Anda di halaman 1dari 13

3 METODOLOGI PELAKSANAAN

PEKERJAAN
3.1 Umum
Untuk melaksanakan kegiatan ini, konsultan menyusun metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan
dijadikan panduan untuk melaksanakan kegiatan studi kelayakan ini. Secara umum kegiatan
penyusunan studi kelayakan ini terdiri dari kegiatan:

1. Persiapan
2. Studi Literatur
3. Survei
4. Analisa Studi Kelayakan Gedung Parkir
5. Kesimpulan dan Rekomendasi

Secara umum kegiatan tersebut disajikan pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Metodologi Pelaksanaan Kegiatan Studi Kelayakan

3-1
3.2 Persiapan
Metoda pelaksanaan kegiatan persiapan:

1. Koordinasi dengan tenaga ahli konsultan dan pemberi pekerjaan.


2. Survei Pendahuluan
3. Paparan Pendahuluan

Output dari kegiatan ini adalah:

1. Terlaksananya kegiatan koordinasi dalam paparan pendahuluan


2. Terlaksananya kegiatan survei pendahuluan untuk mengidentifikasi kondisi lapangan sebagai
persiapan untuk kegiatan survei
3. Penyusunan Laporan Pendahuluan

3.3 Studi Literatur


Metoda pelaksanaan kegiatan persiapan:

Metode pelaksanaan kegiatan studi literatur

1. Mempelajari Laporan perencanaan sejenis


2. Mempelajari dasar-dasar hukum perencanaan
3. Mempelajari dokumen tata ruang

Output dari kegiatan ini adalah:

1. Tersedianya informasi yang akurat terkait laporan perencanaan sejenis untuk kemudian
dievaluasi berdasarkan kondisi real di lapangan.
2. Tersedianya informasi yang akurat terkait dasar-dasar hukum perencanaan sehingga
perencanaan tidak tumpang tindih dan melanggar peraturan perundangan yang berlaku.
3. Tersedianya informasi terkait tata ruang lokasi kegiatan.

3.4 Survei
Kegiatan survei yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Survei Aspek Tata Ruang


2. Survei Aspek Teknis
3. Survei Ekonomi
4. Survei Sosial

3.4.1 Survei Aspek Tata Ruang


3.4.1.1Metodologi
 Survei tata ruang dilakukan dengan melakukan verifikasi terhadap kesesuaian tata guna
lahan di RTRW dengan kondisi real di lapangan.
 Survei Zonasi bangunan untuk mengidentifikasi jenis bangunan di sekitar lokasi gedung
parkir untuk mendapatkan informasi kondisi perparkiran di bangunan-bangunan tersebut.

3.4.1.2Output
 Output dari survei tata ruang adalah tersedianya informasi kesesuaian tata guna lahan yang
kemudian akan dianalisa pada analisa tata ruang.
 Output survei zonasi bangunan ini adalah untuk mendapatkan kesesuaian jenis bangunan
dan data luasan lahan parkir di setiap bangunan di sekitar perencanaan gedung parkir.

3-2
3.4.2 Survei Aspek Teknis
3.4.2.1Metodologi
a) Status Lahan
Informasi status lahan rencana tapak bangunan gedung parkir dilakukan agar status legal lokasi
perencanaan dapat dipertanggungjawabkan
b) Inventarisasi Parkir
Survei inventarisasi parkir untuk mengetahui fasilitas ruang parkir yang tersedia, informasi ini
dijadikan dasar untuk mengetahui kebutuhan ruang parkir yang harus disediakan dan guna
memenuhi kebutuhan untuk masa yang akan datang.
Survei ini terdiri dari:
i. Cakupan studi parkir
Survei ini meliputi jumlah, lokasi dan jenis ruang parkir yang meliputi:
o Ruang parkir untuk kendaraan pribadi di jalan baik yang dikendalikan maupun yang tidak
dikendalikan.
o Ruang parkir untuk kendaraan pribadi di luar jalan untuk kendaraan umum dan pribadi.
o Pemberhentian angkutan umum di jalan dan fasilitas lainya.
o Lokasi bongkar muat barang dan parkir mobil barang.
ii. Informasi metode pengendalian parkir
Survei ini mencatat sistem pengendalian yang dilaksanakan di areal parkir yang mencakup:
o Lokasi dimana parkir dilarang dan dibatasi
o Waktu pengendalian, larangan dan pembatasan parkir
o Tarip dan biaya parkir
o Marka jalan, dimensi celukan dan sudut kemiringan parkir
o Rambu jalan termasuk rambu yang tidak resmi
c) Kebutuhan Parkir
Dalam survei kebutuhan parkir dapat diperoleh informasi mengenai karakteristik dari:
o Kebutuhan parkir
o Jenis kendaraan parkir
o Volume parkir
o Durasi parkir
d) Survei topografi
o Survei topografi dilakukan dengan pemetaan secara terestris

3-3
Gambar 3.2 Metodologi Pelaksanaan Survei Terestris

3-4
o Survei topografi dilakukan dengan pemetaan secara fotogrametris

Gambar 3.3 Metodologi Pelaksanaan Survei Fotogrammetri

3.4.2.2Output
a. Status Lahan
Mendapatkan informasi valid terkait status lahan perencanaan
b. Survei Inventarisasi parkir
o Informasi Luasan parkir eksisting
o Informasi Jumlah kendaraan roda 4 dan roda 2 yang terlayani
c. Survei Kebutuhan parkir
o Informasi kebutuhan luas area parkir
o Informasi area pengembangan lahan parkir
d. Survei topografi
o Kegiatan survei terestris menggunakan Total Station.
o Kegiatan survei fotogrammetris menggunakan Drone

3.4.3 Survei Aspek Ekonomi dan Finansial


3.4.3.1Metodologi
a) Survei Ekonomi
Mendapatkan data kualitatif untuk menunjukkan nilai manfaat dari pembangunan gedung parkir
terhadap peningkatan ekonomi wilayah studi.
b) Survei Finansial
Mendapatkan data sekunder anggaran dan biaya pembangunan gedung parkir.

3-5
3.4.3.2Output
a. Survei Ekonomi
Mendapatkan informasi data sekunder untukmendapatkan nilai manfaat pembangunan gedung
parkir
b. Survei Finansial
Mendapatkan informasi data sekunder yang akurat untuk perkiraan rencana anggaran dan biaya
pembangunan gedung parkir yang kemudian akan digunakan untuk perhitungan finansial (BCR,
NPV dan EIRR).

3.4.4 Survei Aspek Sosial


3.4.4.1Metodologi
a) Survei Sosial
Mendapatkan data kualitatif dengan wawancara mengenai kondisi eksisting rencana tapak
gedung parkir, terutama pengaruh terhadap pedagang, tukang parkir, kemacetan, dll.

3.4.4.2Output
a. Survei Sosial
Mendapatkan informasi data kualitatif untuk analisa sosial.

3.5 Analisa Data


Analisa data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisa Data Aspek Tata Ruang


2. Analisa Data Aspek Teknis
3. Analisa Data Ekonomi dan Finansial
4. Analisa Data Sosial

3.5.1 Analisa Aspek Tata Ruang


3.5.1.1Metodologi
 Analisa aspek tata ruang dilakukan dengan melakukan verifikasi terhadap kesesuaian tata
guna lahan di RTRW dengan kondisi real di lapangan.
 Analisa Zonasi bangunan untuk mengidentifikasi dan menganalisa jenis bangunan di sekitar
lokasi gedung parkir untuk mendapatkan informasi kondisi perparkiran di bangunan-
bangunan tersebut.

3.5.1.2Output
 Output dari analisa tata ruang adalah kesimpulan kesesuaian tata guna lahan rencana
dengan tata guna lahan di lapangan.
 Output survei zonasi bangunan ini adalah untuk menganalisa kesesuaian jenis bangunan dan
luasan lahan parkir di setiap bangunan di sekitar perencanaan gedung parkir.

3.5.2 Analisa Aspek Teknis


3.5.2.1Metodologi
a) Status Lahan
Analisa Informasi status lahan rencana tapak bangunan gedung parkir dilakukan agar status legal
lokasi perencanaan dapat dipertanggungjawabkan.
b) Inventarisasi Parkir
Analisa inventarisasi parkir untuk mengetahui fasilitas ruang parkir yang tersedia, informasi ini
dijadikan dasar untuk mengetahui kebutuhan ruang parkir yang harus disediakan dan guna
memenuhi kebutuhan untuk masa yang akan datang.
Analisa inventarisasi parkir ini terdiri dari:

3-6
i. Analisa studi parkir
Survei ini meliputi jumlah, lokasi dan jenis ruang parkir yang meliputi:
o Analisa Luasan ruang parkir untuk kendaraan pribadi di jalan baik yang dikendalikan
maupun yang tidak dikendalikan.
o Analisa luasan ruang parkir untuk kendaraan pribadi di luar jalan untuk kendaraan umum
dan pribadi.
o Analisa ada tidaknya pemberhentian angkutan umum di jalan dan fasilitas lainya.
o Analisa lokasi bongkar muat barang dan parkir mobil barang.
ii. Analisa Informasi metode pengendalian parkir
Analisa ini mencatat sistem pengendalian yang dilaksanakan di areal parkir yang mencakup:
o Lokasi dimana parkir dilarang dan dibatasi
o Waktu pengendalian, larangan dan pembatasan parkir
o Tarip dan biaya parkir
o Marka jalan, dimensi celukan dan sudut kemiringan parkir
o Rambu jalan termasuk rambu yang tidak resmi

Analisa inventarisasi lahan parkir ini dilakukan dengan menggunakan peta dengan skala antara
1:500 sampai 1:2500. Pemakaian lambang yang sesuai harus diusahakan untuk menandai lokasi
parkir dan pembatasan parkir secara tepat pada peta. Lokasi parkir di luar jalan juga dapat
ditunjukkan pada peta, pengaturan ruang parkir (layout) biasanya digambarkan terpisah secara
rinci. Pengkodean jaringan jalan berdasarkan ruas-ruas jalan juga dilakukan.

Berikut ini adalah contoh analisa pembagian daerah studi menjadi beberapa blok, yang kemudian
diberi nomor untuk mempermudah analisa:

Gambar 3.4 Pembagian Zonasi Lokasi Areal Parkir

Selanjutnya masing-masing blok di rinci lebih lanjut seperti ditunjukkan dalam gambar berikut:

3-7
Gambar 3.5 Perincian Blok

c) Analisa Kebutuhan Parkir


Parkir merupakan salah satu komponen suatu sistem transportasi yang perlu dipertimbangkan.
Pada kota-kota besar area parkir meupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaran, dengan
demikian perencanaan fasilitas parkir adalah suatu perencanaan dalam menyelenggarakan
fasilitas parkir kendaraan baik di badan jalan (on street parking) maupun di luar badan jalan (of
street parking), untuk merencanakan fasilitas parkir maka besarnya kebutuhan perlu diketahui.
Analisa kebutuhan parkir didasarkan pada Satuan Ruang Parkir (SRP) yaitu ukuran luas efektif
untuk meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang
bebas dan lebar buka pintu. Penentuan SRP ini berhubungan dengan desain teknis penyediaan
ruang parkir baik pada badan jalan maupun di luar badan jalan.
Berikut ini adalah deskripsi SRP pada setiap kendaraan menurut peraturan:

3-8
Gambar 3.6 Deskripsi Satuan Ruang Parkir (SRP)

Kebutuhan area parkir berbeda antara yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan peruntukan.
Pada umumnya 2(dua) jenis peruntukan kebutuhan parkir, yakni sebagai berikut:
1. Kegiatan parkir tetap
a. Pusat perdagangan
Parkir di pusat perdagangan dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu pekerja yang
bekerja di pusat perdagangan tersebut dan pengunjung. Pekerja umumnya parkir untuk
jangka panjang dan pengunjung umumnya jangka pendek. Karena prioritas penyediaan
ruang parkir adalah untuk pengunjung maka yang digunakan adalah kebutuhan ruang
parkir untuk kawasan perdagangan.

Tabel 3.1 Kebutuhan SRP di pusat perdagangan

3-9
b. Pusat perkantoran swasta atau pemerintahan
Parkir di pusat perkantoran mempunyai ciri parkir jangka panjang, oleh karena itu
penentuan ruang parkir dipengaruhi oleh jumlah karyawan yang bekerja di kawasan
perkantoran tersebut.

Tabel 3.2 Kebutuhan SRP di perkantoran

c. Pasar swalayan
Seperti pusat perdagangan, pasar swalayan mempunyai karakteristik kebutuhan ruang
parkir yang sama

Tabel 3.3 Kebutuhan SRP di pasar swalayan

d. Pasar
pasar juga mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan pusat perdagangan
ataupun pasar swalayan, walaupun kalangan yang mengunjungi pasar lebih banyak dari
golongan dengan pendapatan menengah ke bawah.

Tabel 3.4 Kebutuhan SRP di pasar

e. Sekolah/perguruan tinggi
parkir sekolah/perguruan tinggi dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu
pekerja/dosen/guru yang bekerja di institusi tersebut dan mahasiswa/siswa.
Pekerja/dosen/guru umumnya parkir untuk jangka panjang, sedangkan siswa/mahasiswa
umumnya parkir jangka pendek dan jangka panjang. Jumlah kebutuhan ruang parkir
tergantung kepada jumlah siswa/mahasiswa.

Tabel 3.5 Kebutuhan SRP di sekolah/perguruan tinggi

f. Tempat rekreasi
Kebutuhan parkir di tempat rekreasi dipengaruhi oleh daya tarik tempat tersebut.
Biasanya pada hari-hari minggu libur kebutuhan parkir akan meningkat. Perhitungan
kebutuhan didasarkan pada luas areal tempat rekreasi.

Tabel 3.6 Kebutuhan SRP di tempat rekreasi

3-10
g. Hotel dan penginapan
Kebutuhan ruang parkir di hotel dan penginapan tergantung kepada tarif sewa kamar dan
jumlah kamar serta kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan seperti, pesta pernikahan,
seminar dan acara-acara lain yang diadkan di hotel tersebut
h. Rumah Sakit
Seperti halnya hotel, kebutuhan ruang parkir di rumah sakit tergantung kepada tarif
rumah sakit yang diberlakukan dan jumlah kamar

Tabel 3.7 Kebutuhan SRP di rumah sakit

i. Bioskop/gedung pertunjukan
Ruang parkir di bioskop/gedung pertunjukan sifatnya sementara dengan durasi pendek.
Adapun kebutuhan ruang parkir didasarkan kepada jumlah tempat duduk.

Tabel 3.8 Kebutuhan SRP di gedung bioskop

j. Gelanggang Olahraga
Ruang parkir di gelanggang olahraga sifatnya sementara dengan durasi pendek. Adapun
kebutuhan ruang parkir didasarkan kepada jumlah tempat duduk.

Tabel 3.9 Kebutuhan SRP di gedung bioskop

d) Analisa topografi
Proses pemetaan topografi dapat bila ditinjau dari perolehan datanya dapat dibedakan atas:
1. Pemetaan secara terestris

2. Pemetaan secara fotogrametris


Apabila seluruh data yang digunakan perolehannya melalui pengukuran langsung di lapangan,
pemetaannya disebut sebagai pemetaan secara terestris, sedangkan apabila sebagian datanya
diperoleh melalui foto hasil pemotretan udara maka disebut sebagai pemetaan secara
fotogrametris. Adapun hasil pengukuran secara terestris dan fotogrametris disajikan sebagai
berikut:

3-11
Gambar 3.7 Contoh Peta terestris

Gambar 3.8 Contoh Peta Fotogrammetris

3-12
3.5.2.2Output
a. Status Lahan
Mendapatkan dokumen legal status lahan
b. Survei Inventarisasi parkir
o Peta Informasi Luasan parkir eksisting
o Peta Informasi Jumlah kendaraan roda 4 dan roda 2 yang terlayani
c. Survei Kebutuhan parkir
o Informasi kebutuhan luas area parkir
o Informasi area pengembangan lahan parkir
d. Survei topografi
o Peta Topografi terestris
o Peta Topografi Fotogrammetri

3-13

Anda mungkin juga menyukai