HEPATITIS
OLEH:
REZKA FADILLAH YEFRI (2013730170)
PEMBIMBING:
DR. CAMELIA KHAIRUN NISSA, SP.PD
Epidemiologi
Etiologi
•Dapat terjadiberdiameter
• virus RNA di seluruh dunia
27 nmtetapi paling sering
merupakan di
virus RNA
Negara berkembang,
dan termasuk dalamdengan
golonganmasa inkubasi sekitar
Picornaviridae.
3-5 minggu atau rata-rata 15-50 hari.
•Tersebar secara fecal oral, rute terbanyak dari
orang ke orang.
•hygiene dan sanitasi yang buruk dengan
penduduk yang sangat padat.
•Penyakt ini sering terjadi akibat adanya
kontaminasi air dan makanan.
• Distribusi dan endemisitas hepatitis A di dunia
Virus penginfeksi antibodi
Peningkatan sterkobilin
Fase
•Gejala kuning mulai menghilang walaupun penderita
penyembuhan masih terasa cepat lelah.
(konvalesen)
DIAGNOSIS
Laboratorium
• bilirubin direk, bilirubin total, alanin
aminotransferase (ALT/SGPT), aspartat
aminotransferase (AST/SGOT), alkali fosfatase,
gamma glutamil transpeptidase menunjukan
peningkatan.
Diagnosis
• pemeriksaan IgM anti HVA.
Laboratorium
• bilirubin direk, bilirubin total, alanin aminotransferase
(ALT/SGPT), aspartat aminotransferase (AST/SGOT), alkali
fosfatase, gamma glutamil transpeptidase menunjukan
peningkatan.
Komplikasi
• Pada umumnya hampir semua yang terkena virus
hepatitis A sembuh sempurna.
• Hepatitis Fulminan
PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Diet
Simptomatik
Definis
Hepatitis B merupakan infeksi virus hepatitis B (VHB)
yang dapat bersifat akut atau kronis
HEPATITIS B
Epidemiologi
• Angka kejadian hepatitis B di Indonesia masih
tinggi.
• Produk-produk darah secara intravena, kontak
seksual, perawatan institusi dan kontak erat dengan
pengidap.
HEPATITIS B
Etiologi
• Termasuk kelompok hepadnaviridae, bersifat
hepatotropik dari grup DNA virus. Berukuran
diameter 42 nm berbentuk seperti bola.
TANDA DAN GEJALA
Hepatitis B Akut
Fase preikterik Fase ikterik Fase perbaikan
• Hepatitis B Kronik
Memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi mulai
dari asimtomatik, gejjala hepatitis akut tanda-
tanda sirosis dan gagal hati.
DIAGNOSIS
• Infeksi hepatitis B akut: anamnesis dan pemeriksaan fisik dan
temuan serologi HBsAg (+)dan igM anti HBc (+)
• Infeksi hepatitis B kronik
1. HBsAg seropositive > 6 bulan
2. Serum DNA VHB >20.000 IU/mL dapat juga nilai lebih rendah
2000-20.000 IU/mL ditemukan pada kasus HBsAg (-)
3. Peningkatan ALT (alanine aminotransferase) yang persisten
maupun intermiten
4. Biopsi hati yang menunjukkan hepatitis kronis dengan
derajat nekroinflamasi sedan- berat.
DIAGNOSIS
Uji serologis terhadap serum pasien
Kesimpulan
HbsAg IgM anti-HAV IgM anti-HBc
+
+ - Hepatitis B akut, aktif
( titer tinggi > 600 )
+ (> 6 bulan) - - / titer rendah Hepatitis kronis
Hepatitis A akut pada
+ + -
Hepatitis B kronis
+ + + Hepatitis A dan B akut
- + - Hepatitis A akut
- + + Hepatitis A dan B akut
- - + Hepatitis B akut
Bukan Hepatitis atau
- - - mungkin Hepatitis non-A,
non-B
PENANDA SEROLOGIS HEPATITIS B
HBsAg Anti HBs Anti HBc HBeAg Anti HB e DNA VHB
Hepatitis + - igM + - +
akut
Periode - - igM +/- +/- +
jendela
Riwayat - + igG - +/- -
hepatitis
B
(sembuh)
Imunisasi - + - - - -
Hepatitis + - igG + - +
kronik
HBeAg
(+)
Hepatitis + - igG - = +/-
kronik
HBeAg (-
)
Hepatitis B
Terapi nonfarmakologi:
Konseling
Tujuan terapi:
Vaksinasi dan imunisasi
meningkatkan
seroklirens, mencegah Hindari konsumsi
perkembangan alkohol
Terapi Farmako;ogi
penyakit ke arah sirosis, Ajak pasien untuk
dan meminimalkan berkonsultasi sebelum
kerusakan hati pada menggunakan obat
pasien baru, termasuk obat
herbal dan obat tanpa
resep.
TERAPI FARMAKOLOGI
Interferon (IFN)
Merupakan sitokin yang Dosis:
memiliki efek antivirus,
antiproliferatif, dan Interferon α-2b
imunomodulator. Dosis: SC; 3x106 unit 3x
Efek samping:
Pemberian IFN Interferon α-2a : seminggu, naikkan
kelelahan, demam, sakit sampai 5-10x106
memerlukan frekuensi kepala, mual, tidak nafsu SC/IM; 4,5 x 106 unit 3x
pemberian 3 kali makan, kekakuan, seminggu, jika tidak unit 3x seminggu bila tidak
seminggu, sehingga mialgia, artralgia, nyeri menimbulkan respons
digantikan oleh menimbulkan respon
muskuloskeletal, insomnia, setelah 6 bulan, naikkan setelah 6
pegylated-IFN (PEG-IFN) depresi, cemas/emosi sampai dosis bulan
PEG-IFN memiliki waktu labil, alopesia, reaksi di
paruh yang lebih panjang tempat injeksi. maks 18x106 unit 3x Pertahankan dosis
daripada IFN, seminggu. minimum selama 4-6
bulan kecuali
dapat diberikan 1
kali/minggu dalam keadaan intoleran
Lamivudine
Efek samping : diare, nyeri Penatalaksanaan :
Merupakan analog
nukleosida perut, ruam, malaise, Tes untuk HBeAg dan anti HBe di
akhir pengobatan selama 1tahun
lelah, demam, anemia, dan kemudian setiap 3 -6 bulan.
Memiliki aktivitas antivirus neutropenia, Durasi pengobatan optimal untuk
pada HBV maupun HIV. trombositopenia, hepatitis B belum diketahui, tetapi
Indikasi : Hepatitis B kronik. neuropati, jarang pengobatan dapat dihentikan
setelah 1 tahun jika ditemukan
pankreatitis adanya serokonversi HBeAg
Dosis :
Perhatian : pankreatitis, Pengobatan lebih lanjut 3 – 6 bulan
-Dewasa, anak > 12 tahun kerusakan ginjal berat, setelah ada serokonversi HBeAg
: 100 mg 1 x sehari. penderita sirosis berat,
untuk mengurangi kemungkinan
kambuh.
-Anak usia 2 – 11 tahun : 3 hamil dan laktasi. Monitoring fungsi hati selama
mg/kg 1 x sehari Interaksi obat : paling sedikit 4 bulan setelah
(maksimum 100 mg/hari) Trimetroprim
penghentian terapi dengan
Lamivudine
Adefovir Entecavir Telbivudine
Etiologi
• VHC termasuk famili flaviviridae yang terdiri dari untalan RNA
tunggal dengan diameter 30-60 mm, mempunyai evelop.
Epidemiologi
Faktor risiko yang paling penting untuk penularan HCV di
Amerika Serikat adalah
• penggunaan obat intravena (40 %),
• transfusi (10 %),
• pajanan pekerjaan seksual (10 %).
• Sisanya 40 % penderita belum diketahui
GEJALA KLINIS
Laboratorium
• Setelah beberapa minggu, kadar serum alanin
transferase (ALT) meningkat diikuti dengan
timbulnya gejala klinis.
• Pada hepatitis C yang kronik didapatkan kadar
ALT tetap tinggi atau berfluktuasi
• RNA VHC masih ditemukan sedangkan anti VHC
yang positif dapat terjadi baik pada infeksi akut
maupun kronis.
Komplikasi
• Salah satu konsekuensi paling berat pada penderita Hepatitis C
adalah kanker hati.
Penatalaksanaan
• Titik berat tatalaksana pada kasus ini adalah pencegahan
kronisitas.
• Pengobatan suportif yaitu istirahat dan diet yang baik.
• Untuk penderita kronik hepatitis C dapat diberikan interferon alfa
(3 juta u/m2 3 kali dalam 1 minggu selama 6 bulan)
HEPATITIS D
Etiologi
• Virus hepatitis D memiliki panjang partikel virus 36
nm dan terbungkus oleh protein VHB (HBsAg).
• Sehingga untuk bisa terinfeksi hepatitis D diperlukan
bantuan virus hepatitis B.
Epidemiologi
• Transmisi melalui kontak di anggota keluarga atau
berada di daerah yang memiliki angka prevalensi
yang tinggi khususnya di negara berkembang.
Gejala Klinis
• Gejala klinik infeksi virus hepatitis D mirip dengan
gejala hepatitis yang lainnya.
Diagnosis
• Diagnosa hepatitis D dibuat berdasarkan adanya
IgM antibodi VHD yang berkembang sekitar 2-4
minggu setelah ko-infeksi dan sekitar 10 minggu
sesudah super infeksi.
Komplikasi
• Hepatitis fulminant
Epidemiologi
• Menyebabkan hepatitis virus yang sporadis atau
epidemik hebat di negara berkembang.
• Di Indonesia pernah dilaporkan “outbreak” HEV di
Kalimantan Barat dan Jabar karena penggunaan
air sumur yang tercemar.
Gejala Klinis
• Gejala klinik hepatitis E mirip dengan hepatitis A, namun kadang
juga bisa lebih berat.
Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya antibody VHE .
IgM anti VHE positif sekitar 1 minggu sakit dan dapat bertahan
selama 6 minggu setelah puncak dari penyakit. IgG anti HEV
dapat tetap terdeteksi selama 20 bulan.
Penatalaksanaan
• Belum ada pengobatan yang efektif ataupun vaksin untuk
mengobati infeksi VHE ini. Yang dapat dilakukan adalah
pengawasan