Anda di halaman 1dari 14

pertumbuhan dan perkembangan selama masa usia sekolah

Usia Fisik dan mental adaptif Personal sosial


motorik
6 tahun 1. Laju 1. Mengembangkan 1. Dimeja makan 1. Dapat berbagi
pertambahan konsep angka mengunakan dan
tinggi dan meampu pisau untuk bekerjasama
berat badan menghitung mengoles dengan baik
,berat badan 2. Mengatahui mentega pada 2. Sering
16-23 kg perbedaan pagi dan roti melakukan
tinggi badan sore 2. Pada permainan yang
106-123 cm 3. Mengurangi permainan kasar
2. Gigi sari kegunaan benda- memotong 3. Sering merasa
bagian benda umum seperti ,melipat kertas cemburu
tengah garpu dan kursi menjahit terhadap
mendibulari 4. Mematuhi 3 macam dengan jahitan adiknya
s muncul perintah secara kasar jika 4. Memiliki
3. Kehilangan berturut turut jarum perilaku yang
gigi pertama 5. Mengetahui tangan terpasang kadang kadang
4. Ketangkasan kanan dan kiri benang suka marah
meningkat 6. Mampu menentukan 3. Membaca dari 5. Anak lebih
secara mana yang cantik ingatan mandiri
bertahap dan yang jelek 4. Menikmati kemungkinan
usia aktif 7. Memasuki sekolah permainan dipengaruhi
,aktifitas dasar 5. Kesulitan oleh sekolah
konstan untuk 6. Mempunyai
sering kali sepenuhnya cara sendiri
kembali mengakui dalam
menggunaka kelakuan buruk melakukan
n jari untuk yang telah sesuatu
mengambil dilakukan peningkatan
makanan 6. Menguji coba sosialisasi
5. Kesenangan kemampuan
melukis sendiri
mencetak
dan
mewarnai
6. Pengelihatan
mencapai
kematangan
7 tahun 1. Bertambah 1. Dapat meniru 1. Menyisir dan 1. Menjadi
TD (111- gambar menyikat anggota
129 cm) 2. Dapat menghitung rambut dengan keluarga yang
BB(17-30 mundur baik tanpa sebenarnya
kg) 3. Mengembangkan bantuan 2. Anak laki- laki
2. Muncul gigi konsep waktu 2. Suka memilih
sari bagian ,membaca,menghitu menolong bermain dengan
tengah ng dan menulis 3. Keras kepala anak laki –laki
3. Lebih 4. Memasuki kelas 2 mulai 3. Anak
berhati hati 5. Mulai belajar berkurang perempuan
dalam membaca memilih
mendekati bermain dengan
perform anak perempuan
yang baru 4. Sering
menghabiskan
waktu untuk
sendiri ,tidak
memerlukan
banyak
pendamping
8-9 1. Pertambaha 1. Dapat menghitung 1. Anak mulai 1. Mudah ditingal
tahun n BB(19-39 mundur 20-1 membatu sendiri di rumah
kg) 2. Dapat menyebutkan orang tuanya 2. Menyukai
TB(117-141 hari,bulan dan (menyapu,men system
cm) tahunn gelap debu dll) penghargaan
2. Anak 3. Anak memasuki 2. Anak mulai di 3. Lebih mampu
menjadi kelas 3 dan 4 beri tanggung bersosialisasi
lebih aktif 4. Membaca lebih jawab untuk 4. Mulai tertarik
3. Memkai banyak melakukan dengan lawan
pakain 5. Mulai dapat diberi pekerjaan jenis
secara kepercayaan rumah 5. Menyukai
mandiri/ 6. Mulai dapat (nyapu,membe persaingan
sendiri mengekspresikan rsihkan debu dalam berteman
4. Anak lebih diri dll) 6. Menunjukan
lentur dan 3. Mulai menykai pilih pilih
pertumbuha membaca dan temajn /
nya lebih sekolah kelompok
cepat 4. Mulai takut 7. Mengembangan
gagl tidak naik kespoanan
kelas 8. Membandingka
5. Lebih keritis n diri sendiri
pada diri dengan orang
sendiri untuk lain
menunjukan 9. Mulai menyukai
kemapuan aktivitas
disekolahnya

10-12 1. Anak laki 1. Mulai menulis 1. Mulai belajar 1. Mencintai


tahun laki cerita cerita pendek memasak dan teman –
a. 2. Mulai mengunakan menjahit temanya
Pertambaha alat komunikasi 2. Menyukai 2. Lebih selektif
n BB(24-58) untuk merespon binatang memilih teman
TB(127-182) terhadap iklan di peliharaan 3. Mulai
b. Postur tubuh majalah,radio atau 3. Bertanggung menyukai
menyerupai iklan jawab untuk lawan jenis
orang 3. Lebih senang berpenampila 4. Mencintai
dewasa membaca informasi n rapi keluarganya
2. Anak praktis atau untuk 4. Mau ditinggal 5. Menyayangi
perempuan kesenangan diri sendiri di ibu dan ingin
a. Mengalami sendiri rumah selama membuat sang
pubertas satu jam atau ibu senang
b. Gigi mulai lebuih 6. Lebih
tumbuh 5. Berhasil memeperlihatka
lengkap memenuhi n rasa kasih
kebutuhanya saying
sendiri 7. Mencintai ayah
sebagai sosok
yang dikagumu
8. Menghormati
orang tua
dunia anak, bagi sebagian besar anak masuk sekolah merupakan pengalaman pertama
mereka untuk menyesuaikan diri dengan pola kelompok yng dipaksakan oleh orang dewasa
selain orang tua dan yang memiliki tanggung jawab terhadap banyak anak secara konstan
mengawasi setiap anak per individu. Anak ingin pergi ke sekolah dan biasannya menyesuaikan
diri tehadap kondisi yang baru dengan sedikit kesulitan. Penyesuaian yang berhasil secara
langsung berhubungan dengan kematangan fisik dan emosional anak, dan kesiapan orang tua
dalam menerima perpisahan karena anak sudah masuk sekolah. Sayangnya, beberapa orang tua
secara tidak sadar berusaha menghambat kematangan anak dengan selalu mendampingi anak,
terutama pada anak bungsu.

Pada saat memasuki sekolah, sebagian besar anak memiliki konsep realistic yang cukup
tentang apa saja yang berhubunga dengan sekolah. Mereka menerima informasi mengenai peran
sebagai murid dari orangtua, saudara kandung, teman bermain, dan dari media. Selain itu,
sebagian besar anak telah memiliki pengalaman dari perawatan sehari-hari, pengalaman
prasekolah dan taman kanak-kanak. Anak anak usia sekolah pertengahan membuat sedikit
penyesuaian dan kurang mempelajari tentang perilaku yang diharapkan, karena sekolah
cenderung merefleksikan nilai dan budaya yang dominan pada anak anak usia sekolah
pertengahan. Jika sebelumnya anak telah mengikuti program prasekolah, penekanan pada
program tersebut secara signifikan mempengaruhi kemampuan anak menyesuaikan diri.
Beberapa program hanya menjaga dan merawat anak, sedangkan yang lainnya menekankan
perkembangan emosional, social dan intelektual.

Teman sekelas memiliki pengaruh yang penting pada kemampuan sosialisasi anak per
individu. Sekolah biasanya merupakan pengalaman pertama kali anak menjadi anggota
kelompok besar yang terdiri atas individu individu seusianya. Hubungan teman sebaya menjadi
sangat penting dan berpengaruh seiring dengan berkelanjutannya sekolah. Pengaruh baik yang
diberikan oleh kelompok teman sebaya bergantung pada latar belakang, minat, dan kemampuan
individual anak.

Guru. Untuk memfasilitasi transisi dari rumah ke sekolah, guru harus memiliki karakteristik
kepribadian yang memungkinkan mereka memenuhi keutuhan anak yang lebih kecil. Anak anak
berespon dengan baik kepada guru yang mereka temukan bersifat ramah dan seperti orang tua
yang penyayang. Guru pada tingkat awal melaksanakan berbagai aktivitas yang seharusnya
dilakukan oleh orang tua seperti mengenali kebutuhan inidividu anak (misalnya, ingin ke kamar
mandi atau membantu berpakaian) dan membantu mengembangkan perilaku social mereka
(misalnya, cra bersikap)

Guru seperti halnya orang tua, memperhatikan kesejahteraan psikologis dan emosional
anak. Walaupun fungsi guru dan orang tua berbeda, keduannya memberikan batasan perilaku dan
keduannya berada pada posisi untuk menguatkan standar perilaku. Namun, tanggung jawab
utama guru adalah menstimulasi dan membimbing perkembangan intelektual anak, dan bukan
memberikan kesejahteraan fisik anak di luar lingkungan sekolah. Guru bersama- sama dengan
orang tua memberi pengaruh dalam menentukan sikap dan nilai anak.

Guru berperan sebagai model yang diidentifikasi dan ditiru anak. Anak mencari persetujuan guru
dan menghindari celaan guru. Guru merupakan orang yang sangat penting pada masa awal anak
usia sekolah, dan guru sebagai pahlawan dikagumi hingga mencapai masa kanak kanak akhir dan
praremaja. Anak usia sekolah bangga mempelajari ketrampilan baru. Guru yang membuat
pernyataan pendukung yang meyakinkan atau memuji anak menggunakan pernyataan yang dapat
diterima dan jelas yang membantu anak memperhalus ide dan perasaannya, serta memberi
bimbingan yang membantu anak memecahkan masalahnya sendiri untuk memperluas dan
mengembangkan konsep diri positif pada anak usia sekolah.

Orang tua. Orang tua sama- sama bertanggung jawab untuk membantu anak memperoleh
potensi maksimal. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu
program sekolah. Menanamkan tanggung jawab merupakan Tujuan dari bantuan orang tua.
Bertanggung jawab terhadap tugas sekolah membantu anak belajar menepati janji, memenuhi
tempat waktu, dan berhasil di pekerjaannya saat dia menjadi orang dewasa. Anak anak yang
bertanggung jawab terkadang mungkin meminta bantuan (misalnya, dengan daftar ejaan), tetapi
biasanya mereka lebih memilih untuk memikirkan sendiri pekerjaannya. Tekanan yang
berlebihan atau kurangnya dukungan orangtua dapat menghambat perkembangan sifat yang
diinginkan ini.

Latckey Children

Istilah latckey children digunakan untuk menggambarkan anak usia sekolah dasar yang
ditinggalkan untuk merawat dirinya sendiri sebelum atau sesudah sekolah tanpa pengawasan
orang dewasa. Meningkatnya jumlah orang tua tunggal dan ibu berkerja, bersamaan dengan
kurangnya perawatan anak yang memadai, telah menyebabkan kondisi yang mencetuskan stress
pada anak sekolah. Beberapa anak ini mungkin juga memiliki penyakit kronis.

Tanpa pengawasan orang dewasa yang adekuat setelah pulang sekolah menyebabkan anak
beresiko tinggi terhadap cedera dan perilaku yang nakal. Dalam beberapa kondisi, aktivitas di
luar rumah dibatasi dan hubungan dengan teman sebaya mungkin berkurang secara signifikan.
Latchkey children lebih merasa kesepian, terisolasi, dan lebih penakut daripada anak anak yang
memiliki seseorang yang merawat mereka. Untuk menangani rasa takut dan ansietas ketika
sendirian, anak anak ini dapat menggunakan strategi seperti bersembunyi, menyalakan televise
dengan suara keras, atau bermain dengan binatang peliharaan sebagi sesuatu yang membuat
nyaman.

Berbagai komunitas dan orang orang yang peduli dengan kesejahteraan mereka mencoba
untuk membantu anak dan orang tuannya untuk menghadapi masalah yang berpotensi serius ini.
Program perawatan anak usia sekolah telah diimplementasikan oleh beberapa komunitas dan
pekerja. Sangat penting untuk mengajarkan anak anak ini ketrampilan membantu diri sendiri dan
menyediakan program jaminan dan layanan bantuan melalui telepon.

Peratutan dan Disiplin

Berbagai factor yang mempengaruhi jumlah dan perilaku disiplin serta peraturan yang
ditetapkan pada anak usia sekolah antara lain kematangan psikososial orang tua. Teknik disiplin
harus memenuhi anak mengendalikan perilaku mereka sendiri. Peraturan merupakan teknik yang
efektif untuk anak kelompok usia sekolah. Dengan semakin banyaknya kemampuan yang
kognitif mereka mampu memperoleh manfaat dari jenis strategi disiplin yang lebih kompleks.
Penyelesaian masalah merupakan pendekatan terbaik untuk peraturan, dan anak anak sendiri
dapat dilibatkan dalam proses penetapan tindakan disiplin yang sesuai.

Perilaku Tidak Jujur

Selama masa kanak kanak pertengahan, anak dapat melakukan perilaku yang disebut sebagai
perilaku antisosial. Berbohong, mencuri, dan berbuat curang dapat ditunjukkan oleh anak yang
sebelumnya berperilaku baik. Hal ini terutama mengganggu orang tua, yang mungkin mengalami
kesulitan dalam menghadapi perilaku ini

Berbohong dapat terjadi karena beberapa alasan. Anak usia prasekolah sering kali mengalami
kesulitan untuk membadakan antara fakta dan fantasi. Pada saat anak mencapak usia sekolah,
mereka tetap bercerita tetapi dapat membedakan antara kenyataan dan khayalan. Jika tidak,
mereka perlu dibimbing untuk membedakan antar fantasi dan fakta. Seringkali anak membesar
besarkan cerita atau situasi sebagai cara untuk mengesankan keluarga atau teman- temannya.

Anak- anak yang lebih kecil akan berbohong untuk menghindari dari hukuman atau keluar dari
beberapa kesulitan bahkan ketika bukti kesalahan mereka belum mereka perhatikan. Anak-anak
yang lebih tua dapat berbohong untuk memenuhi harapan yang dibuat oleh orang lain, yaitu
ketika mereka tidak mampu melakukannya. Namun, sebagian besar anak sangat peduli pada
kesalahan tindakan berbohong dan menipu terutama pada teman-temannya. Mereka akan segera
memberitahuan yang lain jika menemukan adanya kebohongan.
Orang tua perlu diinformasikan bahwa semua anak kadang-kadang berbohong dan anak sering
kali mengalami kesulitan untuk membedakan fantasi dengan realitas. Orang tua harus dibantu
untuk memahami pentingnya perilaku mereka sendiri sebagai model peran dan menjadi sumber
kebenaran dalam hubungan dengan anak.

Perilaku curang Paling sering terjadi pada anak-anak yang berusia 5 tahun -6 tahun Anak-anak
mengalami lesulitan menerima kekalahan dalam permainan atau perlombaan,dan mereka
bermain.cyrang untuk menang. Mereka belum menyadari sepenuhnya kesalahan perilaku ini dan
melakukanya kembali hampir secara otomatis. Perbuatan curang ini biasanya hilang dengan sendirinya
.pada saat orang tua memberi kejujuran,anak anak kemungkinan besar akan menyesuaikan setandar ini.

Seperti prilaku etika lainya, mencurikan tidak di perbolehkan pada anak anak yang masih kecil. Pada
usia 5-8 tahun sensasi anak terhadap hak untuk memiliki di batasi dan mereka cenderum menaganggap
sesuatu secara sederhana karena mereka tertarik terhadap sesuatu atau mengambil uang untuk
mendapatkan yang ia inginkan. Mereka mungkin juga saling memberikan milik mereka yang berharga.
Jika anak lebih kecil tertangkap dan terhukum, mereka menyesal dan mengatakan tidak bermansut
begitu dan berjanji tidak akan melakukanya lagi, tetapi kemungkinan mereka akan mengulanginya
kembali di hari berikutnya kembali . Sering kali mereka tidak hanya mencuri tetapi juga berbohong
tentang hal tersebut atau berusaha untuk membenarkan perilakunya bebagai alasan.menjebak anak
untuk mengaku dengan bertanya langsung jika melakukan pelangaran merupakan tindakan yang jarang
membantu.anak tidak memikul tangunggung jawab higa mendekati akhir masa kanak kanak
pertengaham

Terdapat beberapa alasan anak anak mencuri kurangnya hak arasa memiliki, usaha untuk
memperoleh sesuatu untuk menyogok dari anak anak lain,keinginan kuat untuk memiliki benda yang di
dambakan, atau sebagai carabalas dendam untuk membalas seseorang . Anak yang lebih besar mungkin
mencuri untuk menambah uang saku yang tidak cukup dari sumber lain. Kadamg kadang mencuri
merupakan indikasi bahwa suatu kesalahan atau kekuarangan anak serius telah terjadi dalam kehidupan
anak. Misalnya,anak mungkin mencuri untuk mencari cinta untuk kepuasan lain yang mereka rasa
kurang.

Pada sebagian besar kondisi, cara terbaik adalah tidak mencoba menemukan makna tersembunyi
atau makna yang dalam arti mencuri. Peringatan disertai dengan hukuman yang tepat dan beralasan,
seperti meminta anak mengembalikan uang atau barang yang telah dicurinya, biasanya dapat
menangani sebagian besar kasus kebanyakan anak dapat diajarkan untul menghargai hak milik orang
lain dengan sedikitnya kesulitan melawan godaan dan kesempatan yang tepat dihadapan mereka. Jika
hak individu anak dihargai, mereka kemungkinan anak menghargai hak orang lain. Beberapa anak akan
memerlukan lebih banyak waktu untuk mempelajari pentingnya peraturan budaya yang sederhana
tentang hak milik pribadi.

Usia Nutrisi Tidur dan Latihan fisik dan


istirahat aktifitas

Sekolah Kebutuhan kalori : 80 Malam hari 9 BB 16 – 23,6 kg ,


Kkal / Kg BB. jam sedangkan TB 106,6 – 123,5
6 - 12
siang hari 1 – 2 cm.
th
jam.
Bermain kasti ,
basket , dan bola
kaki.
Berenang
Lompat jauh.
Lari maraton.
Kegiatan outbound.

Olahraga

Selama masa usia sekolah, anak perempuan memiliki struktur tubuh dasar yang sama
dengan anak laki-laki dan memiliki respon terhadap latihan olahraga sistematik yang sama. Pada
saat pubertas, ketika tubuh anak laki-laki lebih besar dan memiliki masa otot yang lebih banyak,
biasanya anak perempuan direkomendasikan hanya bersaing melawan anak perempuan lainnya.
Sebelum pubertas tidak ada perbedaan yang bpenting dalam kekuatan dan ukuran tubuh antara
anak perempuan dan anak laki-laki, sehingga tindakan pencegahan ini tidak diperlukan.

Pra remaja adalah waktu untuk melatih dasar keterampiloan motorik, mengembangkan
kemampuan melalui cara-cara yang praktis, aman, dan bertahap. Meningkatkan perilaku serta
nilai-ni;ai yang diinginkan. Aktivitas harus meliputi sesi latihan dan permainan yang tidak
terstruktur, penekanan pada penguasaan olahraga dan peningkatan citra diri dan bukan pada
kemenangan atau menyenangkan orang lain. Semua anak harus memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi, dan perayaan tertentu harus mampu mengenali semua partisipan daripada hanya
perindividu

Penugasan keterampilan

Anak usia sekolah juga menunjukkan peningkatan kapasitas dalam memfasilitasi motorik
halus dan keterampilan artistic yang kompleks. Penggunaan tangan dominan terbentuk dengan
baik pada awal masa sekolah dan anak-anak membuat langkah penting dalam menulis dan
menggambarkan selama periode usia ini.

Kesehatan Gigi

Cara mencegah gigi berlubang yang paling efektif adalah dcengan hygiene oral yang
tepat. Anak-anak harus diajarkan untuk melakukan perawatan gigi secara mandiri dengan
pengawasan dan panduan dari ortu, ortu harus mempelajari teknik menyikat gigi bersama anak,
dan mereka harus menginspeksi upaya anak sampai mereka dapat menerima tanggung jawab
secara penuh.

Cara perawatan yang paling tepat membersihkan sela-sela gigi dilakukan setelah
menyikat gigi. Ortu membersihkan sela gigi sampai anak mencapai keterampilan manual yang
dibutuhkan sebagian besar anak-anak tidak mampu membersihkan sela gigi secara mandiri
sampai usianya 8-9 tahun.

Masalah gigi

Perwatan gigi yang tertbatas atau tidak adekuat menyebabkan masalah yang paling umum
dari masalah gigi kesehatan pada masa kanak-kanak yaitu, gigi berlubang (karies gigi, maloklusi,
dan penyakit periodental). Trauma terutama tanggalnya gigi juga merupakan masalah yang
penting semua kondisi ini akan menguntungkan jika segera dilakukan interfensi untuk mencegah
lepasnya gigi

Pendidikan seks
Banyak anak melakukan berbagai bentuk permainan seks selama dan sebelum praremaja
sebagai respon terhadap keingintahuan yang normal, bukan sebagai akibat dari rasa cinta atau
hasrat seksual. anak - anak adalah individu yang senang melakukan percobaan, dan permainan
ini bersifat kebetulan serta tidak permanen. Setiap akibat emosional diperoleh secara tidak
langsung sejak dini.

Perilaku anak diperoleh secara tidak langsung sejak dini.rasa ingin tahu yang tinggi
mengenai perbedaaan struktur tubuh antara anaklaki-laki dan perempuan serta anatara anak-anak
dan dewasa, terjadi pada usia prasekolah. Masa anak-anak pertengahan merupakan waktu yang
tepat untuk pendidikan seks formal, dan banyak para ahli percaya bahwa topik ini paling baik
disajikan melalui pendekatan tentang kehidupan informasi mengenai kematangan seksual dan
proses produksi membantu meminimalkan rasa ragu, malu dan perasaan isolasi yang sering
menyertai masa pubertas.

Komponen penting tentang pendidikan seks yang sedang berlangsung adalah komunikasi
yang efektif dengan orang tua. Apabila orang tua menekan rasa ingin tahu anak tentang
seksualitas atau menghindari pembahasan masalah tersebut, informasi seksual yang diterima
anak kemungkinan diperoleh seluruhnya dari teman sebaya. Jiak teman sebaya merupakan satu-
satunya sumber informasi mengenai seks, informasi mengenai seks, informasi tersebut akan
diberikan dan disampaikan dalam percakapan rahasia serta mengandung banyak informasi yang
salah.

Peran perawat dalam pendidikan seks


Perawat dapat memberikan informasi mengenaiseksualitas manusia kepada orang tua dan
anak-anak. Untuk mendiskusikan topik ini secara adekuat, perawat harus memiliki pengetahuan
tentang aspek fisiologis seksualitas, pengetahuan tentang ninlai-nilai budaya dan sosial, serta
kesadaran perawat terhadap perilaku, kebiasaan dan anggapannya mengenai seksualitas.
Pada saat informasi seksual diberikan kepad anak usia sekolah, seks sebaiknya diperlakukan
sebagai bagian normal dari pertumbuhan dan perkembangan. Pertanyaan harus dijawab dengan
jujur, sesuai fakta dan banyaknya jawaban sesuai dengan pertanyaan mengenai topik lainnya.
Jawaban harus sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Mungkin ada saatnya keetika anak laki-
laki dan perempuan sebaiknya diajarkan secara terpisah.
Anak-anak membutuhkan bantuan untuk membedakan antara seks dan seksualitas. Latihan
tentang mengklarifikasi berbagai nilai, menegidenetifikasi tokoh panutan, ikut serta dalam
keterampilan memecahkan masalah, dan mempraktikkan tanggung jawab merupakan hal penting
untuk mempersiapkan anak dalam menghadapi masa depan

PanduanAntisipasi Asuhan keluarga


Orang tua anak usia sekolah menemukan bahwa mereka harusmembag waktu bersama anak
dengan kelompok teman sebaya yabg semakin pentng bagi anak.pembagian wktuini di mulai
pada wal hubungan kelompok teman sebaya,yaitu ketika anak mulai bersiap siap.

ASUHN KELUARGA DI RUMAH

Pedoman Selama Masa Sekolah

Usia 6 Tahun

Persiapan orang tua untuk menghadapi pilihan makanan yang kuat dari anak dan seringnya
anak menolak jenis makana tertntu Persiapkan emosional orang tua utk mnghadapi prubahan
akan perasaan yang tak menentuBantu orang tua utuk memahami kebutuhan untuk menguatkan
anak berinteraksi dengan teman sebayaAjarkan pencegahan cedera dan keamanan terutama
dalam bemain

Usia 7-10 thun

Tekankan kebutuhan utk memotivasi kemandirian sekalgus mempertahankan penerapan


peraturan dan disiplin
Ketika anak beusia 10 tahun,dorong aktvits anak bersama ayah
Persiapkan orang tua utk prubahan prapuber yang di alam oleh anak perempuan
Persiapkan orang tua utk mengantisipasi peningkatan keterlibatan anak dengan teman sebayanya
danketertarikan erhada aktivias d luar rumah
Usia 11-12 tahun

Pastikan pedidikan seks anak adekuat dengan informasi yang akurat dan mudah di mengetri
oleh anak
Informasikan orang tua bhwa jumlah waktu istirahat yangd butuhkan anak mungkin meningkat
Bantu orang tua utk mengajarkan anak breksperimen dengan aktivitas yang berpotensi
membahayakan,utk melatih anak memcah masalah yg berat
Pedoman Kesehatan

Perlunya mendorog anak ikut serta dalam aktivias fsik yang sesuai usianya
Mendorong orang tua utk mengajarkan dan memberi contoh tindakan dalam memerhatikan
keamanan
Mengajarkan dan memberikan contoh anak utk mnjaga kesehatan,termasuk die,stirahat,aktivitas
dan olahraga

Tugas kelompok

antisipatory guide masa sekolah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak

Dosen pengampu Ns Erni suprapti M,kep

Disusun oleh

1. 1. Bynar Frendi
2. 2 Diyan Pratama sari
3. 3 Jihan Rifi
4. M.nafi' izko
5. Pinta Ika
6. Silvia Anggraini

AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2017/2018

Anda mungkin juga menyukai