918 1826 1 SM PDF
918 1826 1 SM PDF
Abstrak— Penyaluran energi listrik pada jaringan transmisi 70 Karena jumlah sambaran petir yang tinggi pada daerah ini,
kV yang menghubungkan antara GI Tomohon dan GI Teling mengakibatkan terjadinya sambaran pada jaringan transmisi
perlu diperhatikan, karena pada daerah ini sering terjadi sehingga membuat sistem Minahasa menjadi collapse/Black
gangguan akibat sambaran petir. Dimana berdasarkan hasil Out. Hal ini dikarenakan, tidak dipasangnya alat proteksi
analisa pada tahun 2011, jumlah sambaran petir pada jaringan
terhadap sambaran petir atau Lightning Arrester pada
transmisi ini kurang lebih sebanyak 89 kali sambaran dan salah
satu sambarannya mengakibatkan terjadinya black out pada jaringan. Oleh karena itu, saya mengajukan judul tugas akhir
Sistem Minahasa. Oleh karena itu, diperlukan alat proteksi untuk “Analisa Rating Lightning Arrester di Jaringan Transmisi
melindungi jaringan transmisi ini. 70kV Tomohon – Teling”.
Proteksi utama terhadap sambaran petir pada jaringan
transmisi adalah lightning arrester. Dimana, untuk menentukan
atau memilih arester yang handal untuk digunakan, perlu II. LANDASAN TEORI
diperhatikan nilai pengenal/rating dari arester tersebut apakah
tepat untuk digunakan pada jaringan transmisi 70 kV Tomohon –
Teling. Dari penelitian ini, hasil analisa dan perhitungan nilai A. Penangkapan Petir di Saluran Transmisi
pengenal/rating dari arester yang akan digunakan pada jaringan
transmisi ini adalah sebagai berikut: tegangan pengenal Suatu saluran transmisi di atas tanah dapat dikatakan
arester(UC) = 57,94 kV, tegangan kerja arester(UA) = 208,79 kV, membentuk bayang-bayang listrik pada tanah yang berada di
arus kerja arester(IA) = 2,99 kA, dan faktor perlindungan(FP) = bawah saluran transmisi itu. Lebar bayang-bayang listrik untuk
29%. suatu saluran transmisi telah ditentukan oleh Whitehead, yaitu:
Dimana,
I. PENDAHULUAN b = jarak pemisah antara kedua kawat tanah,meter
(bila kawat tanah hanya satu, b=0)
Didalam penyaluran energi listrik pada jaringan transmisi h = tinggi rata-rata kawat tanah diatas tanah, meter
dan distribusi tidak lepas dari adanya gangguan yang dapat ht = tinggi kawat tanah pada menara, meter.
mengganggu proses penyaluran energi listrik, baik itu
gangguan dari dalam atau gangguan dari luar. Untuk itu Sesuai pada gambar 1, dengan keadaan geometris
diperlukan alat-alat proteksi untuk memproteksinya. Salah satu lintasan, Whitehead6 membagi tiga jenis lintasan terhadap
gangguan dari luar yang menyebabkan kegagalan pada tinggi rata-rata kawat di atas tanah yaitu:
peralatan di jaringan transimisi yaitu sambaran petir. (a) Tanah Datar :
Peralatan yang biasa digunakan untuk memproteksi h = ht - 2/3 andongan
gangguan akibat sambaran petir di sebut Lightning Arrester. (b) Tanah Bergelombang :
Alat ini biasanya dipasang pada gardu-gardu induk dan juga h = ht
dijaringan-jaringan transmisi. Yang berfungsi untuk (c) Tanah Bergunung-gunung
melindungi peralatan-peralatan di gardu induk dan jaringan- h = 2ht
jaringan transmisi dari tegangan surja (baik surja hubung
maupun surja petir) dan pengaruh follow current.
Pada Sistem Minahasa terdapat beberapa daerah yang sering
mengalami sambaran petir, salah satunya daerah antara Gardu
Induk Tomohon dan Gardu induk Teling. GI Teling
merupakan salah satu gardu induk di sistem Minahasa dengan
sistem tegangan 70 kV, sedangkan GI Tomohon merupakan
gardu induk yang memiliki 2 sistem tegangan yaitu sistem
tegangan 70 kV dan system tegangan 150 kV serta berfungsi
sebagai penghubung 2 sistem tegangan pada sistem Minahasa
Gambar 1 Lebar jalur perisaian terhadap sambaran kilat.[5]
karena mempunyai trafo IBT(Inter Bus Transformator).
e-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer (2013) 2
Jadi, untuk luas bayang-bayang untuk 100 km panjang saluran D. Impedansi Surja
transmisi, Impedansi surja merupakan nilai impedansi yang didapat
(
A = 100 (km) × b + 4 h
1,09
)× 10 -3 (km) [5]
(2)
pada saat terjadi surja baik itu merupakan surja petir ataupun
surja hubung. Impedansi surja juga dipengaruhi oleh konstanta
11
18 ln 2 h / r . 10
v = 1/ LC =
−9 ...............................(2.25)
2 ln 2 h / r . 10
10
= 3 x 10 cm/detik
G. Pengenal Arester
Pada umumnya pengenal atau “rating” arester hanya
pengenal tegangan. Pada beberapa jenis arester perlu juga
disebut pengenal arusnya yang menentukan kapasitas termal
arester tersebut.
Supaya pemakaian arester lebih efektif dan ekonomis, perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
B. Data Teknis
Adapun data-data yang dikumpulkan didalam penelitian ini, Tabel II. Data Teknis Saluran Transmisi
adalah sebagai berikut:
1. Data-data teknis peralatan seperti data teknis dari
transformator yang ada di gardu induk Tomohon,
gardu induk Teling, serta transformator pembangkit
yang ada di PLTP Lahendong unit 4. Dapat dilihat
pada tabel I.
2. Data teknis saluran transmisi, meliputi data panjang
saluran, dan nilai impedansi dari saluran. Dapat dilihat
pada tabel II.
3. Data Teknis Generator, meliputi data daya terpasang,
tegangan, dan reaktansi. Dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III. Data Teknis Generator
4. Data Thunderstorm atau hari guruh pada tahun 2011.
Data ini diambil dari stasiun geofisika Manado. Dapat
dilihat pada lampiran
5. Data untuk menentukan tegangan kerja(UC) dari
arester dan kecuraman dari gelombang datang(du/dt)
dapat dilihat pada tabel IV berikut.
6. Jarak rentengan isolator yang ada pada jaringan
transmisi 70 kV. Dimana digunakan isolator pin
Tabel IV. Maximum Impulse Sparkover Test Voltages
dengan jumlah piringan 6 buah
Berdasarkan pengukuran jarak rentengan isolator
dengan jumlah piringan 6 buah adalah 88,6 cm.
7. Data besar jari-jari kawat penghantar, dimana kawat
penghantar yang digunakan adalah jenis ACSR.
8. Data untuk menentukan Tingkat Isolasi Dasar (TID) /
Basic Insulation Level (BIL) peralatan yang dilindungi.
Didalam hal ini peralatan yang dilindungi adalah trafo.
Dapat dilihat pada tabel V.
(
A = 0 ,017 b + 4 h
1,09
)km 2 per 17 km saluran
Dimana : b = 0(untuk satu kawat tanah)
h = tinggi rata-rata kawat tanah diatas tanah.
Untuk keadaan geometris lintasan saluran
transmisi GI Tomohon – GI Teling
merupakan lintasan jenis tanah bergunung-
gunung h = 2ht . dimana ht = 28,5 meter
(sesuai lampiran).
h = 2ht
= 2(28,5)
= 57 meter.
Maka,
Dimana,
W = panjang rentangan isolator untuk tegangan 70 kV
0,886 meter (lampiran)
K1 = 0,4 W = 0,4 x 0,886 = 0,35
K2 = 0,7 W = 0,7 x 0,886 = 0,62
t = tegangan yang dihitung berdasarkan waktu muka
gelombang, 1,2 µdet
maka,
K2
U 50% =
K1 + × 103
0,75
kV
t
0,62
=
0,35 + 0,75
× 103
1, 2
0,62 3
= 0,35 + × 10
1,14
(
= 0,35 + 0,544 × 10) 3
= 894 kV
=
( )
2 894 − 208, 79
gelombang yang datang(du/dt), dan kecepatan merambat
gelombang(v). Untuk mendapatkan nilai jarak yang tepat
528 diletakkanya arester untuk melindungi transformator, maka
digunakan persamaan 12..
1788 − 208, 79
=
Dimana,
528
Ut = nilai tegangannya diambil dari TID
1579, 21 transformator pada tabel V yaitu 325 kV.
= = 2 , 99 kA UA = tegangan kerja arester yaitu 208,79 kV
528 du/dt. = 482,83 kV/µs berdasarkan Tabel 4 dan
Dari hasil perhitungan arus pelepasan (IA) diatas, maka pendekatan pada lampiran.
untuk pemilihan kelas arus pelepasan dari arester yang v = kecepatan rambat gelombang [di udara :
digunakan adalah kelas arus 10 kA dan 5 kA. Dimana, 300 m/ µs]
untuk arus 10 kA tugas ringan dan 5 kA seri maka,
A(berdasarkan Tabel 5). Ut - U 325 − 208,79
A
S = .v = . 30
du 2 ( 482,83)
4. Faktor perlindungan (Protection Margin) 2.
Seperti yang telah dijelaskan pada landasan teori dt
dimana, Faktor perlindungan adalah besar perbedaan 116, 21
tegangan antara BIL dari peralatan yang dilindungi = . 300
965,66
dengan tegangan kerja dari arester, dan pada umumnya
besar faktor perlindungan adalah 20% dan untuk faktor 34863
=
perlindungan yang baik tidak boleh kurang dari 20%. 965,66
Dari perhitungan, batas jarak maksimum arester untuk [9] SPLN 41-7_1981, Hantaran Aluminium Berpenguat Baja (ACSR).
perlindungan transformator yang dihubungkan dengan saluran
udaran adalah 36,10 meter.’
V. PENUTUP
A. Kesimpulan:
Berdasarkan dari hasil analisa dan pembahasan diperoleh
kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Untuk jumlah sambaran petir (NL) pada saluran
transmisi 70 kV Tomohon - Teling pada tahun 2011
berdasarkan data thunderstorm atau hari guruh dan
luas bayang-bayang listrik (A) didapatkan jumlah
sambaran sebesar 89,39 kali atau 89 kali dalam
setahun.
Dari jumlah sambaran petir pada saluran transmisi 70
kV Tomohon – Teling pada tahun 2011 sebesar 89
kali, jadi ada sekitar 89 hari atau 24,39% hari dalam
tahun 2011 terjadi sambaran petir pada saluran
transmisi ini.
2. Dari hasil perhitungan nilai pengenal atau rating
arester pada saluran transmisi tomohon – teling dengan
tegangan system 70 kV , didapatkan nilai-nilainya
adalah sebagai berikut :
- Tegangan Pengenal(UC) = 57,94 kV
- Tegangan Kerja(UA) = 208,79 kV
- Arus Pelepasan(IA) = 2,99 kA
- Faktor Perlindungan(FP) = 29%
3. Hasil perhitungan untuk jarak maksimum arester dan
transformator yang dihubungkan dengan saluran udara
untuk saluran transmisi 70 kV Tomohon – Teling
adalah 36,10 meter.
B. Saran
1. Dari hasil analisa dan pembahasan untuk nilai pengenal
atau rating arester pada saluran transmisi 70 kV
Tomohon – Teling, kiranya dapat digunakan sebagai
referensi untuk jenis arester yang digunakan.
2. Untuk pengembangan penelitian ini kiranya dapat
diaplikasikan pada jaringan transmisi yang lain
DAFTAR PUSTAKA
[1] D, Marsudi., Operasi Sistem Tenaga Listrik , Balai Penerbit &
HUMAS ISTN, Jakarta, 1990.
[2] Anonimous., Buku Petunjuk Operasi dan Pemeliharan Peralatan,
Perusahaan Listrik Negara, Jakarta, 1984.
[3] Z, Reynaldo., Proteksi Terhadap Tegangan Lebih Pada Sistem Tenaga
Listrik, Penerbit ITB, Bandung.
[4] Anonimous, Diktat Teknik Tegangan Tinggi, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
[5] T.S. Hutauruk,. Gelombang Berjalan Dan Proteksi Surja , Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1991.
[6] W, Stevenson,. Elements Of Power System Analysis Third Edition –
Terjemahan indonesia, Lembaga Penerbitan Universitas Brawijaya,
Malang, 1982
[7] T, Gonen,. Electric Power Transmission System Engineering: Analysis
and Design. California State University Sacramento: A Wiley-
Interscience Publication, California, 1988.
[8] SPLN 7_1978, Pedoman Pemilihan Tingkat Isolasi Transformator Dan
Penangkal Petir.