DEFINISI
Menurut WHO dan The American College of Obstetricians and Gynecologists
yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan
500 gram atau lebih atau kematian rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat
janisn, atau infeksi (Winkjosastro, 2009). Kematian janin merupakan hasil akhir dari
gangguan pertumbuhna janin, atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya
sehingga tidak diobati (Saifuddin, 2008).
B. KLASIFIKASI IUFD
Menurut United States National Center for Health Statistic Kematian janin
dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: (Winknjosastro, 2008; Cuningham et al.,
2004)
1. Golongan I : Kematian sebelum massa kehamilan mencapai 20 minggu penuh
(early fetal death)
2. Golongan II : Kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu (intermediate fetal
death)
3. Golongan III : Kematian sesudah masa kehamilan >28 minggu (late fetal death)
4. Golongan IV : Kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan
diatas.
C. ETIOLOGI IUFD
Menurut Norwitz (2008), penyebab kematian janin dalam rahim yaitu:
1. 50% kematian janin berifat idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).
2. Kondisi medis ibu (hipertensu, preeklamsia, diabetes mellitus) berhubungan
dengan peningkatan insidensi kematian janin. Deteksi dini dan tata laksana yang
sesuai akan mengurangi risiko IUFD.
3. Komplikasi plasenta (plasenta previa, abruption plasenta) dapat menyebabkan
kematian janin. Peristiwa yang tidak diinginkan akibat tali pusat sulit
diramalkan, tetapi sebagian besar sering ditemukan pada kehamilan kembar
sebelum usia gestasi 32 minggu.
4. Pendarahan janin ibu (aliran sel darah merah transplasental dari janin menuju
ibu) dapat menyebabkan kematian janin. Kondisi ini terjadi pada semua
kehamilan, tetapi biasanya dengan jumlah minimal (<0,1 ml).
5. Sindrom antibosi antifosfolipid. Diagnosis ini memerlukan pengaturan klinis
yang benar (>3 kehilangan pada trimester pertama <1) kehilangan kehamilan
trimester kedua dengan penyebab yang tidak dapat dijelaskan, peristiwa
tromboembolik vena yang tidak dapat dijelaskan.
6. Infeksi intra-amnion yang mengakibatkan kematian janin biasanya jelas terlihat
pada pemeriksaan klinis. Kultur pemeriksaan histology terhadap janin,
plasenta/selaput janin, dan tali pusat akan membantu.
D. FAKTOR RESIKO IUFD
Menurut Winkjosastro (2009), pada 25-60% kasus penyebab kematian janin
tidak jelas. Kematian janin dapat disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau
kelainan patologik plasenta.
1. Factor maternal antara lain adalah post term (>42 minggu), diabetes mellitus
tidak terkontrol, sistemik lupus eritematosus, infeksi hipertensi, pre-eklamsia,
eklamsia, hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, rupture uteri,
antifosfolipid sindrom, hipotensi akut ibu, kematian ibu.
2. Factor fetal antara lain: hamil kembar, hamil tumbuh terlambat, kelainan
congenital, kelainan genetic, infeksi.
3. Factor plasenta antara lain: kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, KPD, vasa
previa.
4. Sedangkan factor resiko terjadinya kematian janin intra uterine meningkat pada
usia >40 tahun, pada ibu infertil, kemokonsentrasi pada ibu, riwayat bayi dengan
berat badan lahir rendah, infeksi ibu (ureplasma urelitikum), kegemukan.
E. PATOFISIOLOGI IUFD
(Terlampir)
I. KOMPLIKASI IUFD
Menurut Norwitz (2008), sekitar 20-25% dari ibu yang mempertahankan janin
yang telah mati selama lebih dari 3 minggu maka akan mengalami koagulopati
intravaskuler diseminata (Disseminated Intravascular Coagulopathy atau DIC) akibat
adanya konsumsi faktor-faktor pembekuan darah secara berlebihan.
J. PENCEGAHAN IUFD
Menurut Winkjosastro (2009), upaya mencegah kematian janin, khususnya yang
sudah atau mendekati aterm adalah bila ibu merasa gerakan janin menurun, tidak
bergerak atau gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi. Perhatikan adanya solusio plasenta. Pada gemeli dengan TT (twin to
twin transfusion) pencegahan dilakukan dengan koagulasi pembuluh anastomosis.
1. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1) Identitas
a. Nama ibu / suami
Nama penderita dan suaminya ditanyakan untuk mengenal
dan memanggil penderita supaya tidak keliru dengan penderita
yang lain.
b. Umur ibu / suami :
Kehamilan yang pertama kali dengan baik antara 19-35
tahun, dengan otot masih bersifat sangat elastis dan mudah
diregang. Tetapi menurut pengalaman, penderita umur 25-35
tahun masih mudah untuk melahirkan jadi melahirkan tidak saja
umur 19-25 tahun, primitua dikatakan mulai 35 tahun dimana usia
>35 thn merupakan faktor predisposisi terjadinya IUFD.
c. Agama
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan klien. Dengan diketahui agama pasien akan
memudahkan bidan melakukan pendekatan dialam melaksanakan
asuhan kebidanan.
d. Suku/bangsa
Untuk mengetahui latar belakang sosial budaya yang
mempengaruhi kesehatan klien.
e. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah merupakan faktor
predisposisi terjadinya IUFD.
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
ibu dimana status sosial ekonomi rendah menjadi faktor
predisposisi terjadinya IUFD.
g. Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan diperlukan bila
mengadakan kunjungan rumah (home care/home visit ke ibu)
2) Keluhan
Pada ibu dengan IUFD umumnya memiliki keluhan utama tidak
merasakan gerakan janin selama beberapa waktu dan perut yang tidak
kunjung membesar atau malah mengecil.
3) Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk menentukan tanggal tafsiran persalinan. Hal ini
memungkinkan bidan untuk memperkirakan tanggal kelahiran dan
setelah itu, memperkirakan usia kehamilan saat itu. Jika kehamilan
telah lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga
fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan
oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau,
akibatnya cairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru janin dan
menyebabkan kematian janin.
Siklus: normalnya 28/35 hari.
Lama: normalnya 5 – 7 hari (Teratur/tidak)
Banyaknya : normalnya 2 – 3 pembalut/hari
Dismenorrhoea : normalnya sebelum/ saat/ setelah haid.
HPHT : menentukan tafsiran persalinan dan usia kehamilan
(sebagai patokan apakah klien melahirkan at term atau tidak. Bila
hari pertama haid terakhir diketahui maka dapat memperhitungkan
usia kehamilan dan perkiraan persalinan dengan rumus Nagel (hari
+ 7, bulan – 3, tahun+1)
DI SUSUN OLEH :
SARINA WARDANIA S.Kep
17.04.087
CI LAHAN CI
INSTITUSI
( ) ( )