Materi Pengetahuan 2
Pada suatu hari yang lumayan mendung, datanglah seorang pria bertubuh kekar ke sebuah
rumah sakit. Namun terlihat ada yang aneh, kedua telinga pria itu melepuh dan terlihat seperti
ada bekas terbakar.
Mendengar cerita tersebut, seketika langsung si dokter itu mengambil setrika dan
menempelkannya ke muka pria kekar tersebut.
Pada suatu hari yang cerah ceria, ada seorang tukang kupat tahu berdagang di depan SMA 1
Ciamis dari pagi hingga siang (sudah terbiasa jualan). Pada jam 12 siang, biasanya dia
menyusuri rel kereta sebagai jalan pintas untuk pergi ke lokasi dagang berikutnya, yaitu Pasar
Induk.Namun hari itu kebetulan dagangannya sudah habis oleh pembeli, dan si pembeli yang
terakhir adalah membeli kupat tahu di pinggir rel kereta. Selesai melayani si pembeli terakhir
itu, tukang kupat tahu itu membersihkan piring bekasnya menggunakan kain lap berwarna
merah, kemudian mengeringkan lapnya dengan cara dikibars-kibarkan.
Nah secara kebetulan, saat itu ada kereta yang sedang melintas. Karena si masinis melihat ada
tanda merah dikibar-kibarkan dari jauh, maka masinis pun kaget dan kemudian menginjak
rem keras-keras. Dia kira ada sesuatu yang darurat yang membahayakan. Akhirnya kereta
pun berhenti tepat di samping tukang kupat tahu itu.
Sumber: https://ekspektasia.com/contoh-teks-anekdot/
Baju Tahanan KPK
Ada dua orang kader partai politik, panggil saja namanya Toni dan Jono. Mereka sama-sama
ingin mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Toni: Jon, di negara kita ini sebagian besar politisi sudah banyak yang kaya raya loh!
Jono: Kalo tentang itu sih aku juga sudah tahu, Ton!
Toni: Begitu kayanya mereka, mereka bahkan sanggup membeli baju yang paling mahal di
Indonesia.
Jono: Loh, maksud kamu apa itu baju paling mahal?
Toni: Yaa itu loh Jon, masa gak tahu.
Jono: Emang apaan Jon?
Toni: Apalagi lah kalo bukan baju tahanan KPK.
Jono: Loh, kok baju tahanan KPK sih Ton? Bingung aku.
Toni: Ya iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi sekurangnya-kurangnya perlu mencuri
uang negara 1 milyar terlebih dulu, baru dapat mengenakan baju tersebut.
Jono: Oh, maksud kamu gitu toh, baru sadar dong aku.
Mereka lalu memesan kopi lagi dan mengingat kembali teman-teman mereka yang
sudah bisa memakai baju paling mahal tersebut.
Sumber:https://ekspektasia.com/contoh-teks-anekdot/
Calon Anggota MPR
Pak Kadi dan Pak Dadang adalah salah satu kader parpol yang sama-sama mencalonkan
diri sebagai anggota MPR. Kemudian suatu ketika ketika mereka sudah selesai menyerahkan
berkas-berkas pencalonan ke KPU, mereka pun menyempatkan diri untuk mengobrol di
sebuah warung yang berada di dalam gedung tersebut.
Pak Kadi: Apa yang akan kamu lakukan kalau nanti kita terpilih menjadi anggota MPR?
Pak Dadang: Saya akan menjadi anggota MPR yang memperjuangkan aspirasi rakyat.
Kenapa? Karena dari awal kita sudah dititipi aspirasi oleh rakyat. Jadi sebagai wakil rakyat
kita harus menjalankan amanah tersebut sebaik-baiknya sehingga dapat tercipta kehidupan
masyarakat yang makmur dan sejahtera, masyarakat yang adil, serta masyarakat yang aman.
Pak Kadi pun manggut-manggut mendengar jawaban dari Pak Dadang itu. Namun setelah itu
Pak Kadi menambahkan satu pertanyaan lagi.
Mendengar jawaban dari Pak Dadang tersebut, entah kenapa Pak Jono malah tertawa
terbahak-bahak, lalu ia berkata:
Pak Kadi: Kamu ini mau jadi anggota MPR atau majelis ta’lim?
Suatu hari di suatu sekolah atau lebih tepatnya di dalam kelas, sebelum mengawali pelajaran,
ada seorang Ibu guru yang sedang mendata kehadiran anak-anak muridnya.
Guru: Dara?
Dara: Hadir bu!
Guru: Gagan?
Dara: Tidak tahu bu, paling si Gagan masih ada di luar kelas Bu
(Tidak lama kemudian, datanglah Gagan masuk ke dalam kelas)
Gagan: Minta izin bu, apakah saya ini boleh masuk kelas?
Guru: Kamu habis dari mana aja Gagan kuh?
Gagan: Saya abis beli makanan di luar sekolah Bu, maaf
Guru: Loh, kan kita punya kantin sendiri. Terus ngapain kamu perlu ke luar sekolah segala?
Gagan: Iya Bu, tapi kan kantinnya mirip gudang, kecil, dan kotor.
(Semua murid pun akhirnya tertawa menyimak pernyataan Gagan tersebut)
Guru: Kamu itu, masih mending sekolah ini punya kantin sendiri. Eh tapi kamu ada
benarnya juga sih. Karena memang kantin di sekolahan kita ini udah agak kurang dijaga
kebersihannya.
Mendengar masalah tersebut, kelas kembali lagi ke aktivitas belajar mengajar. Ibu guru
kemudian bikin jadwal piket kebersihan buat kantin dan mengajukan kepada kepala sekolah
untuk memperbaiki kantin tersebut.