Anda di halaman 1dari 4

Obat Sakit Kepala

Abstraksi
Di suatu hari pada bulan puasa, ada sesosok kakek yang hidup bersama dengan cucunya yang
sedang asyik menikmati nonton televisi.
Orientasi
Si kakek seperti biasa sedang menonton acara favoritnya yaitu “Si Boy”. Setiap dua puluh
menit sekali selalu muncul iklan, dan salah satu iklan yang muncul adalah iklan obat sakit
kepala. Di dalam Iklan tersebut disebutkan bahwa obat tersebut dapat diminum kapan saja.
Krisis
Ketika sedang asyik-asyiknya menonton tv, kemudian si kakek mendadak muncul rasa sakit
di kepalanya. Kemudian si kakek memanggil cucunya yang sedang enjoy bermain di kamar
dan menyuruhnya supaya membelikan obat sakit kepala untuknya. Dan setelah cucunya tiba
di rumah, maka tidak menunggu lama, si kakek pun langsung meminum obat tersebut.
Reaksi
Merasa ada yang aneh, si cucu tersebut kemudian bertanya kepada si kakek, “Kakek kan lagi
puasa, kenapa minum obat Kek?”.
Koda
Dengan penuh percaya diri dan sama sekali tidak ragu-ragu, dan seakan tidak merasa
berdosa, maka si kakek pun menjawab, “Itulah hebatnya obat bodr*x ini cu, bisa diminum
kapan saja!”.
Baju Tahanan KPK

Abstraksi
Ada dua orang kader partai politik, panggil saja namanya Toni dan Jono. Mereka sama-sama
ingin mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Orientasi
Setelah memberikan berkas persyaratan pencalonannya ke KPU di wilayahnya, Toni dan
Jono pun berbincang-bincang disertai dengan secangkir kopi di kantin gedung itu. Dan
sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang sangat seru.
Krisis
Toni: Jon, di negara kita ini sebagian besar politisi sudah banyak yang kaya raya loh!
Jono: Kalo tentang itu sih aku juga sudah tahu, Ton!
Toni: Begitu kayanya mereka, mereka bahkan sanggup membeli baju yang paling mahal di
Indonesia.
Jono: Loh, maksud kamu apa itu baju paling mahal?
Toni: Yaa itu loh Jon, masa gak tahu.
Jono: Emang apaan Jon?
Toni: Apalagi lah kalo bukan baju tahanan KPK.
Reaksi
Jono: Loh, kok baju tahanan KPK sih Ton? Bingung aku.
Toni: Ya iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi sekurangnya-kurangnya perlu mencuri
uang negara 1 milyar terlebih dulu, baru dapat mengenakan baju tersebut.
Jono: Oh, maksud kamu gitu toh, baru sadar dong aku.
Koda
Mereka lalu memesan kopi lagi dan mengingat kembali teman-teman mereka yang sudah bisa
memakai baju paling mahal tersebut.
Gara-gara Takut Istri

Abstraksi: Pada suatu hari yang lumayan mendung


Orientasi: datanglah seorang pria bertubuh kekar ke sebuah rumah sakit. Namun terlihat ada
yang aneh, kedua telinga pria itu melepuh dan terlihat seperti ada bekas terbakar.
Krisis: Keluhan si pria berbadan kekar, “Gini dok, meskpun badan saya kekar, tapi aslinya
saya ini takut sama istri. Jadi, waktu kemarin istri saya lagi ke luar rumah dan menyuruh saya
untuk nyetrika baju. Pada saat saya lagi dalam nyetrika, tiba-tiba ada telpon masuk. Karena
saya kira telpon itu dari istri saya, maka saya refleks mengambil telpon dan mengangkatnya,
tapi sialnya adalah yang saya akan itu bukan telpon, tapi adalah setrika. Saya menempelkan
setrika panas ke telinga kanan saya dok.”
Reaksi: Hmm, saya paham sih gimana rasanya takut sama istri. Terus telinga yang bagian
kiri kenapa mas
Koda: Mendengar cerita tersebut, seketika langsung si dokter itu mengambil setrika dan
menempelkannya ke muka pria kekar tersebut.
Kereta dan Tukang Kupat Tahu

Abstraksi: Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu

berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk

mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.

Orientasi: Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.

Krisis: Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu

menginjak rem keras-keras.

Reaksi: Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”

Koda: Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat tahu.

Anda mungkin juga menyukai