BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Defenisi
dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner & Suddart, 2002; 1448).
progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (Sudoyo 2006,
p.581).
progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan
7
8
bahwa gagal ginjal kronis (Chronic Kidney Disease / CKD) adalah suatu
tubuh manusia.
2. Epidemiologi
berusia 20 tahun dan lebih tua, selama tahun 1999 hingga 2004. Inggris
daerah dengan angka tertinggi yaitu, 0.5% dari total jumlah penduduk di
provinsi tersebut.
Dari data 7th Report of Indonesian Renal Registry tahun 2014, pasien
gagal ginjal yang melakukan cuci darah paling banyak disebabkan karena
a. Anatomi Ginjal
yang terletak pada kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit
hati. Katub atasnya terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan katub
oleh bantalan lemak yang tebal agar terlindung dari trauma langsung,
disebelah posterior dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga,
tertutup oleh limfa, namun katub bawah ginjal kanan yang berukuran
Gambar 2.1
Letak Ginjal
10
kedalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam
kava inferior.
atas dan bawah serta tepi lateral ginjal berbentuk cembung sedangkan
Gambar 2.2
Penampang Ginjal
11
menjadi dua bagian yaitu korteks bagian luar dan medulla di bagian
bellini dan masukke dalam perluasan ujung pelvis ginjal yang disebut
jumlahnya sekitar satu juta pada setiap ginjal yang pada dasarnya
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Setiap nefron terdiri dari
dan ruang yang mengandung urine ini dikenal dengan nama ruang
bowmen atau ruang kapsular. Kapsula bowman dilapisi oleh sel - sel
terluar dari kapsula, sel epitel veseralis jauh lebih besar dan
12
membentuk bagian dalam kapsula dan juga melapisi bagian luar dari
daerah yang bebas dari kontak antar sel epitel. Daerah - daerah yang
Gambar 2.3
Anatomi Nefron
Vaskulari ginjal terdiri dari arteri renalis dan vena renalis. Setiap
Gambar 2.4
Anatomi Glomerulus
menit).
14
b. Fisiologi Ginjal
1) Fungsi Ginjal
darah.
h) Degradasi insulin.
i) Menghasilkan prostaglandin.
terdiri dari air, elektrolit dan molekul kecil lainnya. Dalam tubulus
garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel
dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh
maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm
dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan
Tabel 2.1
Daya Selektif Sel Tubulus
Tabel 2.2
Proses Filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi selama 24 jam
Apabila tekanan darah naik maka sel - sel otot polos mengurangi
iskemia ginjal.
4. Klasifikasi
stadium yaitu :
filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood
atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum
813-814).
yaitu :
persisten dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2)
mL/menit/1,73m2
mL/menit/1,73m2
72 x creatinin serum
intravena/ injeksi.
Jika ada kenaikan suhu badan : IWL + 200 (suhu badan sekarang - 36,8)
5. Etiologi
ginjal kronik sangat bervariasi antara satu negara dengan negara lainnya.
amiloidosis.
timbale
2) Dyslipidemia
4) Preeklamsi
5) Obat-obatan
6. Patofisiologi
infeksi vskuer, zat toksik, obstruksi saluran kemih yang pada akhirnya
kehilangan daya cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan dimana basal
LFG masih normal atau meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti,
dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG
sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada
LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti nokturia,
badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan.
Sampai pada LFG dibawah 30%, pasien memperlihatkan gejala dan tanda
sebagainya.
24
Pasien juga bisa terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi
kalium. Pada LFG dibawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang
lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (renal
2006, p.581).
Gambar 2.5
Perbandingan Glomerulus Normal dengan Glomerulus pada CKD
filtrasi menurun, maka kerja nefron yang masih normal akan meningkat
Pada edema anasarka akan menekan kapiler-kapiler kecil dan syaraf yang
7. Manifestasi Klinik
sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada
urokrom.
terganggu.
28
d. Sistem kardiovaskuler
1) Hipertensi
4) Edema
sekresi insulin.
digerakkan)
telapak kaki)
3) Tremor
8. Komplikasi
b. Perikarditis
c. Efusi pericardial
2006, p.582-584).
30
Tabel 2.3
Komplikasi Penyakit Ginjal Kronik
9. Pemeriksaan Diagnostik
a. Urine
ginjal berat)
natrium
b. Darah
2) Ureum meningkat
8) Kalsium : menurun
c. Pemeriksaan kardiovaskuler
1) Electrocardiogram (ECG)
2) Echocardiography (ECO)
32
d. Radiologi
1) USG abdominal
karena batu atau massa tumor, juga untuk menilai apakah proses
sudah lanjut (ginjal yang lisut). USG ini sering dipakai karena
persiapan khusus.
2) CT scan abdominal
4) Renogram
10. Penatalaksanaan
a. Keperawatan
(Sukandar, 2006).
33
dengan air yang keluar melalui insensible water loss antar 500 -
5) Peranan diet
nitrogen.
34
7) Kebutuhan cairan
Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat
disease).
b. Medis
a) Hipertensi
Tartrate (Lopressor).
35
Tabel 2.4
Daftar Obat Anti-Hipertensi
b) Kelebihan cairan
Chlorothiazide (Diuril).
Tabel 2.5
Daftar Obat Diuretik
Polisteren Sulfanat.
alumunium hidroksida.
estrogen.
karbonat.
(Suwitra, 2006).
a) Hemodialisis (HD)
(vaskularisasi ke jantung).
(LFG).
Blood Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan kreatinin >
pusat ginjal.
40
c) Transplantasi ginjal
ginjal, yaitu :
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Terdiri dari nama, nomor rekam medis, umur (lebih banyak terjadi
pada usia 30-60 tahun), agama, jenis kelamin (pria lebih beresiko
masuk, pihak yang mengirim, cara masuk RS, diagnosa medis, dan
41
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas bau (ureum), dan
kronik.
hariannya.
a) Pola Makan
b) Pola Minum
3) Pola Eliminasi
a) BAB
b) BAK
6) Pola Kognitif-Persepsi
b) Role/ Peran
diderita.
potensi.
d. Pemeriksaan Fisik
hipertensi.
2) Kepala
4) Dada/ Thorak
5) Jantung
6) Perut/ Abdomen
35 kali/ menit.
47
akhir.
7) Genitourinaria
8) Ekstremitas
9) Sistem Integumen
(Muttaqin, 2011).
48
2. Diagnosa
(Carpenito, 2000).
sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan
CKD, meliputi :
situasi.
3. Intervensi
Tabel 2.6
Intervensi Keperawatan
j. Pernapasan cuping hidung nafas yang paten Oxygen a. Bersihkan mulut, hidung dan sekret
k. Ortopneu (klien tidak merasa Therapy trakea
l. Fese ekspirassi memanjang tercekik, irama nafas, b. Pertahankan jalan nafas yang paten
m. Pernapasan bibir frekuensi pernafasan c. Atur peralatan oksigen
n. Takipneu dalam rentang d. Monitor aliran oksigen
o. Penggunaan otot eksesorius untuk normal, tidak ada e. Pertahankan posisi pasien
bernapas suara abnormal) f. Observasi adanya tanda – tanda
c. Tanda- tanda vital hiperventilasi
Faktor faktor yang berhubungan : dalam rentang g. Monitor adanya kecemasan pasien
a. Ansietas normal(tekanan darah, terhadan oksigenasi
b. Posisi tubuh nadi, pernafasan)
c. Defomitas tulang Vital Sign a. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
d. Defomitas dinding dada Monitoring b. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
e. Keletihan c. Monitor Vs saat pasien berbaring,
f. Hiperventilasi duduk, atau berdiri
g. Sindrom hipoventilasi d. Auskultasi TD pada kedua lengan
h. Gangguan muskuloskeletal dan bandingkan
i. Kerusakan neurologis e. Monitor TD, nadi,
j. Imaturitas neurologis RR,sebelum,selama,dan setelah
k. Disfungsi neuromuskular aktivitass
l. Obesitas f. Monitor kualitas dari nadi
m. Nyeri g. Monitor frekuensi dan irama
n. Keletihan otot pernafasan cedera pernafasan
medula spinalis h. Monitor suara paru
53
2 Ketidakefektifan bersihan jalan napas a. Respiratory Status: Airway Suction a. Pastikan kebutuhan oral / trakeal
berhubungan dengan obstruksi jalan Ventilation suctioning
napas (edema paru). b. Respiratory status: b. Auskultassi suara nafas sebelum dan
Airway patency sesudah suctioning
c. Informasikan pada klien dan kluarga
Definisi :
tentang suctioning
Ketidakmampuan untuk membersihkan Kriteria Hasil :
a. Mendemonstrasi kan d. Minta pasien nafas dalam sebelum
sekresi atau obstruksi dari saluran
batuk efektif dan suction dilakukan
pernafasan untuk mempertahankan
suara nafas yang e. Berikan O2 dengan menggunakan
kiebersihan jalan nafas.
bersih, tidak ada nasal untuk memfasilitassi suction
sianosis dan nasotrakeal
Batasan Karakteristik :
dyspneu (mampu f. Gunakan alat yang steril setiap
a. Tidak ada batuk
mengelurkan melakukan tindakan
b. Suara napas tambahan
sputum,mampu g. Anjurkan passien untuk istirahat dan
c. Perubahan frekuensi napas
bernafas dengan nafass dalam setelah kateter
d. Perubahan irama napas
mudah,tidak ada dikeluarkan dari nasotrakeal
e. Sianosis
suara nafas h. Monitor status oksigen pasien
54
d. Hiperplasihiperplasi dinding
bronkial
e. Infeksi
f. Disfungsi neuromuscular
3 Kelebihan volume cairan a. Electrolit and acid Fluid a. Timbang popok atau pembalut bila
berhubungan dengan gangguan b. Base balance Management perlu
mekanisme regulasi, kelebihan asupan c. Fluid balance b. Pertahankan catatan intake dan out
cairan, dan kelebihan asupan d. Hydration put yang akurat
natrium. c. Monitor Hb, yang sesuai dengan
Kriteria Hasil : retensi cairan
Definisi : a. Terbebas dari d. Monitor status hemodinamik
Peningkatan retensi cairan isotonic. edema, efusi, e. Monitor TTV
anaskara f. Monitor indikasi retensi/kelebihan
Batasan Karakteristik : b. Bunyi nafas bersih, cairan
a. Ada bunyi jantung S3 tidak ada dypsneu g. Kaji luas dan lokasi edema
b. Anasarka atau ortopneu h. Monitor masukan makanan/ cairan
c. Ansietas c. Terbebas dari dan hitung intake kalori
d. Asuan melebihi haluaran distensi vena i. Monitor status nutrisi
e. Azotemia jugularis, refleks j. Kolaborasi pemberian diuretik sesuai
f. Bunyi napas tambahan hepatojugular instruksi
g. Dispnea d. Memelihara tekanan
h. Dispnea nocturnal paroksismal vena sentral, Fluid a. Tentukan riwayat jumlah dan tipe
i. Distensi vena jugularis tekanan kapiler Monitoring intake cairan dan eliminasi
j. Edema paru, output jantung b. Tentukan factor-faktor risiko yang
56
4 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang a. Nutritional status: Manajemen a. Kaji adanya alergi makanan
dari kebutuhan tubuh berhubungan food and fluid intake Nutrisi b. Ciptakan lingkungan yang optimal
dengan ketidakmampuan makan, b. Nutritional status: pada saat mengkonsumsi makan
ketidakmampuan mencerna nutrient intake (misalnya, bersih, berventilasi, santai,
57
makanan, ketidakmampuan c. Weight control dan bebas dari bau yang menyengat)
mengabsorpsi nutrient, dan kurang c. Anjurkan pasien untuk duduk pada
asupan makanan. posisi tegak saat makan
Kriteria hasil : d. Pastikan makanan disajikan dengan
a. Adanya peningkatan
Defenisi : berat badan yang cara menarik dan pada suhu yang
Asupan nutrisi tidak cukup memenuhi sesuai dengan tujuan paling cocok untuk konsumsi secara
kebutuhan metabolik. optimal
b. Berat badan ideal
sesuai tinggi badan e. Beri obat-obatan sebelum makan,
Batasan Karakteristik :
a. Berat badan 20% atau lebih di c. Mampu jika diperlukan
bawah rentang berat badan ideal mengidentifikasi f. Anjurkan pasien terkait dengan
b. Bising usus hiperaktif kebutuhan nutrisi kebutuhan diet untuk kondisi sakit
c. Cepat kenyang setelah makan d. Tidak ada tanda g. Monitor kecendrungan terjadinya
d. Diare malnutrisi penurunan dan kenaikan berat badan
e. Gangguan sensasi rasa h. Ajarkan bagaimana membuat catatan
e. Tidak terjadi
f. Kehilangan rambut berlebihan
penurunan berat makanan harian
g. Kelemahan otot pengunyah
h. Kelemahan otot untuk menelan badan yang berarti i. Berikan informasi tentang kebutuhan
i. Ketidakmampuan memakan nutrisi
makanan
j. Kram abdomen Manajemen a. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi
k. Kurang informasi gangguan makan yang baik dengan pasien dan orang
l. Kurang minat pada makanan terdekat pasien
m. Membran mukosa pucat
b. Monitor asupan kalori makanan
n. Nyeri abdomen
o. Penurunan berat badan dengan harian
asupan makanan adekuat c. Batasi makanan sesuai dengan
58
5 Gangguan rasa nyaman berhubungan a. Status kenyamanan Manajemen a. Tentukan tujuan pasien dan keluarga
dengan gejala terkait penyakit (gatal), b. Tingkat kecemasan lingkungan : dalam mengelola lingkungan dan
program pengobatan. c. Tingkat kelelahan kenyamanan kenyamanan yang optimal
b. Pertimbangan penempatan pasien di
59
6 Kerusakan integritas kulit a. Integritas jaringan : Manajemen a. Pantau kadar serum elektrolit yang
berhubungan dengan gangguan kulit & membran elektrolit/ cairan abnormal
metabolisme, gangguan volume mukosa b. Pantau adanya tanda dan gejala
cairan. b. Keseimbangan cairan overhidrasi yang memburuk atau
62
7 Gangguan pola tidur berhubungan a. Tidur Peningkatan a. Tentukan pola tidur/ aktivitas pasien
dengan proses penyakit. b. Kelelahan : efek yang tidur b. Jelaskan pentingnya tidur yang cukup
mengganggu selama dalam kondisi sakit
Defenisi : c. Status kenyamanan : c. Tentukan efek dari obat yang
Interupsi jumlah, waktu, dan kualitas lingkungan dikonsumsi pasien terhadap pola
tidur akibat factor eksternal. tidur
Kriteria hasil : d. Monitor/ catat pola tidur pasien dan
Batasan karakteristik : a. Pola tidur teratur jumlah jam tidur
a. Kesulitan jatuh tertidur b. Jam tidur cukup e. Monitor pola tidur pasien, dan catat
b. Ketidakpuasan tidur c. Kualitas tidur kondisi fsik dana tau psikologis
c. Menyatakan tidak merasa cukup meningkat keadaan yang mengganggu tidur
istirahat d. Tidur dari awal f. Anjurkan pasien untuk memantau
d. Penurunan kemampuan berfungsi sampai habis di pola tidur
e. Perubahan pola tidur normal malam hari secara g. Sesuaikan lingkungan untuk
f. Sering terjaga tanpa jelas konsisten meningkatkan tidur
penyebabnya e. Perasaan segar setelah h. Bantu untuk menghilangkan situasi
tidur stress sebelum tidur
Faktor yang berhubungan : f. Tidak kesulitan i. Monitor makanan sebelum tidur dan
a. Gangguan karena pasangan tidur memulai tidur intake minuman yang dapat
b. Halangan lingkungan (misalnya g. Tempat tidur yang mamfasilitasi/ mengganggu tidur
bising, pajanan cahaya/ gelap, suhu/ nyaman j. Ajarkan pasien bagaimana
66
kelembaban, lingkungan yang tidak h. Mudah bangun pada melakukan relaksasi otot autogenic
dikenal) saat yang tepat. atau bentuk nan-farmakologi lainnya
c. Imobilisasi untuk memancing tidur
d. Kurang privasi k. Mulai/ terapkan langkah-langkah
e. Pola tidur tidak menyehatkan kenyamanan seperti pijat, pemberian
(misalnya, karena tanggung jawab posisi, dan sentuhan afektif
menjadi pengasuh, menjadi orang l. Bantu meningkatkan jumlah jam
tua, pasangan tidur). tidur
m. Anjurkan untuk tidur siang hari, jika
diindikasikan, untuk memenuhi
kebutuhan tidur
n. Sesuaikan jadwal pemberian obat
untuk mendukung tidur/ sikulus
bangun pasien
o. Ajarkan pasien dan orang terdekat
mengenai factor yang berkontribusi
terjadinya gangguan pola tidur
p. Diskusikan dengan pasien dan
keluarga mengenai teknik untuk
meningkatkan tidur
8 Intoleransi aktivitas berhubungan a. Energy Consevation Activity a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
dengan ketidakseimbangan antara b. Activity tolerance Therapy aktivitas yang mampu dilakukan
suplai dan kebutuhan oksigen. c. SelfCare: ADLs b. Bantu untuk memilih aktivitas yang
konsisten yang sesuai dengan
Defenisi : Kriteria Hasil : kemampuan fisik , psikologi dan
Ketidakcukupan energi psikologis atau a. Berpartisipassi sosial
fisiologis untuk mempertahankan atau dalam aktifitas fisik c. Bantu untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan aktivitas kehidupan tanpa disertai mendapatkan sumber yang
sehari-hari yang harus atau yang ingin peningkatan tekanan diperlukan untuk aktivitas yang di
dilakukan darah , nadi dan RR inginkan
b. Mampu melakukan d. Bantu untuk mendapatkan alat
Batasan Karakteristik : aktifitass sehari hari bantuan aktivitas seperti kursi roda,
a. Dispnea setelah beraktivitas (ADLs) secara krek
b. Keletihan mandiri e. Bantu untuk mengidentifikasi
c. Ketidaknyamanan setelah c. Tanda – tanda vital kegiatan yang disukai
beraktivitas normal f. Bantu pasien untuk membuat jadwal
d. Perubahan elektrokardiagram d. Energy psikomotor latihan diwaktu luang
e. Respon frekuensi jantung abnormal e. Level kelemahan g. Bantu pasien / keluarga untuk
terhadap aktivitas f. Mampu mengidentifikasi kekurangan dalam
f. Respon tekanan darah abnormal berpindah:dengan beraktifitas
69
terhadap aktivitas atau tanpa bantuan h. Sediakan penguatan positif bagi yang
alat aktif beraktivitas
Faktor yang Berhubungan : g. Status i. Bantu pasien untuk mengembangkan
a. Gaya hidup kurang gerak kardiopulmonari motivasi diri dan penguatan
b. Imobilitas adekuat j. Monitor respon fisik, emosi, sosial
c. Ketidakseimbangan antara suplai h. Sirkulassi status dan spiritual
dan kebutuhan oksigen baik k. Kolaborasikan dengan tenaga
d. Tirah baring i. Status respirasi: rehabilitasi medik dalam
pertukaran gas dan merencanakan program terapi yang
ventilasi adekuat tepat
9 Ansietas berhubungan dengan a. Tingkat kecemasan Pengurangan a. Kaji untuk tanda verbal dan non
ancaman pada status terkini, krisis b. Koping kecemasan verbal kecemasan
situasi. c. Tidur b. Gunakan pendekatan yang tenang
d. Penerimaan : status dan meyakinkan
Defenisi : kesehatan c. Nyatakan dengan jelas harapan
Perasaan tidak nyaman atau e. Status kenyamanan terhadap perilaku pasien
kekhawatiran yang samar disertai d. Jelaskan semua prosedur termasuk
respons otonom (sumber seringkali tidak Kriteria hasil : sensasi yang akan dirasakan yang
spesifik atau tidak diketahui oleh a. Pasien dapat mungkin akan dialami pasien selama
individu) perasaan takut yang beristirahat prosedur tindakan
disebabkan oleh antisipasi terhadap b. Pasien tampak e. Berikan informasi factual terkait
bahaya. Hal ini merupakan isyarat tenang, wajah tidak diagnosis, perawatan dan prognosis.
kewaspadaan yang mempengingatkan tegang f. Berada di sisi pasien untuk
70
individu akan adanya bahaya dan c. Tidak ada meningkatkan rasa aman dan
memampukan individu untuk bertindak menyampaikan rasa mengurangi ketakutan
menghadapi ancaman. takut secara lisan g. Dorong keluarga untuk mendampingi
d. Tidak ada pasien dengan cara yang tepat
Batasan Karakterisktik : peningkatan TTV h. Lakukan usapan pada punggung/
Perilaku : e. Tidur tidak leher dengan cara yang tepat
Agitasi, gelisah, gerakan ekstra, terganggu i. Jauhkan peralatan perawatan dari
insomnia, kontak mata yang buruk, f. Melaporkan pandangan pasien
melihat sepintas, engekspresikan pengurangan stress j. Dengarkan pasien
kekhawatiran karena perubahan dalam g. Menyatakan k. Puji/ kuatkan perilaku yang baik
peristiwa hidup, penurunan penerimaan terhadap secara tepat
produktivitas, perilaku mengintai, situasi l. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
tampak waspada. h. Melaporkan situasi yang memicu kecemasan
Afektif : penurunan perasaan m. Dukung penggunaan mekanisme
Berfokus pada diri sendiri, distress, negative. koping yang sesuai
gelisah, gugup, kesedihan yang n. Pertimbangkan kemampuan pasien
mendalam, ketakutan, dalam mengambil keputusan
menggemerutukkan gigi, menyesal, o. Atur penggunaan obat-obatan untuk
peka, perasaan tidak adekuat, putus asa, mengurangi kecemasan secara tepat
ragu, sangat khawatir, senang
berlebihan. Peningkatan a. Berikan penilaian penyesuaian pasien
Fisiologis : koping terhadap perubahan-perubahan dalam
Gemetar, peningkatan keringat, citra tubuh
peningkatan ketegangan, suara bergetar, b. Berikan penilaian mengenai dampak
71
10 Defisiensi pengetahuan berhubungan a. Pengetahuan : Proses Pengajaran : a. Kaji tingkat pengetahuan pasien
dengan kurang informasi, kurang penyakit proses penyakit terkait dengan proses penyakit yang
sumber pengetahuan. b. Pengetahuan : spesifik
Perilaku kesehatan b. Jelaskan patofisiologi penyakit dan
Defenisi : c. Pengetahuan : bagaimana hubungannya dengan
Ketiadaan atau defisiensi informasi pengobatan anatomi dan fisiologi, sesuai
kognitif yang berkaitan dengan topik d. Pengetahuan : kebutuhan
tertentu. Manajemen penyakit c. Review pengetahuan pasien
ginjal mengenai kondisinya
74