil. Informasi masuk ke otak kecil dari saraf spinal dan bagian lain
dari otak dan sinyal-sinyal dari otak kecil keluar ke saraf spinal lalu ke
otak. Walaupun Otak kecil tidak secara langsung mengkontrol
kekuatan.
f. Keracunan
Penggunaan obat dan zat tertentu bisa menyebabkan reaksi keracunan.
Reaksi ini rusakan otak yang mengakibatkan ataksia.Konsumsi
barbiturat,alkohol,keracunan logam berat,dan pengencer cat bisa
menyebabkan reaksi keracunan.
    
C. Cara mendiagnosa Ataksia
Ataksia merupakan tanda suatu penyakit sistem saraf pusat. Ataksia cerebellar
ditandai dengan dysmetria , tremor , namun gejala yang paling jelas yaitu pada saat
hewan makan atau minum karena pada saat makan atau minum kepala hewan
cenderung untuk masuk ke dalam wadah makanan . ataksia vestibular ditandai dengan
memiringkan kepala, nistagmus, namun diantara semua jenis ataksia yang paling
mudah untuk dikenali yaitu ataksia vestibular. Diagnosis dikonfirmasi oleh
laboratorium, elektropsikologi, radiografi, dan studi pencitraan khusus.
Bila dokter menemukan keraguan apakah hewan menderita ataksia atau
paresis, dapat dilakukan dengan menutup matanya dengan kain hitam. Jika hewan
tersebut menderita ataksia maka jalannya menjadi makin sempoyongan sedangkan
jika hanya menderita paresis atau kepincangan, hewan tidak akan menunjukkan hal
tersebut.

Tabel 1. Perbedaan gambaran klinis antara ataxia dan paresis

Ataksia Paresis
Gerak langkah ingkoordinasi Gagal melangkah
Berdiri tidak tegak Susah payah bangun
Berjalan bersandar Melangkah jatuh ke depan
Melangkah dengan suara kuku kaki Lunglai, suka istirahat
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ataksia atau sempoyongan ialah gangguan gerak langkah yang disebabkan
oleh hilangnya koordinasi fungsional dari seelompok otot, sedangkan masing-masing
otot tersebut tidak mengalami paralisis. Sebagai akibatnya hewan berjalan tidak tetap,
sempoyongan dan gerakannya menjadi berlebihan. Jarak antar langkah menjadi tidak
ritmik dan hilang arah. Ada tiga bentuk klinis ataksia yaitu sensori (proprioceptive),
vestibular dan cerebellar. Ketiga bentuk ataksia tersebut menyebabkan inkoordinasi
gerak eksterimitas. Namun vestibular dan cerebellar juga menyebabkan gangguan
gerak kepala dan badan. Cara mendiagnosis Ataksia adalah dengan melihat tanda-
tanda ataksia. Diagnosis dikonfirmasi oleh laboratorium, elektropsikologi, radiografi,
dan studi pencitraan khusus.

Anda mungkin juga menyukai