Anda di halaman 1dari 3

IMUNISASI MR

(CAMPAK DAN RUBELLA)


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 3 halaman
Tanda Tangan :
Puskesmas dr. Syaifuddin Noor
Sanur NIP.197207052003121010
..................................
1. Pengertian a. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila
suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.
b. Penyakit campak (measles) adalah penyakit menular disebabkan oleh virus
yang ditandai dengan gejala seperti : Demam, Bercak kemerahan, Batuk,
Pilek, Konjungtivitis, Ruam (muka, leher, tangan serta kaki).
c. Penyakit rubella adalah penyakit dengan tingkat penularan sangat tinggi
ditandai dengan gejala Demam dan Ruam ringan (50% kasus tidak
bergejala).
d. Virus rubella dapat menyebar melalui plasenta dan menginfeksi janin
sehingga mengakibatkan abortus atau congenital rubella syndrome (CSR).
2. Tujuan a. Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit –
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
b. Mengeliminasi campak dan pengendalian rubella pada usia anak 9 bulan
sampai dengan <15 tahun.
c. Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara
cepat.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sanur No.
tentang Pencegahan dan pengendalian Penyakit Campak Dan Rubella.
4. Referensi a. Undang – Undang Dasar 45 Pasal 28 B ayat 2 dan 28 H ayat 2.
b. Undang – Undang Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014.
c. Undang – Undang kesehatan No. 36 Tahun 2009.
d. Undang – Undang Pemerintah Daerah No. 23 Tahun 2014.
5. Alat dan a. Data sasaran.
Bahan b. Form Screening.
c. Vaksin MR ( 10 dosis per vial ).
d. Disposibble Syringe dan needle (sekali per anak).
6. Langkah- a. Peran Guru
langkah 1. Memberikan informasi pada orang tua/ wali murid melalui pertemuan
orang tua murid atau surat edaran tentang waktu pelaksanaan imunisasi.
2. Membantu memberikan penyuluhan tentang manfaat imunisasi kepada
orang tua/ wali murid.
3. Memberikan data murid sasaran yang akan diberikan imunisasi termasuk
data anak putus sekolah.
4. Menyeleksi anak umur <15 tahun dan anak yang sedang sakit atau tidak
masuk dengan alasan lainnya.
5. Membantu menyiapkan ruangan penyuntikan dan ruang tunggu setelah
penyuntikan.
6. Membantu mengatur alur pelayanan imunisasi.
7. Membantu mencatat hasil imunisasi dan memberikan tanda pada ujung
jari bawah kelingking kiri dengan spidol marker.
8. Melaporkan kepada petugas bila ditemukan kasus diduga KIPI.
b. Peran Tenaga Kesehatan
1. Memastikan sasaran anak 9 bulan sampai <15 tahun telah menerima
imunisasi MR.
2. Memastikan kondisi vaksin terpelihara dengan baik (suhu 2 – 8 derajat
celsius.
3.
Memastikan vaksin dan pelarut berasal dari pabrik yang sama dan
memeriksa tanggal kadaluarsa.
4. Memeriksa kondisi VVM vaksin MR (pastikan dalam konsisi A dan B).
5. Melarutkan vaksin dan mencatat waktu pelarutan tiap vial.
6. Memberikan penyuntikan vaksin MR dengan benar (subkutan).
7. Melakukan pengolahan limbah imunisasi secara aman (tajam dan tidak
tajam).
8. Memantau dan menangani bila terjadi kasus KIPI.
9. Memeriksa register pelaksanaan imunisasi dan melengkapinya pada
akhir kegiatan.
10. Mengawasi dan membina guru dan kader dalam melaksanakan
tugasnya.
11. Menunggu di tempat pelayanan minimal 30 menit untuk merespon jika
ada kasus KIPI.
12. Berkoordinasi denga pihak setempat setelah pelaksanaan kegiatan.
c. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
1. Reaksi lokal :
 Nyeri di lokasi suntikan.
 Bengkak di lokasi suntikan.
 Merah di lokasi suntikan.
2. Reaksi sistemik :
 Demam selama 5 hari (hari ke 5 - 6 paca imunisasi).
 Malaise.
 Kulit bintik-bintik merah selama 2-4 hari (hari ke 7 - 10 pasca
imunisasi).
3. Anafilaksis (serius).
4. Penanggulangan :
 Demam, nyeri : beri obat demam / nyeri.
 Demam, gelisah : minum sering, memakai baju tipis.
 Kulit bintik - bintik merah : Mandi, beri bedak.
5. Reaksi kecemasan ringan ditandai dengan :
 Pingsan.
 Ekspresi wajah yang penuh kecemasan dan pucat.
 Gejala – gejala hiperventilasi.
 Sakit kepala ringan.
 Pusing.
 Kesemutan (tangan dan mulut).

7. Diagram Alur

8. Dokumen a. SK Kepala Puskesmas.


terkait
9. Unit Terkait a. Kepala Puskesmas.
b. Camat.
c. Kepala desa.
d. Kepala Sekolah.
e. Kader.
f. Orang Tua/ Wali.
g. Tim Pelaksana.
10. Hal yang - Sweeping dilaksanakan sebelum pelaksanaan imunisasi.
perlu - Daftar anak yang menjadi sasaran.
diperhatikan - Setiap anak yang datang untuk mendapatkan imunisasi MR harus
diberikan imunisasi MR walaupun tidak termasuk dalam daftar.
- Pelaksanaan kegiatan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat.
- Sasaran dan orang tua tetap berada di tempat 30 menit setelah dilakukan
imunisasi.
- Vaksin MR digunakan samapai 6 jam setelah dilarutkan selama tetap
disimpan pada suhu 2-8 derajat celsius.
- Pemberian imunisasi ditunda pada keadaan : Demam, Batuk pilek dan
Diare.
- Kasus KIPI serius : Anafilaksis.
- Kontra Indikasi :
1. Individu dalam terapi kortokosteroid, Imunosupresan dan
radioterapi.
2. Wanita Hamil.
3. Leukemia, Anemia berat dan kelainan darah lainnya.
4. Kelainan fungsi ginjal berat.
5. Decompensation cordis/ gagal jantung.
6. Setelah transfusi darah.
7. Alergi vaksin (Neomycin).
11. Rekaman Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Historis tanggal
1

Anda mungkin juga menyukai