Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK

“ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOATHRITIS PADA LANSIA”

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Mata Ajar : Ns. Tuti Agrawati, M.Kep

Di susun Oleh :

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV / DIPONEGORO

SEMARANG

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini

dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas

yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Gerontik. Makalah

ini berisikan tentang penyakit osteoarthritis pada lansia yang kami peroleh dari buku

panduan yang berkaitan dengan penyakit tersebut.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Gerontik

atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan

mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. kami

harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam

hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai kebutuhan cairan. Memang makalah

ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Semarang, 22 September 2018

penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang paling banyak


dijumpai (60%) dibanding dengan penyakit sendi lainnya seperti gout
atau artritis reumatoid, OA genu (sendi lutut) merupakan jenis OA yang
paling sering ditemukan (60-70%) sehingga pada penelitian ini dipilih
penderita OA genu.

OA akan menyebabkan nyeri bersifat kronik serta menimbulkan


gangguan pada aktivitas sehari-hari (Aries, 2004)

Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana


terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban

Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas,


pembesaran sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang
berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit
sendi lainnya.

Berdasarkan etiopatogenesisnya OA dibagi menjadi dua, yaitu OA


primer dan OA sekunder. OA primer disebut juga OA idiopatik yang
mana penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada hubunganya dengan
penyakit sistemik, inflamasi ataupun perubahan lokal pada sendi,
sedangkan OA sekunder merupakan OA yang ditengarai oleh faktor-
faktor seperti penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja,
olahraga berat, adanya cedera sebelumnya, penyakit sistemik, inflamasi.
OA primer lebih banyak ditemukan daripada OA sekunder (Davey,
2006).

Osteoartritis merupakan penyebab ketidakmampuan pada orang


Amerika dewasa. Prevalensi osteoartritis di Eropa dan America lebih
besar dari pada prevalensi di negara lainnya. The National Arthritis Data
Workgroup (NADW) memperkirakan penderita osteoartritis di Amerika
pada tahun 2005 sebanyak 27 juta yang terjadi pada usia 18 tahun keatas.
Data tahun 2007 hingga 2009 prevalensi naik sekitar 1 dari 5 atau 50 juta
jiwa yang didiagnosis dokter menderita osteoartritis (Murphy dan
Helmick, 2012). Estimasi insiden osteoartritis di Australia lebih besar

1
pada wanita dibandingkan pada laki-laki dari semua kelompok usia yaitu
2,95 tiap 1000 populasi dibanding 1,71 tiap 1000 populasi (Woolf dan
Pfleger, 2003). Di Asia, China dan India menduduki peringkat 2 teratas
sebagai negara dengan epidemiologi osteoartritis tertinggi yaitu berturut-
turut 5.650 dan 8.145 jiwa yang menderita osteoartritis lutut (Fransen et.
al, 2011).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan yang tepat
bagi lansia dengan penyakit osteoatritis.
2. Tujuan Khusus :
Kami sebagai perawat memahami pengkajian asuhan keperawatan,
perencanaan tindakan, diagnosa keperawatan, evaluasi tindakan, dan
mendokumentasikan tindakan pada kasus lansia dengan penyakit osteoatritis.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2008 :
1248). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak
sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya
umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi
penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang
melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga
menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi (CDC, 2014). Dalam
Perhimpunan Reumatologi Indonesia Osteoartritis secara sederhana
didefinisikan sebagai suatu penyakit sendi degeneratif yang terjadi karena
proses inflamasi kronis pada sendi dan tulang yang ada disekitar sendi
tersebut (Hamijoyo, 2007). Sjamsuhidajat, dkk (2011) mendefinisikan OA
sebagai kelainan sendi kronik yang disebabkan karena ketidakseimbangan
sintesis dan degradasi pada sendi, matriks ekstraseluler, kondrosit serta tulang
subkondral pada usia tua (Sjamsuhidajat et.al, 2011).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana
terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi
besar yang menanggung beban. Secara klinis osteoartritis ditandai dengan
nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi
tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun
mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan
penyakit-penyakit sendi lainnya.

B. ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor
resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;

3
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan
adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan
akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda
dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-
laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih
sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah
menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria.
Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis
osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolic
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan
ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang
menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis
yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat
faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang
sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko
osteoartritis yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan

4
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan
timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih
padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima
oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih
mudah robek.

C. PATOFISIOLOGI

Tulang rawan sendi merupakan sasaran utama perubahan degeneratif


pada osteoarthritis. Tulang rawan sendi memiliki letak strategis yaitu diujung
–ujung tulang untuk melaksanakan 2 fungsi, yaitu 1) menjamin gerakan yang
hampir tanpa gesekan didalam sendi, berkat adanya cairan sinovium, dan 2)
disendi sebagai penerima beban, menebarkan beban keseluruh permukaan
sendi sedemikian sehingga tulang dibawahnya dapat menerima benturan dan
berat tanpa mengalami kerusakan. Kedua fungsi ini mengharuskan tulang
rawan elastis (yaitu memperoleh kembali arsitektur normalnya setelah
tertekan) dan memiliki daya regang (tensile streghth) yang tinggi.

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,


kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan


sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu
(ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen
jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari

5
persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis
setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang
sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang
lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan
rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

D. KOMPLIKASI

Komplikasi yang umum adalah kekakuan sendi dan nyeri tumpul yang
dalam, terutama pada pagi hari. Pemakaian sendi berulang-ulang cenderung
menambah nyeri. Krepitus, suara berderak akibat permukaan yang terpajan
saling bergesekan, sering terdengar pada kasus yang berat. Biasanya sendi
agak bengkak, dan mungkin terjadi efusi ringan.

E. PATHWAY

(Scrib 2010)

6
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
a) Medikamentosa
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis,
oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan
untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak
mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid (OAINS) bekerja sebagai
analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat
memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
1) Analgesic yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari atau
profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek
samping pada saluran cerna dan ginjal.
2) Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat peradangan maka OAINS,seperti
fenofrofin, piroksikam,ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk osteoarthritis
biasanya ½-1/3 dosis penuh untuk arthritis rematoid. Karena pemakaian
biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama adalahganggauan
mukosa lambung dan gangguan faal ginjal
3) Injeksi cortisone. Dokter akan menyuntikkan cortocosteroid pada engsel
yang mempu mengurangi nyeri/ngilu
4) Suplementasi-visco. Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik
yang akan mengurangi nyeri pada pangkal tulang. Tindakan ini hanya
dilakukan jika osteoarhtritis pada lutut.
b) Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang
kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga
perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk
(pronatio).
c) Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan
seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
d) Dukungan psikososial

7
e) Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya
yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak
pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin
orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali
keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
f) Persoalan Seksual.
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada
tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai
dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
g) Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas
yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan
kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat
gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat
dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi
paraffin dan mandi dari pancuran panas. Program latihan bertujuan untuk
memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada
sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometrik lebih baik dari pada isotonik
karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang
timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi
oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular memegang
peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka
penguatan otot-otot tersebut adalah penting.

G. MANIFESTASI KLINIK

Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang
terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan.
Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.

8
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul
belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara
lain;

1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa
gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih
dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi,
seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang
sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau
tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau
panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan
gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar
untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Tes serologi
a) Sedimentasi eritrosit meningkat

9
b) Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
c) Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2) Pemerikasaan radiologi
a) Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
b) Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi
dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1) Identitas
a) Nama :
b) Tempat /tgl lahir :
c) Jenis Kelamin :
d) Status Perkawinan :
e) Agama :
f) Suku :
2) Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
a) Pekerjaan saat ini :
b) Pekerjaan sebelumnya :
c) Sumber pendapatan :
d) Kecukupan pendapatan :
3) Lingkungan tempat tinggal
a) Kebersihan dan kerapihan ruangan
b) Penerangan
c) Sirkulasi udara
d) Keadaan kamar mandi & WC
e) Pembuangan air kotor
f) Sumber air minum
g) pembuangan sampah
h) sumber pencemaran
i) Privasi
j) Risiko injuri
4) Riwayat Kesehatan
a) Status Kesehatan saat ini
b) Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir :
c) Gejala yang dirasakan :
5) Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( )Bertahap
6) Upaya mengatasi :

11
7) Pergi ke RS/Klinik pengobatan/dokter praktek/bidan/perawat
8) Mengkomsumsi obat-obatan sendiri , obat tradisional
9) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a) Penyakit yang pernah diderita
b) Riwayat alergi ( obat, makanan, binatang, debu dll ) :
c) Riwayat kecelakaan
d) Riwayat pernah dirawat di RS
e) Riwayat pemakaian obat
10) Pola Fungsional
a) Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan. Kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan misal merokok, minuman keras, ketergantungan
terhadap obat (jenis/frekuensi/jumlah/ lama pakai )
b) Nutrisi metabolic
Frekuensi makan , nafsu makan, jenis makanan, makanan yg tidak disukai,
alergi terhadap makana, pantangan makanan, keluhan yang berhubungan
dengan makan.
c) Eliminasi
BAK : Frekuensi & waktu?, kebiasaan BAK pada malam hari , keluhan
yang berhubungan dengan BAK, BAB : Frekuensi & waktu,
konsistensi,keluhan yang berhubungan dengan BAB, pengalaman memakai
pencahar.
d) Aktifitas Pola Latihan
Rutinitas mandi, kebersihan sehari-hari, aktifitas sehari- hari, apakah ada
masalah dengan aktifitas, kemampuan kemandirian.
e) Pola istirahat tidur
Lama tidur malam, tidur siang, keluhan yang berhubungan dengan tidur/
f) Pola Kognitif Persepsi
Masalah dengan penglihatan (Normal/ terganggu)
g) Persepsi diri-Pola konsep diri
Bagaimana klien memandang dirinya ( Persepsi diri sebagai lansia?),
bagaimana persepsi klien tentang orang lain mengenai dirinya?
h) Pola Peran-Hubungan
Peran ikatanpekerjaan/ sosial/hubungan perkawinan ?

12
i) Sexualitas
Riwayat reproduksi, kepuasan sexual, masalah ?
j) Koping-Pola Toleransi Stress
Apa yang menyebabkan stress pada lansia, bagaimana penanganan
terhadap masalah ?
k) Nilai-Pola Keyakinan
Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya ( spirituality : menganut suatu
agama, bagaimana manusia dengan penciptanya ), keyakinan akan
kesehatan, keyakinan agama
11) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
b) TTV
c) BB/TB
d) Kepala
e) Rambut
f) Mata
g) Telinga
h) Mulut, gigi dan bibir
i) Dada
j) Abdomen
k) Kulit
l) Ekstremitas Atas

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b / d spasme otot, prosedur pemedahan, lansia dan ansietas.
2. Kurang mengetahui b / d kurangnya informasi.
3. Ansietas

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
NO DX INTERVENSI
KRITERIA HASIL

13
1. Nyeri akut b / NOC: Kontrol nyeri Manajemen nyeri (1400)
d spasme (1605) 1. Lakukan pengkajian
otot, Indikator : nyeri secara
prosedur 1. 160501 faktor-faktor komprehensif
penyebab
pemedahan, termasuk lokasi,
2. 160502 Nyeri onset
lansia dan karakteristik, durasi,
Mengenal
ansietas. 3. 160508 pertolongan non frekuensi, kualitas
analgetik dan faktor
4. 160505 Menggunakan presipitasi
analgetik 2. Observasi reaksi
5. 160507 Melaporkan
non verbal dan
gejala ke tim kesehatan
ketidaknyamanan
6. 160511 Nyeri terkontrol
Keterangan: 3. Kurangi faktor
1. Tidak pernah presipitasi nyeri
dilakukan (farmakologi, non
2. Jarang dilakukan farmakologi dan
3. Kadang - kadang
interpersonal)
dilakukan
4. Ajarkan tentang
4. Sering
dilakukan teknik non
5. Selalu dilkukan farmakologi
5. Kolaborasi
pemberian analgetik
sesuai indikasi

14
2. Kurang Pengetahuan: proses Pengajaran: proses penyakit
mengetahui b
penyakit (1803) (5602)
/ d kurangnya
informasi. Indikator : 1. Berikan informasi
1. 180301 Mengetahui tentang tingkat
dengan benar pengetahuan tentang
tentang nama proses yang spesifik
penyakit 2. Gambarkan tanda
2. 180302 dan gejala yang
Menjelaskan proses muncul pada
penyakit penyakit, dengan
3. 180304 cara yang benar
Menjelaskan faktor 3. Identifikasi
risiko kebutuhan
4. 180305 penyebab, dengan
Menjelaskan tanda cara yang tepat
dan gejala 4. Sediakan informasi
5. 180309 pada pasien tentang
Menjelaskan kondisi denngan
perpecahan yang cara yang tepat
terjadi 5. Disk yang lebih
6. 180310 besar yang dapat
Menjelaskan tanda digunakan untuk
dan gejala dari melakukan tindakan
komplikasi yang akan dilakukan
Keterangan: dan atau proses
1. Tidak tahu pengontrolan
2. Terbatas penyakit
3. Cukup
4. Banyak
5. Luas

15
3. Ansietas NOC Penurunan kecemasan
Kontrol kecemasan (5820)
(1402) 1. Jelaskan semua
Indikator : prosedur dan apa
1. 140201 yang dirasakan
Memonitor selama prosedur
2. 140205 2. Memberikan
perencanaan informasi faktual
strategi koping melalui diagnosis,
untuk kondisi prognosis tindakan
stres 3. Identifikasi tingkat
3. 140206 kecemasan
Menggunakan 4. Instruksikan pasien
strategi koping menggunakan
yang efektif teknik relaksasi
4. 140207 5. Berikan obat untuk
Menggunakan mengurangi
teknik relaksasi kecemasan
untuk mengurangi
prospek
5. 140217 Kontrol
respon cemas

16
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Osteoartritis (AO) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai


kerusakan tulang dan sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang
diikuti dengan pertambahan pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan
sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan kapsul sendi. Kelainan ini timbul
akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau kelainan lain yang
menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan
dengan faktor sistemik atau infeksi.

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:


Usia/Umur, Jenis Kelamin, Ras, Faktor Keturunan, Faktor
Metabolik/Endokrin, Faktor Mekanik, Diet.

B. SARAN
Dengan semakin majunya ilmu kedokteran dan farmasi, diharapkan
suatu saat ditemukan etiologi penyakit osteoarthritis yang pasti, sehingga
suatu saat dapat ditemukannya obat yang benar-benar spesifIk atau khas untuk
pengobatan osteoarhtritis, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang
signifIkan dalam menurunkan insidensi. Selain itu juga harus disertai dengan
pencegahan dini terhadap penyakit ini, yaitu dengan cara rnengurangi atau
rnenghindari factor resiko yang berperan terutama pada lansia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aries, A., 2004. Efiasi dan Keamanan dalam mengurangi peradangan dan
Nyeri pada Penderita Osteoartitis Lutut di Poliklinik Reumatik RS.
Dr. Kariadi Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro Fakultas
Kedokteran.
Efendi, F. & Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Lemone, P & Burke.(2008). Medical surginal nursing : Critical thinking in


client care. (4ed). Pearson Prentice Hall : New Jersey.
Adib, M., (2011).Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan yang
Paling Sering Menyerang Kita.Edisi pertama.Jogjakarta : Penerbit
Divapress 85-95.
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
Nuha Medika
Fries, S. & Dietz, F. (2007). Learning in the face of temptation : The case of
motivational interference. The Journal of Experimental Education, 76
(1), 93-112.
Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2012 . Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI
Nursalam & Efendi, F. (2008).Pendidikan Dalam Keperawatan.Jakarta :
Salemba Medika
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
Saryono.(2011). Metodologi penelitian Keperawatan.Purwokerto : UPT.
Percetakan dan Penerbitan UNSOED

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Dokumen Etika
    Dokumen Etika
    Dokumen6 halaman
    Dokumen Etika
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Askep Osteoatrhtitis
    Askep Osteoatrhtitis
    Dokumen21 halaman
    Askep Osteoatrhtitis
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Askep Osteoatrhtitis
    Askep Osteoatrhtitis
    Dokumen21 halaman
    Askep Osteoatrhtitis
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Revisi Luka Bakar Kritis
    Revisi Luka Bakar Kritis
    Dokumen22 halaman
    Revisi Luka Bakar Kritis
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Luka Bakar Fiks 2
    Luka Bakar Fiks 2
    Dokumen7 halaman
    Luka Bakar Fiks 2
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT
    KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT
    Dokumen14 halaman
    KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT
    wanda ardila
    Belum ada peringkat
  • Tasy A Kuran
    Tasy A Kuran
    Dokumen1 halaman
    Tasy A Kuran
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Cover Laporan Praktik Klinik
    Cover Laporan Praktik Klinik
    Dokumen3 halaman
    Cover Laporan Praktik Klinik
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT
    KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT
    Dokumen14 halaman
    KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT
    wanda ardila
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 PDF
    Bab 1 PDF
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 PDF
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Kep Gerontik
    Kep Gerontik
    Dokumen16 halaman
    Kep Gerontik
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 PDF
    Bab 1 PDF
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 PDF
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen2 halaman
    Dokumen
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Puskesmas
    Manajemen Puskesmas
    Dokumen23 halaman
    Manajemen Puskesmas
    Zafira Loevly
    Belum ada peringkat
  • Resume Asuhan Keperawatan Ny S VK
    Resume Asuhan Keperawatan Ny S VK
    Dokumen23 halaman
    Resume Asuhan Keperawatan Ny S VK
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen16 halaman
    Bab I
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Apkg 8
    Apkg 8
    Dokumen7 halaman
    Apkg 8
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Tujuan
    Tujuan
    Dokumen1 halaman
    Tujuan
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Materi Anak
    Materi Anak
    Dokumen14 halaman
    Materi Anak
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 PDF
    Bab 1 PDF
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 PDF
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi PDF
    Naskah Publikasi PDF
    Dokumen17 halaman
    Naskah Publikasi PDF
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Apkg 8
    Apkg 8
    Dokumen16 halaman
    Apkg 8
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tutorial Ke-3
    Tugas Tutorial Ke-3
    Dokumen2 halaman
    Tugas Tutorial Ke-3
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Rencana Progam
    Rencana Progam
    Dokumen3 halaman
    Rencana Progam
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Tongsilitis
    Tongsilitis
    Dokumen12 halaman
    Tongsilitis
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Tugas Fix
    Tugas Fix
    Dokumen15 halaman
    Tugas Fix
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • DIAGNOSA
    DIAGNOSA
    Dokumen24 halaman
    DIAGNOSA
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat
  • Materi Anak
    Materi Anak
    Dokumen14 halaman
    Materi Anak
    Dyan pratama
    Belum ada peringkat