PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf dan sistem hormonal adalah cara – cara bagian – bagian
tubuh untuk saling berkomunikasi. Sistem saraf dapat dibagi menjadi susunan
saraf pusat yang terdiri dari jalur – jalur saraf – saraf di otak dari korda
spinalis dari susunan saraf prifer yang terdiri dari saraf – saraf yang mensarafi
bagian tubuh lainya. Koordinasi sistem saraf pusat dan prifer memungkinkan
dimana terjadi kerusakan jaringan otak yang kekal pada bunyi sebelum
selama atau segera setelah lahir yang dapat menyebabkan disfungsi motorik
kurang lebih 5,5 tiap 1000 kelahiran hidup dan tersebar merta pada kedua
Di inggris 1,7 per 100 menurut ashner dan schonell, 1950 dikutip oleh
1
2
: 313 anak, 2002 : 242 anak, 2002 : 265 anak, 2002 : 239 anak, 2002 : 118
Berdasarkan uraian diatas dan angka kejadian yang terjadi pada kasus
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Defenisi
dan dengan adanya gangguan motorik ini diikuti dengan adanya kelainan
progresif, yang bisa terjadi pada waktu muda (sejak dilahirkan) serta
basal ganglia dan otak kecil) yang di tandai dengan kerusakan pergerakan
2. Etiologi
5
Adanya cedera otak pada saat perkembangan otak, bisa terjadi pada
1) Infeksi intrauterin
2) Teratogenic exponsure
5) Percobaan pengguguran
6) Kelainan Genetik
2. Perinatal:
2) Infeksi
3) Kelianan plasenta
4) Perdarahan antepartum
5) Toksemia
6) Hipoglikemia
1) Toxic,
2) Meningitis/ Encephalitis,
3) Traumatic
3. Klasifikasi
biasanya lengan.
4) Hemiplegia yaitu Bila mengenai salah satu sisi tubuh dan lengan
abnormal ini mengenai lengan atau tungkai dan pada sebagian besar
1) Distonik
2) Diskinetik
buruk, berjalan tidak stabil dengan gaya berjalan kaki terbuka lebar,
1) Minimal
kualitatif
spesifik.
9
2) Ringan
spesifik
3) Sedang
4) Berat
d) Refleks patologis
2) Tipe ekstrapiramidal
4. Faktor resiko
a) Letak sungsang.
e) Kehamilan ganda
kehamilan.
5. Manifestasi Klinik
Tanda awal Cerebral Palsy biasanya tampak pada usia kurang dari
atau berjalan.
lemah dan lemas serta bayi tampak kaku. Pada sebagian kasus, bayi pada
karakteristik berikut :
13
a) Kemampuan motorik
b) Kemampuan sensoris
c) Kemampuan intelektual
d) Kemampuan persepsi
taktil.
14
6. Patofisiologi
terjadi kontraksi otak yang terus menerus dimana disebabkan karena tidak
hanya cedera ringan maka gerakan gross motor dapat dilakukan tetapi
tidak terkoordinasi dengan baik dan gerakan motorik halus sering kali
akibat fungsi motor control akan berdampak juga pada proses sensorik
(Herdiman, 2012)
15
7. Pathway
Kemampuan menelan Batuk Strabismus Gangguan Tumbuh Kelumpuhan Gangguan Kerusakan jaringan
terganggu kembang spastitisitasi pendengaran
hemiplegi
Gangguan
Gangguan Resiko infeksi
Edema, spasme komunikasi Merangsang sel – sel
Nafsu makan citra tubuh
menurun bronkus verbal Gangguan massif menghasilkan
mobilitas fisik histamine, bradikini, Talamus
Mual muntah Peningkatan secret Gelisah dan prostaglandin
Korteks serebri
16
8. Komplikasi
a) Retardasi mental
b) Epilepsi
d) Gangguan mikturisi
e) Gangguan defekasi
nutrisi yang inadekuat, intake cairan yang sedikit dan akibat dari
immobilitas fisik.
malam hari.
g) Hipersalivasi
h) Kehilangan pendengaran
oksipital.
19
j) Kelainan ortopedik
9. Pemeriksaan Diagnostik
Gangguan Bergerak).
Lidah).
menetep).
a) Electroencephalogram (EEG)
20
pada otot atau saraf. NCV digunakan terlebih dahulu sebelum EMG,
ditempelkan pada kulit yang dilalui saraf yang spesifik untuk suatu
bekerja.
c) Tes Laboratorium
mental berat.
3) Tes kadar ammonia darah yaitu Kadar ammonia yang tinggi dalam
d) Imaging test
setiap bagian tubuh secara terinci termasuk tulang, otot, lemak dan
pada anak-anak yang lebih tua. MRI adalah teknik imaging yang
3) Ultrasonography (USG)
perlu ditangani oleh suatu tim yang terdiri dari: dokter anak, ahli
ditambah dengan ahli mata, ahli THT, perawat anak dan lain-lain.
10. Penatalaksanaan
yang baik dari pihak orangtua / keluarga penderita. Hal ini akan sangat
tercapai dengan baik jika diorganisasi terpadu pada satu pusat klinik
seperti dokter anak, neurologis, dokter ahli ortopedi, bedah saraf, THT,
dan guru luar biasa. Perlu ditekankan pada orangtua penderita CP,
sebagai berikut :
a. Aspek medis
a) Gizi
perlu dilaksanakan.
2) Medikamentosa
kejang, tetapi pada CP tipe spastik dan atetosis obat ini kurang
3) Pembedahan Ortopedi
spasme otot atau telah terjadi kontraktur pada otot dan tendon.
4) Fisioterapi
yang masih muda pada tahap dini manfaatnya jauh lebih nyata
adalah :
ekstremitas.
5) Terapi okupasi
memerlukan keberanian.
27
belajar.
6) Ortotik
bracing bertujuan:
b) Mencegah kontraktur.
7) Terapi Wicara
8) Psikolog
keluarga.
b. Aspek Non-medis
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
a. Pengkajian
1) Pengkajian yang pelu dilakukan pada anak dengan Cerebral Palsy yaitu
(Suriadi, 2010) :
perkembangan.
intelektual.
c) Menilai reflek bayi baru lahir, pada anak dengan cerebral palsy dapat
gerakan pasif).
29
2) Data demografi
melahirkan.
3) Keluhan utama
Sukar makan atau menelan, otot kaku, sulit bicara, kejang, badan
persisten, ataxic, kurang tonus otot dan permasalahan pada BAB dan
BAK.
4) Riwayat kesehatan
Mendengar.
trauma lahir.
(3) Post natal : adanya truma kapitis, meningitis, luka paruh pada
6) Fungsi Intelektual
7) Pemeriksaan reflek
usia berapa pun, tidak menetap diatas usia 6 bulan), Refleks Moro,
8) Pemeriksaan tonus
atau tidak menekuk pada pinggul dan sendi lutut bila ditarik ke posisi
lidah menetap.
b. Diagnosa Keperawatan
4) Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kesukaran menelan dan
meningkatnya aktivitas.
32
C. Intervensi Keperawatan
2 Gangguan tumbuh dan kembang b.d Ekspektasi Membaik, dengna Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
gangguan neurovaskular, ditandai kriteri hasil : Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu
dengan keterampilan atau perilaku khas – ragu
DS :- sesuai kelompok usianya (5) Minimalkan nyeri
DO : kemampuan melakukan Motivasi anak untuk berorientasi dengan anak lain
Tidak mampu melakukan perawatan diri sesuai usia (5) Sediakan aktivitas yang memotivasi anak
keterampilan atau perilaku khas Respon sosial (5) berinteraksi dengan anak lainnya
sesuai kelompok usianya Kontak mata (5) Pertahankan kenyamanan anak
Pertumbuhan fisik terganggu Nafsu makan (5) Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan
Tidak mampu melakukan kebutuhan secara mandiri
perawatan diri sesuai usia
Nafsu makan menurun
Lesu
3 Gangguan komunikasi verbal b.d Ekspektasi Meningkat, dengna Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume, dan
gangguan neurovaskular dan kesukaran kriteri hasil : diksi bicara
dalam artikulasi, ditandai dengan Kemampuan berbicara (5) Monitor frustasi, marah, depresi atau hal lain yang
DS : Kemampuan mendengar (5) menggu bicara
Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai
34
6 Nyeri akut berhubungan dengan Agen Ekspektasi Menurun, dengan kriteri Observasi
pencedera fisiologis (inflamasi), di hasil :
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
tandai dengan :
Keluhan nyeri (5) kualitas, intensitas nyeri
DS :
Meringis (5) Identifikasi skala nyeri
36
D. Implementasi
1. Tahap Prainteraksi
Membaca rekam medis pasien, mengeksplorasi perasaan,
analisis kekuatan dan keterbatasan professional pada diri sendiri,
memahami rencana keperawatan yang baik, menguasai keterampilan
teknis keperawatan, memahami rasional ilmiah dan tindakan yang
akan dilakukan, mengetahui sumber daya yang diperlukan,
memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam
pelayanan keperawatan, memahami standar praktik klinik
keperawatan untuk mengukur keberhasilan dan penampilan perawat
harus meyakinkan
2. Tahap Perkenalan
Mengucapkan salam, memperkenalkan nama, enanyakan
nama, umur, alamat pasien, menginformasikan kepada pasien tujuan
dan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat, memberitahu
kontrak waktu, dan memberi kesempatan pada pasien untuk
bertanya tentang tindakan yang akan dilakukan
38
3. Tahap Kerja
Menjaga privasi pasien, melakukan tindakan yang sudah
direncanakan, hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat
pelaksanaan tindakan adalah energy pasien, pencegahan kecelakaan
dan komplikasi, rasa aman, kondisi pasien, respon pasien terhadap
tindakan yang telah diberikan.
4. Tahap Terminasi
Beri kesempatan pasien untuk mengekspresikan perasaannya
setelah dilakukan tindakan oleh perawat, berikan feedback yang baik
kepada pasien dan puji atas kerjasama pasien, kontrak waktu
selanjutnya, rapikan peralatan dan lingkungan pasein dan lakukan
terminasi, berikan salam sebelum menginggalkan pasien, lakukan
pendokumentasian
E. Evaluasi