I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polisakarida adalah senyawa yang mengandung banyak satuan monosakarida.
Polisakarida nutritional (bahan makanan) berfungsi sebagai penguat tekstur dan
sumber energi, seperti pati (starch). Polisakarida dapat dihidrolisis dimana
sebagian hasil hidrolisis akan menghasilkan oligosakarida dan digunakan untuk
menentukan struktur molekul polisakarida (Winarno, 1992). Hidrolisis akan
memecah molekul polisakarida seperti pati menjadi bagian-bagian penyusunnya
yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida) seperti dekstrin, isomaltosa,
maltosa dan glukosa. Monosakarida (sering disebut gula sederhana), merupakan
satuan karbohidrat yang paling sederhana, yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
molekul karbohidrat yang lebih kecil. Glukosa, merupakan monosakarida
terpenting, sering disebut dengan gula darah (dijumpai dalam darah), gula anggur
(dijumpai dalam buah anggur), atau dekstrosa (memutar bidang polarisasi ke
kanan) (Fessenden, 1992).
Glukosa merupakan pemanis yang sering digunakan selain sukrosa, fruktosa dan
dekstrosa walaupun tingkat kemanisannya hanya 0,7 kali dari tingkat kemanisan
sukrosa (Hendrickson,1988).
Amilosa adalah suatu polimer rantai lurus, terbentuk dari 250 atau lebih monomer
glukosa yang dihubungkan dengan ikatan α-1,4- glikosida. Hidrolisis lengkap
amilosa hanya menghasilkan D-glukosa, namun hidrolisis partial juga
menghasilkan maltosa. Molekul amilosa membentuk spiral di sekitar molekul I2,
sehingga akan timbul warna biru dari antaraksi antara keduanya. Warna ini
menjadi dasar uji iod untuk pati (Fessenden, 1992). Amilosa merupakan
komponen pati yang menentukan sifat gelatin pati. Semakin banyak komposisi
amilosa di dalam pati maka pati akan semakin sulit larut di dalam air. Hal ini
disebabkan karena amilosa memerlukan temperatur yang relatif tinggi (1200C)
untuk proses dispersinya. Struktur amilosa dapat dilihat pada Gambar 2. 1.
biasa digunakan untuk membuat lem, pasta dan kanji tekstil (Fessenden, 1992).
Amilopektin merupakan komponen yang memiliki komposisi terbesar dalam pati.
Amilopektin adalah komponen pati yang menentukan struktur granula dari tepung.
Komponen ini cukup stabil di dalam air dan membentuk gel yang sangat lunak dan
encer dengan mengabsorpsi air kecuali pada konsentrasi yang tinggi (Alamsyah,
2007). Struktur amilopektin dapat dilihat pada Gambar 2.2.
2.2 Hidrolisis
Hidrolisis adalah pemecahan suatu senyawa kimia menjadi dua atau lebih senyawa
sederhana dengan cara mereaksikannya dengan air (Science Dictionary, 2005).
Diantara asam-asam tersebut yang sering digunakan dalam industri adalah asam
khlorida (HCl) karena garam yang terbentuk tidak berbahaya yaitu garam dapur
Hidrolisa Pati (Starch) menjadi Glukosa V-6
(Murni, 2011). Selain itu asam khlorida (HCl) memiliki sifat mudah menguap
sehingga memudahkan dalam pemisahan dari produknya, HCl juga menghasilkan
produk yang berwarna terang (Endah R, 2007).
HCl digunakan sebagai katalis dengan pertimbangan bahwa HCl merupakan salah
satu jenis oksidator kuat, harganya relatif murah dan mudah diperoleh, lebih aman
jika dibandingkan dengan jenis asam yang lain seperti HNO3. Penggunaan katalis
HNO3 dapat menyebabkan terbentuknya gas NO2 selama proses hidrolisis
berlangsung yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan. Sedangkan
penggunaan H2SO4 memberikan laju reaksi hidrolisis yang lebih lambat
dibandingkan HCl.
Pada hidrolisis dengan asam hasil potongan patinya lebih tidak teratur
dibandingkan dengan hasil pemotongan rantai pati oleh enzim. Oleh karena itu
sebagian gula yang dihasilkan berupa gula pereduksi. Sehingga pengukuran
kandungan gula pereduksi tersebut dapat dijadikan sebagai alat pengontrol kualitas
hasil. Mekanisme reaksi hidrolisis asam dapat dilihat pada Gambar 2.3.
1. Reaktor 1 buah
2.Penangas parafin 1 buah
3.Kondensor 1 buah
4.Termometer 1 buah
5.Tabung CaCl2 1 buah
6.Motor pengaduk 1 buah
7.Selang silikon 75 cm, 3 buah
Persiapan
Membuat larutan HCl 10% dan NaOH 10%
Membuat larutan pati 20%
Merangkai reaktor,
mengoperasikan reaktor
sampai siap pakai
Matikan penangas,
kondensor dan motor
pengaduk, dinginkan
3.2.5 Analisis
1. Analisis kadar glukosa secara kualitatif menggunakan uji benedict
disajikan dalam dokumentasi visual. Bahas perubahan warna hasil
hidrolisis sebagai representasi kadar glukosa yang berubah seiring
dengan waktu reaksi
2. Analisis kadar pati secara kualitatif menggunakan larutan yodium
disajikan dalam dokumentasi visual. Bahas perubahan warna hasil
hidrolisis sebagai representasi kadar pati yang berubah seiring dengan
waktu reaksi
3. Analisis kadar gula secara kuantitatif menggunakan metode
refraktometri (Brix) berdasarkan kurva standar.
Nilai brix :
Kadar gula :
IV. PENGOLAHAN DATA
Setelah praktikum dilaksanakan, buatlah pembahasan dan kesimpulan mengenai :
1) Analisis terhadap glukosa yang dihasilkan. Bandingkan antara glukosa
hasil hidrolisis dengan pati sebagai bahan baku, glukosa murni dan
literatur. Buat kesimpulannya.
2) Perlu tidaknya pengadukan dan penyaringan bahan baku pati sebelum
proses hidrolisis dimulai.
3) Fungsi HCl dan NaOH dalam percobaan ini.
4) Mekanisme reaksi hidrolisis dari percobaan yang anda lakukan.
5) Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi hidrolisis.
Hidrolisa Pati (Starch) menjadi Glukosa V - 13
V. KESELAMATAN KERJA
1) Asam klorida merupakan asam kuat yang bersifat korosif dan dapat
menyebabkan iritasi. Untuk itu perlu diperhatikan secara serius
penanganannya.
2) Wajib mengenakan lab-jas, sarung tangan, masker dan kacamata
pelindung. Jangan sampai kontak dengan kulit dan matan karena akan
menyebabkan luka dan jangan sampai uapnya terhirup.
3) Bila terkena kulit, lepaskan pakaian dan bilas dengan air berulang-ulang.
4) Bila terkena mata, siram mata dengan air mengalir selama 15 menit dan
segera ke doker.
5) Jika tertelan, beri segelas air segera ke dokter.
6) Lakukan pekerjaan di dalam lemari asam.
7) Disarankan untuk sarapan dan minum susu sebelum melaksanakan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
1) Winarno, F.G..Kimia Pangan dan Gizi,Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
2) Fessenden. Ralph J dan Joan J Fessenden. 1999. Kimia Organik Jilid 2.
Jakarta : Erlangga
3) Saut, Ferdian dan Satya Kurnianto. 2004. Konversi Starch menjadi sirup
Glukosa. Bandung : Politeknik Negeri Bandung
4) Hartono dan Yunar Wahyudi .1999. Pembuatan Glukosa dari Pati Tapioka
secara Hidrolisis Kimiawi.bandung : Poloteknik Negeri Bandung
LAMPIRAN
Membuat kurva standar gula
1. Melarutkan gula dengan aquades pada tabung reaksi dengan berbagai
konsentrasi (0-15% atau 0-150 g/L)
2. Mengukur %Brix pada berbagai konsentrasi dengan menggunakan
refraktrometer.
3. Membuat kurva hubungan antara kadar gula (g/L) dengan %Brix