PENDAHULUAN
kebebasan memilih pekerjaan dilindungi oleh UUD 1945, Pasal 27 Ayat (2),
manusia, serta perlakuan lain yang melanggar hak asasi manusia. Dengan
hak asasi warga negaranya yang bekerja baik di dalam maupun di luar negeri
instansi Pemerintah baik Pusat maupun daerah dan peran serta masyarakat
dalam suatu sistem hukum guna melindungi TKI yang ditempatkan di luar
Tenaga Kerja terdiri dari penempatan tenaga kerja di dalam negeri; dan
1
negeri sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 diatur dalam Undang-undang.
pengaturan pasar kerja luar negeri (Supply) yang diatur melalui Undang-
langkah yang tepat untuk mempermudah setiap perpindahan tenaga kerja dari
satu negara ke negara yang lain yang mungkin telah disetujuai oleh negara
TKI swasta wajib dilakukan terhadap calon TKI yang telah memenuhi
kecuali bagi calon TKI yang akan dipekerjakan pada pengguna perseorangan
rohani, tidak dalam keadaan hamil bagi calon tenaga kerja perempuan dan
2
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di
seksual lainnya, tetapi juga mencakup bentuk eksploitasi lain, misalnya kerja
paksa atau pelayanan paksa, perbudakan, atau praktik serupa perbudakan itu.
kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi bayaran atau manfaat sehingga
paksa adalah kondisi kerja yang timbul melalui cara, rencana, atau pola yang
tertentu, maka ia atau orang yang menjadi tanggungannya akan menderita baik
3
secara fisik maupun psikis. Tindak pidana perdagangan orang, khususnya
perempuan dan anak, telah meluas dalam bentuk jaringan kejahatan baik
tidak hanya antar wilayah dalam negeri tetapi juga antar negara.
sejak abad ke-4 dan berkembang terus sampai abad ke-18, saat ini
baik.
Seperti hak untuk bebas bergerak, hak atas standar hidup layak termasuk
4
cukup sandang, pangan dan papan serta hak atas tingkat hidup atas tingkat
1945 (selanjutnya disebut UUD NRI 1945) menjelaskan bahwa setiap orang
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki hak-hak asasi sesuai dengan
UUD NRI 1945 juga mengatur menangani hak asasi manusia tersebutdan
Pasal 18 UU No. 21 Tahun 2007. Selain itu, juga diatur mengenai tindak
pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana perdagangan orang yang
diatur dalam Pasal 19 sampai dengan Pasal 27 UU No. 21 Tahun 2007. Untuk
mengetahui apa saja unsur-unsur dari tindak pidana perdagangan orang, maka
dapat diketahui dari ketentuan pasal-pasal dalam UU No. 21 Tahun 2007. Dari
tenaga kerja sebagai salah satu penggerak tata kehidupan ekonomi dan
1
Made Sweda, 2013, Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Dan Anak-Anak
Sebagai Korban Dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang Di Hubungkan Dengan
KonvensiKonvensi Intenasional, (Desertasi), Fakultas Hukum Universitas Jayabaya Jakarta, h.1
2
Ibid, Hlm. 2
5
merupakan sumber daya yang jumlahnya sangat melimpah, berdasarkan data
yang ada jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 237 juta jiwa, jumlah
angkatan kerja adalah 119,39 juta orang, pengangguran 8,11 juta orang dan
merupakan masalah yang sangat besar. “Trafficking in persons for labor may
not attract as much publicity as trafficking in persons for sex, but it is a huge
pekerjaan banyak terjadi dan ini dialami oleh kalangan perempuan dan anak-
umumnya masuk dalam jurang prostitusi (PSK), eksploitasi tenaga kerja dan
penyalur tenaga kerja dengan modus janji memberi pekerjaan dan dilakukan
baik secara pasif (dengan iklan lowongan pekerjaan) maupun dengan aktif
mengharapkan pekerjaan.
3
Djodi M. Butar-Butar, 2012, Penempatan Dan Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja
Indonesia Dalam Hubungannya Dengan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Studi Di
Pengadilan Negeri Pontianak), Jurnal Ilmu Hukum Universitas Negeri Tanjung Pura
(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/nestor/article/view/1000/960 (diakses tanggal 20 Debruari
2018))
4
Agusmidah, “Tenaga Kerja Indonesia, Perdagangan Manusia (Human Trafficking)
Dan Upaya Penanggulangannya (Sudut Pandang Hukum Ketenagakerjaan)”, Disertasi Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara
6
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang jo (juncto) Undang-
Perdagangan Orang sebagai " the form of modern day slavery". Sebutan
tersebut sangat tepat karena sesungguhnya hal ini adalah bentuk dari
perbudakan manusia di zaman modern ini, dan juga merupakan salah satu
manusia.
tingkat pendidikan dan kemampuan yang minim, para pencari kerja ini harus
Indonesia (TKI) ke luar negeri. Program pemerintah ini dititik beratkan pada
5
Adrian Sutedi, 2009, Hukum Perburuhan, cet.I Sinar Grafika, Jakarta. Hlm 236.
7
negeri disalahkan gunakan oleh oknum tertentu untuk diperdagangkan orang
untuk kepentingan tertentu dengan cara dan modus operandi yang sangat
diikuti dengan perangkat hukum yang dapat menjerat pelaku, maka diperlukan
persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik
yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi
Disamping itu, dalam berbagai studi dan laporan NGO menyatakan bahwa
6
Irwanto Fentiny Nugroho dan Johan Debora Imelda, 2001, Perdagangan Anak di Indonesia,
International Labour Office, Jakarta, Hlm 3
8
Upaya pemberantasan perdagangan orang di Indonesia dengan
dilacurkan, perdagangan orang atau anak untuk tenaga kerja, dan perdagangan
perempuan yang dilacurkan dan pekerja anak adalah korban kriminal. Elemen
mirip perbudakan, dan transplantasi organ tubuh. Oleh karena itu korban
dijanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi di luar daerah, bagi korban yang ingin
mencari pekerjaan.
kasus yang paling ekstrem dari eksploitasi di dunia migrasi. Sesuai dengan
9
kewarganegaraan Indonesia. Namun Jumlah ini masih meningkat karena ada
kasus terdeteksi.
peluang kerja yang terbatas di daerah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan
semakin besarnya minat tenaga kerja asal Indonesia untuk bekerja keluar
negeri atau ke luar daerah7. Akan tetapi, para tenaga kerja tersebut tidak
menempuh jalan yang prosedural sesuai peraturan hukum yang berlaku. Selain
itu dengan modus yang terorganisir untuk merayu korban, diajak ke luar
negeri, tanpa membawa dokumen apa pun untuk dibuatkan paspor di Jakarta,
Hal ini melibatkan tidak hanya calo yang ada, namun juga sindikat
mengalami kesulitan.
sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi serta petugas Kelurahan
7
http://www.timorexpress.com/ opini/ menggali akar permasalahan human traffickingdi-tt
(diakses tanggal 15 Februari 2018)
10
dan Kecamatan yang membantu pemalsuan KTP. Banyaknya tempat
penampungan dan pelatihan calon TKI yang bermotif akan mengirimkan para
pekerjanya keluar negeri. Dalam hal ini, para pekerja tersebut tidak dibekali
mengurangi biaya.
B. PERUMUSAN MASALAH
manusia?
a. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
11
b. Manfaat Penelitian
a. Teoritis.
b. Praktis.
lain yang ingin mendalami lebih jauh tentang masalah tindak pidana
trafficking.
penulis membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu terbatas dalam
(HAM)
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada
dalam PP No. 2 Tahun 2002 adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib
memberikan rasa aman baik fisik maupun mental, kepada korban dan saksi,
dari ancaman, gangguan, terror, dan kekerasan dari pihak manapun, yang
sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan
sesuai dengan hakhak asasi yang ada sebagaimana diatur dalam Undang-
13
1. Menurut Satjipto Raharjo mendefinisikan Perlindungan Hukum adalah
kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal
hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia sebagai
8
http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/ diakses pada tanggal
17 Januari 2015 pukul. 21.18 wib
14
Terkait dengan perlindungan hukum, Philipis M. Hadjon menyatakan
pidana.10 Ini berarti, antara filosofis manusia selalu mencari perlindungan dari
kehidupan. Hukum, menurut Isran, dalam hal ini hukum pidana, merupakan
makhluk individu dan makhluk sosial dalam wadah negara kesatuan yang
bersama.
9
Philipus M. Hadjon, 1987 Perlindungan Hukum bagi Rakyat, , Bina Ilmu, Surabaya. Hlm.10.
10
Banda Nawawi Arief, 1998, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum
Pidana, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Hlm.53
11
Koespamono Isran, 1995, Korban Kejahatan Perbankan, Cetakan Kedua, Bayumedia
Publishing, Malang,Hlm. 81
15
Sesuai konsepsi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perlindungan
dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang
berifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain,
perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum, yaitu konsep
sebelum, selama, maupun sesudah bekerja. Hal ini jelas bahwa perlindungan
ditempatnya.
B. Teori Pemidanaan
masa. Dalam dunia ilmu hukum pidana itu sendiri, berkembang beberapa teori
16
mempertimbangkan berbagai aspek sasaran yang hendak dicapai didalam
penjatuhan pidana.12
pada perbuatan dan terletak pada kejahatan itu sendiri. Pemidanaan diberikan
karena si pelaku harus menerima sanksi itu demi kesalahannya. Menurut teori
ini, dasar hukuman harus dicari dari kejahatan itu sendiri, karena kejahatan itu
Setiap kejahatan harus diikuti dengan pidana, tidak boleh tidak, tanpa
12
Dwidja Priyanto, 2009, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara Di Indonesia, PT. Rafika
Aditama,Bandung,Hlm. 22
13
Leden Marpaung,2009, Asas-Teori-Praktek Hukum Pidana,Sinar Grafika, Jakarta, Hlm. 105
14
Dwidja Priyanto, Op. Cit, hlm 24
17
laku penjahat dan orang lain yang berpotensi atau cenderung melakukan
kejahatan.
Pembalasan itu sendiri tidak mempunyai nilai, tetapi hanya sebagai sarana
jangan melakukan kejahatan. Sehingga teori ini sering juga disebut teori
lebih lanjut dari aliran modern dengan tokoh terkenalnya Filippo Gramatica,
tujuan utama dari teori ini adalah mengintegrasikan individu ke dalam tertib
15
Dwidja Priyanto, Op. Cit, hlm 26.
16
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta: PT Grafika. hlm.22
18
Berdasarkan teori-teori pemidanaan yang dikemukakan diatas, dapat
Perdagangan orang (trafiking) telah lama terjadi dimuka bumi ini dan
Hal ini merupakan pelanggaran terhadap hak azasi manusia, harkat dan
pemindahan secara paksa ke luar negeri untuk tujuan prostitusi, kerja paksa
secara modern, terjadi baik dalam tingkat nasional dan internasional. Dengan
17
Supriyadi Widodo Eddyono, 2005, Perdagangan Manusia Dalam Rancangan KUHP, ELSAM
Lembaga Studi Dan Advokasi Masyarakat, Hlm. 3
19
Pemahaman perdagangan orang berkembang mengikuti perkembangan
18
Sulistyowati Irianto, dkk, 2005, Perdagangan Perempuan Dalam Jaringan Pengedaran
Narkotika, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, Hlm. 2
19
Ibid, Hlm. 12
20
Farhana, 2010. Aspek Hukum Perdagangan Orang Di Indonesia. Sinar Grafika: Jakarta, Hlm. 7
20
keuntungan agar dapat memperoleh keuntungan agar dapat memperoleh
persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas orang lain, untuk tujuan
orang lain atau bentuk-bentuk lain dari eksploitasi seksual, kerja atau
tubuh.
dimaksud yang dikemukakan dalam subalinea (1) ini tidak relevan jika
salah satu dari cara-cara yang dimuat dalam subalinea (1) digunakan.
orang bahkan jika kegiatan ini tidak melibatkan satu pun cara yang
sebagai berikut:21
21
Pasal 1 angka 1 Undang-undang No.21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang
21
dilakukan antarnegara maupun di dalam negara , demi untuk tujuan
mengeksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi."
jaringan tubuh, atau kemampuan seseorang atau tenaga seseorang oleh pihak
penampungan).
5. Adanya ancaman;
6. Penggunaan kekerasan;
22
Ibid
22
9. Ada unsur eksploitasi;
1. Pekerja Migran.
kefaedahan antara daerah asal dan daerah tujuan. Perpindahan terjadi jika
ada faktor pendorong dari tempat asal dan faktor penarik dari tempat
23
Muhadjir Darwin, 2003, Pekerja Migran dan Seksualitas, : Center for Population and Policy,
Studies Gadjah Mada University, Yogyakarta. Hlm. 3
23
dapat dipisahkan dari globalisasi24. Pekerja migran internal (dalam negeri)
adalah orang yang bermigrasi dari tempat asalnya untuk bekerja di tempat
di luar negeri atau yang dikenal dengan istilah Tenaga Kerja Indonesia
(TKI). Karena persoalan TKI ini seringkali menyentuh para buruh wanita
2. Pekerja Anak
seksual, perbudakan, buruh ijon, atau segala kondisi perbudakan lain, baik
24
Ibid, Hlm. 6
24
Namun tidak jarang perdagangan anak ini ditujukan pada pasangan suami
pengangkutan kayu.
13. Anak – anak yang bekerja pada industri dan jenis kegiatan yang
25
Selain itu pemerintah menetapkan prioritas penghapusan untuk
fase lima tahun pertama hanya pada lima jenis pekerjaan terburuk untuk
anak, yaitu anak – anak yang terlibat dalam penjualan, produksi, dan
3. Kejahatan Prostitusi.
Pembayaran dapat dilakukan dalam bentuk uang atau modus lain kecuali
untuk suatu tindakan seksual timbal balik. Banyak yang merasa bahwa
seseorang atau kepada orang lainnya dengan imbalan uang atau imbalan
26
lainnya. Baik di luar negeri maupun di wilayah Indonesia. Dalam banyak
Hak asasi adalah hak fundamental untuk memahami hakikat Hak Asasi
Manusia, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dasar tentang hak. Secara
mempunyai unsur-unsur sebagai berikut: a). Pemilik hak; b). Ruang lingkup
penerapan hak; c). Pihak yang bersedia dalam penerapan hak. Ketiga unsur
tersebut menyatu dalam pengertian dasar tentang hak. Dengan demikian hak
merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang
kodrati. Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat
mencabutnya. Hak ini sifatnya sangat mendasar (fundamental) bagi hidup dan
25
Tim ICCE UIN, 2003, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Prenada
Media, Jakarta. Hlm. 199
27
kehidupan manusia dan merupakan hak kodrati yang tidak bisa terlepas dari
suatu kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan
yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat
bahkan negara. Jadi dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari
26
Masyhur Effendi, 1994, Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan
Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta, Hlm. 3
28
terhadap HAM harus diikuti dengan kewajiban asas manusia dan tanggung
bernegara.27
perempuan dan anak laki-laki, telah dilarang oleh Pasal 297 KUHP,
seksual. Dilihat dari rumusan dalam Pasal 297, memang tidak ada unsur
27
Majda El-Muhtaj, 2005, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi-konstitusi Indonesia, Kencana:
Jakarta. Hlm. 50
29
pembatasan tujuan perdagangan perempuan dan anak laki-laki, sehingga
seharusnya Pasal ini dapat saja dikenakan pada siapapun yang melakukannya,
terlepas dari tujuannya. Pasal ini berhubungan erat pula dengan sejumlah
Bahwasanya sampai saat ini sedikit–kalau tidak dapat dikatakan tidak ada
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENDEKATAN
antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Adapun jenis
teori, ketentuan peraturan, norma-norma hukum, karya tulis yang dimuat baik
B. LOKASI PENELITIAN
perlindungan hukum bagi tenaga kerja indonesia (TKI) terhadap tindak pidana
C. JENIS PENELITIAN
31
normatif ini dipilih untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum tindak
kuliah, surat kabar, artikel dan juga berita yang diperoleh penulis dari internet
Secara umum ada 2 (dua) metode analisis data yaitu metode kualitatif
dan metode kuantitatif. Dalam penulisan ini digunakan metode analisis yuridis
kualitatif, dimana data yang berupa asas, konsepsi, doktrin hukum serta isi
F. SISTEMATIKA PENULISAN
sebagai berikut :
32
(human traficking), bentuk-bentuk perdagangan orang
sistematika penulisan.
33
BAB IV
PEMBAHASAN
sebagai salah satu negara pengirim tenaga kerja terbesar di dunia. Negara
pada pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke Saudi Arabia, Uni Emirat Arab,
pergi ke Malaysia.
Pemutusan Hubungan Kerja menjadi faktor pendorong yang cukup kuat bagi
laporan mengenai nasib buruk yang dialami oleh para Tenaga Kerja
34
Indonesia/Tenaga Kerja Wanita di luar negeri, namun tidak menyurutkan niat
para calon pekerja sebab adanya pendapat “lebih baik mati berusaha di negeri
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh BAPPENAS pada tahun 1998-
2002, diketahui bahwa jumlah pekerja di sektor informal lebih besar dari pada
keseluruhan angkatan kerja, ada sekitar 70% yang bekerja di lapangan kerja
informal dan sisanya sekitar 30% yang bekerja di lapangan kerja formal.
Lapangan kerja informal yang menjadi tempat bagi mayoritas pekerja untuk
tingkat pendidikan yang masih rendah, yaitu lulusan sekolah dasar (SD) dan
tidak lulus SD. Keterbatasan kemampuan tenaga kerja untuk berkembang dan
kerja. 28
yang masih tinggi, tidak dapat dihindari menghadirkan pekerja anak dalam
pasar kerja. Pekerja anak dapat dijumpai baik di lapangan kerja formal
maupun informal. Pekerja anak berada dalam posisi sub-ordinat baik terhadap
menjadi anggota dan agenda serikat buruh, karena serikat buruh hanya
28
Zulfikar Judge, 2012, Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, Lex
Jurnalica Volume 9 Nomor 3, Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul, Jakarta. Hlm. 172
35
perhatian dari serikat pekerja. Sementara perusahaan lebih cenderung memilih
seperti: 29
(b) Konvensi No. 98 tentang Berlakunya Dasar-dasar dari Hak untuk Ber-
(c) Konvensi No. 100 tentang Remunerasi Setara; Konvensi No. 87 tentang
(e) Konvensi No. 111 tentang Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan;
(f) Konvensi No. 138 tentang Usia Minimum untuk diperbolehkan Bekerja,
dan
keuntungan ekonomis dan pada saat yang sama persoalan yang semakin
29
Ibid, Hlm 173
36
perhatian lebih serius, yang dilakukan baik oleh TKI Luar Negeri yang sudah
Upaya tersebut cukup berhasil, yang dapat kita lihat dari beberapa
Arab, Kuwait dan Qatar, yang intinya berisi kesepakatan bahwa Perwakilan RI
Perlindungan TKI, dan di level lokal, kita bisa melihat beberapa Perda yang
30
Ibid, Hlm. 173
37
terutama setelah Presiden bertemu secara langsung dengan TKI Luar Negeri di
penyimpangan di imigrasi.31
Tengah, pertengahan Mei 2006, Presiden juga berdialog dengan TKI Luar
Negeri. Dalam dialog tersebut, keluhan yang muncul dari TKI Luar Negeri di
Qatar adalah pungutan liar dan merasa dipersulit oleh pejabat Depna kertrans.
peraturan dan kebijakan yang ada terkadang justru menjadikan TKI Luar
Hal ini bisa kita lihat dari substansi dua Perda tentang TKI Luar Negeri
yang sudah ada, yaitu Perda Kabupaten Karawang No. 22 tahun 2002
Sukabumi No. 21 tahun 2007 tentang Pengerahan Calon TKI ke Luar Negeri
asal Sukabumi. Contoh lain, MoU antara Indonesia dan Malaysia justru
31
Gatot, 2007, Bantuan Hukum. Akses Masyarakat Marjinal terhadap Keadilan. Tinjauan
Sejarah, Konsep, Kebijakan, Penerapan dan Per bandingan di Berbagai Negara. Jakarta: YLBHI,
LBH , IALDF, Jakarta. Hlm 392
38
dianggap sebagai legitimasi bahwa Indonesia menyetujui penahanan paspor
melindungi TKI Luar Negeri, yaitu TKI Luar Negeri yang awam tentang
Selain itu, dengan ditahannya paspor, maka “mafia” TKI Luar Negeri semakin
sulit untuk mentransfer TKI Luar Negeri dari satu majikan kepada majikan
32
Zulfikar Judge, OpCit, Hlm 186
39
Kendala yang sama juga terjadi pada Konvensi Internasional tentang
perlindungan hak semua pekerja migran dan anggota keluarganya tahun 1990.
penempatan dan penanganan isu TKI Luar Negeri, namun tidak bisa
pembuatan Perda-perda yang bagus menjadi tidak punya arti ketika daerah
lain tidak memiliki Perda yang sama, mengingat karakter persoalan TKI Luar
tempat tinggal calon TKI Luar Negeri. Apalagi UU No. 39 tahun 2004 tidak
penempatan TKI Luar Negeri ke luar negeri dan dalam mengatur penyelesaian
Inpres No. 6 tahun 2006 tentang kebijakan reformasi sistem penempatan dan
bulan setelah Inpres No. 2 tahun 2006) dan proses pemilihan kepala badan dan
40
jajarannya baru selesai pada awal tahun 2007. BNP2TKI yang dibentuk
berdasarkan Perpres No. 81 tahun 2006, pada tanggal 6 September 2006 ini,
lembaga bipartite dan tripartite. Namun demikian, tidak mudah bagi TKI Luar
informasi tentang keberadaan forum tersebut dan posisi tawar yang masih
mengetahui alamat TKI Luar Negeri. Akibat selanjutnya, ketika ada persoalan
yang menimpa TKI Luar Negeri tersebut, kantor perwakilan tidak mudah
mengetahui dan TKI Luar Negeri yang menjadi korban pun juga tidak tahu
41
memerintahkan adanya bantuan hukum di negara tujuan, namun ini tidak bisa
keadilan korban karena sangat tergantung niat baik dari perusahaan tersebut.
Kondisi akan berbeda jika TKI Luar Negeri telah terorganisir sehingga
Malaysia dan Arab Saudi. Melalui Inpres No. 6 tahun 2006 tentang Kebijakan
Brunei Darusalam, Jordania, Singapura, Syria dan Qatar, namun harus diakui
bahwa ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah TKI Luar Negeri
angkatan kerja juga harus diatur sedemikian rupa dan secara terpadu. Prinsip
33
Apakah Kejahatan Perdagangan (Trafiking) Anak Itu URL: http//www.jemiesimatupang
wordpress.com, Diakses tanggal 19 Juni 2018.
34
Zulfikar Judge. Perlindungan Hukum Bagi TKI yang bekerja di luar negeri. Fakultas Hukum
Universitas Esa Unggul Jakarta. LexJurnalica Volume 9.2012. Hlm 172
42
penempatan tenaga kerja bahwa setiap tenaga kerja mempunyai hak
antara lain jenis pekerjaan, besarnya upah, dan jam kerja. Hal ini
2. Bebas, adalah pencari kerja bebas memilih jenis pekerjaan dan pemberi
kerja bebas memilih tenaga kerja, sehingga tidak ada pemaksaan satu
sama lain.
aliran politik.
35
Khakim, A. (2003). Pengantar hukum ketenagakerjaan Indonesia berdasarkan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hlm 10
43
kerja diarahkan untuk menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat
penempatan tenaga kerja di dalam negeri tetapi juga penempatan tenaga kerja
(PPTKILN).
Tahun 2004 tentang PPTKILN, istilah Antar Kerja Antar Negara (AKAN)
44
a. Orang perorangan dilarang menempatkan warga negara Indonesia di luar
Indonesia; atau
ayat (2).
penempatan.
telah memberikan aturan yang sangat jelas dan bertujuan untuk memberikan
45
apabila kita melihat masih banyak segelintir orang atau Pelaksana
TKI Swasta adalah badan hukum yang telah memperoleh izin tertulis dari
Negeri.
berupa SIPPTKI (Surat Izin Pelaksana Penempatan TKI) dari Menteri (Pasal
36
Pasal 10 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia di Luar Negeri
46
milyar rupiah), menyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalam bentuk
deposito sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta) pada bank pemerintah,
berjalan, memiliki unit pelatihan kerja, dan memiliki sarana dan preasarana
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) maupun oleh Swasta atau biasa disebut
dengan prosedur yang telah ditentukan oleh pemerintah yang dalam hal ini
BNP2TKI. Kebijakan yang memberikan perlindungan bagi TKI mulai dari pra
1. Pra Penempatan
37
Ibid
47
migran untuk ditempatkan pada perusahan yang berbadan hukum atau
luar negeri. Apabila calon TKI tersebut datang melalui media promosi
3. Surat keterangan izin suami atau istri, izin orang tua, atau izin
wali;
dan psikologi;
7. Visa kerja;
38
Hamid, A. (2012). Menuju Kebijakan Yang Adil Bagi Buruh Migran. Jakarta: FHUP Press.
48
8. Perjanjian penempatan TKI;
swasta dan calon TKI yang memuat hak dan kewajiban masing-
9. Perjanjian kerja;
2. Masa Penempatan
Setelah sampai negara tujuan, TKI harus melapor kepada pihak imigrasi,
Selain itu TKI akan diberikan pengarahan dari pihak Kementerian Tenaga
49
Kerja dan Transmigrasi bersama BNP2TKI tentang tatacara bekerja di
negara tujuan, hak dan kewajiban para calon TKI, tata cara beradaptasi
buku panduan untuk digunakan sebagai acuan.39 Selain itu, dalam rangka
3. Purna penempatan
dari negara tujuan sampai tiba di daerah asal merupakan tanggung jawab
dari pelaksana penempatan TKI. Para TKI yang baru kembali dan yang
39
Ibid
40
PPTKILN UU No. 39 Tahun 2004, Pasal 35
50
memberangkatkannya atau pulang sendiri ke daerah asal dengan
terhadap migrasi internasional dan buruh migran, tetapi belum terjadi dampak
nyata terhadap hak-hak TKI yang tak berdokumen dan TKI PLRT, mengingat
sampai sekarang masih tetap di luar sistem hukum efektif di negara manapun,
TKI yang bekerja di luar negeri, meningkat pula kasus perlakuan yang
Indonesia. Salah satu pelanggaran yang sering dilakukan oleh pengguna jasa
TKI antara lain penganiayaan, gaji tidak dibayarkan, tindakan asusila, sampai
41
Hamid. Op Cit.
51
permasalahanpermasalahan yang dihadapi Pemerintah Indonesia dalam
tujuan TKI ilegal seperti Malaysia, tidak tergesa-gesa melabeli TKI yang tidak
uang agar diurus segala dokumen sebagai kelengkapan untuk menjadi TKI di
42
Rahman, F. (2011). Menghakimi TKI mengurai benang kusut perlindungan TKI, Pensil-324.
Jakarta. Hlm. 2
52
perlindungan terhadap TKI ada beberapa hal yang selama ini telah dilakukan
bersangkutan.
43
Ibid, Hlm. 3
53
Untuk mengoptimalkan perlindungan TKI di luar negeri yang lebih
44
PPTKILN UU No. 39 Tahun 2004, Pasal 95 ayat 2
54
yang semacam ini biasanya dilakukan dengan bentukkunjungan secara
a. Pemdampingan;
paying.
55
Dalam bentuk bantuan hukum seperti itu, pemerintah Indonesia
Manusia
200045.
kekuasaan atau posisi rentan atau memberi atau menerima pembayaran atau
yang berkuasa atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi termasuk
paling tidak eksploitasi untuk melacurkan orang lain atau bentuk-bentuk lain
45
Bambang Waluyo, 2012, Viktimologi Perlindungan Korban & Saksi. Sinar Grafika, Jakarta,
hlm.118
56
dari eksploitasi seksual, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktek-
memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam
orang tereksploitasi.
46
Nico Nathanail. Human Trafficking (Forced Labor) Perdagangan Manusia (Kerja Paksa),
(online) tersedia di http://duniaclassik.blogspot.com/2013/04/human-trafficking-forced-labor.html,
diakses tanggal 06 Maret 2018.
57
Semangat dari Protokol Palermo tersebut tertuang dalam Undang –
Dari segi psikis, mayoritas para korban mengalami stress dan depresi
akibat apa yang mereka alami. Seringkali para korban perdagangan manusia
Selain dampak dalam diri tubuh korban itu sendiri juga terdapat
47
pkmb-mekarsari.org, Penyebab, Akibat dan Solusi Perdagangan Manusia, (online) tersedia di
http://pkbm-mekarsari.org/index.php/component/content/article/8-umum/91-penyebab-akibat-dan-
solusi-perdagangan-manusia, diakses tanggal 7 Maret 2018.
48
Helma Yulita, Human Trafficking, (online) tersedia di
http://helmayulita.wordpress.com/2012/02/08/human-trafficking/, diakses tanggal 7 Maret 2018.
58
Sebagaimana diketahui dalam hal perlindungan hukum terhadap saksi
dan korban perdagangan manusia ini dapat dibagi dalam beberapa bentuk,
Bentuk pertama yakni Hak Korban dan/ atau Saksi juga diberikan kepada
b. Hak di atas diberikan juga kepada keluarga korban dan/ atau saksi
2. Restitusi
kerugian materiil dan/ atau immateriil yang diderita korban atau ahli
49
Bambang Waluyo, 2012, Viktimologi Perlindungan Korban & Saksi. Sinar Grafika, Jakarta,
hlm.120
59
Tindak lanjut pemberian restitusi, pengaturannya garis besarnya adalah
sebagai berikut:50
2) penderitaan,
dan/atau
orang.
tingkat pertama.
perkara diputus.
tetap.
f. Dalam hal pelaku diputus bebas oleh pengadilan tingkat banding atau
50
Ibid., hlm 121.
60
g. Pelaksanaan pemberian restitusi dilaporkan kepada ketua pengadilan
ahli warisnya.
restitusi tersebut.
3. Rehabilitasi
dari gangguan terhadap kondisi fisik, psikis, dan sosial agar dapat
61
maupun dalam masyarakat. Penjelasan mengenai rehabilitasi itu sendiri
kepada Polri.
51
Ibid., hlm 123
62
sosial paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak diajukan
permohonan.
Pasal 53 dan Pasal 54 bagi korban juga mendapat hak perlindungan antara
lain52:
52
Ibid., hlm. 124
63
1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961 mengenai Hubungan
dengan semangat untuk menempatkan TKI pada jabatan yang tepat sesuai
dapat menjadi instrumen perlindungan bagi TKI baik selama masa pra
pada asalnya mereka di janjikan pekerjaan dan telah di paksa bekerja melebihi
waktu sampai lunas hutang ongkos untuk biaya perjalanan dan kemasukan
tangga) yang sering menjadi korban dalam contoh di atas. Baik yang bekerja
di dalam negeri maupun di luar negeri seperti Timur tengah, Asia Timur,
64
buruh migran belum berpihak pada perlindungan tenaga kerja. Hal ini
pemulihan dan rehabilitasi dan hak untuk mendapatkan ganti rugi/restitusi dari
pelaku. Banyak yang menjadi korban tapi karena belum terlindungi secara
hukum korban dan para saksi tidak berani melapor ke polisi dan bersaksi.
53
Arif Gosita, 1993, Masalah Korban Kejahatan, Akademika Pressindo, Jakarta. Hlm. 59
65
Alih-alih melapor ke polisi, rehabilitasi untuk korban pun tidak jelas. Kalau
tidak direhabilitasi korban akan punya beban psikologis yang luar biasa berat
mengatur agar lahirnya Peraturan Daerah mengatur hukum acara yang lebih
spesifik, lex specialis, dan mengatur agar terbentuk gugus tugas, namun tidak
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata Cara dan
penderitaan baik fisik maupun psikis akibat tindak pidana perdagangan orang.
54
Yogi Utama. Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Wanita (Tkw) Dari Tindak Pidana
Perdagangan Orang. Jurnal. Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang. 2013. Hlm 43
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
perdagangan orang.
67
B. Saran
dalam hal sosialisasi tentang tata cara dan prosedural menjadi TKI di luar
68