Anda di halaman 1dari 39

REFERAT

“TRANSFUSI
DARAH”
Fitra Reza Nugraha
2012730044
Pembimbing:
dr. Herawaty Purba S, M.Biomed, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD BLUD SEKARWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
DARAH SEBAGAI ORGAN
Darah yang semula dikategorikan sebagai jaringan tubuh, saat ini telah
dimasukkan sebagai suatu organ tubuh terbesar yang beredar dalam sistem
kardiovaskuler, tersusun dari :
1. Komponen Korpuskuler atau Seluler
2. Komponen Cairan.
PERAN PENTING DARAH

Sebagai organ transportasi.

Sebagai organ pertahanan tubuh (imunologik).

Peranan darah dalam menghentikan perdarahan


(mekanisme homeostasis).
TRANSFUSI DARAH
Transfusi darah adalah tindakan medik yang bertujuan mengganti komponen
darah yang berkurang dan merupakan salah satu rangkaian proses pemindahan darah
donor ke dalam sirkulasi darah resipien sebagai upaya pengobatan.

Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk


mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas
bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.
Epidemiologi penggunaan Transfusi

Data WHO :
20% Populasi dunia di negara maju  80% memakai donor yg aman, 80% populasi dunia di negara
berkembang  20 % memakai donor yg aman

Di Negara berpenghasilan tinggi  insidensi tahunan penggunaan darah : 45,5 unit/1000 penduduk,
penghasilan menengah  10,1 unit/1000 penduduk, penghasilan rendah  3,6 unit/1000 penduduk

Di negara penghasilan tinggi  97% menggunakan transfusi berupa komponen darah


Di negara penghasilan rendah  hanya 28%, sisanya menggunakan whole blood
Berdasarkan asal darah
Homologous atau • Darah berasal dari darah
allogenic transfusion orang lain

Autologous • Darah yang di donorkan


berasal dari darah pasien itu
transfusion sendiri
Mengembalikan dan

TUJUAN mempertahankan
volume normal
peredaran darah

Menggantikan
Tindakan terapi kekurangan
khusus komponen seluler
atau kimia darah

Memperbaiki Meningkatkan
fungsi oksigenasi
homeostasis jaringan
KEADAAN YANG MEMBUTUHKAN
TRANSFUSI DARAH
• Anemia karena perdarahan, biasanya digunakan batas Hb 7-8 g/dL.
• Anemia kronis.
• Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
• Plasma loss atau hipoalbuminemia.
• Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan
elektrolit saja. Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan
elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi jika Hb<8 gr/dl.
PROSEDUR
• Identitas pasien harus dicocokan secara lisan maupun tulisan
• Identitas dan jumlah darah dalam kemasan dicocokkan dengan formulir permintaan
darah
• Tekanan darah, frekuensi denyut jantung dan suhu harus diperiksa sebelumnya,
serta diulang secra rutin.
• Observasi ketat, terutama pada 15 menit pertama setelah tranfusi darah dimulai.
Sebaiknya 1unit darah diberikan dalam waktu 1-2 jam tergantung status
kardiovaskuler dan dianjurkan tidak lebih dari 4 jam mengingat kemungkinan
proliferasi bakteri pada suhu kamar.
KOMPONEN DARAH

Seluler Non-seluler
• Darah utuh (whole blood) • Plasma segar beku (Fresh Frozen Plasma)
• Sel Darah Merah pekat (PRC) • Plasma donor tunggal (Single Donor
• Trombosit konsentrat (Concentrate Plasma)
Platelets) • Kriopresipitat Faktor Anti Hemophilia
• Granulosis feresis (Cryoprecipitate AHF)
WHOLE BLOOD (DARAH UTUH)
• Kandungan : sel darah merah, leukosit, trombosit, dan plasma.
Deskripsi • 1 unit  250 ml, 350 ml, 450 ml
• WB segar  48 jam, WB baru  6 hari, WB simpan  35 hari

• Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan volume plasma scr
bersamaan
• Perdarahan akut
Indikasi • Syok Hipovolemik
• Bedah mayor dengan perdarahan aktif > 1500 ml/ perdarahan 25-
30% volume darah total
• Namun hendaknya bukan menjadi pilihan utama
• Tergantung keadaan klinis pasien
• 1 unit  meningkatkan Hb sekitar 1 gr/dl atau hematokrit 3-4%
Dosis dan Cara Pemberian • Pada anak”  8 ml/kgBB
• Diberikan dalam 4 jam
PRC (DARAH ENDAP)
• Berisi SDM terkonsentrasi dengan sedikit plasma
• Dari 450-500 whole blood yg disentrifuge
• Waktu paruh  30 hr
Deskripsi • Dibagi menjadi:
• PRC leukosit reduced
• PRC washed
• PRC frozen

• Pasien dg gejala kekurangan oxygen carrying capacity / hipoksia jaringan, contoh:


• Hipoksia
• Pasien Gagal ginjal
Indikasi • Anemia kronis e.c keganasan (anemia yg tdk terkoreksi dg terapi medikamentosa)
• Kelainan jantung
• Transfusi pengganti misal pada bayi penyakit hemolitik, dan thalasemia
Dosis dan • Dosis pada dewasa tergantung kadar Hb sekarang dan yang akan di capai
Pemberian • 1 kantong  menaikkan Hb 1 gr/dl dan menaikkan hematokrit 3%
• Pada neonatus  10-15 ml/kgBB  menaikkan Hb 3 gr/dl
Darah Merah Cuci
(Washed Erythrocyte)
Deskripsi • Volume 260 ml ; Hct 0,57 L/L; leukosit < 1x108 ; plasma < 0,2 ml

• Transfusi masif pada neonatus sampai usia < 1 tahun


• Transfusi intrauterin
Indikasi • Penderita dengan anti-IgA atau defisiensi IgA dengan riwayat alergi transfusi
berat
• Riwayat reaksi transfusi berat yang tidak membaik dengan pemberian
premedikasi
TC
(Trombocyte Concentrates)
• Setiap 50-60ml plasma yang dipisahkan dari WB mengandung:
• Trombosit minimal 55 x 109
Deskripsi • Eritrosit < 1,2 x 109
• Leukosit < 0,12 x 109

• Perdarahan akibat trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit


• Pencegahan perdarahan karena trombositopenia
Indikasi • Profilaksis perdarahan pada pre operatif dengan trombosit kurang atau sama dengan 50.000
/microliter, kecuali operasi trepanasi dan cardiovaskuler kurang atau sama dengan 100.000
micro liter

• 1 unit TC/ 10 kgBB


• Pada dewasa 60-70 kg, 1 unit platelet (dari 4-6 donor) mengandung 240 x 109
Dosis trombosit meningkatkan tormbosit 20- 40 x 109/L
• Peningkatan trombosit kurang efektif bila terdapat kondisi-kondisi seperti splenomegali,
DIC dan sepsis
Fresh Frozen Plasma (FFP)
• 1 kantong  60-180 ml plasma yg dibekukan pada suhu 250C selama 6 jam
Deskripsi • Terdiri dari faktor pembekuan stabil, albumin dan imunoglobulin; F VIII
minimal 70% dari kadar plasma segar normal

• Perdarahan aktif atau resiko perdarahan akibat kekurangan beberapa faktor


koagulasi
Indikasi • Perdarahan hebat akibat terapi warfarin
• Masif transfusi dengan perdarahan coagulopati
• Trombotik trombositopeniapurpura
Dosis dan
Pemberian • Dosis 10-15 ml/kgBB (4-6 unit u/ dewasa)
Cryoprecipitated
• Presepitasi dari FFP saat thawing 4°C dan dicampur 10-20 ml plasma
Deskripsi • Berisi setengah F VIII dan fibrinogen darah utuh (F VIII 80-100 iu/kantong;
fibrinogen 150-300 mg/kantong)

• Perdarahan karena defisiensi fibrinogen dan faktor XIII, pasien dengan


Indikasi hemofilia A / von Willebrand’s disease
Dosis dan • Kebutuhan fibrinogen  250/ fibrinogen/kantong
Pemberian • 1 kantong per 7-10 kgBB  meningkatkan fibrinogen 60-100 mg/dl
• 1 kantong  meningkatkan F VIII 35%
Granulosit

• Mengandung ganulosit, limfosit dan sedikit plasma.


Deskripsi • Setiap unit mengandung 1.0 x 1010 granulosit dengan volume 100-300 ml

Indikasi • Pada pasien sepsis dengan neutropenia dengan infeksi bakteri yang tidak respon
dengan antibiotik
• Granulositopenia (<500/mm3)

Dosis dan Belum ada kesepakatan mengenai dosis dan lamanya transfusi ini, namun paling sedikit 4 hr
Penggunaan pemberian baru memberikan hasil.
REAKSI TRANSFUSI

Reaksi transfusi Reaksi Transfusi


Reaksi Transfusi
darah secara Hemolitik
Hemolitik Akut
umum Lambat

Reaksi Transfusi
Non-Hemolitik
Dibagi menjadi 2: Reaksi Hemolitik
• -AHTR (acute hemolityc Transfusion Reaction)  Terjadi detruksi eritrosit yang sangat cepat (<
24 jam)
• -DHTR (delayed hemolityc Transfusion Reaction)  gejala timbul 3-21 hari setelah transfusi
(demam, Hematokrit menurun, bilirubin naik)

• Insidensi  Sering terjadi pada saat transfusi whole blood (WB) atau packed red cell (PRC). Angka
kejadian diperkirakan 1 : 250 000 - 600 000

Proses hemolitik dibantu oleh reaksi komplemen sampai terbentuknya C5b6789 (membrane attack
complex). Ikatan antigen-antibodi  mengaktifasi reseptor Fc dari sel sitotoksik / sel K yg
menghasilkan perforin  mengakibatkan lisis dr eritrosit
Proses terjadi di pembuluh darah  Reaksi Hipersensitivitas tipe II

Eritrosit
dlm plasma Antibodi Major
donor Pasien Incompatability
(antigen)

Eritrosit
Antibodi Minor
dlm plasma
donor Incompata
pasien
bility
(antigen)
Manajemen :
-Curiga terjadi reaksi hemolitik  hentikan transfusi
segera  lakukan hidrasi dg larutan salin normal (3000
ml/m2/hari)
-Pantau TTV
-Antihistamin (difenhidramin) dan kortikosteroid
(prednisolon)  untuk mengatasi gejala
-Jika ada tanda DIC / perdarahan akut siap transfusi
FFP, kriopresipitat/ trombosit
-Darah harus di cek ulang dg slip darah dan identitas
pasien
Reaksi Anafilaksis
• Reaksi Anafilaksis jarang terjadi (kurang lebih 1 dari 150,000 transfusi). Reaksi ini berat dan terjadi
setelah hanya beberapa mililiter darah ditranfusi
• Karena adanya defisiensi anti-IgA yang menerima tranfusi darah yang berisi IgA.
• Prevalensi defisiensi IgA diperkirakan 1:600-800 pada populasi yang umum.
• Reaksi ini diatasi dengan pemberian epinefrin, cairan, kortikosteroid, H1, dan H2 bloker. Pasien
dengan defisiensi IgA perlu menerima Washed Packed Red Cells, deglycerolized frozen red cells, atau IgA-Free
blood Unit.
• Manajemen: hentikan transfusi sampai gejala menghilang selama 30 menit. Untuk menghilangkan
gejala berikan antihistamin, misalnya chlorpheniramine 10 mg. Berikan chlorpheniramine sebelum
transfusi berikutnya dilakukan.
Reaksi febris
• Terjadi pada 0,5-3% pasien yang diberikan transfusi, umunya yang sudah dengan multiple transfuse.
• Gambaran khas  menggigil lalu diikuti panas tanpa adanya hemolisis
• Terjadi umumnya dalam beberapa jam setetalah transfusi. Sensitisasi leukosit atau platelet secara khas
manifestasinya adalah reaksi febris.
Reaksi Transfusi Alergi
• Reaksi Urtikaria  ditandai oleh eritema, penyakit gatal bintik merah dan bengkak, dan
menimbulkan rasa gatal tanpa demam.
• Pada umumnya ( 1% tentang transfusi) dan dipikirkan berkaitan dengan sensitisasi pasien
terhadap transfusi protein plasma. Reaksi urtikaria dapat diatasi dengan obat antihistamin ( H,
dan mungkin H2 blockers) dan steroid.
TRALI (Transfusion-Related Acute Lung Injury)

• Sindrom acute lung injury (Transfusion-Related Acute Lung Injury [TRALI]) merupakan komplikasi yang
jarang terjadi(<1:10,000).
• Ini berkaitan dengan transfusi antileukositik atau anti-HLA antibodi yang saling berhubungan dan
menyebabkan sel darah putih pasien teragregasi di sirkulasi pulmoner. Perawatan Awal TRALI adalah
sama dengan Acute Respiratory distress syndrome (ARDS), tetapi dapat sembuh dalam 12-48 jam dengan
terapi suportif .
• Manajemen: atasi distres pernapasan dengan ventilator, dan berikan steroid.
Overload Volume
• Transfusi eritrosit atau plasma dapat menyebabkan kelebihan cairan di dalam sirkulasi
• Pada anemia berat terjadi ekspansi volume sehingga volume cairan tetap normal, maka pada
anemia dg gagal jantung, transfusi harus hati-hati  edema paru
• Pada orang tua transfusi diberikan dg ritme 2 ml darah/kgBB/jam
Efek Samping Lain Dan Resiko Lain Transfusi

1. Komplikasi dari Transfusi Massif

Pada keadaan ini dapat terjadi hipotermia bila darah yang digunakan tidak dihangatkan, hiperkalemia,
hipokalsemia dan kelainan koagulasi karena terjadi pengenceran dari trombosit dan factor- factor
pembekuan. Penggunaan darah simpan dalam waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya beberapa
komplikasi diantaranya adalah kelainan jantung, asidosis, kegagalan hemostatik, acute lung injury.
2. Penularan Penyakit Infeksi

Hepatitis Virus

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

Infeksi CMV

Penyakit infeksi lain


Alternatif Pengganti Kehilangan Darah
• Transfusi Autologus
Darah dikumpulkan 4-5 minggu sblm operasi. Syarat : Hematokrit sekitar 34% / Hb
sekitar 11 gr/dl
• Intraoperative Cell Salvage
biasanya dilakukan pada bedah jantung, vaskular, dan bedah tulang.
Darah di aspirasi intraoperative bersamaan dg antikoagulan  tampung di reservoir 
SDM dikonsentrasikan dan dicuci  ditransfusikan lagi.
Indikasi u/ kehilangan darah > 1000-1500 ml
KI : pencemarah dr luka yg kotor dan tumor malignansi
…cont
• Agen untuk menurunkan kehilangan darah :
Asam traneksamat  untuk pasien trauma dg perdarahan, mencetuskan kaskade
pembekuan. Baik bila diberikan 1 jam post trauma
• Agen untuk meningkatkan Produksi darah:
Eritropoietin  pengobatan anemia karena penyakit kronis
• Pemberian Fe
Transfusi pada pasien syok
• Tujuan resusitasi pasien syok  mengembalikan perfusi dan transport
oksigen yg adekuat.
• Terapi pilihan utama  cairan kristaloid  perbandingan 3:1 u/ setiap unit
kehilangan SDM
• Kristaloid lebih sering digunakan dr pada harus transfusi komponen darah
 murah, tidak perlu crossmatch, tidak menularkan penyakit
• Dipertimbangkan untuk transfusi bila dg terapi cairan tidak adekuat
Transfusi darah perioperatif
• Indikasi paling umum untuk transfusi darah pada pasien yang menjalani pembedahan adalah
pemulihan volume darah sirkulasi.
• Kehilangan darah sampai sekitar 20% EBV (EBV = Estimated Blood Volume = taksiran volume
darah)  menimbulkan gejala hipotensi, takikardi dan penurunan tekanan vena sentral. Kompensasi
tubuh ini akan menurun pada seseorang yang akan mengalami pembiusan (anestesi) 
gejala-gejala tersebut seringkali tidak begitu tampak karena depresi komponen vasoaktif.

Sebagai patokan kasar dalam pemberian transfusi darah:


• 1 unit sel darah merah (PRC = Packed Red Cell) dapat menaikkan kadar hemoglobin sebesar 1gr% dan
hematokrit 2-3% pada dewasa.
• Transfusi 10 cc/kgBB sel darah merah dapat menaikkan kadar hemoglobin 3gr%, monitor organ-
organ vital dan diuresis, berikan cairan secukupnya sehingga diuresis 1 ml/kgBB/jam.
Walaupun volume cairan intravaskuler dapat dipertahankan dengan larutan kristaloid, pemberian transfusi
darah tetap harus menjadi bahan pertimbangan berdasarkan:

• Keadaan umum penderita ( kadar Hb dan hematokrit) sebelum pembedahan


• Jumlah/penaksiran perdarahan yang terjadi.
• Sumber perdarahan yang telah teratasi atau belum.
• Keadaan hemodinamik (tensi dan nadi)
• Jumlah cairan kristaloid dan koloid yang telah diberikan
• Kalau mungkin hasil serial pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit.
• Usia penderita
Transfusi Masif
• Transfusi masif : penggantian sejumlah darah yang hilang atau lebih banyak dari total
volume darah pasien dalam waktu <24 jam (dewasa: 70 ml/kg, anak/bayi: 80-90 ml/kg).
• Morbiditas dan mortalitas cenderung meningkat  bukan disebabkan oleh banyaknya
volume darah yang ditransfusikan, tetapi karena trauma awal, kerusakan jaringan dan organ
akibat perdarahan dan hipovolemia.
.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Asdasdas
    Asdasdas
    Dokumen34 halaman
    Asdasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasasasd
    Asdasasasd
    Dokumen17 halaman
    Asdasasasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasd
    Asdasd
    Dokumen52 halaman
    Asdasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Pernapasan
    Fisiologi Pernapasan
    Dokumen17 halaman
    Fisiologi Pernapasan
    Elfa Rizky
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasdasdas
    Asdasdasdasdas
    Dokumen28 halaman
    Asdasdasdasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Maksila dan Mandibula
    Fraktur Maksila dan Mandibula
    Dokumen1 halaman
    Fraktur Maksila dan Mandibula
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdadas
    Asdadas
    Dokumen52 halaman
    Asdadas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Qweqweqwe
    Qweqweqwe
    Dokumen3 halaman
    Qweqweqwe
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasda
    Asdasda
    Dokumen40 halaman
    Asdasda
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasda
    Asdasda
    Dokumen40 halaman
    Asdasda
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Gastritis Erosif
    Gastritis Erosif
    Dokumen33 halaman
    Gastritis Erosif
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasa
    Asdasdasa
    Dokumen38 halaman
    Asdasdasa
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura Et Causa TB Paru
    Efusi Pleura Et Causa TB Paru
    Dokumen34 halaman
    Efusi Pleura Et Causa TB Paru
    Nalathifa
    50% (2)
  • Referat Efusi Pleura
    Referat Efusi Pleura
    Dokumen19 halaman
    Referat Efusi Pleura
    Nadya Yuniarti Dhp
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasdasd
    Asdasdasdasd
    Dokumen22 halaman
    Asdasdasdasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • SIROSIS HATI
    SIROSIS HATI
    Dokumen24 halaman
    SIROSIS HATI
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasdasdas
    Asdasdasdasdas
    Dokumen28 halaman
    Asdasdasdasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdasdasdas
    Asdasdasdasdas
    Dokumen28 halaman
    Asdasdasdasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Adfssdss
    Adfssdss
    Dokumen12 halaman
    Adfssdss
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Adsasdsadasdasd
    Adsasdsadasdasd
    Dokumen24 halaman
    Adsasdsadasdasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Chronic Kidney Disease Rezka
    Chronic Kidney Disease Rezka
    Dokumen21 halaman
    Chronic Kidney Disease Rezka
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdadasd
    Asdadasd
    Dokumen24 halaman
    Asdadasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Kortikosteroid Topikal Awal
    Kortikosteroid Topikal Awal
    Dokumen3 halaman
    Kortikosteroid Topikal Awal
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdadsa
    Asdadsa
    Dokumen1 halaman
    Asdadsa
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Kortikosteroid Topikal Awal
    Kortikosteroid Topikal Awal
    Dokumen3 halaman
    Kortikosteroid Topikal Awal
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdadwt
    Asdasdadwt
    Dokumen5 halaman
    Asdasdadwt
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdasdas
    Asdasdas
    Dokumen2 halaman
    Asdasdas
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Sadasdsaasdasd
    Sadasdsaasdasd
    Dokumen1 halaman
    Sadasdsaasdasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Asdadsasd
    Asdadsasd
    Dokumen17 halaman
    Asdadsasd
    Fitra Reza Nugraha
    Belum ada peringkat