Anda di halaman 1dari 1

Baju Tahanan KPK

Abstraksi
Dua orang kader parpol sebut saja namanya Arya dan Abdillah sama-sama bermaksud mencalonkan
dirinya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Orientasi
Setelah menyerahkan berkas pencalonannya ke KPU di daerahnya, Arya dan Abdillah mengobrol sambil
meminum kopi di kantin gedung tersebut. Mereka berdua terlibat percakapan yang seru.
Krisis
Arya : “Di, banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”
Abdillah : “Kalau masalah itu aku juga sudah tau, Ya!”
Arya : “Sangking kayanya mereka, mereka mampu mempunyai baju termahal di Indonesia.”
Abdillah : “Loh, maksudmu baju termahal itu apa ?”
Arya : “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”
Reaksi
Abdillah : “Kok malah baju tahanan KPK ?” (Bingung)
Arya : “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara 1 milyar
terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”
Abdillah : “Ooohh, maksud kamu gito toh, baru ngerti aku.”
Koda
Mereka kemudian memesan kopi lagi sambil mengenang teman-teman mereka yang sudah bisa memakai
baju termahal tersebut.”

Klambi Tahanan KPK

Ana wong loro kader parpol, celukane Arya lan Abdillah, podo-podo nyalonake awake dadi anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Sakrampunge nyerahake berkas pencalonane ing KPU ing panggone, Arya lan Abdillah cangkrukan ing
warung gedung iku. Wong loro kuwi podo ngobrol.

Arya : “Di, akeh politisi ing negerine kene sing sugih!”

Abdillah: “Halaah.. nek masalah kuwi aku yo ngerti, Ya!”

Arya : “Saking sugihe wong kuwi, iso bayar klambi paling larang ing Indonesia.”

Abdillah : “Loh, karepmu klambi paling larang iku opo?”

Arya : “Yoo, opo meneh nek mboten klambi tahanan KPK.”

Anda mungkin juga menyukai