Anda di halaman 1dari 14

STEP 7

1. Apa yg dimaksud dengan gangguan jiwa?

 Gangguan Jiwa adalah suatu sindroma/pola prilaku atau psikologis


yg secara klinis bermakna, disertai adanya penderitaan (gejala yg
menyakitkan) atau kecacatan (ggn fungsi) atau dg peningkatan
resiko yg bermakna atau kehilangan kebebasan secara penting,
apapun penyebabnya dianggap sebagai manifestasi dari disfungsi
perilaku, psikologis atau biologis pd individu (DSM-IV).
 Istilah yang digunakan adalah Gangguan Jiwa atau gangguan
mental (mental disorder) tidak mengenal istilah penyakit jiwa
(mental illnes atau mental disease)
 Kriteria Gangguan jiwa :
o Adanya gejala klinis yang bermakna
 Sindrom atau pola perilaku
 Sindrom atau pola psikologi
o Gejala klinis menimbulkan distress (rasa nyeri, tdk nyaman
dll)
o Gejala klinis menimbulkan disability (ketidakmampua dalam
perawatan diri, dll)
PPDGJ III
Fungsi jiwa :
1. Persepsi
Memiliki arti pengertian, pemahaman, dan tafsiran tentang suatu hal tertentu.
Merupakan hasil interaksi dua pihak yaitu satu pihak : rangsang sensoris yang
tertuju kepadanya dan di pihak lain : faktor-faktor pengaruh (biologi, sosial,
psikologi) yang mengatur atau mengolah rangsang itu secara intrapsikik

2. Proses Berpikir
Suatu proses intra psikik yang meliputi pengolahan dari berbagai fikiran dan
faham dengan jalan membayangkan. Mengkhayalkan, memahami,
membandingkan dan menarik kesimpulan sehingga terjadi fikiran dan faham baru.
Yang diperhatikan :
 Bentuk Pikiran
 Progresi / kelancaran / arus pikiran
 Isi pikiran

3. Keadaan afektif dan reaksi emosional


a. Keadaan afektif atau suasana perasaan
Suatu corak perasaan yang sifatnya agak menetap (konstan) dan biasanya
berlangsung untuk waktu yang lama. Dalam keadaan afektif yang normal,
suatu corak perasaan orang selalu sesuai dengan suasana lingkungan
b. Reaksi emosionil
Suatu corak perasaan yang sifatnya dapat berkembang dan surut serta dapat
terjadi dalam waktu yang relatif pendek. Tak jarang corak perasaan ini
dilahirkan dengan keras dan mengandung segi fisik disamping bersifat psikik
Komponen fisik :
 Kenaikan tek.darah
 Keluar keringat berlebihan
 Bergeraknya otot-otot mimik dan otot-otot yang lain
 Peristaltik usus dan lambung meningkat
 Dilatasi pembuluh darah pada muka kepala (muka merah)
 Konstriksin pembuluh darah muka kepala (muka pucat)

4. Sikap dan tingkah laku


Sikap (attitude) : suatu keadaan yang statisjadi non dinamis, dalam arti kata bahwa
gerakan-gerakan badan pada umumnya agak terbatas
Tingkah laku (behavior) : bercorak gerak gerik motorik dan aktivitas, terutama
kaki dan tangan pemcerita

(Psikiatri, Simptomatologi II Fk Undip)

2. Bagaimana perbedaan dari gangguan jiwa berat dan ringan?


N Factor psikosis neurosis
o
1 Perilaku umum Gangguan terjadi pd seluruh Gangguan
kepribadian,tidak ada kontak terjadi pada
dengan realitas sebagian
kepribadian,ko
ntak engan
realitas masih
ada
2 Gejala gejala Bervariasi Gejala
luas,waham,halusinasi,kedangk psikologis dan
alan emosi yang terjadi terus somatic bisa
menerus bervariasi,ttpi
bersifat
temporer dan
ringan
3 orientasi Mengalami disorientasi Tidak atau
jarang
4 Insight Tidak memahami dirinya sakit Memahami
dirinya sakit
5 Resiko sosial Perilaku penderita dapat Tidak
membahayakan orang lain dan membahayakan
dirinya sendiri
6 Penyembuh Memerlukan perawatan di Tidak begitu
an rs,penyembuhan seperti memerlukan
semula sulit dicapai perawatan di rs
dan
penyembuhan
sepeti semula
mungkin untuk
dicapai
Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III. Jakarta:
Departemen Kesehatan; 1993

3. Apa saja yg dinilai dalam pemmeriksaan status mental?

Struktur pemeriksaan status mental adalah :


1. Gambaran umum (penampilan, perilaku & aktivitas psikomotor, &
sikap terhadap pemeriksa)
2. Mood, afek & kesesuaian
3. Karakteristik bicara
4. Gangguan persepsi
5. Isi & proses pikir
6. Sensorium & kognisi
a. Kesadaran
b. Orientasi & memori
c. Konsentrasi & perhatian
d. Kemampuan membaca & menulis
e. Kemampuan visuospasial
f. Pikiran abstrak
g. Kecerdasan & intelegensia
7. Pengendalian impuls
8. Pertimbangan & tilikan
9. Reliabilitas (keterpercayaan)

4. Apa perbedaan halusinasi dan waham?


Perbedaan halusinasi, ilusi, delusi

halusinasi Ilusi waham


Objek Tanpa objek Ada objek Tanpa objek
Panca indera Terkait dgn panca Terkait dgn panca tidak terkait dgn
indra indra panca indra
Keyakinan dapat ya ya tidak
dirubah
Bisa terjadi pada ya Ya tidak
orang normal

Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi pada


keadaan kesadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan menilai
realitas.(Sunaryo, 2004)
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang
tidak sesuai dengan kenyataan (Sheila L Vidheak, 2001 : 298).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar (Maramis, 1998).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa ada
rangsangan dari luar ekternal.

Tanda dan Gejala:

1. Bicara, senyum, tertawa sendiri


2. Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup (mencium)
dan merasa suatu yang tidak nyata.
3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
5. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.
6. Sikap curiga dan saling bermusuhan.
7. Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.
8. Menarik diri menghindar dari orang lain.
9. Sulit membuat keputusan.
10. Ketakutan.
11. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi, ganti pakaian,
berhias yang rapi.
12. Mudah tersinggung, jengkel, marah.
13. Menyalahkan diri atau orang lain.
14. Muka marah kadang pucat.
15. Ekspresi wajah tegang.
16. Tekanan darah meningkat.
17. Nafas terengah-engah.
18. Nadi cepat
19. Banyak keringat.
Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan sensori perseptual: halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

5. Apa saja macam dari waham?


 WAHAM
 Adl suatu keyakinan atau pikiran yg salah karena bertentangan dg kenyataan
 Sifat atau ciri2 waham :
1. Buah pikiran ini selalu mengenai diri sendiri atau egosentris
2. Selalu bertentangan dengan realitas
3. Selalu bertentangan dg logika
4. Penderita percaya 100% terhadap kebenaran pikiran
5. Tidak dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dg jalan yg logis dan rasional
 Jenis – jenis waham :
 Waham dikejar : penderita merasa dikejar2 olah orang lain
 Waham curiga : penderita merasa selalu di sindir oleh orang lain.
 Wahampersekutorik : penderita merasa diganggu, ditipu atau disiksa oleh
orang lain
 Waham curiga : pasien merasa selalu disindir oleh orang lain (curiga
terhadap sekitar, cth : orang lain tersenyum, tetapi diartikan spt menyindir
dirinya)
 Waham cemburu : pasien merasa sll cemburu pd orang lain, cth :
penderita sll cemburu dg pasangannya (berlebihan)
 Waham hipokondria : keprihatinan yg berlebihan ttg kesehatan pasien yg
didasarkan bukan pd patologi organic yg nyata.
 Waham somatic : keyakinan palsu menyangkut fungsi tubuh pasian, cth :
keyakianan bahwa otak penderita mencair, jantung bocor²

Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP

6. Jelaskan proses terjadinya waham (patofisiologi)?


Kaitan dengan lobus frontal, amigdala, neurotransmitter (dopamine)
Dopamine eningkat bisa mengakibatkan waham, penyakit Parkinson
diberi L-dopa, efek dopamine berlebih mengakibatkan waham
Peran dopamine, serotonin,

7. Apa saja macam dari halusinasi?


 HALUSINASI
Adl persepsi panca-indra tanpa rangsangan pd reseptor2 panca indra (persepsi
tanpa obyek)
a. Mrpkan gejala psikiatrik yang gawat (serius), halusinasi pendengaran sering
dijumpai pd skizofrenia, halusinasi visual sering pd penderita dg psikosa yang
akut
b. Dapat terjadi pada orang normal : halusinasi hypnagogik
c. Jenis2 halusinasi:
1. Halusinasi pendengaran (Akustik)
Sering berbentuk :
 Akoasma : suara2 yg kacau tapi tidak bisa dibedakan secara tegas
 Phonema : suara2 tg berbentuk suara jelas, spt yang berasal sari
mns, shg menderita mendengar kata2 atau kalimat2 ttt.

2. Halusinasi penglihatan (visuil)


 Sering disertai dengan kesadaran menurun atau berkabut
 Khas bnyk dijumpai pd keadaan Delirium ok penyakit infeksiakut atau
psikosa organic.

3. Halusinasi olfaktorik (pembauan)


 Sering didapatkan pd keadaan skizofrenia n keadaan lesi dr lobus
temporalis

4. Halusinasi gustatorif (rasa-lidah/pengecap)


 Halusinasi gustatorif Murni jarang ditemukan, seringnya ditemui
bersama dg Halusinasi olfaktorius

5. Halusinasi taktil (perabaan)


 Sering dijumpai pd keadaan toksik, mis : delirium tremens n jg pd
adiksi kokain.

6. Halusinasi haptik
 Mrpkan swtu persepsi, seolah2 tbh sndr bersentuhan/bersinggungan scr
fisik dg mns lain atau benda lain

7. Halusinasi kinestetik
 Penderita merasa bhw anggota tubuhnya terlepas dr tbhnya, mengalami
perubahan bntk n bergerak sndr.
 Sering dijmpai pd skizofrenia n keadaan2 toksik. Jg keracunan
mescalin psilocybin n d-LSD-25

8. Halusinasi autoskopi
 Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapinya²

Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP


8. Mengapa pasien marah marah dan bicara kacau sejak 10 hari yg lalu?
a. Neurotransmitter pada gangguan jiwa menurun (serotonin menurun,
menyebabkan marahnya meluap luap)
b. Amin biogenic (GABA, serotonin, dopamine), jika serotonin menurun akan
mempengaruhi pusat limbic sehingga emosinya tidak stabil.

Skizofrenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak. Pada otak terjadi proses
penyampaian pesan secara kimiawi (neurotransmitter) yang akan meneruskan pesan
sekitar otak. Pada penderita skizofrenia, produksi neurotransmitter-dopamin- berlebihan,
sedangkan kadar dopamin tersebut berperan penting pada perasaan senang dan
pengalaman mood yang berbeda. Bila kadar dopamin tidak seimbang ;berlebihan atau
kurang; penderita dapat mengalami gejala positif dan negatif seperti yang disebutkan di
atas. Penyebab ketidakseimbangan dopamin ini masih belum diketahui atau dimengerti
sepenuhnya. Pada kenyataannya, awal terjadinya skizofrenia kemungkinan disebabkan
oleh kombinasi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi
terjadinya skizofrenia, antara lain: sejarah keluarga, tumbuh kembang ditengah-tengah
kota, penyalahgunaan obat seperti amphetamine, stres yang berlebihan, dan komplikasi
kehamilan.

SUMBER : Psikiatri Simtomatologi, FK UNDIP Semarang

Ketidakseimbangan Neurokimia (neurotransmitter)


Skizofrenia memiliki basis biologis, seperti halnya penyakit kanker dan diabetes. Penyakit ini
muncul karena ketidakseimbangan yang terjadi pada dopamine, yakni salah satu sel kimia
dalam otak (neurotransmitter). Otak sendiri terbentuk dari sel saraf yang disebut neuron dan
kimia yang disebut neurotransmitter.
Penelitian terbaru bahkan menunjukkan serotonin, norepinefrin, glutamate, dan GABA juga
berperan dalam menimbulkan gejala-gejala skizofrenia. Majorie Wallace, pimpinan eksekutif
yayasan Skizofrenia SANE, London, berkomentar bahwa, di dalam otak terdapat miliaran
sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima
pesan dari sambungan sel lainnya. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang
disebut neurotransmitter yang menbawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung
sambungan sel yang lain. Di dalam otak penderita skizofrenia, terdapat kesalahan atau
kerusakan pada sistem komunikasi tersebut. Biasanya mereka mengalami halusinasi.
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu
menginterpretasikan dan merespons pesan atau rangsangan yang datang. Penderita
skizofrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada,
atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala
yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya.

Psikiatri Simtomatologi, FK UNDIP Semarang


9. Mengapa dia mengalami waham paranoid dan halusinasi akustik
phenoma?
Ketidakseimbangan Neurokimia (neurotransmitter)
Skizofrenia memiliki basis biologis, seperti halnya penyakit kanker dan diabetes. Penyakit ini
muncul karena ketidakseimbangan yang terjadi pada dopamine, yakni salah satu sel kimia
dalam otak (neurotransmitter). Otak sendiri terbentuk dari sel saraf yang disebut neuron dan
kimia yang disebut neurotransmitter.
Penelitian terbaru bahkan menunjukkan serotonin, norepinefrin, glutamate, dan GABA juga
berperan dalam menimbulkan gejala-gejala skizofrenia. Majorie Wallace, pimpinan eksekutif
yayasan Skizofrenia SANE, London, berkomentar bahwa, di dalam otak terdapat miliaran
sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima
pesan dari sambungan sel lainnya. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang
disebut neurotransmitter yang menbawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung
sambungan sel yang lain. Di dalam otak penderita skizofrenia, terdapat kesalahan atau
kerusakan pada sistem komunikasi tersebut. Biasanya mereka mengalami halusinasi.
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu
menginterpretasikan dan merespons pesan atau rangsangan yang datang. Penderita
skizofrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada,
atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala
yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya.

Psikiatri Simtomatologi, FK UNDIP Semarang

10.Apa hubungan ditinggal menikah oleh calon suami dengan keluhan


pasien?
a. Neurotransmitter pada gangguan jiwa menurun (serotonin menurun,
menyebabkan marahnya meluap luap)
b. Amin biogenic (GABA, serotonin, dopamine), jika serotonin menurun akan
mempengaruhi pusat limbic sehingga emosinya tidak stabil.

Skizofrenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak. Pada otak terjadi proses
penyampaian pesan secara kimiawi (neurotransmitter) yang akan meneruskan pesan
sekitar otak. Pada penderita skizofrenia, produksi neurotransmitter-dopamin- berlebihan,
sedangkan kadar dopamin tersebut berperan penting pada perasaan senang dan
pengalaman mood yang berbeda. Bila kadar dopamin tidak seimbang ;berlebihan atau
kurang; penderita dapat mengalami gejala positif dan negatif seperti yang disebutkan di
atas. Penyebab ketidakseimbangan dopamin ini masih belum diketahui atau dimengerti
sepenuhnya. Pada kenyataannya, awal terjadinya skizofrenia kemungkinan disebabkan
oleh kombinasi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi
terjadinya skizofrenia, antara lain: sejarah keluarga, tumbuh kembang ditengah-tengah
kota, penyalahgunaan obat seperti amphetamine, stres yang berlebihan, dan komplikasi
kehamilan.
SUMBER : Psikiatri Simtomatologi, FK UNDIP Semarang

Ketidakseimbangan Neurokimia (neurotransmitter)


Skizofrenia memiliki basis biologis, seperti halnya penyakit kanker dan diabetes. Penyakit ini
muncul karena ketidakseimbangan yang terjadi pada dopamine, yakni salah satu sel kimia
dalam otak (neurotransmitter). Otak sendiri terbentuk dari sel saraf yang disebut neuron dan
kimia yang disebut neurotransmitter.
Penelitian terbaru bahkan menunjukkan serotonin, norepinefrin, glutamate, dan GABA juga
berperan dalam menimbulkan gejala-gejala skizofrenia. Majorie Wallace, pimpinan eksekutif
yayasan Skizofrenia SANE, London, berkomentar bahwa, di dalam otak terdapat miliaran
sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima
pesan dari sambungan sel lainnya. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang
disebut neurotransmitter yang menbawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung
sambungan sel yang lain. Di dalam otak penderita skizofrenia, terdapat kesalahan atau
kerusakan pada sistem komunikasi tersebut. Biasanya mereka mengalami halusinasi.
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu
menginterpretasikan dan merespons pesan atau rangsangan yang datang. Penderita
skizofrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada,
atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala
yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya.

Psikiatri Simtomatologi, FK UNDIP Semarang

11.Apa saja macam macam fungsi global dan apa saja yg dinilai?
Aksis V digunakan untuk melaporkan penilaian ahli mengenai taraf berfungsinya
seseorang secara menyeluruh. Informasi tentang GAF (Global Assessment of
Functioning), berguna untuk merencanakan penanganan, mengukur dampak
pengobatan serta meramalkan hasil terapi dan taraf pemulihan.
Skor
 100-91= gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang
tak tertanggulangi.
 90-81= gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian yang biasa
 80-71= gejala sementara & dapat diatasi,disabilitas ringan dalam
social,pekerjaan, sekolahan dll.
 70-61= beberapa gejala ringan & menetap,disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik
 60-51= gejala sedang( moderate),disabilitas sedang
 50-41= gejala berat (serious), disabilitas berat
 40-31= beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi,disabilitas berat dalam beberapa fungsi
 30-21= disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak
mampu berfungsi hamper semua bidang.
 20-11= bahaya mencenderai diri/orang lain,disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri
 10-01= idem, persisten dan lebih serius
 0=informasi tidak adekuat

NILAI GAF GEJALA GANGGUAN FUNGSI MASALAH

100-91 - - -

90-81 + (minimal) - -

80-71 ++ (dpt diatasi) + -

70-61 +++ (ringan menetap) + -

60-51 ++++ (sedang) ++ (sedang) +

50-41 +++++ (berat) +++ (berat) ++ (berat)

Komunikasi baik

40-31 +++++ (berat) +++ (berat) ++ (berat)

Gangguan Komunikasi ringan

30-21 +++++ (berat) +++ (berat) ++ (berat)

Gangguan Komunikasi berat


20-11 +++++ (berat) +++ (berat) Mencederai diri/or lain

Gangguan Komunikasi berat

10-1 +++++ (berat) +++ (berat) persisten

Gangguan Komunikasi berat

12.Mengapa dokter menanyakan riwayat penyakit medis umum dan


penggunaan zat psikoaktif?
13.Pemeriksaan fisik dan laboratorium apa yg diperlukan?
14.Apa saja golongan obat yg masuk dalam anti psikotik?
 Gnerasi 1: blok dopamine utamanya D2
o Fenotiazin
o Prorkomazin
o Flufenazin
o Butirofenon
o haloperidol
 Generasi 2: blok dopamine dn serotonin
o Antiprazol
o Quetiapin
15.Bagaimana bentuk dari terapi psikososial?

1. Psikofarmakologi
Penanganan penderita gangguan jiwa dengan cara ini adalah dengan memberikan terapi obat-
obatan yang akan ditujukan pada gangguan fungsi neuro-transmitter sehingga gejala-gejala
klinis tadi dapat dihilangkan. Terapi obat diberikan dalam jangka waktu relatif lama, berbulan
bahkan bertahun.

2. Psikoterapi
Terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan
telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan
pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi
suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak
merasa putus asa dan semangat juangnya.

Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya


memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapi rekonstruktif dimaksudkan untuk
memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan menjadi kepribadian utuh
seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi
kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilai
moral etika. Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang
terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluarga dimaksudkan
untuk memulihkan penderita dan keluarganya (Maramis, 1990)

3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan
sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga
tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya
masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka( Hawari, 2007).

4. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa,
mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci. Menurut
Ramachandran dalam Yosep( 2007), telah mengatakan serangkaian penenelitian terhadap
pasien pasca epilepsi sebagian besar mengungkapkan pengalaman spiritualnya sehingga semua
yang dirasa menjadi sirna dan menemukan kebenaran tertinggi yang tidak dialami pikiran biasa
merasa berdekatan dengan cahaya illahi.

5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali kekeluarga dan
masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu
rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; dengan
terapi kelompok yang bertujuan membebaskan penderita dari stress dan dapat membantu agar
dapat mengerti jelas sebab dari kesukaran dan membantu terbentuknya mekanisme pembelaan
yang lebih baik dan dapt diterima oleh keluarga dan masyarakat, menjalankan ibadah
keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai
macam kursus, bercocok tanam, rekreasi (Maramis, 1990). Pada umumnya program rehabilitasi
ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu
evaluasi sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita
akan dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat (Hawari, 2007). Selain itu peran keluarga
juga penting, keluarga adalah orang-orang yang sangat dekat dengan pasien dan dianggap
paling banyak tahu kondisi pasien serta dianggap paling banyak memberi pengaruh pada
pasien. Sehingga keluarga sangat penting artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien.
(Yosep, 2007).

Psikiatri komprehensif. EGC Jakarta.2009

16.Diagnosis dan diagnosis banding ?

Anamnesis
I. Data identifikasi
II. Keluhan utama
III. Riwayat penyakit sekarang
 Onset
 Faktor pencetus
IV. Penyakit sebelumnya
 Psikiatrik
 Medis
 Riwayat alkohol dan zat lain
V. Riwayat pribadi
 Prenatal dan perinatal
 Masa anak-anak awal (sampai 3 tahun)
 Masa anak-anak pertengahan (3-11 tahun)
 Masa anak-anak akhir (puberitas sampai masa remaja)
 Masa dewasa
1. Riwayat pekerjaan
2. Riwayat perkawinan dan hubungan
3. Riwayat militer
4. Riwayat pendidikan
5. Keagamaan
6. Aktivitas Sosial
7. Situasi hidup sekarang
8. Riwayat hukum
 Riwayat psikososial
 Riwayat keluarga
 Mimpi, khayalan, nilai hidup

Teknik wawancara yang umum

1. Dapatkan rapport seawal mungkin pada wawancara


2. Tentukan keluhan utama pasien
3. Gunakan keluhan utama untuk mengembangkan diagnosis banding
sementara
4. Singkirkan dan masukan berbagai kemungkinan diagnostik dengan
menggunakan pertanyaan yang terpusat dan terperinci
5. Ikuti jawaban yang samar-samar atau tak jelas dengan cukup gigih
untuk menentukan akuratnya jawaban
6. Biarkan pasien berbicara dengan cukup bebas untuk mengamati
bagaimana kuatnya oikiran berkaitan
7. Gunakan campuran pertanyaan terbuka dan tertutup
8. Jangan takut menanyakan tentang topik anda atau pasien rasakan sulit
atau memalukan
9. Tanyakan tentang pikiran bunuh diri
10. Berikan pasien kesempatan untuk menanyakan pertanyaan pada akhir
wawancara
11. Simpulkan wawancara awal dengan mendapatkan rasa kepercayaan
dan jika mungkin harapan

(Sinopsis psikiatri, Kaplan dan Sadock)

Anda mungkin juga menyukai