Oleh:
Putri Noviarin Irhamna
(2013730166)
Pembimbing:
dr.Indri Savitri, Sp.P
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
Identitas
• Nama : Ny.O
• Usia : 34 Tahun
• Pekerjaan : IRT
• Agama : Islam
• RPK : keluarga pasien tidak ada yang mempunyai keluhan serupa. Riwayat
hipertensi (+) pada ibu pasien, riwayat asma (+) pada nenek pasien, riwayat
kencing manis (-), bibi pasien dalam pengobatan paru bulan ke-5.
• RAlergi : (-)
• Riwayat pengobatan :
Pulmo
•P : vocal fremitus kiri lebih dominan, nyeri tekan (-), krepitasi (-)
•A : BU (+)
• P : Timpani seluruh lapang abdomen, ascites (-)
• Atas : akral hangat, CRT < 2 detik, kuku tidak tampak kelainan
• Bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, edema tungkai (-)
Hasil pemeriksaan penunjang
Hb 13,2
Leukosit 11.200
Thrombosit 418.000
Hitung jenis Leukosit:
Eosinofil 0
Basofil 0
Batang 0
Segmen 77
Limfosit 23
Monosit 0
Hematokrit 40
Foto thorax
Resume
Pasien wanita 34 tahun datang dengan keluhan sesak sejak 1 minggu SMRS.
Sesak dirasakan semakin memberat. Keluhan disertai dengan nyeri dada, batuk
kering yang hilang timbul dan mual. Pasien memiliki penyakit asma. Pada
riwayat penyakit keluarga, Ibu pasien memiliki riwayat hipertensi, bibi pasien
sedang dalam pengobatan paru bulan ke 5 dan nenek pasien memiliki riwayat
asma. Sebelum masuk RS pasien sudah berobat tetapi tidak membaik.
• BTA
Rencana Penatalaksanaan:
• Pro WSD
• IVFD RL 20tpm
• Ranitidine 2x50g IV
• Lapisiv 3x150mg PO
FOLLOW UP
14 februari 2018
• A : Pneumothoraks dextra
• P : IVFD RL 20tpm
Ranitidine 2x50g IV
Lapisiv 3x150mg PO
Cek BTA
15 februari 2018
• S : sesak berkurang, batuk, nyeri dada, mual, undulasi 10cc
• O : TD 110/70, N : 82, RR : 20 , S: 36,8
• A : Pneumothoraks ec tb paru
• P : Rifastar 1x3 tab
Methylpredisolone 3x8mg
Ranitidine 2x50g IV
Lapisiv 3x150mg PO
As. Mefenamat 3x 500mg
16 februari 2018
• S : sesak berkurang, batuk, nyeri dada, mual berkurang, undulasi 10cc
• O : TD 110/80, N : 96, RR : 20 , S: 36,8
• A : Pneumothoraks ec tb paru
• P : Rifastar 1x3 tab
Methylpredisolone 3x8mg
Ranitidine 2x50g IV
Lapisiv 3x150mg PO
As. Mefenamat 3x 500mg
17 februari 2018
• S : sesak berkurang, batuk, nyeri dada, undulasi 10cc
• O : TD 110/80, N : 82, RR : 20 , S: 36,8
• A : Pneumothoraks ec tb paru
• P : Rifastar 1x3 tab
Methylpredisolone 3x8mg
Ranitidine 2x50g IV
Lapisiv 3x150mg PO
As. Mefenamat 3x 500mg
19 februari 2018
• S : sesak berkurang, batuk, nyeri dada, undulasi 25cc, bubble (-)
• O : TD 120/80, N : 88, RR : 20 , S: 36,8
• A : Pneumothoraks e.c Tb paru
• P : Rifastar 1x3 tab
Methylpredisolone 3x8mg
Ranitidine 2x50g IV
Lapisiv 3x150mg PO
As. Mefenamat 3x 500mg
20 februari 2018
• S : sesak berkurang, batuk berkurang, nyeri dada berkurang, undulasi (-), bubble (-
)
• O : TD 120/80, N : 82, RR : 20 , S: 36,8
• A : Pneumothoraks e.c Tb paru
• P : Rifastar 1x3 tab
Methylpredisolone 3x8mg
Lapisiv 3x150mg PO
As. Mefenamat 3x 500mg
21 februari 2018
• S : sesak berkurang, batuk berkurang, nyeri dada berkurang, undulasi (-), bubble
(-)
• O : TD 120/80, N : 92, RR : 20 , S: 36,8
• A : Pneumothoraks e.c Tb paru
• P : Rifastar 1x3 tab
Methylpredisolone 3x8mg
Lapisiv 3x150mg PO
As. Mefenamat 3x 500mg
Aff WSD
BLPL
Analisa Kasus
Teori Kasus
Anamnesis • Sesak nafas, Sesak mendadak, Semakin • Sesak nafas dirasakan semakin
lama semakin memberat memberat disertai dengan nyeri dada
• Nyeri dada dan adanya batuk kering.
• Batuk kering
• Takikardi
• Sianosis
• Paru kolaps
• Tampak gambaran lusen
PNEUMOTORAKS
Pneumotoraks Pneumotoraks
Spontan Traumatik
Pneumotoraks Pneumotoraks
Iatrogenik Bukan
Spontan Primer Spontan
Iatrogenik
(PSP) Sekunder
Artifisial Eksidental
Pneumotoraks tertutup
(simple pneumothorax)
Berdasarkan
Pneumotoraks terbuka
Jenis Fistula (open pneumothorax)
Tension pneumotoraks
(pneumotoraks ventil)
patogenesis
• PSP
• Robekan suatu kantong udara dekat pleura viseralis
• Secara patologis paru yang direseksi tampak:
• Bulla : kantong yang dibatasi pleura fibrotik yang menebal, jaringan fibrosa
paru sendiri dan jaringan paru emfisematous.
• Bleb: terbentuk dari suatu alveoli yang pecah melalui jaringan interstisial ke
dalam lapisan fibrosa tipis pleura viseralis yang kemudian berkumpul dalam
bentuk kista.
• PSS
• Karena pecahnya bulla subpleura atau bleb viseralis
• Berhubungan dengan penyakit paru yang mendasarinya.
• Patogenesis PSS multifaktorial
• Terjadi akibat komplikasi penyakit PPOK, asma, fibrosis kistik, TB
paru dan penyakit-penyakit paru infiltrate lainnya
diagnosis
• Keluhan subjektif
• Sesak nafas
• Nyeri dada
• Batuk
• Pemeriksaan fisik
• Suara nafas melemah sampai menghilang
• Fremitus melemah sampai menghilang
• Resonansi perkusi dapat normal atau meningkat/hipersonor
Pemeriksaan penunjang
• Analisa gas darah
• Hipoksemia dan alkalosis respirasi akut
• EKG
• Pneumotoraks primer sebelah kiri dapat menyebabkan aksis QRS dan perubahan
gelombang T
• Rontgen Thoraks
• Garis pleura viseralis tampak putih, lurus atau cembung terhadap dinding dada dan
terpisah dari garis pleura parietalis.
• Celah antara kedua garis pleura tampak lusens
• Visceral pleural white line atau visceral line
• Pneumothoraks luas, paru-paru kolaps di daerah hilus dan mediastinum terdorong
kearah kontralateral.
• Computed Tomography (CT-scan)
• Apabila dengan pemeriksaan foto thoraks diagnosis belom ditegakkan.
• Spesifik untuk membedakan:
• emfisema bullosa dengan pneumotoraks,
• batas antara udara dengan cairan intra dan ekstrapulmoner
• pneumothoraks spontan primer atau sekunder.
• Apabila fistula dari alveoli ke rongga pleura telah menutup, udara dalam
rongga pleura perlahan-lahan akan diresorbsi
• Laju resorbsinya ± 1,25% dari sisi pneumotoraks per hari
• Laju resorbsi meningkat jika tambahan oksigen
• Observasi: beberapa hari (minggu) dengan foto dada serial tiap 12-24 jam
selama 2 hari.
Aspirasi Dengan Jarum dan Tube Torakostomi
• Dilakukan seawal mungkin
• Diberikan cairan disinfektan dan dilakukan injeksi anestesi lokal dengan xilokain atau
prokain 2%
• Trokar masuk ke dalam rongga pleura, pipa khusus segera dimasukkan ke rongga pleura
dan trokar dicabut sehingga hanya pipa khusus yang masih tertinggal di rongga pleura
• Pipa dihubungkan dengan pipa yang lebih panjang dan dengan pipa kaca yang
dimasukkan ke dalam air di dalam botol
• Masuknya pipa kaca ke dalam air 2 cm dari permukaan air
• Evaluasi:
• Paru sudah mengembang penuh dan tekanan rongga pleura sudah negatif
uji coba penjepitan selang 24 jam
• Evaluasi dengan foto rontgen toraks
• Tekanan di dalam rongga pleura menjadi positif maka pipa tersebut belum
dapat dicabut
• Bila paru sudah mengembang maka WSD dicabut
• Pencabutan WSD dilakukan saat pasien dalam keadaan ekspirasi maksimal
Torakoskopi
• Tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga toraks dengan alat bantu
torakoskop
• Dapat dilakukan reseksi bulla atau bleb dan dilakukan untuk pleurodesis
• Tindakan ini dilakukan jika dengan torakoskopi gagal atau jika bleb
atau bulla terdapat di apeks paru
TERIMA KASIH