Skripsi
Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
i
ii
iii
iv
HALAMAN MOTTO
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
kepada:
ALLAH SWT.
Someone in My Heart.
terasa hampa.
Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang telah
Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten Pada Tahun 2010” guna memenuhi syarat
bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis
Ekonomi.
3. Ibu Nurul Istiqomah, SE, MSi. selaku dosen pembimbing yang telah
4. Bapak (Alm.), Ibu selaku orang tua yang telah membiayai dan memberikan
5. Mbak Sri, mbak Santi, mbak Tutik, dan Lina yang telah memotivasi penulis
selama ini.
tawa, dan atas semua kenangan selama 3 tahun bersama kalian. Aku tidak
vii
7. Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir
kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mereka yang
memerlukan dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAKSI ................................................................................................... xv
A. Teori Produksi.......................................................................... 12
ix
2. Fungsi Produksi ................................................................... 13
B. Keuntungan .............................................................................. 18
C. Keuntungan Cobb-Douglas...................................................... 20
F. Kerangka Pemikiran................................................................. 34
G. Hipotesis Penelitian.................................................................. 35
2. Hipotesis Kedua................................................................... 42
x
1. Aspek Geografis .................................................................. 51
2. Wilayah Pemerintahan......................................................... 55
A. Kesimpulan............................................................................... 83
B. Saran ......................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.4 Luas Panen, Produktivitas, dan Rata-Rata Produksi Padi di Jawa
Tabel 1.5 Luas Panen, Produksi Padi dan Rata-Rata Produksi Padi di
Tabel 1.6 Luas Wilayah Menurut Kecamatan, Lahan Pertanian Dan Bukan
Tahun 2010.................................................................................... 52
Tahun 2010.................................................................................... 55
xiii
Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Kecamatan Cawas Menurut Kelompok Umur
Tahun 2010.................................................................................... 57
Tahun 2010.................................................................................... 58
Tabel 4.14 Jumlah Petani Sampel Menurut Luas Lahan Garapan .................. 63
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Hasil Produksi Gabah dalam Satu Kali
Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Biaya Tetap Petani dalam Satu Kali
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Biaya Tidak Tetap Petani dalam Satu
Cawas ............................................................................................ 69
xiv
Tabel 4.22 Uji Multikoloniaritas terhadap Variabel Independen (Berdasar
xv
ABSTRAKSI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya
alam yang melimpah, sehingga sering disebut sebagai negara agraris yang berarti
yang lebih tinggi di banding kehidupan di pedesaan. Hal ini di sebabkan karena
luas dan di huni sekitar enam puluh persen (60%) penduduk. Namun potensi
Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) ini belum dapat
Hal ini disebabkan sektor pertanian menyediakan faktor produksi bagi sektor
(Soekartawi, 2000:164).
1
2
subsisten diartikan sebagai suatu sistem bertani dimana tujuan utama dari si petani
2000:47).
berskala kecil, tetapi lebih dipandang sebagai suatu usaha yang apabila dijalankan
dan dikelola dengan baik maka akan sangat menguntungkan, agar produk yang
dihasilkan mempunyai kualitas yang mampu bersaing. Untuk itu usaha tani tidak
Jawa Tengah sebagai bagian dari Negara Indonesia memiliki luas wilayah
sebesar 3,25 juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas Pulau Jawa dan
Tabel 1.1 menunjukkan sektor pertanian adalah sektor penyerap tenaga kerja
terbesar.
3
Tabel 1.1
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan
Usaha Utama di Jawa Tengah Tahun 2004 - 2009
2004 6.242.391 42% 2.393.068 16% 6.294.638 42% 14.930.097 100% 100
Tengah sebesar 42%, dan pada tahun 2005 mengalami penurunan menjadi 38%,
kemudian di tahun 2006 menurun kembali menjadi 37%, lalu di tahun 2007
kembali meningkat menjadi 38%, dan jumlah prosentase tersebut tetap konstan di
tahun 2008 dan mengalami peningkatan sebesar 1% menjadi 39% pada tahun
2009. Data Tabel 1.1 menunjukkan bahwa selama tahun 2004-2009 jumlah
penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah sangat di dominasi oleh sektor pertanian
dengan jumlah rata rata prosentase sebesar 38,67%, sedangkan rata-rata prosentase
penyerapan tenaga kerja dari sektor industri hanya sebesar 17,17%, dan rata-rata
gabungan tujuh sektor lainnya hanya mampu menyerap tenaga kerja sebesar
44,17% dari total keseluruhan tenaga kerja di Jawa Tengah. Hal ini mencerminkan
4
bahwa sektor pertanian merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbesar di Jawa
Tengah.
diarahkan pada perkembangan pertanian yang maju, efisien dan tangguh dengan
tujuan selain untuk memperluas lapangan kerja, tetapi juga untuk mendukung
PDRB di Jawa Tengah mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan pada
Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pertanian
Propinsi Jawa Tengah 2004 - 2009
Sektor Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB (%)
Tanaman
13,91 13,37 14,81 14,43 13,40
Pangan
Tabel 1.2 menunjukkan tanaman pangan selama lima tahun sejak dari
tahun 2004 hingga tahun 2009 mempunyai kontribusi yang paling banyak
5
(farm food crops) meliputi : padi, palawija, jagung, kacang hijau, umbi-umbian,
Sektor petanian pangan biasanya diusahakan oleh rakyat kecil, salah satu
komoditas tanaman pangan yaitu padi. Padi termasuk komoditas yang menjadi
perhatian dari sekian banyak komoditas pertanian karena jumlah produksinya yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 1.3
Produksi Padi di Indonesia Tahun 2005 - 2009
Tahun Jumlah Produksi (Ton) Peningkatan (%)
2005 54.151.097 -
sebesar 54.151.097 ton dan di tahun 2006 sempat mengalami sedikit peningkatan
sebesar 0,95% dan mulai tahun 2007 mengalami peningkatan signifikan sebesar
4,56% dan tahun 2008 kembali mengalami peningkatan yang besar yaitu sebanyak
Sementara itu Jawa Tengah sebagai salah satu daerah sentra penghasil padi
Tabel 1.4
Luas Panen, Produktivitas, dan Rata-Rata Produksi Padi
di Jawa Tengah Tahun 2004 - 2009
Rata-Rata
Luas Panen Produksi
Tahun Produksi
(ha) % (ton) % (kw/ha) %
2004 1.550.107 _ 8.512.555 _ 54,92 _
Dapat diketahui dari tabel diatas bahwa pada tahun 2004 rata-rata produksi
padi mencapai 54,92 kw/ha, dan pada tahun 2005 mengalami penurunan yang
cukup banyak menjadi 52,89 kw/ha. Tahun 2006 rata-rata produksi padi
mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 1,30%. Namun rata-
rata produksi pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 2,26% atau
menjadi 53,38 kw/ha. Pada tahun 2008 dan 2009 rata-rata produksi padi di Jawa
Jawa Tengah memiliki beberapa daerah sentra produksi padi yang salah
Tabel 1.5
Luas Panen, Produksi Padi dan Rata-Rata
Produksi Padi di Kabupaten Klaten Tahun 2005-2009
Luas Panen Produksi Rata-Rata Produksi
Tahun
(ha) % (ton) % (kw/ha) %
Hal ini dapat di lihat ketika pada tahun 2005 rata-rata produksi padi di
kabupaten Klaten yang mencapai 61,68 kw/ha yang pada tahun berikutnya
tahun menjadi 54,93 kw/ha. Berturut-turut pada tahun 2007 dan 2008 mengalami
kenaikan produksi sebesar 6,54% dan 3,72% yang mana luas panen justru
mengalami penurunan sebesar 392 ha pada tahun 2007 dan sebesar 153 ha pada
tahun 2008. Pada tahun 2009 luas panen padi kabupaten Klaten mengalami
yang sangat mendukung para petani untuk bercocok tanam khususnya tanaman
mempunyai luas wilayah yang meliputi lahan pertanian dan bukan lahan pertanian
Tabel 1.6
Luas Wilayah Menurut Kecamatan, Lahan Pertanian
Dan Bukan Pertanian di Kabupaten Klaten Tahun 2009
Lahan Pertanian
Lahan
Kecamatan Bukan
Sawah Jumlah Bukan Jumlah
Sawah
(ha) (ha) Pertanian
(ha)
Prambanan 1.257 13 1.270 1.173 2.443
Dari data di atas diketahui bahwa pada tahun 2009 luas lahan pertanian
kecamatan Cawas memiliki luas wilayah sawah paling luas sekabupaten Klaten
yaitu seluas 2.318 ha dan lahan pertanian bukan sawah seluas 46 ha. Pada urutan
kedua kecamatan Wonosari memiliki luas lahan pertanian sawah seluas 2.242 ha
dengan 2.049 ha, kecamatan Juwiring dengan 2.008 ha, kecamatan Trucuk dengan
1.913 ha dan yang keenam yaitu kecamatan Polanharjo dengan 1.828 ha.
dengan 54 ha.
10
Kecamatan Cawas.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana dan seberapa besar pengaruh luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan
Kabupaten Klaten?
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Klaten.
2. Untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar pengaruh luas lahan, bibit,
D. Manfaat Penelitian
pertanian.
selain untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Produksi
1. Definisi Produksi
nilai barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau jasa
yang digunakan dalam proses produksi dan output adalah barang atau jasa
yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Jenis-jenis aktifitas yang terjadi
diinginkan. Maka produksi dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses yang
menciptakan atau menambah nilai atau manfaat baru. Nilai atau manfaat
pengertian bahwa guna atau manfaat suatu barang dapat diperbesar melalui
faktor produksi antara lain tenaga kerja, tanah, modal dan manajemen
pertanian. Faktor tanah adalah berupa unsur-unsur tanah yang asli dan sifat-
sifat tanah yang tidak dapat dirasakan dengan hasil pertanian dapat diperoleh.
manusia yaitu tenaga kerja petani (labor). Faktor produksi modal diartikan
2. Fungsi Produksi
antara lain dalam bentuk grafik, tabel atau dalam persamaan sistematis.
pula istilah input (luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dll), dan
jumlah produksi selalu juga disebut output (keuntungan). Fungsi ini selalu
Keterangan: = Output
= Input capital
dapat dibedakan menjadi dua yaitu fungsi produksi jangka pendek dan
sebagai faktor produksi tetap dan berlaku hukum tambah hasil yang
tertentu jumlahnya maka mulai titik tertentu Marginal Produk (MP) dari
Perubahan input ini dapat memiliki proporsi yang sama atau berbeda.
pada setiap aktifitas usaha pertanian. Misal pupuk urea yang terus-menerus
melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut
sebagai variabel dependen (Y) dan yang lain adalah variabel independen
(X).
16
maka:
Keterangan:
Y* = log Y
X* = log X
v* = log v
a* = log a
17
a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol, sebab logaritma dari
dari satu model, maka perbedaan model itu terletak pada intersepnya
to scale.
B. Keuntungan
Keuntungan (π) adalah selisih antara penerimaan total (TR) dan biaya-
biaya (TC). Biaya ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap FC
(seperti sewa tanah, pembelian alat pertanian) dan biaya tidak tetap atau VC
(seperti biaya untuk membeli bibit, pupuk, pestisida, pembayaran tenaga kerja,
π = TR – TC
= TR - FC – VC
Karena TR adalah banyaknya produksi total dikalikan harga dan biaya produksi
Dimana:
π = keuntungan
= harga produksi Y
= produksi
19
= harga input
= jumlah input
= biaya tetap
= harga input
= jumlah input
Berikut ini adalah gambar kurva laba/ rugi yang menunjukkan posisi
petani sedang mengalami laba atau rugi seperti dalam gambar 2.2 di bawah ini:
TR/TC
Laba maksimum TC
TR
0 Q
point) yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan petani adalah sama
C. Keuntungan Cobb-Douglass
imbuhan antara input dan output serta mengukur pengaruh dari bebagai perubahan
harga dan input terhadap produksi. Untuk itu penelitian ini menggunakan
Douglass Profit Function. Cara ini juga mendasarkan diri pada asumsi bahwa
melibatkan harga faktor produksi dan produksi yang telah dinormalkan dengan
harga tertentu. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut (Soekartawi, 2003:221):
Y = AF (X,Z)
dimana:
Y = produksi
(Soekartawi: 2003:222):
21
produksi yang sama tapi fungsi tersebut menjadi berbeda kalau ada perbedaan
Usaha tani atau farm adalah suatu tempat atau bagian di permukaan
dia seorang pemilik, penggarap ataupun manajer yang digaji. Usaha tani
perbaikan yang telah dilakukan di atas tanah itu sinar matahari dan juga
2000:68). Sehingga pemilik sawah, penggarap dan manajer yang digaji untuk
mengerjakan usaha tani ini disebut dengan pengusaha tani dan dalam
sempit dan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti sehari-hari adalah
bercocok tanam, yang sering disebut dengan pertanian dalam arti sempit. Arti
pertanian atau dalam arti luas adalah meliputi bidang-bidang seperti bercocok
22
2000:69).
(Mubyarto, 2000:71):
1. Dalam proses produksi harus terbentuk hasil produksi yang berasal dari
Kedua syarat tersebut harus dipenuhi, karena jika hanya satu yang di
Selain itu dalam pertanian banyak ditemui ciri-ciri khas dimana proses
2. Adanya perbedaan yang jelas dari satu tempat dengan tempat lainnya
3. Perlu melihat ketepatan waktu dalam proses produksi baik cuaca maupun
serangan hama.
Dalam usaha tani terdapat empat unsur pokok yang di sebut juga
dengan faktor produksi, yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan pengelolaan atau
dalam usaha tani itu sendiri (intern) dan faktor yang berasal dari luar usaha
tani tersebut (ekstern). Faktor intern antara lain adalah petani pengelola, tanah
usaha tani, tanaga kerja, modal, tingkat teknologi, kemampuan petani dalam
tani, fasilitas kredit dan sarana penyuluhan bagi petani (Hernanto, 1995:18).
2. Tanaman Padi
a. Pengertian Padi
kurang dari satu tahun, hanya satu kali produksi, setelah berproduksi maka
a) Padi biasa
b) Padi ketan
a) Padi sawah, yaitu tanaman padi yang ditanam di sawah atau tanah
basah.
tadah hujan. Semula padi ini digarap dengan cara yang sama seperti
padi gogo, tetapi setelah ada hujan dikerjakan seperti padi sawah.
b) Padi tegalan, yaitu padi yang di tanam pada lahan kering yang
1) Pembibitan
(1) Bibit penjenis, yaitu bibit yang dihasilkan oleh instansi yang
benih sebar.
panen untuk bibit tanaman berikutnya. Bibit yang dibuat petani ini
26
2) Persemaian
c) Perbaikan galengan
4) Penanaman
5) Pemeliharaan Tanaman
d) Pemupukan
6) Pemanenan
Setelah tanaman berusia sekitar 3.5 bulan atau pada saat tanaman
7) Pasca panen
berupa gabah basah, gabah kering, beras maupun padi pada saat
keterbatasan sumber ekonomi yang dia miliki. Suatu tindakan yang dapat
minimization.
pendekatan serupa tetapi tidak sama. Ketidaksamaan ini tentu saja kalau
2000:30).
berikut:
bukan berarti semakin luas lahan pertanian maka semakin efisien lahan
tersebut. Bahkan lahan yang sangat luas dapat terjadi ineffisiensi yang
disebabkan oleh :
terlalu besar.
30
dan Diah Retno, 2007), pupuk organik merupakan pupuk yang berasal
tulang. Sementara itu, pupuk anorganik atau yang biasa disebut sebagai
bagi petani jika terjadi kesalahan pemakaian baik dari cara maupun
keluarga petani sendiri yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga,
isteri, dan anak-anak petani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga
2000). Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja
(HOK).
yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga
(Soekartawi, 2000).
32
E. Penelitian Terdahulu
1. Hasil penelitian Dewi Sahara dan Idris pada tahun 2005 dengan judul
“Efisiensi Produksi Sistem Usaha Tani Padi Pada Lahan Sawah Irigasi
Teknis”, dengan variabel output hasil produksi padi dan variabel input yaitu
luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Dari penelitian tersebut
diperoleh hasil:
2. Hasil penelitian Jones T. Simatupang pada tahun 2006 dengan judul “Analisis
Usahatani Padi Sawah” dengan variabel output keuntungan dan variabel input
tenaga kerja, sarana produksi, penyusutan alat, iuran P3K. Dari penelitian
dikembangkan.
33
b. Kontribusi nilai tenaga kerja terhadap biaya produksi usahatani padi sawah
3. Hasil penelitian Sriyoto, Winda Harveny dan Ketut Sukiyono pada tahun 2007
dengan judul “Efisiensi Ekonomi Usahatani Padi pada Dua Tipologi Lahan
dengan variabel luas lahan, bibit, pupuk, pendidikan non formal dan tipologi
c. Faktor luas lahan dan bibit mempengaruhi secara nyata dan positif
4. Hasil penelitian Rika Harini pada tahun 2003 dengan judul “ Tingkat Efisiensi
dengan variabel luas lahan, pupuk, benih, pendidikan, tenaga kerja dalam
keluarga dan tenaga kerja di luar keluarga. Dari penelitian tersebut diperoleh
hasil:
b. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan semakin luas lahan yang digarap
c. Faktor pupuk, benih dan tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap
perubahan usahatani.
F. Kerangka Pemikiran
apabila memenuhi syarat keuntungan, yaitu penerimaan lebih besar dari pada
sebagai berikut:
1. Luas Lahan
Usaha tani padi 2. Bibit Keuntungan
3. Pupuk
4. Pestisida
5. Tenaga Kerja
variabel, yaitu luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Asumsi dalam
G. Hipotesis Penelitian
apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis yang dimaksud adalah
adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan
sebelumnya maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
menguntungkan.
2. Diduga variabel luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja
Kecamatan Cawas.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan yang menyoroti hubungan faktor
produksi luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap hasil
dari populasi yang karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap bisa mewakili
Populasi yang diambil adalah para petani padi di wilayah Kecamatan Cawas
Kabupaten Klaten yang berjumlah 6.781 petani pada tahun 2009. Berdasarkan
Keterangan :
metode snow ball sampling. Mula-mula dipilih satu orang petani untuk dijadikan
responden, kemudian atas rekomendasi dari petani tersebut kita dapat menentukan
untuk dijadikan responden ke-3, ke-4 dan seterusnya sampai jumlah responden
yang dibutuhkan tercapai. Teknik penarikan sampel bola salju ini digunakan jika
memiliki satu nama anggota populasi, dan dari nama ini peneliti akan memperoleh
Data yang dikumpulkan dan dianalisis pada penelitian ini adalah data cross
1. Data primer: yaitu data yang diperoleh langsung dari wawancara langsung
langsung di lapangan.
38
2. Data sekunder: yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang
berkaitan yang ada hubungannya dengan penelitian, yaitu data yang diperoleh
dari BPS Kabupaten Klaten dan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Kecamatan Cawas.
Data yang dikumpulkan diperoleh dengan empat macam cara, antara lain
yaitu:
1. Wawancara
dipersiapkan sebelumnya.
2. Pencatatan
Teknik ini digunakan untuk pengumpulan data sekunder dengan mencatat data
dari intansi atau lembaga terkait dan diperlukan dalam penelitian ini.
3. Observasi
yang diteliti.
4. Kajian pustaka
a. Keuntungan (π) adalah selisih antara penerimaan total dan biaya total yang
terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya variabel), diukur dalam
b. Luas Lahan adalah luas lahan yang dikerjakan oleh baik petani pemilik,
sesuai harga sewa yang berlaku di daerah tersebut jika lahan tersebut
merupakan lahan milik sendiri, maka dihitung sebagai lahan sewa dan
c. Bibit adalah bibit yang ditanam petani dapat berasal dari bibit yang dibuat
oleh petani sendiri maupun dari bibit yang dibeli (bibit bersertifikasi).
Diukur dalam satuan kilogram (Kg) dan di perhitungkan sesuai harga pasar
d. Pupuk adalah pupuk yang digunakan petani dapat terdiri lebih dari satu
Di ukur dalam satuan kilogram (Kg) dan diperhitungkan sesuai harga pasar
tanaman padi selama satu kali musim tanam. Diukur dalam satuan
kilogram (Kg) dan diperhitungkan sesuai harga pasar dengan satuan rupiah
(Rp).
f. Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja manusia dari seluruh kegiatan
produksi yang diperhitungkan dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK). Satu
Cobb-Douglas, yaitu mencari pengaruh luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan
a. Variabel dependen atau variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah
hasil produksi tanaman padi (Y). Hasil produksi ini diukur dalam satuan
produksi tanaman padi, terdiri dari: luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan
(Rp).
41
1. Hipotesis Pertama
π = TR – TC
= TR - FC – VC
Dimana:
π = Keuntungan selisih antara penerimaan total dan biaya total yang terdiri
dari biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya variabel), diukur dalam
tani padi yang diperoleh dari produksi padi dikalikan dengan harga
VC = Biaya tidak tetap meliputi bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja,
Dimana:
π = keuntungan
= harga produksi Y
= produksi
= harga input
= jumlah input
= biaya tetap
= harga input
= jumlah input
Jika K > 0 maka usaha yang dilakukan menguntungkan dan jika K < 0 maka
2. Hipotesis Kedua
input dan output serta mengukur pengaruh dari berbagai perubahan harga
Keterangan:
43
= Konstanta
= Luas lahan
= Bibit
= Pupuk
= Pestisida
= Tenaga kerja
= Variabel gangguan
a. Uji Statistik
1) Uji t
a) Ho : βi = 0 (tidak signifikan)
Ha : βi > 0 (signifikan)
b) Nilai t tabel:
………………………………………………………………………………… (3.1)
α = derajat signifikansi
c) Daerah kritis
-t tabel +t tabel
d) T hitung:
…………………………………………………… (3.2)
e) Kesimpulan
Apabila t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel maka Ho ditolak,
tingkat α.
2) Uji F
1999:120):
45
F tabel:
Fα ; K – 1; N – K ……………………..………………………(3.3)
c) Daerah kritis
-F tabel +F tabel
d) F hitung:
………………………………………(3.4
e) Kesimpulan
tingkat α
46
tingkat α
3) R² (Koefisien Deteminasi)
……………………………………………(3.4)
dimana:
N = Banyaknya observasi.
regresi yang linier terbaik tidak bias harus dipenuhi beberapa asumsi
heteroskedastisitas.
1) Uji Multikolinearitas
serentak. Metode Klein ini membandingkan antara nilai (r²) X₁, X₂, X₃
... dengan nilai R². Apabila r² < R² berarti tidak ada gejala
masalah multikolinearitas.
2) Uji Heteroskedastisitas
E (Ui) = σ² : i = 1, 2, 3, … n
E (Ui) = σ²i : i = 1, 2, 3, … n
48
residual.
IEI = ßiXi + Ui
Catatan:
Ui = unsur gangguan
digunakan adalah:
Ho = ada homoskedastisitas
Ha = ada heteroskedastisitas
Apabila t hitung > t tabel dan t hitung < -t tabel, maka Ho ditolak
homoskedastisitas.
49
3) Uji Autokorelasi
dalam deret waktu) atau ruang (seperti dalam cross section). Dalam
E (Ui,Uj) = 0 i≠j
(Gujarati, 1999:202):
E (Ui,Uj) ≠ 0 i≠j
dalam kelas yang sama penaksiran tak bias linier, mempunyai varian
1999:217):
50
b) Hitung nilai d
d < de : menolak Ho
d > du : menerima Ho
d > 4 - de : menolak Ho
d < 4 – du : menerima Ho
d < de : menolak Ho
d > 4 – de : menolak Ho
Ho : P ≠ 0 ( ada autokorelasi)
51
BAB IV
1. Aspek Geografis
Bujur Timur dan 7'.30' - 7'.45' Lintang Selatan dan ketinggian rata-rata 300
meter di atas permukaan air laut dan beriklim tropis dengan temperatur
b. Luas Daerah
5,26% dari luas daerah kabupaten Klaten yaitu 65.556 Ha. Prosentase luas
berikut:
52
Tabel 4.1
Presentase Luas Wilayah per-Kelurahan
di Kecamatan Cawas Tahun 2010
No Desa Luas Wilayah Prosentase
(Ha) (%)
1. Karangasem 193 5.60
2. Burikan 150 4.35
3. Nanggulan 185 5.37
4. Bendungan 84 2.44
5. Tugu 176 5.11
6. Kedungampel 188 5.45
7. Bawak 127 3.68
8. Barepan 172 4.99
9. Pakisan 192 5.57
10. Balak 185 5.37
11. Cawas 216 6.27
12. Plosowangi 139 4.03
13. Baran 120 3.48
14. Tirtomarto 158 4.58
15. Japanan 157 4.55
16. Tlingsing 180 5.22
17. Mlese 170 4.93
18. Gombang 256 7.43
19. Pogung 215 6.24
20. Bogor 184 5.34
Jumlah 3.447 100,00
paling tinggi yaitu 7,43% dan luas 256Ha. Sedangkan desa/ kelurahan
Tabel 4.2
Luas Tanah (Ha) Sawah Menurut Penggunaannya
Di Kecamatan Cawas Tahun 2010
No Desa Irigasi Irigasi Tadah Jumlah
½ Teknis Hujan
1. Karangasem 0
0 151 151
2. Burikan 5
0 93 98
3. Nanggulan 135
0 0 135
4. Bendungan 62
0 0 62
5. Tugu 127
0 0 127
6. Kedungampel 104
0 26 130
7. Bawak 62
0 7 69
8. Barepan 133
0 0 133
9. Pakisan 139
0 0 139
10. Balak 0
119 9 128
11. Cawas 137
0 0 137
12. Plosowangi 105
0 0 105
13. Baran 59
24 0 83
14. Tirtomarto 0
106 0 106
15. Japanan 0
96 0 96
16. Tlingsing 0
113 5 118
17. Mlese 55
72 0 127
18. Gombang 0
132 2 134
19. Pogung 0
84 33 117
20. Bogor 0
114 9 123
luas tanah sawah 2.318Ha dan luas tanah kering 1.129Ha. Tanah sawah
54
terdiri dari irigasi teknis 1.123Ha, irigasi ½ teknis 860Ha dan irigasi tadah
hujan 335Ha.
Tabel 4.3
Luas Tanah Kering Menurut Penggunaannya
Di Kecamatan Cawas (Ha) Tahun 2010
No Desa Bangunan/ Tegal, Tanah Jumlah
Halaman Kebon, Lainnya
Ladang
1. Karangasem 38 0 4 42
2. Burikan 37 5 10 52
3. Nanggulan 42 0 8 50
4. Bendungan 18 0 4 22
5. Tugu 42 0 7 49
6. Kedungampel 51 0 6 57
7. Bawak 55 0 3 58
8. Barepan 32 0 7 39
9. Pakisan 48 0 5 53
10. Balak 50 0 7 57
11. Cawas 55 2 22 79
12. Plosowangi 30 0 4 34
13. Baran 30 1 6 37
14. Tirtomarto 41 0 15 56
15. Japanan 55 0 6 61
16. Tlingsing 58 0 4 62
17. Mlese 38 0 5 43
18. Gombang 80 11 31 123
19. Pogung 60 26 11 98
20. Bogor 43 0 14 57
Jumlah 903 45 179 1129
seluas 903Ha, sedangkan paling kecil digunakan untuk tegal, kebon dan
2. Wilayah Pemerintahan
Kecamatan Cawas terdiri dari 20 desa dan kelurahan serta 238 dukuh.
Keduapuluh desa tersebut antara lain, seperti yang terlihat di tabel 4.4:
Tabel 4.4
Banyaknya Pendukuhan, RW dan RT
di Kecamatan Cawas Tahun 2010
No Desa Dukuh RT RW
1. Karangasem 9 19 10
2. Burikan 9 20 8
3. Nanggulan 12 20 10
4. Bendungan 9 20 7
5. Tugu 11 23 12
6. Kedungampel 9 34 15
7. Bawak 12 27 10
8. Barepan 12 23 11
9. Pakisan 20 22 9
10. Balak 14 27 15
11. Cawas 21 38 17
12. Plosowangi 14 12 6
13. Baran 12 18 9
14. Tirtomarto 10 19 9
15. Japanan 9 15 7
16. Tlingsing 14 22 9
17. Mlese 13 20 7
18. Gombang 10 61 13
19. Pogung 9 32 14
20. Bogor 9 25 9
Jumlah 238 497 207
3. Keadaan Penduduk
tahun 2010 sebanyak 66.093 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 32.301 jiwa
Tabel 4.5
Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan
di Kecamatan Cawas Tahun 2005-2010
Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pertambahan Pertumbuhan
L P Jumlah Penduduk (jiwa) Penduduk (%)
2005 31.853 32.842 64.695 - -
2006 31.837 32.797 64.634 -61 -0,09
2007 32.274 33.695 65.969 1335 2,07
2008 32.270 33.666 65.936 -33 -0,05
2009 32.297 33.835 66.132 196 0,30
2010 32.301 33.792 66.093 -39 -0,06
Sumber : Monografi Kecamatan Cawas 2010
pertambahan sebesar 196 jiwa dari jumlah penduduk tahun 2008. Pada
33.792 jiwa atau sebesar 51,28% dan jumlah penduduk laki-laki menjadi
sebanyak 32.301 jiwa atau sebesar 48,87% dari total penduduk di wilayah
39 jiwa.
Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Kecamatan Cawas
Menurut Kelompok Umur Tahun 2010
No Kelompok Umur Frekuensi Prosentase
(jiwa) (%)
1 0-4 tahun 4.164 6.30
2 5-9 tahun 4.983 7.54
3 10-14 tahun 5.586 8.45
4 15-19 tahun 6.604 9.99
5 20-24 tahun 5.598 8.47
6 25-29 tahun 5.033 7.62
7 30-34 tahun 5.134 7.77
8 35-39 tahun 4.885 7.39
9 40-keatas. 24.106 36.47
Jumlah 66.093 100
Sumber : Monografi Kecamatan Cawas 2010
sebanyak 6.604 jiwa atau sebesar 9,99% dari total penduduk di Kecamatan
58
umur 0-4 yaitu sebanyak 4.164 jiwa atau sebesar 6,30% dari total
pencaharian buruh tani yaitu sebanyak 9.806 orang atau sebesar 31,79%,
Tabel 4.7
Jumlah Penduduk Kecamatan Cawas
Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010
No Tingkat Frekuensi Prosentase
Pendidikian (jiwa) (%)
1 PNS/TNI/Polri 2.162 7.01
2 Swasta 3.825 12.40
3 Pedagang 4.946 16.04
4 Petani 6.781 21.99
5 Buruh Tani 9.806 31.79
6 Tukang 1.400 4.54
7 Pensiunan 1.288 4.18
8 Nelayan 5 0.02
9 Pemulung 40 0.13
10 Jasa. 590 1.91
Jumlah 30.843 100
Sumber : Monografi Kecamatan Cawas 2010
buruh tani menduduki prosentase paling tinggi, yaitu sebesar 31,79% atau
sebanyak 9.806 jiwa. Urutan kedua ditempati oleh petani sendiri sebanyak
Tabel 4.8
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
yang Ditamatkan (usia 5 tahun ke atas) Tahun 2010
No Tingkat Pendidikian Frekuensi (jiwa) Prosentase (%)
1 Belum Sekolah 4.326 6,55
2 Tidak Tamat SD 5.602 8,48
3 Tamat SD 4.670 7,07
4 Tamat SLTP 13.447 20,35
5 Tamat SLTA 21.781 32,96
6 Tamat Akademi 11.304 17,10
7 Tamat Perguruan Tinggi 4.963 10,53
Cawas usia 5 tahun keatas terdiri dari belum sekolah sebanyak 4.326 orang
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.9
Jumlah Petani Sampel Menurut Tingkat Umur
No Umur Frekuensi (jiwa) Prosentase
(%)
1 23-31 3 3.75
2 32-40 10 12.5
3 41-49 25 31.25
4 50-58 29 36.25
5 59-67 7 8.75
6 68-76 6 7.5
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
31,25%. Urutan paling rendah adalah pada interval umur 23-31 sebesar
2%. Petani sampel yang termuda berumur 23 tahun dan yang tertua
Tabel 4.10
Jumlah Petani Sampel Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi (jiwa) Prosentase
(%)
1 Pria 75 93.75
2 Wanita 5 6.25
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
jenis kelamin, dapat dilihat bahwa sebagian besar petani responden adalah
6,25%.
yang hidup dalam satu atap dengan petani sampel. Dari tabel 4.11 berikut
Tabel 4.11
Jumlah Petani Sampel Menurut Tanggungan Keluarga
No Tanggungan Frekuensi Prosentase
Keluarga (jiwa) (%)
1 1-2 11 13.75
2 3-4 46 57.5
3 5-6 22 27.5
4 7-8 1 1.25
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
urutan kedua terkonsentrasi pada interval 5-6 orang sebesar 27,5%, urutan
ketiga terletak pada interval 1-2 sebesar 13,75%, dan paling rendah
pendidikan diharapkan pola pikir semakin rasional. Tabel 4.12 berikut ini
Tabel 4.12
Jumlah Petani Sampel Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Frekuensi Prosentase
Pendidikan (jiwa) (%)
1 Tidak Sekolah 4 5
2 Tidak Tamat SD 12 15
3 Tamat SD 19 23.75
4 SLTP 15 18.75
5 SLTA 21 26.25
6 D3/S1 9 11.25
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
petani umumnya masih rendah terbukti petani yang lulus SLTA sampai
paling tinggi adalah tamat SLTA sebesar 26,25%, sedang paling rendah
Tabel 4.13
Jumlah Petani Sampel Menurut Tingkat Pendidikan
No Jenis Usaha Frekuensi (jiwa) Prosentase (%)
1 Pokok 44 55
2 Sampingan 36 45
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
Sedangkan sisanya sebesar 55% melakukan usaha tani padi sebagai usaha
pokok.
Tabel 4.14
Jumlah Petani Sampel Menurut Luas Lahan Garapan
No Luas Lahan Frekuensi Prosentase
(Ha) (jiwa) (%)
1 0,18-0,44 31 38,75
2 0,45-0,71 26 32,50
3 0,72-0,98 9 11,25
4 0,99-1,25 8 10,00
5 1,26-1,52 3 3,75
6 1,53-1,79 2 2,50
7 1,80-2,06 1 1,25
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
64
Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa jumlah petani padi memiliki
garapan seluas 0,62 Ha. Luas lahan dengan interval terendah adalah
g. Hasil Produksi
petani padi berbeda-beda. Hal ini dikarenakan luas lahan dan kesuburan
tanah yang berbeda. Tabel 4.15 berikut ini meperlihatkan jumlah petani
Tabel 4.15
Distribusi Frekuensi Hasil Produksi Gabah
dalam Satu Kali Musim Tanam (Kw)
No Hasil Produksi Frekuensi Prosentase
(ton) (jiwa) (%)
1 0,8-2,8 36 45,00
2 2,9-4,9 19 23,75
3 5,0-7,0 14 17,5
4 7,1-9,1 5 6,25
5 9,2-11,2 4 5
6 11,3-13,3 0 0
7 13,4-15,4 0 0
8 15,5-17,5 1 1,25
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
dalam satu kali musim tanam. Jumlah produksi tertinggi sebesar 16,21 ton,
h. Penerimaan Total
memiliki nilai Rp. 2400,-/kg. Dari hasil analisis data yang tersaji pada
lampiran A tercatat bahwa rata-rata penerimaan total per satu kali produksi
diperoleh petani sebesar Rp 38,9 juta per satu kali musim tanam, sedang
penerimaan terendah yang diperoleh per satu kali musim tanam, yaitu Rp
menurut penerimaan total dapat dilihat dalam tabel 4.16 atau lebih jelas
dalam lampiran A:
Tabel 4.16
Distribusi Frekuensi Penerimaan Total (TR)
dalam Satu Kali Musim Tanam
No TR (juta) Frekuensi Prosentase
(jiwa) (%)
1 2,05-7,35 39 48,75
2 7,36-12,66 17 21,25
3 12,67-17,97 14 17,50
4 17,98-23,28 5 6,25
5 23,29-28,59 4 5
6 28,60-33,90 0 0
7 33,91-39,21 1 1,25
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
66
total responden paling banyak berada pada kisaran 2,05-7,35 juta per satu
i. Biaya Tetap
Biaya tetap dari usaha tani padi berupa biaya sewa lahan. Dalam
penelitian ini baik petani yang mengolah tanah miliknya maupun petani
yang menyewa dianggap membayar biaya sewa atas tanah. Bagi petani
disewakan kepada orang lain. Besarnya sewa lahan per hektar pertahun
pada saat penelitian Rp 5 juta hingga mencapai Rp 6,5 juta Secara lengkap
distribusi frekuensi biaya tetap dapat dilihat dalam tabel 4.17 atau lebih
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Biaya Tetap Petani
dalam Satu Kali Musim Tanam
No Biaya Tetap (juta) Frekuensi Prosentase
(jiwa) (%)
1 0,40-1,09 30 37,50
2 1,10-1,79 23 28,75
3 1,80-2,49 12 15,00
4 2,50-3,19 5 6,25
5 3,20-3,89 3 3,75
6 3,90-4,59 1 1,25
7 4,60-5,29 6 7,5
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
67
1,25%. Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan petani sebesar Rp 1,67 juta.
tidak tetap adalah bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan biaya lain-lain.
di Kecamatan Cawas dapat dilihat dalam tabel 4.18 atau lebih jelas dalam
lampiran A:
Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi Biaya Tidak Tetap Petani
dalam Satu Kali Musim Tanam
No Biaya Tidak Tetap Frekuensi Prosentase
(juta) (jiwa) (%)
1 0,6-1,8 34 42,50
2 1,9-3,1 25 31,25
3 3,2-4,4 14 17,50
4 4,5-5,7 4 5,00
5 5,8-7,0 2 2,50
6 7,1-8,3 0 0
7 8,4-9,6 1 1,25
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
68
Dari hasil analisis data diatas, diketahui bahwa biaya tidak tetap
paling rendah berada pada kisaran 8,4-9,6 juta sebanyak 1 responden atau
sebesar 1,25%. Rata-rata biaya tidak tetap yang dikeluarkan adalah sebesar
Rp 2,48 juta. Biaya tidak tetap paling tinggi sebesar Rp 9,1 juta. Sedang
diperoleh dari jumlah produksi padi dikalikan dengan harga per kilogramnya,
dengan harganya.
biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
range output tertentu. Berdasarkan perolehan data, yang termasuk biaya tetap
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan setiap kali meproduksi
sesuai input yang digunakan. Berdasarkan hasil perolehan data, yang termasuk
69
biaya tidak tetap adalah bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan biaya lain-
lain. Bibit merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bibit dikali
harga, diukur dalam satuan rupiah, pupuk merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk pembelian pupuk dikali harga, diukur dalam satuan Kg/Rp, pestisida
tenaga kerja (opportunity cost) dalam satu kali produksi, diukur dalam satuan
HOK/Rp, dengan asumsi semua tenaga kerja yang digunakan adalah dibayar.
diperoleh dari 80 responden petani dapat dilihat dalam tabel 4.19 atau lebih
Tabel 4.19
Hasil Perhitungan Keuntungan
Usaha Tani Padi di Kecamatan Cawas
No Keuntungan Frekuensi Prosentase
(juta) (jiwa) (%)
1 0,8-4,7 45 56,25
2 4,8-8,7 21 26,25
3 8,8-12,7 7 8,75
4 12,8-16,7 6 7,50
5 16,8-20,7 0 0
6 20,8-24,7 0 0
7 24,8-28,7 1 1,25
Jumlah 80 100
Sumber: Data Primer 2010, diolah.
petani sampel terkonsentrasi pada 0,8-4,7 juta yaitu sebesar 56,25 % dengan
peroleh petani sebesar Rp. 27.721.000,-. Dan dari 80 petani sampel dapat di
menormalkan data yang ada yaitu dengan membagi dengan harga output.
Keterangan:
= Konstanta
= Luas lahan
= Bibit
= Pupuk
= Pestisida
= Tenaga kerja
= Variabel gangguan
Tabel 4.20
Hasil Analisis Regresi Fungsi Keuntungan
Variabel Notasi Koefisien T hitung Standar Probabilitas
Independen Regresi Eror
Konstanta β 1,921 4,448 0,432 0,000
Variabel Dependen :π
R Square : 0,864
Multiple R : 0,930
F-Ratio : 94,283
F-Probabilitas : 0,000
DW test : 1,685
sebagai berikut:
Selanjutnya dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik sebagai berikut:
72
a. Uji Statistik
keuntungan padi
keuntungan padi
-t (-1,992) +t (1,992)
(4) Pembahasan
73
i. Luas Lahan
ii. Bibit
iii.Pupuk
variabel laba yang diterima petani. Atau jika dilihat dari nilai
74
iv. Pestisida
v. Tenaga kerja
bersama-sama
bersama-sama
hitung = 94,283
(d) Kesimpulan
3) R² (Koefisien Deteminasi)
76
85,50 persen variasi variabel luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan
1) Uji Multikolinearitas
variabel independent lainnya dengan kata lain satu atau lebih variabel
nilai (r²) Xi,......Xn dengan nilai R². Apabila R² < r² berarti tidak ada
Tabel 4.21
Uji Multikolinearitas terhadap Variabel Independen
(BerdasarMetode Klein)
Variabel r² R² Kesimpulan
Independen
LnTK-LnPSTD 0,0098 0,8640 tidak terjadi multikolinearitas
LnTK-LnLL 0,0001 0,8640 tidak terjadi multikolinearitas
LnTK-LnBBT 0,0002 0,8640 tidak terjadi multikolinearitas
LnTK -LnPPK 0,3170 0,8640 tidak terjadi multikolinearitas
LnPSTD-LnLL 0,0276 0,8640 tidak terjadi multikolinearitas
LnPSTD-LnBBT 0,0376 0,8640 tidak terjadi multikolinearitas
LnPSTD-LnPPK 0,0210 0,8640 tidak terjadi multikolinearitas
LnLL-LnBBT 0,3181 0,8640 tidak terjadi multikolinearitas
LnLL-LnPPK 0,0013 0,8640 tidak terjadi multikolinearitas
LnBBT-LnPPK 0,3091 0,8640 tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Analisis Data Primer, 2011
lebih kecil jika dibandingkan R² (r² < R²). Karena r² dari kelima variabel
independen lebih kecil dari nilai R², maka tidak terjadi masalah
2) Uji Autokorelasi
d < de : menolak Ho
d > du : menerima Ho
d > 4 - de : menolak Ho
d < 4 – du : menerima Ho
78
d < de : menolak Ho
d > 4 – de : menolak Ho
Dari gambar 4.2. dapat dilihat nilai Durbin-Watson (nilai d) pada hasil
regresi adalah 1,685 dan berada pada daerah yang tidak ada masalah
autokorelasi.
79
3) Uji Heteroskedastisitas
uji park. Mekanisme uji park dilakukan dengan dua tahap yaitu:
Tabel 4.22
Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Park
Variabel T T tabel Probabili Kesimpulan
Independen hitung tas
Luas lahan 0,867 1,992 0,389 tdk ada Heteroskedastisitas
Bibit -0,944 1,992 0,348 tdk ada Heteroskedastisitas
Pupuk 1,163 1,992 0,248 tdk ada Heteroskedastisitas
Pestisida 0,290 1,992 0,773 tdk ada Heteroskedastisitas
Tenaga kerja -1,572 1,992 0,120 tdk ada Heteroskedastisitas
Sumber: Analisis Data Primer, 2011
dari t tabel (atau – t hitung lebih besar dari – t tabel) sehingga tidak
Dari hasil regresi diperoleh nilai konstanta sebesar 1,921. Nilai ini
produksinya nol, maka nilai produksi padi adalah sama dengan besarnya
sebagai berikut:
yang diperoleh petani padi. Jika bibit bertambah sebesar 1%, maka
kenaikan sebesar 0,873% dengan asumsi variabel lain konstan. Hal ini
juga semakin baik dan jika dilakukan dengan komposisi yang tepat
meningkat.
variabel lain konstan. Hal ini berarti usaha tani padi petani sampel
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perolehan dan analisis data tentang usaha tani padi di
tanam.
a. Secara serentak luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja
kepercayaan 95%.
berarti 85,50 persen variasi variabel luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan
c. Secara individual:
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, maka saran yang
1. Tingkat keuntungan petani padi dapat ditingkatkan dengan cara memakai bibit
dan pupuk yang lebih berkualitas, karena variabel bibit dan pupuk mempunyai
bibit dan pupuk yang lebih berkualitas, maka akan menghasilkan produksi
padi yang semakin berkualitas pula, sehingga keuntungan yang diterima petani
2. Dilihat dari segi keuntungan usaha tani padi di Kecamatan Cawas memberi
keuntungan yang cukup besar, untuk itu perlu ditingkatkan produksinya dan
diperlukan peran serta yang aktif dari dinas-dinas yang bersangkutan, seperti
yang cepat jika ada teknik-teknik baru yang dapat meningkatkan produksi padi
3. Di lihat dari faktor resiko jika terjadi gagal panen, maka di sarankan
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, Sri. 2003. Regulasi dalam Revitalisasi Usaha Kecil dan Menengah di
Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2005 - 2010. Kecamatan Cawas Dalam Angka.
Djarwanto, Ps. dan Pangestu, Subagyo. 1994. Statistik Induktif Edisi IV.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Dewi Sahara dan Idris. 2005. Efisiensi Produksi Sistem Usaha Tani Padi Pada
Lahan Sawah Irigasi Teknis. Diakses dari www.ejournal.unud.ac.id
tanggal 23 September 2010.
Ghozali, Imam. 2005. Ekonometrika, Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.
Semarang: Badan Penerbit Undip.
Miller, R. Leroy., dan Meiner, Roger E. 2000. Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Raja
Grafindo.
Rahim, Abd. dan Retno, Diah. 2007. Pengantar, Teori dan Kasus Ekonomika
Pertanian. Depok: Penebar Swadaya.
Sriyoto, Winda Harveny dan Sukiyono, Ketut. 2007. Efisiensi Ekonomi Usahatani
Padi pada Dua Tipologi Lahan yang Berbeda di Propinsi Bengkulu dan
Faktor-Faktor Determinannya. Diakses dari www.google.co.id tanggal 23
September 2010.
DAFTAR PERTANYAAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
6. Pendidikan :
B. LAHAN GARAPAN
10. Jika jawaban (a) bagaimana asal usul tanah milik anda?
88
11. Jika jawaban (b) bagaimana asal-usul tanah yang anda gunakan untuk usaha
tani padi?
Penyakap :……….%
c. Biaya lain-lain
Total Rp………………….
LAMPIRAN A: Umur, Jenis Kelamin, Jumlah Keluarga, Pendidikan, Pekerjaan, Status Garapan, Luas Lahan, Produksi, Bibit, Pupuk
1 47 L 4 SLTP POKOK 10500 8250.00 3600000 469000 1219000 179000 1990000 19800000 7457000 12343000
2 42 L 5 SLTA POKOK 10500 8208.33 3600000 469000 1170000 196000 2040000 19700000 7475000 12225000
TAMAT
3 65 P 3 POKOK 8700 6854.17 3000000 329000 784000 78000 1820000 16450000 6011000 10439000
SD
4 49 L 2 SLTA TNI SAMPINGAN 8700 5958.33 1000000 483000 989000 48000 2460000 14300000 4980000 9320000
5 50 L 2 SLTP POKOK 5200 4291.67 4500000 784000 399500 25000 990000 10300000 6698500 3601500
6 40 L 4 SLTA POKOK 10800 6666.67 4600000 434000 1102000 190000 2325000 16000000 8651000 7349000
7 53 L 2 SLTA POKOK 10500 6854.17 4700000 434000 1001000 188000 2350000 16450000 8673000 7777000
TAMAT PEDAGA
8 40 L 3 SAMPINGAN 9000 6041.67 2750000 504000 1168000 84000 2108000 14500000 6614000 7886000
SD NG
KARYAW
9 55 L 2 D3 SAMPINGAN 5400 2375.00 1200000 203000 352000 76000 1227500 5700000 3058500 2641500
AN
TDK PEDAGA
10 54 L 2 SAMPINGAN 1800 854.17 400000 98000 129000 22000 415000 2050000 1064000 986000
SKLH NG
11 57 L 3 TDK POKOK 9100 6375.00 2750000 441000 1056000 246000 2477000 15300000 6970000 8330000
TMT
92
93
SD
TAMAT 1117900
12 50 L 5 POKOK 20000 16208.33 2000000 1155000 2672000 252000 5100000 38900000 27721000
SD 0
13 47 L 8 S1 GURU SAMPINGAN 7000 5354.17 666666 280000 904000 162000 2300000 12850000 4312666 8537334
TDK
14 55 L 3 TMT POKOK 10000 6187.50 2499000 553000 1958000 207000 2580000 14850000 7797000 7053000
SD
TDK
15 45 L 5 POKOK 2000 968.75 583333 98000 158000 19600 660000 2325000 1518933 806067
SKLH
TAMAT PEDAGA
16 39 L 5 SAMPINGAN 4000 2000.00 1166656 238000 318000 28000 1325000 4800000 3075656 1724344
SD NG
TDK PEDAGA
17 41 P 4 SAMPINGAN 10000 8041.67 1000000 434000 1001000 272000 2010000 19300000 4717000 14583000
SKLH NG
18 42 L 4 SLTA GURU SAMPINGAN 2500 1812.50 1140000 126000 250000 22000 645000 4350000 2183000 2167000
19 49 L 5 SLTP POKOK 2500 1791.67 937500 126000 250000 28000 465000 4300000 1806500 2493500
TDK
20 75 L 6 TMT POKOK 7000 3812.50 2200000 336000 541000 28000 1350000 9150000 4455000 4695000
SD
TAMAT
21 66 L 4 POKOK 15700 8583.33 5249997 588000 1198500 123000 2275000 20600000 9434497 11165503
SD
KARYAW
22 43 L 5 SLTA SAMPINGAN 3600 1770.83 1000000 133000 297500 28000 935000 4250000 2393500 1856500
AN
23 55 L 5 SLTA POKOK 3500 1904.17 1166666 168000 311000 28000 825000 4570000 2498666 2071334
94
TDK
PEDAGA
24 37 L 4 TMT SAMPINGAN 5000 2041.67 1600000 210000 459000 39000 789000 4900000 3097000 1803000
NG
SD
TAMAT TUKANG
25 50 L 5 SAMPINGAN 3500 1812.50 1200000 126000 311000 28000 895000 4350000 2560000 1790000
SD KAYU
TDK
26 45 L 5 TMT SAMPINGAN 6300 3750.00 2366666 336000 541000 20000 1155000 9000000 4418666 4581334
SD
PNS
27 48 L 6 SLTA SAMPINGAN 10500 5437.50 3300000 252000 804000 28000 1600000 13050000 5984000 7066000
PEMDA
TDK
28 55 L 4 TMT POKOK 15000 9875.00 3000000 784000 1469000 227000 3010000 23700000 8490000 15210000
SD
PETERN
29 49 L 3 SLTA SAMPINGAN 12000 8750.00 2400000 630000 1321000 230000 2385000 21000000 6966000 14034000
AK
TAMAT
30 50 L 4 POKOK 5500 4375.00 1200000 315000 660000 115000 1375000 10500000 3665000 6835000
SD
TDK
31 61 L 3 TMT POKOK 4500 3020.83 900000 259000 410000 92000 916000 7250000 2577000 4673000
SD
TAMAT TUKANG
32 53 L 3 SAMPINGAN 6000 4052.08 1200000 315000 660000 115000 974000 9725000 3264000 6461000
SD KAYU
PEDAGA
33 48 L 3 SLTP SAMPINGAN 2200 1979.17 600000 154000 269000 59000 596000 4750000 1678000 3072000
NG
95
TDK
34 60 L 2 TMT POKOK 2300 2145.83 600000 154000 330000 59000 596000 5150000 1739000 3411000
SD
35 45 L 5 SLTA GURU SAMPINGAN 3200 2208.33 600000 154000 330000 59000 618000 5300000 1761000 3539000
PNS
36 50 L 6 SLTA SAMPINGAN 7000 4187.50 1050000 336000 607000 269000 968000 10050000 3230000 6820000
PEMDA
KARYAW 1131550
37 55 L 5 SLTA SAMPINGAN 15000 10708.33 5000000 784000 1606500 697000 3228000 25700000 14384500
AN 0
KARYAW
38 23 L 2 SLTP SAMPINGAN 3000 2187.50 700000 175000 331500 160000 464000 5250000 1830500 3419500
AN
TAMAT
39 55 L 2 POKOK 9000 6520.83 1600000 483000 971000 428500 1644000 15650000 5126500 10523500
SD
1145200
40 51 P 3 SLTP POKOK 16000 11000.00 5000000 784000 1656000 764000 3248000 26400000 14948000
0
41 39 L 2 SLTA POKOK 6900 4250.00 2000000 364000 518500 53000 1430000 10200000 4365500 5834500
PNS
42 45 L 3 S1 SAMPINGAN 6000 4291.67 1000000 308000 643000 269000 928000 10300000 3148000 7152000
PEMDA
TAMAT TUKANG
43 30 L 3 SAMPINGAN 2200 1666.67 400000 133000 224000 28000 438000 4000000 1223000 2777000
SD BATU
TAMAT TUKANG
44 51 L 3 SAMPINGAN 3500 1354.17 450000 98000 233000 95000 1265000 3250000 2141000 1109000
SD BATU
PEDAGA
45 45 L 4 SLTP SAMPINGAN 3400 1395.83 400000 105000 233000 62000 1410000 3350000 2210000 1140000
NG
96
TAMAT
46 50 L 3 POKOK 3500 1416.67 450000 105000 243000 31000 1289000 3400000 2118000 1282000
SD
TUKANG
47 43 L 5 SLTA SAMPINGAN 3500 1500.00 400000 98000 235000 62000 1310000 3600000 2105000 1495000
BATU
TAMAT BENGKE
48 50 L 5 SAMPINGAN 7000 2750.00 600000 203000 469000 123000 2497000 6600000 3892000 2708000
SD L SPD
TAMAT TUKANG
49 54 L 4 SAMPINGAN 7200 2666.67 900000 203000 469000 123000 2440000 6400000 4135000 2265000
SD KAYU
TDK
50 76 L 4 TMT POKOK 3500 1770.83 500000 147000 525000 31000 845000 4250000 2048000 2202000
SD
PNS
51 43 L 4 SLTA SAMPINGAN 3300 1854.17 500000 147000 525000 31000 1015000 4450000 2218000 2232000
PEMDA
TAMAT TUKANG
52 47 L 4 SAMPINGAN 6400 3291.67 1166000 336000 607000 179000 1518000 7900000 3806000 4094000
SD BATU
PETERN
53 67 L 6 SLTP SAMPINGAN 3600 2083.33 1333333 203000 299000 90000 764000 5000000 2689333 2310667
AK
PNS
54 46 L 4 SLTA SAMPINGAN 3500 1916.67 1333333 203000 304000 90000 725000 4600000 2655333 1944667
PEMDA
55 51 L 5 SLTP POKOK 3200 1916.67 1100000 189000 207000 90000 516000 4600000 2102000 2498000
56 40 L 4 SLTP POKOK 3300 2291.67 1100000 259000 223000 81000 633000 5500000 2296000 3204000
PNS
57 55 L 5 SLTA SAMPINGAN 8700 4791.67 2750000 434000 568000 179000 1812000 11500000 5743000 5757000
PEMDA
97
58 36 L 3 D3 GURU SAMPINGAN 3600 1958.33 1400000 203000 304000 90000 726000 4700000 2723000 1977000
59 37 L 4 S1 GURU SAMPINGAN 3500 1875.00 1300000 203000 304000 90000 750000 4500000 2647000 1853000
60 46 L 4 SLTP POKOK 3000 1500.00 600000 147000 333000 28000 627000 3600000 1735000 1865000
61 52 L 5 D3 GURU SAMPINGAN 4500 2145.83 900000 252000 301000 106000 1314000 5150000 2873000 2277000
TDK
TUKANG
62 46 L 4 TMT SAMPINGAN 3000 1520.83 600000 154000 292000 42000 981000 3650000 2069000 1581000
BATU
SD
TAMAT
63 52 L 4 POKOK 3200 1416.67 550000 154000 287000 48000 970000 3400000 2009000 1391000
SD
TDK
64 69 L 3 TMT POKOK 6000 3333.33 1100000 252000 452000 42000 1550000 8000000 3396000 4604000
SD
TAMAT PEDAGA
65 50 L 3 SAMPINGAN 2200 1500.00 600000 154000 287000 48000 627000 3600000 1716000 1884000
SD NG
PETERN
66 62 P 4 SLTP SAMPINGAN 3000 1479.17 600000 154000 292000 42000 981000 3550000 2069000 1481000
AK
67 57 L 5 D3 GURU POKOK 6100 3000.00 1100000 252000 452000 48000 1549000 7200000 3401000 3799000
68 52 L 5 SLTA POLISI SAMPINGAN 6000 3458.33 1199666 336000 624000 28000 1215000 8300000 3402666 4897334
PEDAGA
69 46 L 4 SLTP SAMPINGAN 3000 1791.67 820000 147000 250000 28000 562000 4300000 1807000 2493000
NG
PNS
70 32 P 3 SLTA SAMPINGAN 8000 4708.33 1700000 434000 872000 45000 1802000 11300000 4853000 6447000
PEMDA
98
TDK
71 79 L 3 POKOK 4900 3708.33 1500000 336000 624000 36000 1290000 8900000 3786000 5114000
SKLH
72 36 L 3 SLTA POKOK 6500 3750.00 1833334 336000 714000 34000 1315000 9000000 4232334 4767666
73 28 L 3 S1 GURU SAMPINGAN 4500 2604.17 1250000 238000 456000 28000 1019000 6250000 2991000 3259000
74 56 L 4 D3 GURU SAMPINGAN 5000 3625.00 1500000 336000 503000 36000 1340000 8700000 3715000 4985000
TDK
75 61 L 4 TMT POKOK 9000 5479.17 1900000 434000 998000 34000 1752000 13150000 5118000 8032000
SD
PNS
76 41 L 2 SLTA SAMPINGAN 5400 3833.33 1800000 238000 508000 42000 1495000 9200000 4083000 5117000
PEMDA
TAMAT PEDAGA
77 53 L 3 POKOK 7100 5479.17 2400000 280000 600000 78000 1350000 13150000 4708000 8442000
SD NG
78 70 L 3 SLTP POKOK 7000 5520.83 1800000 280000 508000 42000 1410000 13250000 4040000 9210000
PEDAGA
79 44 L 2 SLTP POKOK 6900 5479.17 2400000 280000 641000 78400 1440000 13150000 4839400 8310600
NG
TAMAT
80 68 L 3 POKOK 14000 10950.00 4800000 518000 1149000 123000 2880000 26280000 9470000 16810000
SD
Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 LnLL,
LnBBT,
LnPPK, . Enter
LnPSTD,
LnTK(a)
Model Summary(b)
ANOVA(b)
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
Total 49.653 79
99
100
Coefficients(a)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Coefficient Correlations(a)