Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Parkir adalah tindakan menghentikan dan melepaskan kendaraan dan

membiarkannya kosong, salah satunya adalah dengan parkir di badan jalan atau biasa

disebut dengan on street parking. Parkir di badan jalan dapat mengakibatkan

terhambatnya arus lalu lintas, penurunan kapasitas jalan, dan penggunaan jalan

menjadi tidak efektif. Terbatasnya lahan menjadi masalah bagi Kawasan perkotaan,

yang secara tidak langsung berdampak pada penyediaan lahan parkir.

Dalam usaha menangani masalah parkir, diperlukan pengadaan arean lahan

cukup dan penentuan bentuk permodelan parkir yang tepat pada lahan perparkiran.

Kebutuhan akan lahan parkir (demand) dan prasarana yang dibutuhkan (supply)

haruslah seimbang dan disesuaikan dengan karakteristik perparkiran. ( sumber )

Ruas jalan Ahmad Yani yang terletak di pusat Kota Kendari, merupakan ruas

jalan dengan status Jalan Nasional, yang melintasi Kawasan Perkantoran dan

Kawasan Sekolah. Untuk kondisi di depan Sekolah Ummusshabri sering kali terjadi

kemacetan. Petugas kepolisian lalu lintas kesulitan dalam mengatur arus lalu lintas

akibat banyaknya mobil yang parkir sembarangan di depan Sekolah Ummusshabri

dan banyaknya mobil yang keluar masuk di sekolah ummusshabri. Ini terjadi karena

banyaknya orang tua siswa atau guru-guru yang mengendarai mobil sementara lahan

parkir di dalam Sekolah Ummusshabri tidak cukup untuk menampungnya. Sehingga

kondisi ini membuat para pemilik mobil untuk parkir di badan jalan.

1
Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian yang berjudul “DESAIN

LAHAN PARKIR DI KAWASAN UMMUSSHABRI UNTUK MENINGKATKAN

KINERJA RUAS JALAN AHMAD YANI KOTA KENDARI” dengan harapan

dapat menciptakan areal lahan parkir sesuai dengan standar-standar yang ada dan

dapat mengefektifitaskan ruas Jalan Ahmad Yani Kota Kendari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka di dapatkan rumusan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana Kebutuhan Parkir Di Kawasan Sekolah Ummusshabri?

2. Bagaimana Desain Lahan Parkir Di Kawasan Sekolah Ummusshabri?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah di atas, maka di dapatkan tujuan penelitian

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui Kebutuhan Parkir Di Kawasan Sekolah Ummusshabri

2. Untuk mengetahui Desain Lahan Parkir Di Kawasan Sekolah Ummusshabri

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas, maka diharapkan dapat memberikan manfaat

penelitian sebagai berikut.

1. Dapat mengetahui Kebutuhan Parkir Di Kawasan Sekolah Ummusshabri

2. Dapat mengetahui Desain Lahan Parkir Di Kawasan Sekolah Ummusshabri

2
1.5 Batasan Penelitian

Adapun batasan penelitian saya, dapat di lihat sebagai berikut.

1. Pembuatan desain lahan parkir hanya pada Kawasan Sekolah Ummusshabri saja

2. Pembuatan desain lahan parkir mengacu pada Pedoman Teknis Penyelenggaraan

Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1998

3. Pembuatan desain lahan parkir menggunakan Aplikasi Auto CAD

4. Penelitian ini dilakukan dengan data yang diperoleh dari pihak Ummushabri yang

hanya berupa Site plan dan jumlah Siswa, Staff, dan Dewan Guru.

5. Data lapangan yang diperoleh berupa volume kendaraan dan luas lahan untuk

parkir

6. Dalam penelitian ini hanya mendesain lahan parkir Sekolah Ummushabri saja

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang penulis gunakan adalah membagi kerangka masalah

dalam bab ke sub bab dengan maksud masalah yang hendak penulis kemukakan

menjdai lebih jelas dan mudah dipahami. Secara garis besarnya, tulisan ini terdiri

dari 3 (tiga) BAB, yaitu ; Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, dan metode penelitian.

Gambaran umum mengenai isi tulisan, dapat penulis rincikan dengan

menguraikan inti tiap bab sebagai berikut :

BAB I – Pendahuluan, Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan dan

manfaat, batasan masalah, serta sistematika penulisan pada penelitian ini.

3
BAB II – Tinjauan Pustaka, Bab ini berisikan kumpulan pustaka yang mendukung

dalam penulisan laporan ini.

BAB III – Metode Penelitian, Bab ini membahas tentang lokasi dan waktu

penelitian, jenis sumber data, data penelitian, pengambilan sampel, pengolahan data,

analisa data dan diagram alur penelitian.

1.1 Penelitian terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai

kebutuhan lahan parkir, yaitu sebagai berikut :

1) PERENCANAAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAWASAN TAMAN

SARI KOTA BANDA ACEH, Nur wahida dkk (2018) melakukan penelitian

untuk merencanakan kebutuhan ruang parkir untuk fasilitas parkir berupa gedung

parkir, terhadap permasalahan yang dihadapi untuk penataan perpakiran

dikawasan Taman Sari. Data ketersedian ruang parkir untuk lokasi Taman Sari

off street parking) , diperoleh langsung melalui inventaris dilokasi penelitian,

diketahui ruang parkir yang tersedia sebesar 40 SRP (jenis kendaraan roda 2

sebesar 15 SRP dan jenis kendaraan roda4 sebesar 25 SRP).Hasil ini selanjutnya

akan dipergunakan sebagai data tahun dasar tambahan, untuk perhitungan

kebutuhan ruang parkir 5 tahun kedepan. Laju pertumbuhan yang digunakan

mengacu pada penelitian Erliana (2014), dimana angka pertumbuhan parkir yang

digunakan adalah sebesar 8,33 %. Hasil dari penelitian ini yaitu, Kebutuhan

ruang parkir di kawasan ruang terbuka hijau dan kawasan perkantoran (Taman

Sari) sebesar 543 SRP (348 SRP roda 4 dan 195 SRP roda 2) dengan hasil desain

4
fasilitas gedung parkir sebesar 880 SRP (360 SRP roda 4 dan 520 SRP roda 2).

Surplus sebesar 337 SRP (12 SRP roda 4 dan 325 SRP roda 2).

2) EVALUASI KEBUTUHAN LAHAN PARKIR PADA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK, Mahmugi dkk (2017)

melakukan penelitian untuk menganalisis kapasitas dan kebutuhan ruang parkir

serta memproyeksikan parkir lima tahun kedepan di Fakultas Teknik. Data yang

di butuhkan dalam penelitian ini meliputi, data jenis dan jumlah kendaraan, data

jumlah dosen, data jumlah karyawan, jumlah mahasiswa, data Luas bangunan dan

lahan parkir yang ada. Metode penelitian dengan melakukan survei langsung di

lapangan. Data yang didapat dari hasil survei di lapangan dimasukkan ke dalam

tabel kemudian dengan menggunakan program komputer, data tersebut diolah

untuk mencari hasil volume kendaraan, akumulasi kendaraan, indeks parkir,

satuan ruang parkir serta dapat memproyeksikan area parkir untuk lima tahun

kedepan. Hasil dari penelitian ini yaitu, Untuk area parkir motor pada Pos I

sebanyak 427 kendaraan sedangkan yang tersedia sebanyak 793 petak parkir,

pada Pos II sebanyak 18 kendaraan sedangkan yang tersedia sebanyak 74 petak

parkir, pada Pos III sebanyak 48 kendaraan sedangkan yang tersedia sebanyak 42

petak parkir, pada Pos IV sebanyak 59 kendaraan sedangkan yang tersedia

sebanyak 309 petak parkir. Pada area parkir mobil pada Pos I sebanyak 47

kendaraan sedangkan yang tersedia sebanyak 24 petak parkir, pada Pos II

sebanyak 29 kendaraan sedangkan yang terseddia sebanyak 68 petak parkir, pada

Pos III sebanyak 34 kendaraan sedangkan yang tersedia sebanyak 29 petak parkir,

pada Pos IV sebanyak 2 kendaraan namun tidak terdapat area khusus untuk parkir

5
mobil dan disini di rencanakan dibuat 5 petak parkir untuk mobil. dan dibutuhkan

luas area sebesar 57,5 m2. Perluasan untuk area parkir mobil pada Pos I

mencakup 18 kendaraan. melebihi kebutuhan yang seharusnya hanya 5

kendaraan, Dengan demikian lahan parkir yang dibutuhkan dari hasil

perencanaan itu ialah seluas 477 m2.

3) ANALISIS PENGATURAN POLA PARKIR DAN KEBUTUHAN PARKIR

(STUDI KASUS STASIUN TANGERANG), M.fakhruriza dkk (2018)

melakukan peneltian yang bertujuan untuk mengetahui pengaturan pola parkir

dan kebutuhan lahan parkir di stasiun Tangerang. Pola parkir stasiun Tangerang

di desain sesuai dengan pedoman perencanaan dan pengoprasian fasilitas parkir

1998. Pengumpulan data yang dibutuhhkan dari instansi pengelola parkir

pada stasiun Tangerang, data data yang dibutuhkan berupa data primer dan data

sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk lahan parkir satu

dengan luas lahan parkir 2100 m didapat kapasitas kendaraan roda dua 696

dan roda empat dapat 25 unit kendaraan, untuk lahan parkir dua dengan luas

lahan parkir 1440 m didapat kapasitas kendaraan roda dua 700 unit kendaraan,

dan lahan parkir tiga yang mempunyai luas lahan 1785 m didapat kapasitas

kendaraan roda empat 82 unit kendaraan. Maka pada hari kerja atau ramainya

pengunjung untuk lahan parkir satu dan dua belum memenuhi kebetuhan parkir

yang diminta, sedangkan lahan parkir tiga sudah dapat memenuhi kebutuhan

parkir yang diminta.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Parkir

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dalam Pedoman Teknis

Penyelenggaraan Parkir, terdapat beberapa pengertian yang berkaitan dengan

parkir, yaitu :

a. Keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang bersifat sementara

atau tidak tetap disebut parkir.

b. Berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk

sementara dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraan.

c. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat

pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk

melakukan satu kegiatan dalam kurun suatu waktu.

d. Fasilitas parkir di luar badan jalan (Off-Street Parking) adalah fasilitas

parkir kendaraan diluar tepi jalan umum yang digunakan dibuat khusus atau

penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat parkir dan /atau gedung

parkir.

e. Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan

kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang

bebas dan lebar buka pintu

7
f. Jalur sirkulasi adalah tempat yang digunakan untuk pergerakan

kendaraan yang masuk dan keluar dari fasilitas parkir.

g. Jalur gang merupakan jalur antara dua deretan ruang parkir yang

berdekatan.

h. Kawasan parkir adalah kawasan atau area yang memanfaatkan badan jalan

sebagai fasilitas parkir dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.

(Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tentang Pedoman Teknis

Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, 1996)

2.2 Penempatan Fasilitas Parkir

Menurut Dirjen Perhubungan Darat (1996) bahwa jenis fasilitas parkir menurut

cara penempatannya di bagi menjadi dua jenis yaitu parkir di badan jalan (on street

parking) dan parkir di luar badan jalan (off street parking).

a. Parkir di badan jalan (on street parking)

Tempat yang paling jelas dan biasanya paling cocok bagi

pengemudi untuk memarkir kendaraannya ialah di tepi jalan, tapi parkir

semacam ini mempunyai banyak kerugian yaitu, arus lalu lintas

sepanjang jalan terhambat, yang akhirnya akan menimbulkan kemacetan

dan kelambatan pada seluruh kendaraan (Hobbs, 1995). Parkir di badan

jalan terbagi menjadi dua jenis yaitu :

1.) Pada tepi jalan tanpa pengendalian parkir

2.) Pada kawasan parkir dengan pengendalian parkir

8
b. Parkir di luar badan jalan (off street parking)

1.) Fasilitas parkir untuk umum adalah tempat yang berupa gedung

parkir atau taman parkir untuk umum yang diusahakan sebagai

kegiatan tersendiri.

2.) Fasilitas parkir sebagai fasilitas penunjang adalah tempat yang

berupa gedung parkir atau taman parkir yang disediakan untuk

menunjang kegiatan pada bangunan utama.

(Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tentang Pedoman Teknis

Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, 1996)

2.3 Satuan Ruang Parkir (SRP)


Menurut Dirjen Perhubungan Darat (1996) bahwa penentuan Satuan Ruang Parkir
(SRP) adalah sebagai berikut :
1. Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang.

Gambar 2.1 Dimensi Kendaraan Standar untuk Mobil Penumpang


Keterangan :
a = jarak gandar h = tinggi total

b = depan tergantung B = lebar total

c = belakang tergantung L = panjang total

d = lebar

9
2. Ruang bebas kendaraan parkir

Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan

longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi

pintu kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan

kendaraan parkir yang ada di sampingnya.

Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu

kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpang

turun dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan

kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang

lewat jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan

jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm.

3. Lebar bukaan pintu kendaraan

Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai

kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar

bukaan pintu kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan lebar

bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan perbelanjaan. Dalam hal

ini, karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir

dipilih menjadi tiga, yaitu

10
Tabel 2.1 Lebar bukaan pintu kendaraan

Jenis Bukaan Pintu Pengguna dan/atau Peruntukan Gol


Fasilitas Parkir

Pintu depan/belakang terbuka Karyawan/pekerja kantor I


tahap awal 55 cm. Tamu/pengunjung pusat kegiatan
perkantoran, perda- dagangan,
pemerintahan, universitas

Pengunjung tempat olahraga, II


pusat hiburan/ rekreasi, hotel,
Pintu depan/belakang terbuka pusat per- dagangan
penuh 75 cm eceran/swalayan, rumah sakit,
bioskop

Pintu depan terbuka penuh dan Orang cacat III


ditambah untuk pergerakan
kursi roda

Sumber : Soejono (1996)

Berdasarkan nomor 1 dan 2, penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi atas

tiga jenis kendaraan dan berdasarkan nomor 3, penentuan SRP untuk mobil

penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu

11
Tabel 2.2 Penentuan satuan ruang parkir
2
Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m )
1. a. Mobil penumpang untuk golongan I 2,30 x 5,00
b. Mobil penumpang untuk golongan II 2,50 x 5,00
c. Mobil penumpang untuk golongan 3,00 x 5,00
III
3,40 x 12,50
2. Bus/truk
0,75 x 2,00
Sumber : Soejono (1996)

3. Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan

a. Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang

Gambar 2.2 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Mobil Penumpang (dalam cm)

Keterangan :

B = lebar total kendaraan L = panjang total kendaraan

O = lebar bukaan pintu a1, a2 = jarak bebas arah longitudinal

R = jarak bebas arah latera

12
Gol I : B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B+O + R

O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2

R=5 a2 = 20

Gol II : B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R

O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2

R=5 a2 = 20

Gol iii : B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R

O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2

R = 50 a2 = 20

b. Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk

Gambar 2.3 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Bus/Truk (dalam cm)

13
c. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor

Gambar 2.4 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk Sepeda Motor (dalam cm)

2.4 Kebutuhan Ruang Parkir

Menurut Iskandar Abubakar dkk. (1998) Standar kebutuhan luas area kegiatan

parkir berbeda antara yang satu dengan yang lain, tergantung kepada beberapa hal

antara lain pelayanan, tarip yang diberlakukan, ketersediaan ruang parkir, tingkat

pemilikan kendaraan bermotor, dan tingkat pendapatan masyarakat. Berdasarkan

hasil studi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, untuk kebutuhan ruang parkir di

Kawasan sekolah adalah sebagai berikut.

14
Sekolah/perguruan tinggi

Parkir sekolah/perguruan tinggi dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu

pekerja/dosen/guru yang bekerja di sekolah/perguruan tinggi tersebut dan

siswa/mahasiswa. Pekerja/dosen/guru umumnya parkir untuk jangka panjang dan

siswa/mahasiswa umumnya jangka pendek bagi mereka yang di antar jemput dan

jangka panjang bagi mereka yang memakai kendaraan pribadi. Jumlah kebutuhan

ruang parkir tergantung kepada jumlah siswa/mahasiswa

Tabel 2.3 Kebutuhan SRP disekolah/perguruan tinggi

Jumlah
Siswa 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100
(Orang) 1200
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuha
n 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240
(SRP)
Sumber : Abubakar dkk. (1998)

2.5 Desain parkir di luar badan jalan

1. Taman Parkir

Desain parkir di luar badan jalan digunakan di tempat-tempat yang

tarikannya besar seperti di Kawasan sekolah agar kelancaran arus lalu lintas

tetap terjaga

a. kriteria:

Menurut Iskandar Abubakar dkk. (1998) beberapa hal yang perlu di

pertimbangkan dalam mendesain taman parkir dan merupakan menjadi kriteria.

15
Kriteria yang digunakan sebagai dasar dalam mendesain tempat/pelataran

parkir adalah sebagai berikut :

 Rencana Umum Tata Ruang Daerah(RUTRD)

 keselamatan dan kelancaran lalu lintas

 kelestarian lingkungan

 kemudahan bagi pengguna jasa

 tersedianya tata guna lahan

 letak antara jalan akses utama dan daerah yang dilayani

b. Pola Parkir Mobil Penumpang :

1) Parkir kendaraan satu sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.

o
a) Membentuk sudut 90

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih

banyak jika dibandingkan dengan pola parkir paralel, tetapi

kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan manuver

masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika

dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil

0
dari 90 .

16
Gambar 2.5 Pola parkir tegak lurus

b) membentuk sudut 30 o, 45 o, 60 o

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika

dibandingkan dengan pola parkir paralel, dan kemudahan dan

kenyamanan pengemudi melakukan manuver masuk dan keluar ke

ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola parkir

dengan sudut 90 o

Gambar 2.6 Pola parkir sudut

17
2) Parkir kendaraan dua sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai.

a) membentuk sudut 90

Pada pola parkir ini, arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat satu

arah atau dua arah.

Gambar 2.7 Pola parkir tegak lurus yang berhadapan


o o o
b) Membentuk sudut 30 , 45 , 60

Gambar 2.8 Pola parkir sudut yang berhadapan

18
3) Pola parkir pulau

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.

0
a) Membentuk sudut 90

Gambar 2.9 Pola parkir tegak lurus dengan 2 gang


0
b) Membentuk sudut 45
(1) Bentuk tulang ikan tipe A

Gambar 2.10 Pola parkir sudut dengan 2 gang type A

19
(2) Bentuk tulang ikan tipe B

Gambar 2.11 Pola parkir sudut dengan 2 gang type B

(3) bentuk tulang ikan tipe C

Gambar 2.12 Pola parkir sudut dengan 2 gang type C

20
c. Jalur Sirkulasi, Gang, dan Modul

Perbedaan antara jalur sirkulasi dan jalur gang terutama terletak pada
penggunaannya.

Patokan umum yang dipakai adalah :

 panjang sebuah jalur gang tidak lebih dari 100 meter;


 jalur gang yang ini dimaksudkan untuk melayani lebih dari 50
kendaraan dianggap sebagai jalur sirkulasi.

Lebar minimum jalur sirkulasi

 untuk jalan satu arah = 3,5 meter,


 untuk jalan dua arah = 6,5 meter.

Gambar 2.13 Ukuran pelataran parkir tegak lurus

21
Gambar 2.14 Ukuran pelataran parkir sudut

Tabel 2.4 Lebar jalur gang

Lebar Jalur Gang (m)


SRP
< 30 0 < 45 0 < 600 90 %

1 arah 2 arah 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah


a. SRP mobil pnp 3,0* 6,00* 3,00 6,00* 5,1* 6,00* 6. * 8, 0 *
2,5 m x 5,0 m
b. SRP mobil pnp 3,50** 6,50** 3,50** 6,50** 5,1** 6,50** 6,5 ** 8,0 **
2,5 m x 5,0 m
c. SRP sepeda motor
3,0* 6,00* 3,00 6,00* 4,60* 6,00* 6. * 8, 0 *
0,75 x 30 m

Sumber : Abubakar dkk. (1998)


Keterangan : * = lokasi parkir tanpa fasilitas pejalan kaki

** = lokasi parkir dengan fasilitas pejalan kaki

22
d. Jalan Masuk dan Keluar

Ukuran lebar pintu keluar-masuk dapat ditentukan, yaitu lebar 3 meter

dan panjangnya harus dapat menampung tiga mobil berurutan dengan

jarak antarmobil (spacing ) sekitar 1,5 meter. Oleh karena itu, panjang-

lebar pintu keluar masuk minimum 15 meter.

1). Pintu Masuk dan Keluar Terpisah

Satu jalur : Dua jalur:

b = 3,00 - 3,50 m b = 6,00 m


d = 0,80 - 1,00 m d = 0,80 - 1,00 m
R1 = 6,00 - 6,50 m R1 = 3,50 - 5,00 m
R2 = 3,50 - 4,00 m R2 = 1,00 - 2,50 m

Gambar 2.15 Pintu masuk dan keluar terpisah

23
2) Pintu Masuk dan Keluar Menjadi Satu

Gambar 2.16 Pintu masuk dan keluar menjadi satu

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pintu masuk dan

keluar adalah sebagai berikut.

1) Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin dari

persimpangan

2) Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga

kemungkinan konflik dengan pejalan kaki dan yang lain dapat dihindarkan.

3) Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga memberikan

jarak pandang yang cukup saat memasuki arus lalu lintas.

4) Secara teoretis dapat dikatakan bahwa lebar jalan masuk dan keluar (dalam

pengertian jumlah jalur) sebaiknya ditentukan berdasarkan analisis kapasitas.

24
Pada kondisi tertentu kadang ditentukan modul parsial, yaitu sebuah jalur

gang hanya menampung sebuah deretan ruang parkir di salah satu sisinya.

Jenis modul itu hendaknya dihindari sedapat mungkin. Dengan demikian,

sebuah taman parkir merupakan susunan modul yang jumlahnya tergantung pada

luas tanah yang tersedia dan lokasi jalan masuk ataupun keluarnya.

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

3.1.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian di lakukan pada hari Senin dan Jumat yaitu di lakukan

dengan cara survei lapangan yang pada hari tersebut dicari jam puncak untuk

mendapatkan volume puncak kendaraan. Survei lapangan dimulai dari jam 06.00

sampai dengan 17.00

3.1.2 Tempat Penelitian

Wilayah yang menjadi lokasi dilakukannya penelitian ini adalah pada Kawasan

Ummushabri Jalan Ahmad Yani Kota Kendari

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Dimana data primer

yaitu data yang diperoleh dari hasil survei lapangan dengan menggunakan Parkir

Inventory Survey untuk mengidentifikasi seluruh ruang parkir yang ada di Kawasan

Ummushabri, baik yang saat ini sudah dijadikan lahan parkir, maupun lahan-lahan

potensial yang bisa dijadikan lahan parkir.. Data sekunder merupakan data yang diperoleh

dari pihak Ummushabri berupa Site plan dan jumlah Siswa, Staff, dan Dewan Guru.

26
3.3 Pengolahan Data

1. Menggambar denah luas lahan yang bisa digunakan sebagai lahan parkir

menggunakan Auto Cad

2. Membuat Satuan Ruang Parkir (SRP)

3. Membuat grafik volume kendaraan yang masuk dan keluar pada gerbang

Ummushabri untuk menentukan jam puncak dari data survei traffic counting

4. Setelah membuat grafik kemudian dibandingkan antara kapasitas parkir yang tersedia

dengan volume kendaraan

5. Dari pengolahan data tersebut kita akan mengetahui kondisi mengenai ruang parkir,

maka selanjutnya dilakukan analisis kebutuhan parkir

3.4 Desain Lahan Parkir

Dari kebutuhan parkir yang telah dianalisis akan diketahui kebutuhan ruang parkir

sehingga dapat didesain lahan parkir sesuai dengan lahan-lahan yang ada

27
3.5 Diagram Alur Penelitian
Diagram alur penelitian saya dapat di lihat sebagai berikut :

Mulai

Pendahuluan
Studi
Literatur
Pengambilan Data

Data Sekunder
Data Primer
1. Jumlah Siswa, Staff,
1. Volume Kendaraan
2. Luas lahan untuk dan Guru
ruang parkir 2. Site Plan Kawasan
Ummushabri

Analisa Data &


Pengolahan Data

Desain Lahan Parkir

Hasil

Kesimpulan

Selesai

28
Daftar Pustaka

Abubakar, Iskandar (1998). Sistem Transportasi Kota. Direktorat Bina Sistem Lalu

Lintas dan Angkutan Kota, Jakarta.

Hobbs, F,D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Terjemahan Suprapto dan

Waldiyono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Direktorat Jendral Perhubungan Darat, (1996). Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian

Fasilitas Parkir. Jakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai