Anda di halaman 1dari 2

Kisah Gideon

webmaster | 9:00:00 AM |
Ayat bacaan: Hakim Hakim 7:11
=============================
"..engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan itu."
("..your hands shall be strengthened to go down against the camp.")

Masih ingat film 300, tentang kisah perjuangan heroik raja Leonidas dengan 300
pasukannya melawan puluhan ribu pasukan Persia di Thermopylae yang berakhir
tragis? Kisah ini punya perbandingan langsung dengan kisah yang dicatat Alkitab
mengenai Gideon.

Pada suatu masa bangsa Israel ditindas oleh suku Midian dan sekutunya Amalek.
Orang-orang Midian dan Amalek menghancurkan ternak dan tanaman mereka terus
menerus sehingga mereka hidup melarat dan hanya mampu bersembunyi di balik
gunung-gunung maupun gua-gua. (Hakim Hakim 6:1-6). Tuhan lalu mengutus
MalaikatNya untuk menemui Gideon, menyampaikan pada Gideon bahwa Tuhan
memilih dirinya untuk mengalahkan orang Midian dan Amalek.(ay 11-12). Gideon
bukanlah seorang panglima perang yang gagah berani, dia bukan pula seorang
pemimpin. Gideon hanyalah seorang yang paling muda dari suku yang paling kecil
diantara suku-suku yang ada. (ay 15). Dengan serangkaian tanda dari Tuhan, Gideon
pun akhirnya tidak ragu lagi dan percaya penuh bahwa dirinya memang diutus Tuhan
untuk mengalahkan Midian dan Amalek. (ay 17-40).

Sekarang tiba saatnya membaca peta kekuatan lawan. Alkitab mencatat: "Adapun
orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu
bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya (like locusts for
multitude), dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya.(as
the sand on the seashore for multitude)" (Hakim Hakim 7:12). Jumlah pasukan yang
dikumpulkan Gideon berjumlah 32.000 orang, yang sebenarnya masih terlalu sedikit
jika dibandingkan dengan jumlah pasukan Midian dan Amalek. Tapi Tuhan berkata
bahwa itu terlalu banyak. Tuhan tidak membutuhkan jumlah pasukan yang besar,
karena Dia ingin orang Israel tahu bahwa yang menyelamatkan mereka bukanlah kuat
perkasa mereka, melainkan tangan Tuhan. (ay 2). Jumlah ini kemudian menyusut
menjadi 10.000, tapi tetap jumlah ini dianggap Tuhan terlalu banyak. (ay 2-4). Dan
melalui seleksi unik sesuai perintah Tuhan, jumlah akhir yang disetujui adalah 300.(ay
5-7) Gideon dan 300 pasukan, melawan pasukan sebegitu banyak seperti wabah
belalang dan butiran pasir di pantai? Itu faktanya, dan itulah yang terjadi. Gideon taat
karena ia tahu bahwa Tuhan ada bersama dirinya dan 300 pasukan yang dipimpinnya.

Pada malam hari Gideon dibangunkan Tuhan, dan diminta untuk masuk menyerbu
perkemahan Midian dan Amalek. Gideon turun menuju perbatasan perkemahan
musuh, dimana ia kemudian mendengar seorang prajurit bercerita pada temannya
tentang sebuah mimpi. Mimpinya berbunyi bahwa ada sekeping roti yang terguling
masuk ke perkemahan orang Midian dan menghancurkan kemah mereka sampai habis
runtuh. (ay 13). Cerita ini semakin memperteguh semangat Gideon. Kemudian
Gideon membagi pasukannya atas 3 bagian, dengan dilengkapi sangkakala dan
buyung (tempayan) kosong. Nantinya dengan dipimpin oleh Gideon, mereka akan
serempak meniup sangkakala sambil memecahkan tempayan-tempayan di tangan
mereka, dan berseru "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!" (ay 18). Ternyata
strategi mereka ini membuat pasukan-pasukan Amalek dan Midian panik, kacau balau
dan melarikan diri. Tidak seperti kisah raja Leonidas yang berakhir tragis di film 300,
kali ini 300 pasukan pimpinan Gideon meraih kemenangan mutlak dengan adanya
Tuhan dipihak mereka.

Seperti Gideon, kita pun menghadapi peperangan setiap saat. Peperangan kita
bukanlah melawan darah dan daging, melainkan melawan tipu muslihat iblis,
melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-
penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Efesus 6:11-12).
Tipu muslihat kuasa gelap akan terus berupaya mempengaruhi dan melemahkan kita.
Bukan itu saja, kita pun terus melakukan peperangan dengan dosa-dosa kedagingan
yang berasal dari dalam diri kita, menyerang kita lewat kelemahan, kekhawatiran
dan keraguan kita (Roma 7:15-25). Jika kita hanya membiarkan diri kita diserang
cepat atau lambat kita bisa kehilangan kekuatan dan semangat. Tapi lihatlah kisah
Gideon, dan bagaimana Tuhan menyatakan kekuatanNya, dan apa yang terjadi jika
Tuhan langsung turun tangan. Bahkan dalam kondisi yang kelihatannya tidak
mungkin sekalipun, jika Tuhan menyertai, kita akan memukul kalah apapun yang
ingin menghancurkan diri kita. Kuncinya adalah ketaatan dan penyerahan
sepenuhnya pada kuasa Tuhan dalam menghadapi peperangan demi peperangan
untuk memperoleh kemenangan demi kemenangan. Kemudian yang tak kalah
penting, lihatlah bagaimana sangkakala dan puji-pujian bagi Tuhan mampu
memporak-porandakan pertahanan musuh. Ada kuasa di atas pujian dan
penyembahan, karena Tuhan bertahta di atas puji-pujian (Mazmur 22:4). Ketika
kita menghadapi begitu banyak peperangan, jangan takut,jangan gentar, dan jangan
putus asa, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang ajaib!

Di tengah kecilnya kemungkinan menurut logika dan ditengah kelemahan kita,


Tuhan menunjukkan kekuatanNya untuk mengatasi peperangan seperti apapun

Anda mungkin juga menyukai