Anda di halaman 1dari 15

Seputar Tambang Bawah Tanah

13 September 2016 prionggodo

 Gambaran Umum Mengenai Tambang Bawah Tanah

Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan
mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan
langsung dengan udara terbuka. Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah anah
antara lain:

1. Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan


2. Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah, meliputi
1. Pembuatan jalan masuk utama (main acces pada primary development)
2. Pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier (secondary development
dan tertiary development)
3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan peledakan,
pemuatan(loading), pengangkutan (hauling, tranporting)
4. Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi,
penirisan,keselamatan kerja, dll).

Keunggulan tambang bawah tanah:

5. Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah.


6. Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak berkait dengan SR
7. Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan
(misal:cut and fill, shrinkage stoping, stope and pillar)
8. Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan
9. Bekas penggalian dapat ditimbun dengan tailing dan waste.

Kelemahan tambang bawah tanah:

 Perlu penerangan
 Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besarc.
 Produksi relatif lebih kecil dibandingkan tambang terbuka
 Problem ventilasi, bahan peledak harus yang permissible explossive, debu, gas-
gas beracun.
 Masalah safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala
 Mining recovery umumnya lebih kecil
 Losses dan dilusi umumnya lebih susah dikontrol

 Tahapan Pembukaan Tambang Bawah Tanah


o Mine Development
Suatu pekerjaan persiapan untuk penambangan dan pengangkutan yang antara
lain meliputi pembuatan lobang bukaan (opening) ke arah dan didalam endapan
bijih yang sudah pasti ada. Pekerjaan Development Antara lain:

o Pembuatan shaft
o Pembuatan Tunnel / Adit / Drift
o Pembuatan Cross Cut / level
o Pembuatan Raise dan Winze
o Shaft adalah Lubang bukaan vertikal/subvertikal yg menghubungkan
bawah tanah dgn permukaan bumi.
o Tunel adalah Lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang
menembus kedua belah kaki bukit.
o Adit adalah Lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang tidak
sampai menembus ke permukaan bukit.
o Drift adalah lubang bukaan yang menghubungkan antar level secara
vertical.
o Cross Cut adalah lubang bukaan mendatar yang menyilang atau
memotong jurus endapan bijih.
o Level adalah drift atau cross cut yang dibuat dengan jarak-jarak yang
teratur kearah vertical, biasanya dibuat nomor-nomor urut secara teratur
menurut ketinggiannya dari permukaan laut atau kedalamannya dari
permukaan bumi.
o Raise adalah suatu lubang bukaan vertical atau agak miring yang dibuat
dari level bawah ke level diatasnya.
o Winze adalah lubang bukaan vertical atau agak miring yang di buat dari
level atas ke level bawahnya.

Gambar 1 Penampakan Layout Tambang Bawah Tanah


o Mine Exploitation

Mine exploitatation adalah Suatu pekerjaan pengambilan atau penambangan ore


dari dalam tanah. Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah
memilih metode penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter
(sifat alamiah, geologi, lingkungan, dll) endapan mineral dan batuan yang akan
ditambang, dengan memperhatikan batasan tentang keamanan,teknologi dan
ekonomi. Batasan keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi yang
rendah tetapi diperoleh keuntungan pengembalian yang maksimum (return the
maximum profit ataupun rate of return ROR) serta lingkungan. Untuk
menentukan tambang bawah tanah harus memperhatikan:

1. Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein,


disseminated,tabular, platy, sill, dll)
2. Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah, permeabilitas)
3. Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock
MassRating, Q-System, dll)
4. Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi,
SumberDaya Manusia, dll)
5. Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi, dll).

 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Tambang Bawah Tanah

Pemilihan metoda penambangan terhadap suatu jzzxxebakan tertentu dapat dibantu


dengan pemahaman terhadap kendala dan aplikasi setiap metoda tambang bawah
tanah tersebut. Tidak ada rumusan yang pasti yang dapat menentukan metoda
tambang bawah tanah terhadap bentuk, ukuran dan kedalaman bijih yang bervariasi
yang terdapat secara alamiah dalam suatu cebakan. Biasanya beberapa metoda dapat
sesuai atau kurang sesuai apabila diterapkan pada kadar, ukuran, bentuk dan posisi
badan bijih, serta kekuatan bijih maupun dinding bijih (Gambar 2).

Gambar 2 Penampang Bijih Dalam Pemilihan Penambangan

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka pemilihan metoda tambang bawah tanah
dapat ditetapkan dengan melihat kesesuaian dengan kondisi ekonomigeologi dan
kondisi lokal. Metoda ideal adalah development yang dapat memberikan hasil produksi
yang besar dengan kondisi jam kerja yang minimal, serta pemakaian energi dan
material yang kecil. Disamping itu, yang sangat penting adalah memberikan kondisi
aman pada pekerja. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan
maupun development tambang pada masa yang akan datang.

Dalam metoda tambang bawah tanah, memerlukan pertimbangan pertimbangan yang


saling terintegrasi dari banyak faktor. Beberapa factor yang penting adalah:

 Panjang, tebal dan lebar cebakan

Ketiga hal ini akan menentukan dimensi stop maksimum, yaitu yang dikenal
sebagai minimum lebar stoping.

 Kemiringan cebakan

Kemiringan cebakan akan menentukan kemungkinan memanfaatkan gravitasi


dalam operasinya. Menurut W.A. Hustrulit, 1982, kemiringan cebakan
mempunyai kaitan langsung dengan metode penambangan yang dipilih (Tabel
3.1)

 Kedalaman operasi
Rock failure menjadi lebih memungkinkan pada kedalam yang besar. Pada
metode yang menggunakan pillar sebagai sistem penyanggaannya kadang kala
menjadi tidak layak.

Tabel 3.1 Hubungan kemiringan dengan metode penambangan (Menurut


W.A. Hustrulit, 1982)

Metode
Dip Keterangan
Penambangan
Flat Room and pillar Badan bijih mendatar kuat
Flat Longwall Badan bijih lapisan tipis
Medium Room and pillar Badan bijih kuat
Medium Inclined room and pillar Kemiringan tak memungkinkan mekanisasi
Badan bijih steeping yang memungkinkan
Medium Step room and pillar
mekanisasi
Medium Longwall Badan bijih kuat, selektif dan mekanisasi
Medium Square set Bijih berkadar tinggi dengan batas yang teratur
Lanjutan :
Metode
Dip Keterangan
Penambangan
Steep Sub level Badan bijih kuat dengan batas yang teratur
Steep Shrinkage Bijih kuat, batas teratur, pengambilan bijih tertunda
Steep Cut and fill Badan bijih kuat, selektif dan mekanisasi
Steep Sublevel caving Badan bijih besar, perlu development extensive
Steep Block caving Badan bijih masif, perlu development extensive
Steep Longwall Badan bijih lapisan tipis
Steep Square set Bijih kadar tinggi, tenaga buruh intensif

 Waktu

Waktu akan mempengaruhi strength stress ratio suatu exposed rock (misal
pillar). Makin lama waktu suatu pillar berdiri (exposed), maka strength-stress
ratio semakin menurun.

 Kadar cebakan

Sebagai pedoman ; cebakan berkadar rendah memerlukan metode produksi


besar-besaran yang sering mengabaikan prosentase recovery. Di lain pihak,
badan bijih kadar tinggi memerlukan metode yang menjamin recovery tinggi.

 Fasilitas lokal yang meliputi buruh dan material


Bila biaya buruh mahal, maka memerlukan metode dengan mekanisasi tinggi.
Ketersediaan timber dan material filling juga mempengaruhi penerapan metode
yang akan dipilih.

 Modal yang tersedia

Biasanya semakin besar modal kerja awal, maka biaya operasi rendah.
Perusahaan dengan modal kecil memerlukan development yang murah, juga
metode yang cepat mendapatkan hasil.

 Batas dengan badan bijih lain

Tingkat tegangan yang tinggi mungkin timbul pada pillar di permukaan kerja yang
berdekatan. Dalam kondisi seperti ini, mungkin diperlukan filling pada stope
bekas penambangan untuk mengurangi tegangan yang tinggi.

 Kekuatan dan karakterisktik bijih dan batuan dinding atau material yang berada
di atas bijih

Hal ini akan mempengaruhi kompetensi amblesan, kemudahan pemboran,


karakteristik breaking, cara handing yang sesuai, cara ventilasi dan cara
pemompaan. Karakteristik tersebut termasuk ;

o Tipe batuan dan penyebaran alaterasi


o Weakness seperti perlapisan, schistocity, belahan, patahan, rekahan.
o Kecenderungan mineral berharga menghasilkan rich atau mud (misalnya
pada emas)
o Kecenderungan broken ore yang memadat, menggumpal, teroksidasi dan
terbakar (sulphide fires)
o Terjadinya swelling pada lantai
o Abrasiveness
o Terdapatnya air, porositas dan permeabilitas cebakan dan batuan
sekitarnya. Kekuatan dan karakteristik batuan ini dapat dilihat pada (Tabel
3.2 dan 3.3)

Tabel 3.2 Karakteristik Bijih Batuan samping dan Metode penambangan


Karakter bijih dan Metode
No Aplikasi Sifat Produksi
batuan samping Penambangan
1. Bijih Kuat
2. Batuan 1. Overhand
samping stopping
Tidak 1. Kecil
Kuat 2. Underhand
memerlukan 2. Sedang
1 3. Kadar Bijih stopping
penyangga 3. Sedang
rendah 3. Sublevel
buatan
sampai stopping
sedang

Lanjutan :
Karakter bijih dan Metode
No Aplikasi Sifat Produksi
batuan samping Penambangan
1. Bijih mudah
1. Square set
retak
stopping 1. Sedang
2. Batuan
2. Stull stopping 2. Sedang
samping
Penyangga 3. Cut and fill 3. Sedang
2 tidak kuat
kayu 4. Shrinkage 4. Kecil
3. Kadar
stopping 5. kecil
sedang –
5. Resuing
tinggi

1. Bijih mudah
retak dan Bijih 1. Top slicing
runtuh diruntuhkan 2. Sub level
3 2. Batuan dengan stoppping
samping memberikan 3. Block caving
tidak kuat undercut

Tabel 3.2 Klasifikasi Kekuatan Batuan

Kekuatan batuan
Tipe batuan Keterangan
KPa psi
Sangat amat
Kuarsa, basalt dan diabase >220.000 >32.000
kuat
Batuan beku, metamorf kuat, hard 140.000- 20.000-
Sangat kuat
limestone dan dolomit 220.000 32.000
100.000- 14.500- Kekuatan
Shales, limestone, sandstone, sekis
140.000 20.000 sedang
Fiable sandstone, mud stone dan 40.000- 6.000- Kekuatan
batubara 100.000 14.500 rendah
 Produktifitas

Produktifitas bisa dinyatakan dalam ton-per-manshift ratio, yaitu menyatakan


kemampuan setiap tenaga kerja menghasilkan broken ore (dalam ton) setiap gilir
kerja

 Biaya metode ($/ton)

Biaya metode penambangan antara lain berkaitan erat dengan nilai bijih yang
akan ditambang, periode modal kerja bisa diperoleh kembali, tipe keahlian buruh
yang tersedia.

 Pemilihan Peralatan Pengangkutan Bahan Galian Pada Tambang Bawah


Tanah

Transportasi di dalam Tambang bawah tanah sudah barang tentu dipengaruhi oleh
cadangan batubara, kondisi lapisan batubara, kondisi geologi, sistem pengembangan,
jauh dekatnya jarak transportasi, lokasi penggunaan bahan dan mesin, banyaknya
barang yang diangkut, serta kondisi alam lainya. Penggolongan transportasi
berdasarkan lokasi adalah :

1. transportasi permuka kerja,


2. transportasi butt level,
3. transportasi level,
4. transportasi inclined shaft dan
5. transportasi vertikal shaft.

Kemudian berdasarkan kemiringan jalur transportasi, terdapat 3 jenis transportasi,


yaitu :

 datar,
 miring dan
 tegak.

Selain itu, masih banyak pengolongan lain tergantung dari sudut pandangnya.
Sedangkan obyek-obyek yang ditransportasikan adalah :

1. pekerja tambang
2. batubara dan batuan
3. alat dan material
4. listrik
5. udara atau gas (ventilasi)
6. air

Dahulu, dalam pembukaan tambang terowongan bawah tanah terdapat transportasi


melalui pekerja tambang di mana digunakan metode yang tidak efisien yang
memanfaatkan tenaga manusia dan kuda, namun saat ini metode transportasi yang
digunakan semuanya memanfaatkan tenaga mesin. Transportasi dengan tenaga mesin
ini terdiri dari transportasi bolak-balik dan transportasi kontinu. Transportasi bolak- balik
terutama adalah melalui rel, di mana pada transportasi rel, untuk memindahkan lori
tambang terdapat transpotasi rope dan transportasi lokomotif. Sebagai transportasi
kontinu terdapat berbagai jenis conveyor yang digunakan secara luas dalam
transportasi di berbagai jenis terowongan.

Untuk menentukan metode transportasi di dalam tambang, bukan saja harus dapat
mengangkut sejumlah tertentu barang dengan cara yang paling ekonomis, aman dan
pasti, tetapi aspek ventilasi, drainase air, trasportasi pekerja, pengangkutan
bahan/mesin dan pekerja, level teknologi serta modalpun harus dipertimbangkan
dengan baik.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemilihan peralatan pengangkutan yang akan
dipilih dalam tambang bawah. Factor – factor tersebut adalah :

1. Kondisi Alam
1. jumlah cadangan batubara
2. kondisi lapisan batubara
3. kondisi geologis
2. Rencana Penambangan
1. metode penambangan
2. metode penggalian
3. jarak pentransportasian
4. jenis alat transportasi
5. tempat penggunaan material
6. jumlah yang ditransportasikan
7. skala produksi
8. rencana jangka panjang
3. Penyediaan Modal
1. penganggaran biaya
2. modal tahunan
3. besar total investasi
4. Teknologi
1. teknologi baru
2. teknologi yang telah diaktualisasikan
3. resiko

 Skip Hoisting
Skip merupakan salah satu alat angkut pada tambang bawah tanah yang digunakan
pada pengangkutan material melalui shaft. Skip merupakan semacam lori yang di tarik
oleh kabel untuk mengangkut bijih.

Penerapan skip lebih lebih efisien dibandingkan dengan cage, dengan cycle time
singkat. dipakai pada pengangkutan material melalui shaft. Skip umumnya digunakan
pada “METAL MINING” baik pada shaft vertical atau miring. Cara Pemuatan ore ke skip
ada 2 cara, yaitu :

1. Dari ore di jatuhkan oleh wheel loader ke ore bin melalalui chute gate selanjutnya
di bawa ke skip dan di angkut ke permukaan.
2. Dari ore di bawa oleh oleh whell loader ke lori selanjutnya langsung di bawa ke
skip dan di angkut ke permukaan.

Pada Skip hoisting diperlukan pocket berkapasitas tertentu di dasar vertikal shaft dan
mulut terowongan, tetapi karena bobot matinya lebih kecil dari pada cage hoisting dan
karena pemuatan serta pembongkarannya dilakukan dengan alat otomatik, maka
diantara fasilitas yang digunakan akhir-akhir ini, ia termasuk fasilitas yang pekerja di
dasar shaft dan mulut tambang dalam cukup 1-2 orang, sehingga biaya operasinya
lebih rendah dari pada cage hoisting. Selain itu, tidak diperlukan waktu untuk
pengendalian lori batubara, serta mempunyai keunggulan lain, yaitu jumlah angkutan
yang dikerek setiap kali juga banyak, sehingga kapasitas hoistingnya tinggi. Namun,
dilain pihak sulit menaik-turunkan pekerja berjumlah besar.

Gambar 3 Penampakan Layout Penggunaan Skip Hoisting

Biarpun di bagian atas skip dilengkapi dengan dek untuk menaik-turunkan pekerja,
kapasitas sekali angkutnya paling-paling belasan orang saja. Selain itu, transportasi
bahan dan limbah hampir tidak mungkin dilakukan. Sedangkan, persentase degradasi
(menjadi serbuk) batubara sedikit meningkat bila dibanding cage hoisting, namun saat
ini hampir tidak menjadi masalah. Selain itu, pada waktu pemuatan di dasar vertikal
shaft dan pembongkaran di mulut tambang dalam mudah timbul debu batubara, tetapi
hal ini dapat dicegah dengan menempatkan dust collector.

Apakah pada vertikal shaft akan digunakan cage hoisting atau skip hoisting adalah
masalah besar. Namun, kalau kita mempertimbangkan transportasi pekerja, bahan dan
limbah, maka harus menggunakan cage hoisting. Oleh karena itu, pada vertikal shaft
skala besar, pernah digunakan cage hoisting dan skip hoisting bersama-sama pada
satu vertikal shaft dengan membuat diameter dalamnya menjadi 6,5-7,5 m.

Dalam mempertimbangkan metode hoisting yang tepat, perlunya membandingkan


antara skip hoisting dan cage hoisting. Keuntungan dari penggunaan skip hoisting
adalah :

1. Kapasitas per mine shaft yang lebih besar


2. Mudah untuk memperbesar kapasitas untuk mendukung penambahan produksi
3. Konsumsi power yang rendah sehingga cost per ton juga ikut rendah
4. Cost pekerja per ton yang rendah

1. Untuk output yang sama, perputaran hoisting lebih smooth dan kecepatan rope
yang rendah
1. Digunakan sampai akhie penambangan
2. Ratio pemuatan yang lebih besar

Selain keuntungan di atas, penggunaan skip hoisting juga mengakibatkan kerugian,


antara lain:

1. Cost instalasi dan perawatan sangat tinggi


2. Kerusakan bahan galian pada saat pengangkutan semakin besar
3. Kesulitan dalam menghandling pekerja, material dan residu penambangan
4. Susah dalam merawat skip
5. Produksi debu yang semakin bertambah

Gambar 4 Skip Hoisting

 Model Optimasi Untuk Sistem Pengangkatan Tambang

Penyeleksian peralatan yang akan digunakan dalam merencanakan hoisint plant pada
shaft akan menjadi suatu permasalahan yang kompleks untuk para engineer dimana
tidak ada perhitungan yang pasti dan metode yang fleksibel sehingga perencanaan
sistem angkat tergantung pada kebutuhan untuk penambangan. Ketika mendesain
hoisting plant harus memperhatikan gaya statis selama bergerak, dengan mengganti
rates 1 siklus pengangkatan dan gaya dinamis yang terjadi maka akan menghasilkan
perubahan kecepatan perpindahan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat merencanakan system hoisting,
yaitu diagram kinematika dimana diagram ini memerlukan konsumsi energi minimal
dalam 1 siklus, di mana dapat dicari dengan menggunakan rumus :

Di nama :
H : kedalaman hoist

t2 : waktu perpindahan dengan rate konstan

µ : ratio antara waktu perpindahan dengan rate konstan dengan jumlah


waktu perpindahan di mana direkomendasikan nilai ini ≥ 0,6

adop : maksimum percepatan yang diperbolehkan

vdop : maksimum kecepatan yang diperbolehkan

ρdop : maksimum nilai turunan dari jarak per waktu

Ketika system angkat mempunyai radius yang konstan, gaya dari drum dapat dicari
dengan menggunakan persamaan:

Di mana :

g : percepatan gravity

k : koefisien gesek

Q1 : massa rope per meter

M : massa system hoisting

Optimasi Kriteria

Dalam kasus system hoisting dengan radius headframe dari rope yang konstan, jumlah
panas terpisah dalam 1 siklus dapat dicari dengan persamaan :

C adalah koefisien

Berdasarkan dari kriteria tersebut, maka untuk mencari konsumsi listrik yang
dibutuhkan dapat menggunakan persamaan :

Di mana :
Kurva Integral dari Fungsi A

Untuk menjelaskan fungsi dari turunan pertama, dapat menggunakan persamaan Eular
Poisson di mana :

Dari persamaan di atas maka dapat disederhanakan menjadi :

Di mana :

Untuk balanced hoisting. Solusi dari persamaan untuk mencari kecepatan, percepatan
dan turunan ketiga untuk jarak per waktu dapat menggunakan persamaan :

Untuk Unbalanced hoisting, persamaan untuk mencari kecepatan, percepatan dan


turunan ketiga untuk jarak per waktu dapat menggunakan persamaan :

Di mana :
Jika overweight Hoisting, persamaan untuk mencari kecepatan, percepatan dan turunan
ketiga untuk jarak per waktu dapat menggunakan persamaan :

Model Optimasi

Setelah mendapatkan persamaan dasar, kurva integral fungsi a maka untuk


mengoptimasi model three periode hoisting cycle dapat menggunakan persamaan:

Kondisi awal dan akhir dari siklus :

Untuk kondisi per periode

Di periode pertama
Pada Periode Kedua

Pada periode ketiga

 Daftar Pustaka

Hoskin AJ. 1925. A Study Of Skip Hoisting At Illinois Coal Mines. Illinois :
University Of Illinois

http://dynosidiq.blogspot.com/p/tambang-bawah-tanah.html

http://infotambang.com/tambang-bawah-tanah-ii-p331-86.html
http://rizkimartarozi.blogspot.co.id/2011/03/metode-tambang-bawah-
tanah.html

http://waiiand-miner.blogspot.co.id/2012/06/tambang-bawah-tanah.html

http://www.najibpanjah.com/2011/02/tambang-bawah-tanah-underground-
mine.html

Zajic B. 1995. Optimization Model For A Mine Hoisting System Cycle.


Yugoslavia : University Of Yugoslavia

Anda mungkin juga menyukai