I. Pengertian
Hipertensi gestasional atau hipertensi transien. Wanita dengan peningkatan tekanan darah
yang dideteksi pertama kali setelah pertengahan kehamilan, tanpa proteinuria, diklasifikasikan
menjadi hipertensi gestasional.Jika preeklampsia tidak terjadi selama kehamilan dan tekanan
darah kembali normal setelah 12 minggu postpartum, diagnosis transient hypertension dalam
kehamilan dapat ditegakkan.Namun, jika tekanan darah menetap setelah postpartum, wanita
tersebut didiagnosis menjadi hipertensi kronik (NHBPEP, 2000). Hipertensi gestasional dan
preeklampsia meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan seperti berat lahir bayi yang
rendah dan kelahiran prematur.
II. Epidemiologi
Insiden : hipertensi gestasional adalah penyebab utama hipertensi dalam kehamilan yang
menyerang 6-7% ibu primigravida dan 2-4% ibu multigravida. Insiden ini meningkat pada
kehamilan ganda dan riwayat preeklampsia (Hanifa, 2008).
III. Diagnosis
Diagnosa HG ditegakkan apabila tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah
diastolic ≥90 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu, dimana sebelum kehamilan
tekanan darah subyek tersebut normal dan tekanan darah kembali normal pada 12 minggu
setelah melahirkan (Cunningham, 2005).
1
Pada waktu pertama kali diagnosis:
1. Pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin dan volume air ketubannya. Bila hasil
normal dilakukan pemeriksaan ulang, bila terjadi perubahan pada ibu.
2. NST harus dilakukan pada waktu diagnosis awal. Bila NST non reaktif dan desakan
darah tidak meningkat, maka NST ulang hanya dilakukan bila ada perubahan pada
ibu.
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia berdasarkan Report of the National High Blood
Pressure Edukation Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy
tahun 2001 ialah :
1 Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
2 Preeklampsia
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria.
3 Eklampsia
Eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia,
yang juga dapat disertai koma.
V. Etiologi
Penyebab Hipertensi Gestional, meskipun sebab utama dari hipertensi dalam kehamilan
belum jelas, tampaknya terjadi reaksi penolakan imunologik ibu terhadap kehamilan di
mana janin dianggap sebagai hostile tissue graff reaction dimana “Reaksi penolakan
imunologik dapat menimbulkan gangguan yang lebih banyak pada tubuh wanita hamil
dibanding akibat tingginya tekanan darah, yaitu perubahan kimia total pada reaksi yang
tidak dapat diadaptasi yang dapat menyebabkan kejang dan kematian pada wanita
hamil,” akibat Hipertensi Gestasional.
2
2. Hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengganggu pertukaran nutrisi pada
janin dan dapat membahayakan ginjal janin.
3. Hipertensi bisa menurunkan produksi jumlah air seni janin sebelum lahir.
Padahal,air seni janin merupakan cairan penting untuk pembentukan amnion,sehingga
dapat terjadi oligohydromnion (sedikitnya jumlah air ketuban).
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jeals. Banyak teori
telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, diantaranya yang banyak
dianut adalah :
3
b) Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan, termaksud minyak
hati halibut dapat mengurangi risiko preeclampsia (Mitayani, 2009).
Tidak terjadi invasi trofoblast pada lapisan otot a. spiralis dan jar. matriks sekitar
A. spiralis vasokontriksi
4
Bagan II. Mekanisme Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
RH merusak memb. sel yang mengandung banyak as. lemak tak jenuh
- ↑ Faktor koagulasi
Vasokontriksi PD
↑ TD
5
VIII. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan:
o Penatalaksanaan Non Farmakologis.
Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan
darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam
plasma.
Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
o Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau
pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
Mempunyai efektivitas yang tinggi.
Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
Tidak menimbulkan intoleransi.
Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan penghambat konversi
rennin angitensin
6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
A. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
Data-data yang perlu dikaji adalah berupa
1. Identitas klien
2. Keluhan Utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti sakit kepala terutama
area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam
urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati
7
nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat
diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi.
Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat
bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah
marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. Neurosensori
meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi
tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada
pembuluh darah cerebral
B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu dikaji.
Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar
protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan
pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis
hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan penyebab
meningkatnya kadar enzim hati dalam serum
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi garam, protein,
tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub oksipital berat,
nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia,
hipotensi postura.
8
e) Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi. Rasional : Dapat menurunkan
rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan
tekanan darah.
f) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi anti hipertensi,deuritik. Rasional :
Menurunkan tekanan darah.
Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler cerebral.
Kriteria Hasil :
Melaporkan terkontrol, mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan, mengikuti regiment
farmakologi yang diresepkan.
Intervensi
a) Pertahankan tirah baring selama fase akut. Rasional : Meminimalkan stimulasi / meningkatkan
relaksasi.
b) Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya : kompres dingin
pada dahi, pijat punggung dan leher serta teknik relaksasi. Rasional : Tindakan yang menurunkan
tekanan vaskuler serebral dengan menghambat / memblok respon simpatik, efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
c) Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala : mengejan
saat BAB, batuk panjang,dan membungkuk. Rasional : Aktivitas yang meningkatkan
vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatkan tekanan vakuler serebral.
d) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. Rasional : Meminimalkan penggunaan oksigen
dan aktivitas yang berlebihan yang memperberat kondisi klien.
e) Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam setelah makan. Rasional :
menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan.
f) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas, diazepam dll. Rasional :
Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan saraf simpatis.
9
d) Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi (pengertian,penyebab,tanda dan
gejala,pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut) melalui penkes. Rasional : Meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan klien tentang proses penyakit hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Bahri T. 2004. Wanita, Kehamilan, dan Penyakit Jantung. Universitas Sumatera Utara.
Tersedia pada: http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri11.pdf diakses 16 Juli 2013
Bobak, Lowdermik, jansen. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Kelahiran. Jakarta: EGC
Leveno, K. J. et al., 2003. Gestational Hypertension and Preeclampsia. In: Leveno, K. J. et al., 2003.
Williams Manual of Obstetrics. USA: The McGraw-Hill Companies, 339-347.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Hipertensi Dalam Kehamilan ,Ilmu Kebidanan, Edisi keempat ,Jakarta
Wagner, L.K. 2004. Diagnosis and Management of Preeclampsia. Am Fam Physician 70 (12): 2317
2324.
Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga : Cetakan Ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
10