2. Proses Berpikir
Suatu proses intra psikik yang meliputi pengolahan dari berbagai fikiran dan
faham dengan jalan membayangkan. Mengkhayalkan, memahami,
membandingkan dan menarik kesimpulan sehingga terjadi fikiran dan faham baru.
Yang diperhatikan :
Bentuk Pikiran
Progresi / kelancaran / arus pikiran
Isi pikiran
Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa ada
rangsangan dari luar ekternal.
6. Halusinasi haptik
Mrpkan swtu persepsi, seolah2 tbh sndr bersentuhan/bersinggungan scr
fisik dg mns lain atau benda lain
7. Halusinasi kinestetik
Penderita merasa bhw anggota tubuhnya terlepas dr tbhnya, mengalami
perubahan bntk n bergerak sndr.
Sering dijmpai pd skizofrenia n keadaan2 toksik. Jg keracunan
mescalin psilocybin n d-LSD-25
8. Halusinasi autoskopi
Penderita seolah2 melihat dirinya dihadapinya²
Skizofrenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak. Pada otak terjadi proses
penyampaian pesan secara kimiawi (neurotransmitter) yang akan meneruskan pesan
sekitar otak. Pada penderita skizofrenia, produksi neurotransmitter-dopamin- berlebihan,
sedangkan kadar dopamin tersebut berperan penting pada perasaan senang dan
pengalaman mood yang berbeda. Bila kadar dopamin tidak seimbang ;berlebihan atau
kurang; penderita dapat mengalami gejala positif dan negatif seperti yang disebutkan di
atas. Penyebab ketidakseimbangan dopamin ini masih belum diketahui atau dimengerti
sepenuhnya. Pada kenyataannya, awal terjadinya skizofrenia kemungkinan disebabkan
oleh kombinasi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi
terjadinya skizofrenia, antara lain: sejarah keluarga, tumbuh kembang ditengah-tengah
kota, penyalahgunaan obat seperti amphetamine, stres yang berlebihan, dan komplikasi
kehamilan.
Skizofrenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak. Pada otak terjadi proses
penyampaian pesan secara kimiawi (neurotransmitter) yang akan meneruskan pesan
sekitar otak. Pada penderita skizofrenia, produksi neurotransmitter-dopamin- berlebihan,
sedangkan kadar dopamin tersebut berperan penting pada perasaan senang dan
pengalaman mood yang berbeda. Bila kadar dopamin tidak seimbang ;berlebihan atau
kurang; penderita dapat mengalami gejala positif dan negatif seperti yang disebutkan di
atas. Penyebab ketidakseimbangan dopamin ini masih belum diketahui atau dimengerti
sepenuhnya. Pada kenyataannya, awal terjadinya skizofrenia kemungkinan disebabkan
oleh kombinasi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi
terjadinya skizofrenia, antara lain: sejarah keluarga, tumbuh kembang ditengah-tengah
kota, penyalahgunaan obat seperti amphetamine, stres yang berlebihan, dan komplikasi
kehamilan.
SUMBER : Psikiatri Simtomatologi, FK UNDIP Semarang
11.Apa saja macam macam fungsi global dan apa saja yg dinilai?
Aksis V digunakan untuk melaporkan penilaian ahli mengenai taraf berfungsinya
seseorang secara menyeluruh. Informasi tentang GAF (Global Assessment of
Functioning), berguna untuk merencanakan penanganan, mengukur dampak
pengobatan serta meramalkan hasil terapi dan taraf pemulihan.
Skor
100-91= gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang
tak tertanggulangi.
90-81= gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
masalah harian yang biasa
80-71= gejala sementara & dapat diatasi,disabilitas ringan dalam
social,pekerjaan, sekolahan dll.
70-61= beberapa gejala ringan & menetap,disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik
60-51= gejala sedang( moderate),disabilitas sedang
50-41= gejala berat (serious), disabilitas berat
40-31= beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi,disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30-21= disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak
mampu berfungsi hamper semua bidang.
20-11= bahaya mencenderai diri/orang lain,disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri
10-01= idem, persisten dan lebih serius
0=informasi tidak adekuat
100-91 - - -
90-81 + (minimal) - -
Komunikasi baik
1. Psikofarmakologi
Penanganan penderita gangguan jiwa dengan cara ini adalah dengan memberikan terapi obat-
obatan yang akan ditujukan pada gangguan fungsi neuro-transmitter sehingga gejala-gejala
klinis tadi dapat dihilangkan. Terapi obat diberikan dalam jangka waktu relatif lama, berbulan
bahkan bertahun.
2. Psikoterapi
Terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi psikofarmaka dan
telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas sudah kembali pulih dan
pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi
suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak
merasa putus asa dan semangat juangnya.
3. Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan
sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga
tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi psikososial ini hendaknya
masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka( Hawari, 2007).
4. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa,
mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah keagamaan, kajian kitab suci. Menurut
Ramachandran dalam Yosep( 2007), telah mengatakan serangkaian penenelitian terhadap
pasien pasca epilepsi sebagian besar mengungkapkan pengalaman spiritualnya sehingga semua
yang dirasa menjadi sirna dan menemukan kebenaran tertinggi yang tidak dialami pikiran biasa
merasa berdekatan dengan cahaya illahi.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali kekeluarga dan
masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu
rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; dengan
terapi kelompok yang bertujuan membebaskan penderita dari stress dan dapat membantu agar
dapat mengerti jelas sebab dari kesukaran dan membantu terbentuknya mekanisme pembelaan
yang lebih baik dan dapt diterima oleh keluarga dan masyarakat, menjalankan ibadah
keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai
macam kursus, bercocok tanam, rekreasi (Maramis, 1990). Pada umumnya program rehabilitasi
ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu
evaluasi sebelum penderita mengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita
akan dikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat (Hawari, 2007). Selain itu peran keluarga
juga penting, keluarga adalah orang-orang yang sangat dekat dengan pasien dan dianggap
paling banyak tahu kondisi pasien serta dianggap paling banyak memberi pengaruh pada
pasien. Sehingga keluarga sangat penting artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien.
(Yosep, 2007).
Anamnesis
I. Data identifikasi
II. Keluhan utama
III. Riwayat penyakit sekarang
Onset
Faktor pencetus
IV. Penyakit sebelumnya
Psikiatrik
Medis
Riwayat alkohol dan zat lain
V. Riwayat pribadi
Prenatal dan perinatal
Masa anak-anak awal (sampai 3 tahun)
Masa anak-anak pertengahan (3-11 tahun)
Masa anak-anak akhir (puberitas sampai masa remaja)
Masa dewasa
1. Riwayat pekerjaan
2. Riwayat perkawinan dan hubungan
3. Riwayat militer
4. Riwayat pendidikan
5. Keagamaan
6. Aktivitas Sosial
7. Situasi hidup sekarang
8. Riwayat hukum
Riwayat psikososial
Riwayat keluarga
Mimpi, khayalan, nilai hidup