Anda di halaman 1dari 4

EVAPORASI GLISEROL DARI MINYAK JAGUNG MENTAH

Disusun oleh: Ach. Haris Efendy (101810301021)


Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Jember, 2013

PENDAHULUAN
Gliserol merupakan senyawa kimia yang mempunyai tiga gugus hidroksil dan memiliki rumus
kimia C2 H5 (OH)3 . Ditinjau dari sifat fisika dan kimianya, gliserol memiliki viskositas yang cukup
tinggi, bersifat hidroskopis, memiliki titik leleh 18,17 o C, titik didih sebesar 290 o C, memiliki rasa
manis, tidak berbau tajam, dan larutan gliserol tidak berwarna. Penggunaan senyawa kimia gliserol
dalam kehidupan sehari – hari antara lain sebagai pelarut, bahan pemanis, kosmetik, pengemulsi, tinta
cetak, sabun cair, dan nutrisi pada fermentasi antibiotik (O’Neil, et al., 2006). Salah satu sumber
senyawa gliserol yakni berasal dari proses fermentasi gula. Gliserol juga dihasilkan dari produk
samping industri sabun dan biodisel karena senyawa ini terdapat dalam minyak dan lemak.
Sifat kimia gliserol yang memiliki gugus (OH) pada bagian ujung – ujungnya, membuat
senyawa ini banyak digunakan sebagai plasticizer atau zat pemlastis. Penggunakan gliserol sebagai zat
pemlastis didasari dari sifat gliserol yang ramah lingkungan dan tidak beracun. Sifat gliserol yang
dapat mengikat ternyata digunakan sebagai bahan pengikat dalam cat dan tinta dan berfungsi sebagai
penjaga sifat kelenturan. Secara keseluruhan, sifat gliserol yang tidak beracun dan aman dapat menjadi
suatu hal yang menguntungkan baik dalam proses industri dan penanganannya sebagai limbah di
lingkungan (Bonnardeaux, J., 2006).
Kebutuhan gliserol di Indonesia masih didominasi oleh gliserol impor. Pernyataan ini didukung
oleh data bahwa pada tahun 2006, Indonesia mengimpor 12900 ton gliserol dari luar negeri untuk
mencukupi kebutuhan gliserol di dalam negeri. Perkiraan pada tahun 2018 kebutuhan gliserol akan
meningkat 30% dari tahun 2006 yaitu sebanyak 43800 ton. Sehingga perlu adanya proses pembuatan
gliserol yang berasal dari sumber daya alam yang ada di Indonesia. Pembuatan gliserol di Indonesia
dapat menggunakan bahan baku minyak jagung mentah dengan proses hidrolisis lemak menjadi
senyawa gliserol dalam kondisi basa (Prasetya dan Farobi I.R., 2012).
Peningkatan kebutuhan gliserol mendorong perkembangan industri gliserol di Indonesia. Hal ini
juga sebagai sarana dalam perkembangan perekonomian dan meningkatkan kesempatan dalam
pemerataan kerja. Alasan lain yang mendorong berkembangnya industri gliserol di Indonesia adalah
ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah. Bahan baku tersebut adalah minyak jagung yang
diperoleh dengan mengekstrak bagian lembaga dari jagung. Minyak jagung terdiri atas trigliserida
yang disusun oleh gliserol dan asam lemak. Menurut Ketaren (1986) menyatakan bahwa komposisi
minyak jagung terdiri atas: trigliserida 98,6%, lilin 0,05%, sterol 1,00%, dan abu 0,35%.
Senyawa gliserol yang dihasilkan dari proses minyak jagung mentah berasal dari hidrolisis
lemak atau minyak yang masih terkandung oleh air manis (sweet water). Pemisahan antara gliserol
dengan air manis ini menggunakan metode evaporasi. Evaporasi pada proses ini menggunakan triple
effect evaporator. Dimana tekanan pada evaporator pertama sebesar 1 atm, evaporator kedua 3 atm,
dan evaporator ketiga sebesar 5 atm. Gliserol yang dihasilkan mengandung 88% gliserol, 9-10% air,
dan sisanya adalah pengotor. Pemurnian gliserol secara lebih lanjut dapat dilakukan dengan proses
destilasi (Depari, 2009).

KAJIAN INTI
Gliserol dapat disentesis dari rekasi hidrolisis lemak oleh adanya air. Lemak yang digunakan
dalam proses industri kali ini berasal dari minyak jagung mentah. Minyak jagung dipilih karena
ketersediaannya yang cukup melimpah di Indonesia. Selain itu minyak jagung memiliki nilai gizi yang
sangat tinggi yakni sekitar 250 kilokalori/ons. Harga minyak jagung yang murah juga sangat
mempengaruhi secara ekonomi dalam proses perindustrian. Karena bahan baku yang murah dan
mudah diperoleh dapat menurunkan biaya produksi tanpa mengurai bahan baku yang digunakan.
Ditinjau dari segi kesehatan, minyak jagung mengandung senyawa kimia sitosterol yang bersifat tidak
mudah mengendap dalam pembuluh darah. Sehingga, pengkonsumsian minyak jagung dapat terhindar
dari gejala atherosclerosis (endapan pada pembuluh darah) (Ketaren, 1986).
Industri pembuatan gliserol dari minyak jagung mentah sangat dibutuhkan untuk menekan
jumlah gliserol impor dari luar negeri. Besarnya jumlah impor geliserol dari luar negeri dapat
diketahui dari data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2007 dimana impor gliserol tahun 2005
sebesar 827 ton dan mengalami peningkatan sebesar 60% menjadi 1290 ton pada tahun 2006.
Sedangkan kebutuhan geliserol di Indonesia lebih besar dari jumlah geliserol impor. Dimana pada
tahun 2005 konsumsi geliserol mencapai 27018 ton, dan meningkat pada tahun 2006 sebesar 28125
ton.
Secara umum, baik dalam proses industri maupun kegiatan di laboratorium, proses pembuatan
gliserol yaitu dengan menghidrolisis trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Rekasi
hidrolisis secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:

H2C O COR OH O

HC O COR + H2O HO OH
3RCOOH
Air As. Lemak bebas
H2C O COR
Gliserol
Trigliserida
Gliserol yang dihasilkan tentu masih terkandung dalam air manis (sweet water). Sehingga
diperlukan tahap pemisahan dan pemurnian gliserol dari pelarut dan pengotornya. Proses yag
digunakan untuk memurnikan gliserol antara lain: pemurnian dengan sentrifugasi, evaporasi
(pengupan), dan filtrasi (penyaringan).
Hidrolisis trigliserida menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang
tidak diinginkan ini dihilangkan melalui proses sentrifuse. Proses evaporasi digunakan untuk
menguapkan komponen air yang bertindak sebagai agen penghidrolisis. Evaporator yang digunakan
pada industri gliserol dari minyak jagung ini menggunakan tripe effect evaporator. Disebut triple
effect karena terdapat tiga tabung evaporator dengan tekanan yang berbeda. Tabung pertama
menggunakan tekanan sebesar 1 atmosfer, tabung kedua menggunakan tekanan sebesar 3 atmosfer,
dan tabung ketiga menggunakan tekanan 5 atmosfer. Diketahui bahwa pada operasi diindustri ini,
konsumsi uap dapat berkurang sampai 350 kg per 1000 kh air yang diuapkan akibat pemberian
tekanan. Pabrik evaporasi yang memproduksi gliserol mengandung 9 – 10% komponen air, 2 – 3% zat
pengotor, dan 88% senyawa gliserol (Depari, 2009).
Secara rinci, berikut ini gambar diagram alir proses industri pembuatan gliserol dari minyak
jagung mentah:

2 6
1 7 9

4
8
5

Sumber: (Depari, 2009).


Keterangan:
(1) Tangki minyak jagung; (2)Tangki pewangi; (3) Tangki pewarna; (4) Gudang NaOH; (5)Mixer;
(6) Filter press; (7) Evaporator; (8) Cooler; (9)Tangki produk. Garis berwarna hijau merupakan air
yang ditambahkan sebagai bahan pelarut. Garis berwarna biru merupakan air yang berfungsi
sebagai pendingin. Serta garis berwarna merah merupakan steam. Evaporator pada skema produksi
gliserol dari minyak jagung diatas ditunjukkan dengan lingkaran berwarna merah. Disana
digambarkan terdapat satu evaporator, namun yang aslinya terdapat tiga macam evaporator karena
evaporator yang dipakai adalah jenis triple effec evaporator.
Berdasarkan skema proses industri diatas diketahui bahwa bahan baku (minyak jagung)
direkasikan dengan air, NaOH, zat pewarna, dan zat pewangi. Awalnya minyak jagung difiltrasi
dengan diberikan tekanan. Hasil pemberian tekanan kemudian masuk dalam tangki reaktor, dalam
tangki ini minyak jagung direkasikan dengan NaOH dan steam. Hasil pereksian diteruskan menuju
sparator untuk dipisahkan. Hasil pemisahan pada bagian bawah (produk bawah) masuk dalam tangki
evaporator. Tangki evaporator yang digunakan berupa triple effec evaporator, dengan variasi tekanan
1, 3, dan 5 atm. Penguapan ini bertujuan untuk menguapkan fraksi air yang masih terkandung dalam
gliserol. Asam lemak bebas sudah dipisahkan dalam sparator.
Perhitungan neraca massa dan neraca panas (energi) pada bagian evaporator disajikan dalam
tabel berikut ini (Prasetya dan Farobi I.R., 2012):
a). Neraca massa
Komponen Masuk (Kg/jam) Keluar
Arus 11 Arus 12 Arus 13
1. Gliserol 5500 5500
2. Air 1833,33 750 1133,33
Jumlah 7333,33 6250 1083,33
Total 7333,33 7333,33

b). Neraca panas (neraca energi)


Komponen Masuk (Kkal/jam) Keluar (Kkal/jam)
Arus 11 Arus 12 Arus 13
1. Gliserol 174240 300960
2. Air 100833,70 576690,75
3. Steam 1435962,23 833385,18
275073,70 1435962,23 877650,75 833385,18
Total 1711035,93 1711035,93

KESIMPULAN
Berdasarkan kajian diatas maka dapat dismpulkan bahwa:
a) Gliserol disentisis dari reaksi hidrolisis trigliserida dengan air yang juga menghasilkan produk
samping berupa asam lemak bebas.
b) Produksi gliserol dari minyak jagung mentah menggunakan evaporator jenis triple effec
evaporator yang dapat meproduksi senyawa gliserol sebesar 88%, air 9-10%, dan pengotor 2-
3%.
c) Neraca massa yang masuk dalam evaporator pada arus masuk (11) dan arus keluar (12, 13)
menunjukkan hasil yang sama yakni sebesar 7333,33 kg/jam.
d) Neraca energi yang masuk dalam evaporator pada arus masuk (11) dan arus keluar (12, 13)
sebesar 1711035,93 Kkal/Jam.
DAFTAR PUSTAKA
Bonnardeaux,J. 2006. Glycerin Overview. Department Of Agriculture and Food. Australia. [on line].
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16113/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada 05
Januari 2014.
Depari, Evalianty. 2009. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Gliserol dari Minyak Mentah Jagung
dengan Kapasitas 40000 ton/tahun. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. [on line].
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11711/1/09E02610.pdf. Diakses pada 05
Januari 2014.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Jakarta: UI-Press.
O’Neil MJ, et al., editor. 2006. The Merck Index An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and
Biologicals. New Jersey: Merck Research Laboratories. [on line].
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/18012/G08rwp.pdf?sequence=2. Diakses
pada 05 Januari 2014.
Prasetya, Doddy Indra dan Farobi Ihya’ur Rahman. 2012. Tugas Perancangan Pabrik Gliserol dari
Minyak Jagung Mentah Kapasitas 45000 ton / tahun. Semarang: Universitas Diponegoro. [on
line]. http://eprints.undip.ac.id/36421/1/86exsum.pdf. Diakses pada 05 Januari 2014.

Anda mungkin juga menyukai