“TRANSFUSI
DARAH”
Fitra Reza Nugraha
2012730044
Pembimbing:
dr. Herawaty Purba S, M.Biomed, Sp.PD
Data WHO :
20% Populasi dunia di negara maju 80% memakai donor yg aman, 80% populasi dunia di negara
berkembang 20 % memakai donor yg aman
Di Negara berpenghasilan tinggi insidensi tahunan penggunaan darah : 45,5 unit/1000 penduduk,
penghasilan menengah 10,1 unit/1000 penduduk, penghasilan rendah 3,6 unit/1000 penduduk
TUJUAN mempertahankan
volume normal
peredaran darah
Menggantikan
Tindakan terapi kekurangan
khusus komponen seluler
atau kimia darah
Memperbaiki Meningkatkan
fungsi oksigenasi
homeostasis jaringan
KEADAAN YANG MEMBUTUHKAN
TRANSFUSI DARAH
• Anemia karena perdarahan, biasanya digunakan batas Hb 7-8 g/dL.
• Anemia kronis.
• Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
• Plasma loss atau hipoalbuminemia.
• Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan
elektrolit saja. Kehilangan lebih daripada itu, setelah diberi cairan
elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi jika Hb<8 gr/dl.
PROSEDUR
• Identitas pasien harus dicocokan secara lisan maupun tulisan
• Identitas dan jumlah darah dalam kemasan dicocokkan dengan formulir permintaan
darah
• Tekanan darah, frekuensi denyut jantung dan suhu harus diperiksa sebelumnya,
serta diulang secra rutin.
• Observasi ketat, terutama pada 15 menit pertama setelah tranfusi darah dimulai.
Sebaiknya 1unit darah diberikan dalam waktu 1-2 jam tergantung status
kardiovaskuler dan dianjurkan tidak lebih dari 4 jam mengingat kemungkinan
proliferasi bakteri pada suhu kamar.
KOMPONEN DARAH
Seluler Non-seluler
• Darah utuh (whole blood) • Plasma segar beku (Fresh Frozen Plasma)
• Sel Darah Merah pekat (PRC) • Plasma donor tunggal (Single Donor
• Trombosit konsentrat (Concentrate Plasma)
Platelets) • Kriopresipitat Faktor Anti Hemophilia
• Granulosis feresis (Cryoprecipitate AHF)
WHOLE BLOOD (DARAH UTUH)
• Kandungan : sel darah merah, leukosit, trombosit, dan plasma.
Deskripsi • 1 unit 250 ml, 350 ml, 450 ml
• WB segar 48 jam, WB baru 6 hari, WB simpan 35 hari
• Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan volume plasma scr
bersamaan
• Perdarahan akut
Indikasi • Syok Hipovolemik
• Bedah mayor dengan perdarahan aktif > 1500 ml/ perdarahan 25-
30% volume darah total
• Namun hendaknya bukan menjadi pilihan utama
• Tergantung keadaan klinis pasien
• 1 unit meningkatkan Hb sekitar 1 gr/dl atau hematokrit 3-4%
Dosis dan Cara Pemberian • Pada anak” 8 ml/kgBB
• Diberikan dalam 4 jam
PRC (DARAH ENDAP)
• Berisi SDM terkonsentrasi dengan sedikit plasma
• Dari 450-500 whole blood yg disentrifuge
• Waktu paruh 30 hr
Deskripsi • Dibagi menjadi:
• PRC leukosit reduced
• PRC washed
• PRC frozen
Indikasi • Pada pasien sepsis dengan neutropenia dengan infeksi bakteri yang tidak respon
dengan antibiotik
• Granulositopenia (<500/mm3)
Dosis dan Belum ada kesepakatan mengenai dosis dan lamanya transfusi ini, namun paling sedikit 4 hr
Penggunaan pemberian baru memberikan hasil.
REAKSI TRANSFUSI
Reaksi Transfusi
Non-Hemolitik
Dibagi menjadi 2: Reaksi Hemolitik
• -AHTR (acute hemolityc Transfusion Reaction) Terjadi detruksi eritrosit yang sangat cepat (<
24 jam)
• -DHTR (delayed hemolityc Transfusion Reaction) gejala timbul 3-21 hari setelah transfusi
(demam, Hematokrit menurun, bilirubin naik)
• Insidensi Sering terjadi pada saat transfusi whole blood (WB) atau packed red cell (PRC). Angka
kejadian diperkirakan 1 : 250 000 - 600 000
Proses hemolitik dibantu oleh reaksi komplemen sampai terbentuknya C5b6789 (membrane attack
complex). Ikatan antigen-antibodi mengaktifasi reseptor Fc dari sel sitotoksik / sel K yg
menghasilkan perforin mengakibatkan lisis dr eritrosit
Proses terjadi di pembuluh darah Reaksi Hipersensitivitas tipe II
Eritrosit
dlm plasma Antibodi Major
donor Pasien Incompatability
(antigen)
Eritrosit
Antibodi Minor
dlm plasma
donor Incompata
pasien
bility
(antigen)
Manajemen :
-Curiga terjadi reaksi hemolitik hentikan transfusi
segera lakukan hidrasi dg larutan salin normal (3000
ml/m2/hari)
-Pantau TTV
-Antihistamin (difenhidramin) dan kortikosteroid
(prednisolon) untuk mengatasi gejala
-Jika ada tanda DIC / perdarahan akut siap transfusi
FFP, kriopresipitat/ trombosit
-Darah harus di cek ulang dg slip darah dan identitas
pasien
Reaksi Anafilaksis
• Reaksi Anafilaksis jarang terjadi (kurang lebih 1 dari 150,000 transfusi). Reaksi ini berat dan terjadi
setelah hanya beberapa mililiter darah ditranfusi
• Karena adanya defisiensi anti-IgA yang menerima tranfusi darah yang berisi IgA.
• Prevalensi defisiensi IgA diperkirakan 1:600-800 pada populasi yang umum.
• Reaksi ini diatasi dengan pemberian epinefrin, cairan, kortikosteroid, H1, dan H2 bloker. Pasien
dengan defisiensi IgA perlu menerima Washed Packed Red Cells, deglycerolized frozen red cells, atau IgA-Free
blood Unit.
• Manajemen: hentikan transfusi sampai gejala menghilang selama 30 menit. Untuk menghilangkan
gejala berikan antihistamin, misalnya chlorpheniramine 10 mg. Berikan chlorpheniramine sebelum
transfusi berikutnya dilakukan.
Reaksi febris
• Terjadi pada 0,5-3% pasien yang diberikan transfusi, umunya yang sudah dengan multiple transfuse.
• Gambaran khas menggigil lalu diikuti panas tanpa adanya hemolisis
• Terjadi umumnya dalam beberapa jam setetalah transfusi. Sensitisasi leukosit atau platelet secara khas
manifestasinya adalah reaksi febris.
Reaksi Transfusi Alergi
• Reaksi Urtikaria ditandai oleh eritema, penyakit gatal bintik merah dan bengkak, dan
menimbulkan rasa gatal tanpa demam.
• Pada umumnya ( 1% tentang transfusi) dan dipikirkan berkaitan dengan sensitisasi pasien
terhadap transfusi protein plasma. Reaksi urtikaria dapat diatasi dengan obat antihistamin ( H,
dan mungkin H2 blockers) dan steroid.
TRALI (Transfusion-Related Acute Lung Injury)
• Sindrom acute lung injury (Transfusion-Related Acute Lung Injury [TRALI]) merupakan komplikasi yang
jarang terjadi(<1:10,000).
• Ini berkaitan dengan transfusi antileukositik atau anti-HLA antibodi yang saling berhubungan dan
menyebabkan sel darah putih pasien teragregasi di sirkulasi pulmoner. Perawatan Awal TRALI adalah
sama dengan Acute Respiratory distress syndrome (ARDS), tetapi dapat sembuh dalam 12-48 jam dengan
terapi suportif .
• Manajemen: atasi distres pernapasan dengan ventilator, dan berikan steroid.
Overload Volume
• Transfusi eritrosit atau plasma dapat menyebabkan kelebihan cairan di dalam sirkulasi
• Pada anemia berat terjadi ekspansi volume sehingga volume cairan tetap normal, maka pada
anemia dg gagal jantung, transfusi harus hati-hati edema paru
• Pada orang tua transfusi diberikan dg ritme 2 ml darah/kgBB/jam
Efek Samping Lain Dan Resiko Lain Transfusi
Pada keadaan ini dapat terjadi hipotermia bila darah yang digunakan tidak dihangatkan, hiperkalemia,
hipokalsemia dan kelainan koagulasi karena terjadi pengenceran dari trombosit dan factor- factor
pembekuan. Penggunaan darah simpan dalam waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya beberapa
komplikasi diantaranya adalah kelainan jantung, asidosis, kegagalan hemostatik, acute lung injury.
2. Penularan Penyakit Infeksi
Hepatitis Virus
Infeksi CMV