Anda di halaman 1dari 12

JOURNAL READING

“Single versus double-layer uterine closure at cesarean:


impact on lower uterine segmen thickness at
next pregnancy. “

Oleh:

Nama : Fitra Reza Nugraha

NIM : 2012730044

Pembimbing : dr. Rusmania, SpOG

KEPANITERAAN KLINIK STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA SUKAPURA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya Laporan Journal Reading ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan
kasus ini disusun sebagai salah satu tugas kepanitraan klinik stase obsgyn Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta di RS. Islam Jakarta
Sukapura.

Dalam penulisan laporan journal reading ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan
yang diberikan secara tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Rusmania, Sp.OG sebagai dokter pembimbing.

Dalam penulisan laporan journal reading kasus ini tentu saja masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
kasus ini.

Akhirnya, dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘alamin laporan laporan journal


reading ini telah selesai dan semoga bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan dengan balasan yang terbaik, Aamiin Ya Robbal Alamin.

Jakarta, November 2017

Penyusun

1
Penjahitan Uterus Satu vs Dua Lapis pada Operasi Caesar: Dampak pada
Ketebalan Segmen Bawah Rahim di Kehamilan Selanjutnya

LATAR BELAKANG

Ruptur uteri merupakan komplikasi yang mengancam jiwa selama percobaan partus setelah
melahirkan melalui operasi caesar. Penjahitan satu lapis pada uterus pada kelahiran caesar
dihubungkan dengan peningkatan risiko ruptur dibandingan dengan penjahitan dua lapis.
Pengukuran ketebalan segmen bawah rahim menggunakan ultrasound digunakan untuk
menilai kualitas dari bekas luka uterus setelah kelahiran caesar dan dihubungkan dengan
ruptur uteri.

TUJUAN

Untuk memperkirakan dampak dari penjahitan uterus sebelumnya pada ketebalan segmen
bawah rahim.

DESAIN PENELITIAN

Perempuan yang sebelumnya melahirkan dengan caesar transversa rendah tunggal disertakan
pada usia kehamilan 34-38 minggu. Pemeriksaan USG transabdominal dan transvaginal
untuk ketebalan segmen bawah rahim dilakukan oleh sonografer tanpa mengetahui data klinis
pasien. Laporan operasi sebelumnya dilihat kembali untuk mendapatkan data mengenai
penjahitan uteri selanjunya, Ketebalan segmen bawah rahim trimester ketiga pada kehamilan
selanjutnya dibandingkan berdasarkan jumlah lapisan penjahitannya dan berdasarian jenis
benang untuk penutupan uterusnya, menggunakan perbedaan berat rata-rata dan analisa
regresi multivariat.

HASIL

Dari 1613 orang perempuan, yang memiliki laporan operasi sebelumnya, 495 (31%) dengan
penutupan uterus satu lapis dan 1118 (69%) dengan penutupan uterus dua lapis. Rata-rata
ketebalan segmen bawah uteri ialah 3.3 ± 1.3 mm dan proporsi ketebalan segmen bawah
rahim <2.0 mm (10.5%). Penutupan uteri sebanyak dua lapis berkaitan dengan segmen uterus
bawah yang lebih tebal dibandingkan penutupan hanya dengan satu lapis (rata-rata perbedaan
0.11 mm; interval kepercayaan 95%, 0.02 hingga 0,21 mm). Pada analisis regresi logistik
ganda, penutupan dua lapis juga berkaitan dengan penurunan risiko ketebalan segmen uterus

2
bawah <2.0 mm (odd ratio, 0.68: 95% CI, 0.67 hingga 1.33). Akhirnya, penutupan dua lapis
berkaitan dengan penurunan risiko defek bekas luka uterus (RR, 0.32: 95% CI, 0.17 hingga
0.61) pada kelahiran.

KESIMPULAN

Dibandingkan dengan penutupan satu lapis, penutupan uterus dua lapis pada persalinan
caesar sebelumnya berkaitan dengan segmen bawah rahim yang lebih tebal pada trimester
ketiga dan menurunkan risiko ketebalan segmen bawah rahim <2.0 mm pada kehamilan
selanjutnya. Jenis benang untuk penutupan uterus tidak memiliki dampak yang signifikan
pada ketebalan segmen bawah rahim.

A. PENDAHULUAN

Tingkat persalinan caesar terus menerus meningkat dan mencapai lebih dari 30% di
beberapa negara. Kecenderungan ini juga dipicu dengan penurunan percobaan partus (Trial of
Labor After Cesarean, TOLAC) dan melahirkan pervaginam setelah caesar sebelumnya.
Ruptur uteri ketika TOLAC berkaitan dengan risiko kesakitan dan kematian dari neonatus
yang dapat memengaruhi pilihan wanita dan dokter untuk melakukan elective repeat cesarean
(ERC). ERC lebih membuat wanita terekspos pada komplikasi obstetri lainnya, termasuk
plasenta previa dan plasenta accreta, membutuhkan transfusi darah, histerektomi, dan juga
luka saluran kemih dan usus selama operasi. Tiap tahunnya, jutaan wanita hamil dengan
riwayat operasi caesar sebelumnya menghadapi pilihan yang sulit antara TOLAC dan ERC.

Berbagai faktor risiko untuk ruptur uteri telah dilaporkan. Diantaranya, penutupan
uterus pada kelahiran caesar merupakan faktor yang potensial untuk diubah. Penutupan satu
lapis dari uterus pada operasi caesar berkaitan dengan 3 hingga 5 kali peningkatan risiko
ruptur uteri selama TOLAC dibandingkan dengan penutupan dua lapis, terutama jika satu
lapis itu terkunci. Banyak penelitian merupakan penelitian restrokpektif dan menggunakan
jumlah kejadian yang kecil sehinggan sedikit rekomendasi yang didapat. Dua uji acak
membandingkan 2 jenis penutupan untuk risiko ruptur uteri pada kehamilan selanjutnya:
Chapman et al melaporkan tidak ada ruptur uteri dan 1 kasus luka uteri setelah TOLAC
diantara 70 wanita dengan penutupan satu lapis dan tidak ada ruptur maupun bekas luka
setelah TOLAC di 75 wanita dengan penutupan dua lapis; sebagai tambahan kelompok
CORONIS melaporkan 1 (0.06%) kasus dari ruptur uteri dari 1610 kelahiran setelah
penutupan satu lapis dan 2 (0.12%) kasus dari 1624 kelahiran setelah penutupan dua lapis

3
selama follow up 3 tahun di uji acak multicenter mereka. Kedua uji acak tersebut tidak
memiliki kekuatan untuk mendeteksi perbedaan dari risiko ruptur uteri antara 2 jenis
penutupan uterus tersebut.

Ketebalan segmen bawah rahim (LUST) diukur dengan USG untuk mengevaluasi
kualitas dari bekas luka uterus setelah kelahiran caesar dan berkaitan dengan risiko ruptur
uteri: hasil pengukuran yang tipis berkaitan dengan semakin besarnya risiko untuk bekas luka
uterus atau ruptur uteri selama TOLAC. LUST menurun dengan usia kehamilan dari 5.1 ± 1.4
mm pada 20 minggu ke 3.6 ± 1.3 mm pada 30 minggu dan 2.3 ± 0.6 mm pada 40 minggu usia
kehamilan pada wanita dengan riwayat melahirkan caesar sebelumnya. Pada wanita dengan
riwayat melahirkan caesar sebelumnya, nilai <2.0 mm pada 35 dan 38 minggu berkaitan
dengan risiko yang lebih besar untuk terjadinya ruptur uteri atau munculnya bekas luka
dibandingkan dengan pengukuran > 2.0 mm. Rozenberg dkk mengamati bahwa pengenalan
LUST pada praktis klinis mengarah kepada penurunan bekas luka uterus dimana kami
melaporkan bahwa penggunaan LUST berkaitan dengan penurunan risiko ruptur uteri selama
TOLAC. Kami juga mengamati kaitan yang kuat antara LUST yang tipis dan risiko bekas
luka uterus pada ERC. LUST di trimester ketiga pada kehamilan selanjutnya dapat digunakan
sebagai penanda untuk penyembuhan bekas luka uterus, dimana LUST yang sangat tipis
dapat digunakan sebagai penanda kelainan bekas luka uterus. Kami memiliki tujuan untuk
mengevaluasi dampak dari penutupan satu vs dua lapis pada persalinan caesar pada
pengukuran LUST di trimester ketiga pada kehamilan selanjutnya.

B. BAHAN DAN METODE

Kami melakukan analisa sekunder dari penelitian kohort prospektif multicenter yang
dilakukan sejak bulan April 2009 hingga Juni 2013 di 4 rumah sakit; Centre Hospitalier de
l’Université Laval, Québec, Canada; Centre Hospitalier Sainte-Justine, Montréal Canada;
Centre Hospitalier Universitaire Fleurimont, Sherbrooke, Canada; and Hôpitaux
Universitaires de Genève, Geneva, Switzerland. Wanita dengan kehamilan tunggal dan
sebelumnya menjalani caesar transversa rendah yang berpikiran untuk menjalani persalinan
pervaginam setelah sebelumnya caesar disertakan diantara usia kehamilan 34 minggu 0 hari
hingga 38 minggu 6 hari. Masing-masing menjalani pemeriksaan USG transabdominal dan
transvaginal untuk mengukur LUST dengan seorang sonografer terlatih atau bidan yang tidak
mengetahui seluruh data klinis dan dibawah supervisi dari spesialis kedokteran ibu dan janin.

4
Pengukuran dilakukan paling tidak 6 kali, dengan minimum 3 transabdominal dan 3
transvaginal, dan segmen bawah rahim yang paling tipis yang diambil.
Informasi demografi, riwayat medis dan reproduksi, serta tambahan pada persalinan
caesar sebelumnya dikumpulkan setelah melakukan inform consent terhadap peserta. Peserta
dengan teknik penutupan uterus pada persalinan caesar sebelumnya baik dari laporan operasi
maupun data medis disertakan. Penutupan uterus dilaporkan sebagai satu lapis dan dua lapis
dan jenis benang dilaporkan sebagai sintesis atau chromic catgut. Pada kasus dimana
digunakan jenis benang yang berbeda pada lapis pertama dan kedua, kami mengambil benang
yang digunakan untuk lapis pertama. Komite etik dari tiap center menerima penelitian ini,
dan masing-masing wanita menandatangani persetujuan inform consent.
Kami melaporkan distribusi karakteristik di tiap kelompok menggunakan analisa
nonparametric. Kami membandingkan perbedaan rata-rata dengan CI 95% dari LUST
trimester ketiga dan LUST <2.0 mm diantara kedua kelompok (satu vs dua lapis; benang
sintesis vs catgut) menggunakan student t test dan X2 test. Analisis regresi linear ganda dan
analisis regresi logistik ganda digunakan untuk mengetahui dampak dari teknik penutupan
uterus pada LUST dan LUST <2.0 mm setelah penyesuaian untuk faktor pembaur potensial
termasuk jarak interdelivery (waktu antara persalinan caesar dan perkiraan waktu kelahiran
pada kehamilan selanjutnya) <18 bulan, caesar sebelumnya dilakukan sebelum persalinan,
sebelum 37 minggu (caesar preterm); usia ibu yang tinggi (≥35 tahun), obesitas (IMT ≥30
kg/m2) dan centernya. Analisis statistik dilakukan menggunakan software SPSS (versi 22)
dan P <0.05 dianggap signifikan. Ukuran sampel terbatas untuk jumlah wanita pada
penelitian.
C. HASIL
Total 1856 wanita direkrut, dan mereka memiliki LUST trimester ketiga rata-rata 3.3
± 1.3 mm. Diantara pasien ini, kami berhasil mendapatkan detail dari teknik penutupan uterus
pada 1613 wanita (87%) dengan LUST trimester ketiga 3.3 ± 1.3 mm dan dengan LUST <2.0
mm dari 10.5%. Penutupan satu lapis dilakukan pada 495 (31%) pasien, dimana 1118 (69%)
pasien dengan penutupan dua lapis. Tabel 1 melaporkan karakteristik populasi berdasarkan
penutupan uterus. Kami menilai bahwa wanita dengan penutupan satu lapis sebelumnya lebih
cenderung memiliki penutupan dengan menggunakan benang sintesis dan memiliki jarak
interdelivery yang lebih panjang. Frekuensi dari penutupan uterus satu dan dua lapis (Tabel 1)
dan penggunaan benang catgut (dari 0% hingga 43.1%) berbeda di masing-masing center
(keduanya dengan P <0.001).

5
Penutupan dua lapis pada caesar sebelumnya berkaitan dengan LUS yang lebih tebal
dibanding penutupan satu lapis di masing-masing center (dari 0.1 hingga 1.0 mm) untuk
perbedaan rata-rata berat (Weight Mean Difference, WMD) dari 0,11 mm (95% CI hingga
0.21 mm, P = 0.02). Setelah penyesuaian untuk faktor pembaur dengan analisis regresi linear
ganda, kami mengamati bahwa penutupan dua lapis tetap berkaitan dengan ketebalan yang
signifikan di LUS trimester ketiga pada kehamilan selanjutnya (+0.14 mm; CI 95%, 0.04
hingga 0.24 mm; P = 0.005). Lebih lanjut, tingkat LUST trimester ketiga lebih rendah
dengan penutupan dua lapis jika dibandingkan dengan satu lapis (8.5% vs 11.0%, P = 0.03)
dan kaitannya tetap signifikan setelah penyesuaian dengan faktor pembaur di analisis regresi
ganda (Tabel 2).
Kami mengamati bahwa caesar sebelumnya selama persalinan kala I protektif untuk
LUST <2.0 mm. Kami mengulang analisis berdasarkan kepada adanya atau tidak adanya
labor pada caesar sebelumnya. Pada wanita dengan riwayat caesar sebelum kala I persalinan,
kami mengamati penutupan dua lapis pada uterus tetap berkaitan dengan lebih tebalnya LUS
trimester ketiga (WMD, 0.21 mm; 95% CI, 0.06 hingga 0.36 mm; P<0.001) dan risiko LUST
yang lebih rendah <2.0 mm (odd ratio, 0.57; 95% CI, 0.38 hingga 0.85) setelah penyesuaian
dengan faktor pembaur. Pada wanita dengan riwayat caesar sebelumnya yang dilakukan
selama kala I, penutupan dua lapis berhubungan dengan tebalnya LUS trimester ketiga
(WMD, +0.13 mm; 95% CI, 0.003 hingga 0.25 mm; P = 0.045) namun tidak lagi berkaitan
dengan tingkat LUST <2.0 mm (odd ratio, 0.72; 95% CI, 0.48 hingga 1.07).

6
Dibandingkan dengan benang sintesis, penggunaan catgut untuk penutupan uterus
tidak memiliki dampak yang signifikan pada LUST trimester ketiga (WMD, -0.10 mm; 95%
CI, -0.22 hingga 0.02 mm) atau LUST <2.0 mm setelah penyesuaian untuk faktor pembaur
(Tabel 2).

Kami mengamati bahwa jarak interdelivery <18 bulan; IMT >30 kg/m2; persalinan
caesar dilakukan sebelum kala I merupakan seluruh faktor yang berkaitan dengan
peningkatan risiko LUST <2.0 setelah penyesuaian untuk faktor pembaur.
Hasil obstetrik tersedia untuk 1607 peserta (Tabel 3). Kami mengamati wanita dengan
penutupan dua lapis sedikit lebih mungkin untuk menjalani TOLAC dan lebih rendah untuk
mendapatkan bekas luka uterus selama persalinan caesar ulang, apakah caesar dilakukan
setelah TOLAC atau pilihannya. Penutupan dua lapis berkaitan dengan penurunan risiko
defek bekas luka uterus (RR, 0.32;95% CI, 0.17 hingga 0.61) pada kelahiran.

7
D. KOMENTAR
Kami mengamati bahwa penutupan dua lapis dari uterus pada caesar sebelumnya
berkaitan dengan LUS trimester ketiga yang lebih tebal dan menurunkan risiko LUST <2.0
mm pada kehamilan selanjutnya dibandingkan dengan penutupan satu lapis. Lebih lanjut,
kami mengamati tidak ada dampak signifikan dari jenis benang yang digunakan (chromic
catgut vs sintesis) pada LUST trimester ketiga. Pengamatan tersebut berarti penutupan dua
lapis dapat meningkatkan penyembuhan luka uterus dan menurunkan risiko defek bekas luka
uterus di persalinan selanjutnya.
Hasil yang kami dapatkan sejalan dengan meta-analisis sebelumnya yang melaporkan
risiko ruptur uteri yang lebih rendah pada wanita selama TOLAC dengan penutupan dua lapis
dan percobaan acak terbaru yang mengamati tebalnya myometrium yang tersisa lebih dari 6
bulan setelah persalinan caesar dengan penutupan dua lapis dibandingkan satu lapis. Meta
analisis dari percobaan acak menilai peran penutupan uterus pada penyembuhan luka uterus
yang dinilai pada minggu dan bulan berikutnya setelah caesar dan dilaporkan bahwa
penutupan satu lapis (-2.6 mm; 95% CI, -3.1 hingga -2.1; P < 0.001) berkaitan dengan
myometrium sisa yang lebih tipis dibandingkan dengan penutupan dua lapis. Dua penelitian
lainnya menilai peran penutupan uterus pada keadaan LUST di trimester ketiga. Pada kedua
kasus, peneliti mengamati tidak adanya perbedaan yang signifikan dari pengukuran LUST
antara 2 jenis penutupan uterus, namun kedua penelitian terbatas ukurannya (masing-masing
233 dan 377 peserta) dan tidak adanya penyesuaian untuk faktor pembaur.

8
Penelitian kali ini menunjukan bahwa persalinan caesar sebelummya yang dilakukan
sebelum kala I berkaitan dengan LUS trimester ketiga yang lebih tipis dibandingkan dengan
caesar selama kala I. Penemuan ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Algert dkk,
yang menunjukan risiko besar ruptur uteri apabila persalinan caesar sebelumnya dilakukan
sebelum kala I. Lebih lanjut, ketika caesar dilakukan sebelum kala I, penjahitan dua lapis
dapat memberi dampak yang lebih positif dengan menurunkan kesulitan penyembukan luka
uterus. Sebagai tambahan, ini dapat memfasilitasi pekerjaan dokter obgyn yang melakukan
operasi: ketika caesar dilakukan sebelum kala I, LUS lebih tebal dibandingkan yang
dilakukan pada kala I, dan biasanya lebih mudah melakukan penjahitan satu lapis
menghindari desidua diikuti dengan lapis kedua untuk perkiraan dari myometrium. Kontras
dengan ini, terkadang sulit untuk mengidentifikasi dua lapisan ini pada LUS ketika menjadi
semakin tipis akibat kontraksi berulang. Maka, melakukan penutupan dua lapis mungkin
menjadi kurang penting pada kala I lanjut. Akhirnya, penelitian kami mengonfirmasi
penelitian sebelumnya yang melaporkan risiko ruptur uteri lebih besar pada interval
interdelivery yang pendek terutama ketika intervalnya kurang dari 18 bulan.
Penelitian ini memiliki beberapa batasan. Pemilihan penutupan uterus dapat
dipengaruhi dengan faktor-faktor yang tidak tersedia untuk penyesuaian analisis kami.
Mungkin bukan jumlah lapisannya yang memengaruhi penyembuhan uterus namun teknik
lain yang berkaitan dengan jumlah lapisan. Sebagai contoh, disepakati bahwa inklusi desidua
kepada jahitan merupakan faktor risiko untuk penyembuhan yang tidak sesuai, defek bekas
luka uterus, dan komplikasinya, seperti plasenta accreta dan ruptur uteri. Di Amerika Utara,
penutupan satu lapis mengkombinasikan desidua dan ikatan jahitan merupakan hal yang biasa.
Detail operasi tersebut tidak dikumpulkan sehingga kami tidak dapat memperkirakan apa
diantara karakteristik dari penutupan satu lapis yang bertanggung jawab untuk kesulitan
penyembuhan dan apa peran menambahkan lapisan kedua pada lapis pertama yang tidak
terikat tanpa menyertakan desidua. Akhirnya, kami tidak mampu mengumpulkan jenis
penutupan dua lapis (matras vertikal atau penjahitan Lambert) karena heterogenitas dari
laporan operasi.
Penelitian ini juga memiliki beberapa kekuatan, termasuk diantaranya jumlah sampel
yang besar, yang memberi ruang untuk beberapa faktor penyesuaian, pengukuran LUST
dilakukan oleh orang yang kompeten dan tidak mengetahui laporan operasi sebelumnya dan
fakta bahwa penelitian kami sesuai dimana LUST dilaporkan sebagai variable continous atau
dichotomic. Akhirnya, pengamatan kami bahwa defek bekas luka uterus lebih sering pada
USG sesuai dengan penelitian kami pada saat persalinan.
9
Kesimpulannya, penelitian kali ini mendukung penggunaan dua lapis jahitan pada
uterus saat caesar, terutama ketika dilakukan sebelum kala I untuk mengoptimalkan
penyembuhan luka uterus. Teknik ini dapat menyebabkan penurunan defek luka uterus
selama TOLAC.

TELAAH JURNAL

• Problem

• 1613 orang wanita dari 4 RS di Canada dan Switzerland mulai April 2009
hingga Juni 2013 dengan kehamilan tunggal dan sebelumnya menjalani caesar
transversa rendah yang berpikiran untuk menjalani persalinan pervaginam
untuk menilai dampak dari penjahitan satu lapis vs dua lapis pada caesar
sebelumnya.

• Intervension

• Perempuan yang sebelumnya melahirkan dengan caesar transversa rendah


tunggal disertakan pada usia kehamilan 34-38 minggu. Pemeriksaan USG
transabdominal dan transvaginal untuk ketebalan segmen bawah rahim
dilakukan oleh sonografer tanpa mengetahui data klinis pasien. Laporan
operasi sebelumnya dilihat kembali untuk mendapatkan data mengenai
penjahitan uteri selanjunya, Ketebalan segmen bawah rahim trimester ketiga
pada kehamilan selanjutnya dibandingkan berdasarkan jumlah lapisan
penjahitannya dan berdasarian jenis benang untuk penutupan uterusnya,
menggunakan perbedaan berat rata-rata dan analisa regresi multivariat.

• Comparative

• Chapman et al melaporkan tidak ada ruptur uteri dan 1 kasus luka uteri setelah
TOLAC diantara 70 wanita dengan penutupan satu lapis dan tidak ada ruptur
maupun bekas luka setelah TOLAC di 75 wanita dengan penutupan dua lapis;
sebagai tambahan kelompok CORONIS melaporkan 1 (0.06%) kasus dari
ruptur uteri dari 1610 kelahiran setelah penutupan satu lapis dan 2 (0.12%)
kasus dari 1624 kelahiran setelah penutupan dua lapis selama follow up 3
tahun di uji acak multicenter mereka.

10
• Outcome

• Penutupan uterus dua lapis pada persalinan caesar sebelumnya berkaitan


dengan segmen bawah rahim yang lebih tebal pada trimester ketiga dan
menurunkan risiko ketebalan segmen bawah rahim <2.0 mm pada kehamilan
selanjutnya.

 Validitas
 Apakah penelitian ini menggunakan design penelitian yang sesuai untuk
menjawab pertanyaan penelitian?
Ya, penelitian ini menggunakan design penelitian yang dapat menjawab tujuan
dari dilakukannya penelitian. Pada penelitian ini digunakan kohort prospektif.
 Apakah pasien dalam setiap kelompok memiliki karakteristik yang sama pada
awal penelitian?
Ya, pada jurnal ini karakteristik pada setiap kelompok adalah sama.
 Apakah semua pasien dihitung pada akhir penelitian ?
Ya, jumlah sample pada penelitian ini sejumlah 1613 sample
 Berapa banyak pasien yang mangkir dan untuk alasan apa?
Dalam jurnal ini, tidak ada pasien yang tidak ter follow up selama penelitian
 Apakah intervensi yang dilakukan dijelaskan secara rinci cukup untuk diikuti
oleh orang lain?
Ya, pada jurnal ini dilakukan intervensi dan intervensi di rinci secara jelas
pada jurnal ini.
 Important
 Apakah penelitian ini penting?
Ya, penelitian ini penting untuk membantu memperkirakan dampak dari
penjahitan uterus sebelumnya pada ketebalan segmen bawah rahim di
kehamilan selanjutnya. Karena, penutupan satu lapis dari uterus pada operasi
caesar berkaitan dengan 3 hingga 5 kali peningkatan risiko ruptur uteri.
 Applicable
 Apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan?
Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada populasi eligible yang sesuai dengan
kondisi dari variabel yang diteliti.

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Asdasdas
    Asdasdas
    Dokumen34 halaman
    Asdasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasasasd
    Asdasasasd
    Dokumen17 halaman
    Asdasasasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasd
    Asdasd
    Dokumen52 halaman
    Asdasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Pernapasan
    Fisiologi Pernapasan
    Dokumen17 halaman
    Fisiologi Pernapasan
    Elfa Rizky
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasdasdas
    Asdasdasdasdas
    Dokumen28 halaman
    Asdasdasdasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Maksila dan Mandibula
    Fraktur Maksila dan Mandibula
    Dokumen1 halaman
    Fraktur Maksila dan Mandibula
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdadas
    Asdadas
    Dokumen52 halaman
    Asdadas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Qweqweqwe
    Qweqweqwe
    Dokumen3 halaman
    Qweqweqwe
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasda
    Asdasda
    Dokumen40 halaman
    Asdasda
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasda
    Asdasda
    Dokumen40 halaman
    Asdasda
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Gastritis Erosif
    Gastritis Erosif
    Dokumen33 halaman
    Gastritis Erosif
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasa
    Asdasdasa
    Dokumen38 halaman
    Asdasdasa
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura Et Causa TB Paru
    Efusi Pleura Et Causa TB Paru
    Dokumen34 halaman
    Efusi Pleura Et Causa TB Paru
    Nalathifa
    50% (2)
  • Referat Efusi Pleura
    Referat Efusi Pleura
    Dokumen19 halaman
    Referat Efusi Pleura
    Nadya Yuniarti Dhp
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasdasd
    Asdasdasdasd
    Dokumen22 halaman
    Asdasdasdasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • SIROSIS HATI
    SIROSIS HATI
    Dokumen24 halaman
    SIROSIS HATI
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasdasdas
    Asdasdasdasdas
    Dokumen28 halaman
    Asdasdasdasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasdasdas
    Asdasdasdasdas
    Dokumen28 halaman
    Asdasdasdasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasdsadsaasdas
    Asdasdasdsadsaasdas
    Dokumen39 halaman
    Asdasdasdsadsaasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Adsasdsadasdasd
    Adsasdsadasdasd
    Dokumen24 halaman
    Adsasdsadasdasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Chronic Kidney Disease Rezka
    Chronic Kidney Disease Rezka
    Dokumen21 halaman
    Chronic Kidney Disease Rezka
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdadasd
    Asdadasd
    Dokumen24 halaman
    Asdadasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Kortikosteroid Topikal Awal
    Kortikosteroid Topikal Awal
    Dokumen3 halaman
    Kortikosteroid Topikal Awal
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdadsa
    Asdadsa
    Dokumen1 halaman
    Asdadsa
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Kortikosteroid Topikal Awal
    Kortikosteroid Topikal Awal
    Dokumen3 halaman
    Kortikosteroid Topikal Awal
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdadwt
    Asdasdadwt
    Dokumen5 halaman
    Asdasdadwt
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdas
    Asdasdas
    Dokumen2 halaman
    Asdasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Sadasdsaasdasd
    Sadasdsaasdasd
    Dokumen1 halaman
    Sadasdsaasdasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdadsasd
    Asdadsasd
    Dokumen17 halaman
    Asdadsasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat