Anda di halaman 1dari 14

PELAT DENGAN PENULANGAN DUA ARAH

Pelat dua arah yang ditumpu pada keempat tepinya adalah struktur statis
tak tentu. Untuk mempermudah analisis dan perencanaannya dapat
digunakan tabel.
Tabel menunjukkan momen lentur yang bekerja pada jalur selebar 1 meter
(pias), masing-masing untuk arah x dan arah y sebagai berikut :
mℓx = momen lapangan maksimum per meter lebar arah x
mℓy = momen lapangan maksimum per meter lebar arah y
mtx = momen lapangan maksimum per meter lebar arah x
mty = momen lapangan maksimum per meter lebar arah y
mtix = momen jepit tak terduga maksimum per meter lebar arah x
mtiy = momen jepit tak terduga maksimum per meter lebar arah y
Penggunaan tabel dibatasi syarat antara lain :
a. beban terbagi rata
b. perbedaan yang terbatas antara besarnya beban maksimum dan minimum
pada panel di pelat :
Wu min ≥ 0,4 Wu maks
c. perbedaan yang terbatas antara beban maksimal pada panel yang
berbeda-beda :
Wu maks terkecil ≥ 0,8 Wu maks terbesar
d. perbedaan yang terbatas pada panjang bentang yaitu :
bentang terpendek ≥ 0,8 bentang terpanjang
Tabel 4.2.b : Momen untuk
Pelat Dua Arah akibat beban
terbagi rata

catatan :
1. momen jepit tak terduga
timbul pada daerah
pertemuan sisi panjang dan
pendek pelat yang
tertumpu bebas.
2. momen jepit tak terduga
dianggap sama dengan
setengah momen lapangan
di panel yang berbatasan,
sehingga :
mtix = ½ mℓx
mtiy = ½ mℓy
Pada pelat empat persegi bila syarat-syarat tumpuan sepanjang empat tepi
sama, yaitu keempat-empatnya tertumpu bebas atau terjepit, maka pola
penyaluran beban dinyatakan dalam bentuk “amplop” :

a. reaksi pada perletakan berbentuk trapecium (pd bag tepi yg panjang)


dengan nilai maks = ½ Wu lantai ℓx
b. reaksi pada perletakan berbentuk segitiga (pd bag tepi yg pendek)
dengan nilai maks = ½ Wu lantai ℓx
Jenis Tumpuan dan Type Pelat
ly

lx A KASUS III
Type II-5 B KASUS VIa
Type II-4 A KASUS III
Type II-5

C D C
KASUS VIa KASUS II KASUS VIa
Type I-3 Type I-2 Type I-3
Terjepit

Tertumpu bebas

Tergantung

E F E
ly KASUS III KASUS VIIb KASUS III
Type I-5 Type I-4 Type I-5

lx
Contoh soal :
Rencanakan suatu pelat lantai yang ditumpu dinding pada keempat sisinya
memikul beban hidup WL = 6,0 kN/m2, WD = 0,8 kN/m2 (belum termasuk
berat sendiri pelat), mutu bahan : fc’ = 15 MPa , fy = 400 MPa.

1. Menentukan syarat batas dan bentang :


Pelat ditumpu bebas pada dinding sehingga dianggap ditumpu bebas, dan
sebagai bentang diambil jarak pusat ke pusat tumpuan.
ℓx = 3760 + 2 (½) (240) = 4000 mm
ℓy = 6160 + 2(½) (240) = 6400 mm
Sehingga didapat harga : ℓy/ℓx = 6400/4000 = 1,6
2. Menentukan tebal pelat :
untuk fy = 400 MPa dan bentang terpendek ℓx = 4000 mm, sesuai tabel
3.2.5a SK SNI-T15-1991-03 maka hminimum pelat ditentukan :
ℓ 4000
hmin = ---- = ------ = 200 mm
20 20
3. Menghitung beban-beban :
WD akibat beban = 0,8 kN/m2
WD akibat berat sendiri pelat = 0,20 (240) = 4,8 kN/m2
WDtotal = 5,6 kN/m2

WL = 6,0 kN/m2
WU = 1,2 WD + 1,6 WL = 1,2(5,6) + 1,6(6,0) = 16,3 kN/m2
4. Menghitung momen-momen yang menentukan :
kondisi pelat termasuk dalam kasus I (tertumpu bebas pada ke empat
sisinya), dengan ℓy/ℓx = 1,6 sesuai tabel 4.2.b didapat harga :

mℓx = 0,079 Wu ℓx2 = 0,079 (16,3)(4,0)2 = 20,6 kNm


mℓy = 0,028 Wu ℓx2 = 0,028 (16,3)(4,0)2 = 7,3 kNm
mtix = ½ mℓx = ½ (20,6) = 10,3 kNm
mtiy = ½ mℓy = ½ (7,3) = 3,7 kNm
5. Menghitung penulangan :
- tebal pelat (ht) = 200 mm
- selimut beton (p)= 40 mm (ketentuan SK SNI-T-15-1991-03)
- perkiraan diameter tulangan : arah x = Ø 10 mm
arah y = Ø 8 mm

Tinggi efektif d dalam arah x :


dx = ht - p - ½ Øx = 200 - 40 - ½(10) = 155 mm
Tinggi efektif d dalam arah y :
dy = ht - p - Øx - ½ Øy = 200 - 40 - 10 - ½(8) = 146 mm
Momen lapangan untuk arah x :
Mℓx = 20,6 kNm
Mu 20,6
---- = -------------- = 857 kN/m2
bd2 1,0 (0,155)2
Dari tabel/grafik perencanaan beton didapat :
ρ = 0,0028 (dengan interpolasi)
Kontrol : ρ min = 0,0018 < ρ = 0,0028 < ρ maks = 0,0028
Asℓx = ρ b d = 0,0028 (1,0) (0,155) (10)6 = 434 mm2

Momen lapangan untuk arah y :


Mℓy = 7,3 kNm
Mu 7,3
---- = -------------- = 342 kN/m2
bd2 1,0 (0,146)2
Dari tabel/grafik perencanaan beton didapat :
ρ = 0,0011 (dengan interpolasi)
Kontrol : ρ min = 0,0018 > ρ = 0,0011 < ρ maks = 0,0028
diambil ρ = ρ min = 0,0018
Asℓy = ρ b d = 0,0018 (1,0) (0,146) (10)6 = 263 mm2
Momen jepit tak terduga untuk arah x :
Mtix = 10,3 kNm
Mu 10,3
---- = -------------- = 429 kN/m2
bd2 1,0 (0,155)2
Dari tabel/grafik perencanaan beton didapat :
Ρ = 0,0014 (dengan interpolasi)
Kontrol : Ρmin = 0,0018 > Ρ = 0,0014 < Ρmaks = 0,0028
karena hanya bersifat insidentil maka tetap dipakai Ρ = 0,0014
Astix = Ρ b d = 0,0014 (1,0) (0,155) (10)6 = 217 mm2

Momen jepit tak terduga untuk arah y :


Mtiy = 3,7 kNm
Mu 3,7
---- = -------------- = 174 kN/m2
bd2 1,0 (0,146)2
Dari tabel/grafik perencanaan beton didapat :
Ρ = 0,0005 (dengan interpolasi)
Kontrol : Ρmin = 0,0018 > Ρ = 0,0005 < Ρmaks = 0,0028
karena hanya bersifat indidentil maka tetap dipakai Ρ = 0,0005
Astiy = Ρ b d = 0,0005 (1,0) (0,146) (10)6 = 73 mm2
Persyaratan umum pemasangan tulangan :
1. Pelat lantai harus dibagi dalam jalur-jalur : jalur tengah dan jalur tepi
2. Jalur tengah dalam arah y mempunyai lebar 0,50 ℓx dan kedua jalur tepi
masing-masing mempunyai lebar 0,25 ℓx.
3. Kedua jalur tepi dalam arah x mempuyai lebar 0,25 ℓy atau 0,5 ℓx atau
tergantung mana yang lebih kecil, sisanya adalah jalur tengah sebesar
0,5 ℓy atau ℓy – ℓx.
4. Tulangan tidak berbeda-beda pada kelebaran satu jalur.
5. Tulangan lapangan pada jalur tepi tidak boleh kurang dari setengah
tulangan lapangan pada jalur tengah di sebelahnya, dipasang menerus
tanpa berkurang melewati bidang muka tumpuan.
6. Jarak antara batang ≤ 250 mm
7. Tulangan lapangan pada jalur-jalur tengah boleh disesuaikan dengan
bentuk momen lentur, dengan syarat setidak-tidaknya setengah dari
tulangan harus menerus melewati bidang tumpuan.
8. Bila pengurangan momen diperhitungkan, maka jarak antara bidang tidak
boleh melebihi 500 mm, sehingga secara praktis setengah tulangan
lapangan dapat ditiadakan sejarak 1/10 ℓx atau 1/10 ℓy sebelum mencapai
bidang muka tumpuan.
9. Tulangan untuk momen tak terduga harus menerus hingga, jaraknya dari
bidang muka tumpuan tidak boleh kurang dari 1/5 ℓx atau 1/5 ℓy.
6. Pemilihan dan pemasangan tulangan :
a. Momen lapangan untuk arah x
Asℓx = 434 mm2 dipilih tulangan Ø 10 - 175 (Ast = 449 mm2)
b. Momen lapangan untuk arah y
Asℓy = 263 mm2 dipilih tulangan Ø 8 - 175 (Ast = 287 mm2)
c. Momen jepit tak terduga untuk arah x
Astix = 217 mm2 dipilih tulangan Ø 8 - 175 (Ast = 287 mm2)
d. Momen jepit tak terduga untuk arah y
Astiy = 73 mm2 dipilih tulangan Ø 6 - 175 (Ast = 162 mm2)
e. Tulangan pembagi pada tulangan jepit tak terduga
dipasang tulangan praktis : Ø 6 - 250 (Ast = 113 mm2)
Hasil akhir pemasangan tulangan pelat
Catatan untuk pemasangan (pemilihan
diameter dan jarak) tulangan pada pelat
ly

lx A t B A Pada pelat dengan beragam type


xA txB
pada bentang yang menerus
tyC tyD dalam menentukan diameter dan
jarak tulangan harus dicermati
bahwa untuk txA (tulangan
C D C tumpuan arah x untuk pelat A)
adalah sama dengan tyC (tulangan
txC txD tumpuan arah y untuk pelat C)
demikian pula untuk :
txB = tyD
txC = txD dst,

ly sehingga tidak mungkin


E F E menentukan penulangan
(diameter dan jarak)
berdasarkan masing-masing
pelat saja.

lx

Anda mungkin juga menyukai