Kelompok B
SEMARANG
2017-2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
dan kami penyusun Makalah ini menyadari bahwa masih banyak kekurangan,
maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
4
penunjang. Faktor ini dapat mempengaruhi perubahan status
kesehatan. Faktor yang berhubungan terdiri dari empat komponen :
patofisiologi, tindakan yang berhubungan, situasional, dan
maturasional. Penulisan rumusan diagnosis ini adalah : PES (problem
+ etiologi + simtom).
b. Diagnosa Keperawatan Risiko atau Risiko Tinggi
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan risiko adalah keputusan
klinis tentang individu, keluarga atau komunitas yang sangat rentan
untuk mengalami masalah dibanding individu atau kelompok lain
pada situasi yang sama atau hampir sama.
Diagnosa keperawatan ini mengganti istilah keperawatan potensial
dengan menggunakan “risiko terhadap atau risiko tinggi terhadap”.
Validasi untuk menunjang diagnosis resiko tinggi adalah faktor resiko
yang memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap
klien atau kelompok dan tidak menggunakan batasan karakteristik.
Penulisan rumusan diagnosis ini adalah : PE (problem & etiologi).
c. Diagnosa Keperawatan Kemungkinan
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan kemungkinan
adalah pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan
data tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan
adanya tanda dan gejala utama adanya faktor resiko.
d. Diagnosa Keperawatan Sejahtera
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sejahtera adalah
ketentuan klinis mengenai individu, kelompok, atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih
baik. Cara pembuatan diagnosa ini adalah dengan menggabungkan
pernyataan fungsi positif dalam masing-masing pola kesehatan
fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan. Dalam menentukan
diagnosa keperawatan sejahtera, menun jukkan terjadinya
peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.
5
e. Diagnosa Keperawatan Sindrom
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa
yang terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko,
yang diduga akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom
1) Sindrom trauma pemerkosaan
Contoh : cemas, takut, sedih, gangguan pola istirahat dan tidur.
2) Resiko sindrom penyalahgunaan
Contoh :Resiko Konstipasi
Resiko perubahan fungsi pernafasan
Resiko infeksi
Resiko gangguan aktifitas
2.3 Komponen Diagnosa Keperawatan
Rumusan diagnosa keperawatan mengandung tiga komponen utama, yaitu
a. Problem (P/masalah)
Pengertian : Merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan
Keperawatan dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
Tujuan : Menjelaskan status kesehatan klien atau masalah
kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis
keperawatan disusun dengan menggunakan standar yang telah disepakati
(NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya
1) Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti
secara umum
2) Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan
3) Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah
keperawatan dengan masalah medis
4) Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis
dari data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
6
b. Etiologi (E/penyebab)
Pengertian : Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau
masalah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan.
Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku
dan lingkungan.
Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi :
1) Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau
kronis yang dapat menyebabkan / mendukung masalah.
2) Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi
sosial, dll)
3) Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan/perawatan) :
keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu
memberikan perawatan.
4) Maturasional
5) Adolesent : ketergantungan dalam kelompok
6) Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua
7) Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.
c. Sign & symptom (S/tanda &gejala)
Pengertian : Adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan informasi
yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan. Jadi rumusan
diagnosis keperawatan adalah : PE / PES.
Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap situasi
atau keadaan yang dihadapi
1) Spesifi dan akurat (pasti)
2) Dapat merupakan pernyataan dari penyebab
3) Memberikan arahan pada asuhan keperawatan
4) Dapat dilaksanakan oleh perawat
5) Pencerminan keadaan kesehatan klien
7
2.4 Persyaratan Diagnosa Keperawatan
Persyaratan diagnosa keperawatan, meliputi:
a. Perumusan harus jelas dan singkat berdasarkan respon klien terhadap
Situasi atau keadaan kesehatan yang sedang dihadapi.
b. Spesifik dan akurat.
c. Merupakan pernyataan dari: P (Problem) + E (Etiologi) + S
(Sign/Simptom)
atau P (Problem) + E (Etiologi).
d. Memberikan arahan pada rencana asuhan keperawatan.
e. Dapat dilaksanakan intervensi keperawatan oleh perawat.
2.5 Diagnosis Keperawatan NANDA
a. Domain I : Promosi Kesehatan
Kelas 1: Kesadaran Kesehatan
Kelas 2: Manajemen Kesehatan
b. Domain II : Nutrisi
Kelas 1: Makan
Kelas 2: Pencernaan
Kelas 3: Absorpsi
Kelas 4: Metabolisme
Kelas 5: Hidrasi
c. Domain III : Eliminasi dan Pertukaran
Kelas 1: Fungsi Urinarius
Kelas 2: Fungsi Gastrointestinal
Kelas 3: Fungsi Integumen
Kelas 4: Fungsi Pernapasan
d. Domain IV : Aktivitas / Istirahat
Kelas 1: Tidur/Istirahat
Kelas 2: Aktivitas/Latihan
Kelas 3: Keseimbangan Energi
Kelas 4: Respons Kardiovaskuler/Pulmonal
Kelas 5: Perawatan Diri
8
e. Domain V : Persepsi/Kognisi
Kelas 1: Perhatian
Kelas 2: Orientasi
Kelas 3: Sensasi/Persepsi
Kelas 4; Kognisi
Kelas 5: Komunikasi
f. Domain VI : Persepsi Diri
Kelas 1: Konsep Diri
Kelas 2: Harga Diri
Kelas 3: Citra Tubuh
g. Domain VII Hubungan Peran
Kelas 1: Peran Pemberi Asuhan
Kelas 2: Hubungan Keluarga
Kelas 3: Performa Peran
h. Domain VIII : Seksualitas
Kelas 1: Identitas Seksual
Kelas 2: Fungsi Seksual
Kelas 3: Reproduksi
i. Domain IX Koping/Toleransi Stres
Kelas 1: Respons Pascatrauma
Kelas 2: Respons Koping
Kelas 3: Stres Neurobehavioral
j. Domain X : Prinsip Hidup
Kelas 1: Nilai
Kelas 2: Keyakinan
Kelas 3: Keselarasan Nilai/Keyakinan/Tindakan
k. Domain XI : Keamanan/Perlindungan
Kelas 1: Infeksi
Kelas 2: Cedera Fisik
Kelas 3: Perilaku Kekerasan
Kelas 4: Bahaya Lingkungan
9
Kelas 5: Proses Pertahanan Tubuh
Kelas 6: Termoregulasi
l. Domain XII : Kenyamanan
Kelas 1: Kenyamanan Fisik
Kelas 2: Kenyamanan Lingkungan
Kelas 3: Kenyamanan Sosial
m. Domain XIII : Pertumbuhan/Perkembangan
Kelas 1: Pertumbuhan
Kelas 2: Perkembangan
2.6 Perbedaan Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan berfokus pada dan mengidentifiksai kebutuhan
keperawatan dari klien (Gordon,1994). Diagnosa keperawatan mencerminkan
tingkat kesehatan atau respons terhadap penyakit atau proses patologis,status
emoisonal, fenomena sosiokultural, atau tahap perkembangan. Diagnosis medis
secara menonjol mengidentifikasi status penyakit spesifik. Fokus medis adalah
pada diagnosis dan pengobatan terhadap penyakit
Diagnosa medis secara menojol mengidentifikasi status penyakit spesifik.
Fokus medis adalah pada diagnosis atau pengobatan terhadap penyakit.diagnosis
medis dan diagnosis keperawatan dikembangkan menggunakan dasar data
pengkajian. Namun demikian,data dasar keperawatan adalah global,dan mencakup
suatu pengkajian mendalam dari dimensi
fisiologis,psikologis,sosiokultural,perkembangan dan spiritual klien.
10
Diagnosa medis Diagosa keperawatan
1. Focus : factor-faktor pengobatan Focus : reaksi/respon klien
terhadap tindakan keperawatan dan
tindakan medis lainnya
2. Orientasi pada patologis Orientasi pada kebutuhan dasar individu
3. Cenderung mulai sakit sampai sembuh Berubah sesuai perubahan respon klien
4. Mengarah pada tindakan medis yang Mengarah kepada fungsi mandiri perawat
sebagian dilimpahkan kepada perawat dalam melaksanakan tindakan dan
evaluasi
5. Diagnosa medis melengkapi diagnosa Diagnosa keperawatan melengkapi
keperawatan diagnosa medis
11
2.8 Proses Penyusunan Diagnosis Keperawatan
a. Klasifikasi & Analisis Data
Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien atau
keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Pengelompokkan data
dapat disusun berdasarkan pola respon manusia (NANDA) dan/atau pola
fungsi kesehatan (Gordon, 1982)
Respon Manusia (Taksonomi NANDA II) :
1) Pertukaran
2) Komunikasi
3) Berhubungan
4) Nilai-nilai
5) Pilihan
6) Bergerak
7) Penafsiran
8) Pengetahuan
9) Perasaan
Pola Fungsi Kesehatan (Gordon, 1982) :
1) Persepsi kesehatan : pola penatalaksanaan kesehatan
2) Nutrisi : pola metabolisme
3) Pola eliminasi
4) Aktivitas : pola latihan
5) Tidur : pola istirahat
6) Kognitif : pola perseptual
7) Persepsi diri : pola konsep diri
8) Peran : pola hubungan
9) Seksualitas : pola reproduktif
10) Koping : pola toleransi stress
11) Nilai : pola keyakinan
12
b. Mengindentifikasi masalah klien
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu
bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya,
atau meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan oleh perawat sesuai
dengan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya.
Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah,
pasien yang kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang mempunyai
masalah potensial sehingga kemungkinan besar mempunyai masalah dan
pasien yang mempunyai masalah aktual.
1) Menentukan kelebihan klien
Apabila klien memenuhi standar kriteria kesehatan, perawat kemudian
menyimpulkan bahwa klien memiliki kelebihan dalam hal tertentu.
Kelebihan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah yang klien hadapi.
2) Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria, maka klien tersebut
mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan
pertolongan.
3) Menentukan masalah yang pernah dialami oleh klien
Pada tahap ini, penting untuk menentukan masalah potensial klien.
Misalnya ditemukan adanya tanda-tanda infeksi pada luka klien, tetapi
dari hasil test laboratorium, tidak menunjukkan adanya suatu
kelainan.Sesuai dengan teori, maka akan timbul adanya infeksi. Perawat
kemudian menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu
melawan infeksi.
4) Penentuan keputusan
a) Tidak ada masalah, tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
(kesejahteraan) : tidak ada indikasi respon keperawatan,
meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan, serta danya inisiatif
promosi kesehatan untuk memastikan ada atau tidaknya masalah
yang diduga.
13
b) Masalah kemungkinan (possible problem) : pola mengumpulkan
data yang lengkap untuk memastikan ada atau tidaknya masalah
yang diduga.
c) Masalah aktual, resiko, atau sindrom : tidak mampu merawat
karena klien menolak masalah dan pengobatan, mulai untuk
mendesain perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk
mencegah, menurunkan, atau menyelesaikan masalah.
d) Masalah kolaboratif : konsultasikan dengan tenaga kesehatan
profesional yang ompeten dan bekerja secara kolaboratif pada
masalah tersebut. Masalah kolaboratif adalah komplikasi fisiologis
yang diakibatkan dari patofisiologi, berhubungan dengan
pengobatan dan situasi yang lain. Tugas perawat adalah
memonitor, untuk mendeteksi status klien dan kolaboratif dengan
tenaga medis guna pengobatan yang tepat.
Dari daftar data yang dikumpulkan, maka perawat dapat
mengidentifikasi daftar kebutuhan dan masalah klien dengan
menggambarkan adanya suatu sebab-akibat yang dapat
digambarkan sebagai ”pohon masalah” (Problem Tree). Langkah-
langkah dalam pohon masalah adalah:
e) Tentukan masalah utama (core problem) berdasarkan identifikasi
data subyektif (keluhan utama) dan obyektif (data-data mayor).
f) Identifikasi penyebab (E) dari masalah utama.
g) Identifikasi penyebab dari penyebab masalah utama (akar dari
masalah).
h) Identifikasi penyebab dari penyebab masalah.
14
Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat,
yang dilakukan bersama klien/keluarga dan/atau masyarakat. Validasi
tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan
yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan interpretasi data.
Begitu diagnosis keperawatan disusun, maka harus dilakukan validasi.
15
e. Masukan pernyaatan diagnosa keperawatan ke dalam daftar masalah.
f. Hubungkan setiap diagnosa keperawatan ketika menemukan masalah
perawatan.
g. Gunakan diagnosa keperawatan sebagai pedoman untuk
pengkajian,perencanaan,intervensi,dan evaluasi
2.10 KASUS
Pada tanggal 22 Juni 2010, pukul 11.30 WIB Ny. S datang ke
UGD dengan keluhan diare selama 2 hari. Klien berumur 50 th dan
mengatakan sudah diare selama 2 hari. BAB encer berlendir dengan
frekuensi 4-5 kali setiap harinya. Menurut hasil observasi perawat
badan klien panas, warna dan bau feses khas. Setelah ditanya kembali
klien mengatakan sebelumnya makan makanan pedas.Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital :
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,5 C
Keadaan umum : Lemah
Mukosa bibir kering
16
Nama : Ny. S
ANALISA DATA
berlendir
- klien mengatakan
sebelumnya
D0 :
berlendir
DO :
S : 37,5 0C
TD : 110/70 mmHg
N : 78 X/menit
RR : 20x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
cairan sekunder
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja
profesional dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang
perawat yang idela dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat
merasakan kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA