Anda di halaman 1dari 98

PEMBERIAN IMUNISASI

MEASLES RUBELLA (MR)


No.Dokumen : 440/2140/PKM-NGS/SOP/III/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 23-03-2020
Halaman :1/5
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Vaksin Measles Rubella (MR) adalah vaksin hiudp yang dilemahkan (live
attenuated berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah dosis
per vial, setiap dosis vaksin MR mengandung : 1000 CCID50 virus rubella.
2. Tujuan - Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella dengan
secara cepat
- Memutuskan transmisitransmisi virus campak dan rubella
- Menurunkan angka kesakitan campak dan rubella
- Menurunkan angka kejadian congenital rubella syndrome (CRS)
3. Kebijakan 1. Undang – undang nowor 23 tahun 2002 tentang perlindunagn anak
2. Peraturan Menteri kesehatan No 12 tahun 2017 tentang peyelenggaraan
imunisasi.
3. PMK Nomor 25 tahun 2014 tentang upaya kesahatan anak.
4. Petunjuk teknis kampanye imunisasi measles rubella (MR) kementerian
kesehatan RI Tahun 2017
4. Referensi Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi MR. Kemeterian Kesehatan Republik
Indonesia,2017
5. Prosedur 1. Alat
a. Spuit ADS 0,5 ml dan 5 ml
b. Kapas
c. Vaccine carrier
d. Coldpack dingin
e. Blanko informed concent
f. Formulir pencatatan dan pelaporan
g. Formulir pelaporan kipi
h. Safety box
i. Alat tulis
j. Hand soap/hand santizer
k. Masker
l. Handscoen
m. Anafilaktik kit
n. Kantong limbah medis untuk vial vaksin habis pakai
o. Kantong / tempat sampah untuk limbah non medis
2. Bahan :
a. Vaksin MR dan Pelarut
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Baju hazmat
6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan
langkah 2. Petugas memakai APD
3. Tenaga kesehatan memeanggil orang tua dan anaknya satu persatu
mempersilahkan duduk dengan menjaga jarak minimal 1 meter
4. Petugas memastikan sasaran sesuai untuk menerima imunisasi MR
5. Petugas memastikan orang tua anak menandatangani informed consent

6. Petugas memastikan klien dalam keadaan sehat dan tidak ada kontra
indikasi penyuntikan serta berada dalam posisi siap divaksinasi
7. Petugas memastikan VVM vaksin dalam kondisi A dan B, vaksin, pelarut
dan Spuit belum kadaluarsa, vaksin dan pelarut harus memiliki suhu

Page 1 of 98
yang sama (2-8 derajat celcius) menuliskan waktu vaksin dilarutkan lalu
memastikan masa pakai vaksin < 6 jam
8. Petugas mengambil vaksin yang telah di larutkan dengan cara
memasukan jarum ke dalam vial vaksin dan pastikan ujung jarum selalu
berada di bawah permukaan larutan vaksin sehingga tidak ada udara
yang masuk.

9. Petugas menarik torak perlahan lahan agar larutan vaksin masuk


kedalam spuit dan mengeluarkan udara yang tersisa udara yang tersisa
dengan cara mengetuk spuit, mendorong torak sampai sekala 0,5 ml,
kemudian cabut jarum dari pial
10. Petugas membersihkan kulit tempat yang akan disuntiuk dengan kapas
kering sekali pakai atau kapas yang dibasahi dengan air matang tunggu
hingga kering apabila lengan anak tampak kotor diminta untuk
dibersihkan dahulu
11. Petugas melakukan penyutikan secara subkutan pada otot deltoid
lengan kiri atas dengan dosis 0,5 ml (sudut kemiringan penyuntikan 45
derajat)
12. Setelah vaksin disuntikan, jarum ditarik keluar kemudian ambil kapas lalu
ditekan pada lokasi suntikan
13. Jarum suntik habis pakai dibuang ke safety box dengan tanpa menutup
kembali jarum. Vaksin yang sudah terpakai dalam sampah lain
dimasukan dalam kantong plastic khusus medis
14. Petugas melakukan pencucian tangan setelah penyuntikan selesai
15. Memantau dan menangani kasus KIPI
16. Memerikasa dan melengkapi register pelaksaan imunisasi, menulis no
batch vaksin yang diberikan serta tanggal kadaluarsa
17. Petugas menunggu ditempat pelayanan minimal 30 menit untuk
merespon adanya kasus KIPI

Page 2 of 98
7. Bagan alir
Petugas mencuci tangan

Petugas memakai APD

Tenaga kesehatan memeanggil orang tua dan


anaknya satu persatu mempersilahkan duduk
dengan menjaga jarak minimal 1 meter

Petugas memastikan sasaran sesuai untuk


menerima imunisasi MR

Petugas memastikan orang tua anak


menandatangani informed consent
consent

Petugas memastikan client dalam


keadaan sehat, tidak ada kontra
indikasi penyuntikan dan posisi siap di
vaksinasi

Petugas memastikan VVM vaksin


dalam kondisi A dan B, spuit dan vaksin
belum kadaluarsa, menuliskan waktu
vaksin dilarutkan dan memastikan masa
pemakaian vaksin < 6 jam

Petugas mengambil vaksin yang telah


di larutkan dengan cara memasukan
jarum keadalam vial vaksin dan
pastikan ujung jarum selalu berada
dibawah permukaan larutan vaksin
sehingga tidak ada udara yang masuk

Petugas menarik torak perlahan agar


larutan vaksin masuk kedalam spuit dan
keluarkan udara yang tersisa dengan
cara mengetuk alat suntik dan
mendorong torak sampai skala 0,5 ml,
kemudian cabut jarum dan vial

Page 3 of 98
Petugas membersihkan kulit tempat penyuntikan dengan
kapas kering sekali pakai apabila lengan anak kotor diminta
dibersihkan terlebih dahulu

Petugas melakukan penyuntikan secara subkutan pada


otot deltoid lengan kiri atas dengan dosis pemberian 0,5 ml
(sudut penyuntikan 45 derajat)

Setelah vaksin di suntikan, jarum ditarik keluar kemudian


diambil kapas kering lalu ditekan pada bekas suntikan jika
ada pendarahan kapas tetap ditekan pada lokasi
penyuntikan hingga darah berhenti

Jarum suntik habis pakai di buang ke safety box dengan


tanpa menutup kembali jarum, vial vaksin yang sudah
terpakai dimasukan kedalam kantong khusus limbah medis

Petugas mencuci tangan setelah penyuntikan selesai

Petugas memantau dan menangani kasus KIPI

Memeriksa dan melengkapi register pelaksanaan


imunisasi, menulis nomor batch dan tanggal kadaluarsa.

Petugas menunggu ditempat pelayanan


minimal 30 menit untuk merespon adanya
kasus KIPI

Page 4 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Unit imunisasi Puskesmas Nagaswidak
2. Seksi surveilans dan imunisasi bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit dinas kesehatan kota palembang
10. Dokumen 1. Format pelaksanaan Imunisasi MR
Terkait 2. Belangko KIPI
3. Format riwayat Imunisasi Anak
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan Langkah no. 1, 2 Penggunaan APD lengkap maret 2020
dan 3 dan jaga jarak

Page 5 of 98
PELAKSANAAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
(BIAS)
No.Dokumen : 440/2357/PKM-NGS/SOP/IV/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 21-04-2020
Halaman : 1/4
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian BIAS adalah bulan imunisasi anak sekolah kegiatan secara nasional meliputi
pemberian imunisasi pada anak sekolah tingkat dasar yang dilaksanakan satu
kali setahun pada setiap bulan Agustus untuk imunisasi measles rubella (MR)
dan bulan November untuk imunisasi DT dan Td oleh tenaga kerja kesehatan
yang berkompenten.
2. Tujuan Memberikan perlindungan jangka Panjang bagi anak terhadap penyakit
measles, rubella, difteri dan tetanus.
3. Kebijakan 1. Undang – undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
2. Peraturan Bersama antara Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan
Menteri dalam negeri Republik Indonesia Nomor : 6/PB/2014, Nomor :
73 tahun 2014 tentang penyelenggaraan imunisasi.
3. Peraturan Menteri kesehatan nomor 25 tahun 2014 tentang upaya
kesehatan anak.
4. Permenkes nomor 12 tahun 2017 tentang penyelengaraan imunisasi.
5. Petunjuk teknis pelaksanaan BIAS kementerian kesehatan RI tahun
2013
4. Referensi Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS),
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018
5. Prosedur 1. Alat
a. Alat transportasi .
b. Form pelayanan imunisasi.
c. Form pelaporan KIPI.
d. Formulir persetujuan tindakan medis / informed concent. ( jika
diperlukan )
e. Computer.
f. Alat tulis.
g. Media sosialisasi / leatflet / spanduk.
h. Surat pemberitahuan dan jadwal BIAS.
i. Logistik ( ADS 0,5 ml dan 0,5 ml, safety box, satu set kapas,
kantong limah medis dan non medis.
j. Anafilaktik set.
2. Bahan :
a. vaksin dan Pelarut
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Baju hazmat

6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan


langkah 2. Petugas memakai APD
3. Pendataan sasaran siswa kelas 1,2 dan kelas 5 SD/MI sederajat dan
penjaringan status imuniasi.
4. Melakukan sosialisasi satu bulan sebelum pelaksanaan BIAS secara
langsung yaitu penyuluhan kepada guru sekolah maupun kepada
sasaran BIAS bekerjasama dengan pihak sekolah serta lintas sector
mengenai manfaat imunisasi, jadwal imunisasi, sasaran, kemungkinan
efek samping yang timbul dan penanganan pertama.

5. Membuat surat pemberitahuan tentang pelaksanaan BIAS ke sekolah /

Page 6 of 98
sederajat dan UPTD Dinas Pendidikan dengan melampirakn informasi
mengenai imunisasi yang diberikan dan persetujuan tindakan
6. Menghitung kebutuhan logistic untuk pelakasanaan BIAS berdasarkan
jumlah sasaran untuk disampaikan ke dinas kesehatan.
7. Menyiapkan alat adan bahan surat tugas.
8. Pelakasanaan BIAS pemberian imunisasi.
9. Melakukan pencatatan pelaporan dan dokumentasi pelaksanaan BIAS
10. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan BIAS
11. Mengirimkan laporan pelaksanaan BIAS ke dinas kesehatan.

Page 7 of 98
7. Bagan alir
Petugas mencuci tangan

Petugas memakai APD

Pendataan sasaran siswa kelas 1,2 dan kelas 5 SD/MI


sederajat dan penjaringan status imuniasi

Melakukan sosialisasi satu bulan sebelum pelaksanaan BIAS


secara langsung yaitu penyuluhan kepada guru sekolah
maupun kepada sasaran BIAS bekerjasama dengan pihak
sekolah serta lintas sector mengenai manfaat imunisasi,
jadwal imunisasi, sasaran, kemungkinan efek samping yang
timbul dan penanganan pertama

Membuat surat pemberitahuan tentang pelaksanaan BIAS


ke sekolah / sederajat dan UPTD dinas Pendidikan dengan
melampirkan informasi mengenai imunisasi yang diberikan
dan persetujuan tindakan.

Menghitung kebutuhan logistic untuk pelaksanaan BIAS


berdasarkan jumlah sasaran untuk disampaikan ke dinas
kesehatan.

Menyiapkan alat dan bahan serta tugas.

Pelaksanaan BIAS pemberian imunisasi.

Melakukan pencatatan pelaporan dan dokumentasi


pelaksanaan BIAS.

Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan BIAS

Mengirimkan laporan
pelaksanaan BIAS ke
dinas kesehatan

Page 8 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Unit imunisasi Puskesmas Nagaswidak
2. Seksi surveilans dan imunisasi bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit dinas kesehatan kota palembang
10. Dokumen 1. Format Pencatanan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
Terkait 2. Format KIPI
3. Format Riwayat Imunisasi Anak
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan Langkah no. 1, dan Penggunaan APD lengkap april 2020
2 dan jaga jarak

PENANGANAN VAKSIN RUSAK

No.Dokumen : 440/960/PKM-NGS/SOP/I/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :24-01-2020
Halaman : 1/3

Page 9 of 98
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Penanganan vaksin yang sudah menunjukan indikator VVPM pada tingkat C
dan D vaksin yang sudah lewat tanggal kadaluarsa vaksin yang beku, vaksin yg
pecah, vaksin yang terendam air dan vaksin yg tidak ada label nya
2. Tujuan  Sebagai acuan petugas dalam penanganan vaksin rusak.
3. Kebijakan  Peraturan Menteri kesehatan No 12 tahun 2017
4. Referensi Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur 1. Alat dan bahan
a. Hand scoon
b. Tempat sampah
c. Air pam
6. Langkah – 1. Petugas mengeluarkan vaksin yang rusak dari lemari es
langkah 2. Petugas melaporkan kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan
kota
3. Petugas memusnahkan sendiri vaksin yang rusak bila hanya sedikit (1-
20) dan menyerahkan vaksin yang rusak ke dinas kesehatan kota bila
yang rusak banyak.
4. Petugas membuat berita acara pemusnahan vaksin yang rusak yang
diketahui pimpinan puskesmas, surveilans dinkes kota dan kepala
Gudang farmasi kota

Page 10 of 98
7. Bagan alir

Petugas mengeluarkan vaksin


rusak dari lemari es

Petugas melapor kepada kepala puskes


dan dinas kesehatan

Petugas memusnahkan sendiri vaksin


yang rusak bila hanya sedikit (1-20) dan
menyerahkan vaksin yang rusak ke
dinas kesehatan kota bila yang rusak
banyak

Petugas membuat berita acara


pemusnahan vaksin yang rusak yang
diketahui pimpinan puskesmas,
surveilans dinkes kota dan kepala
Gudang farmasi kota

Page 11 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Unit imunisasi Puskesmas Nagaswidak
2. Seksi logistik, bidang pencegahan dan bidang Pencegahan dan
pengendalian penyakit dinas kesehatan kota Palembang
10. Dokumen Format berita acara vaksin rusak
Terkait
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan

1. Pengertian Penanganan vaksin jika terjadi pemadaman listrik yang berpotensi merusak
vaksin akibat meningkatnya suhu penyimpanan.
2. Tujuan Menjaga vaksin dalam tetap dalam keadaan baik
3. Kebijakan 1. Sop imunisasi
2. Peraturan Menteri kesehatan No 12 tahun 2017
4. Referensi Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur 1. Alat dan bahan

Page 12 of 98
a. Lemari es (cold chain)
b. Cool pack
6. Langkah – 1. Jangan membuka lemari es waktu listrik padam
langkah 2. Periksa suhu thermometer yang ada diluar lemari es suhu diantaranya
+2 derajat celcius sampai +8 derajat celsius dan suhu frezzer -15 derajat
celcius sampai -25 derajat celcius
3. Apabila listrik padam petugas diesel tanpa menunggu perintah
mematikan aliran listrik PLN setelah aliran putus generator dihidupkan
4. Hubungi PLN untuk mencari info kapan aliran listrik normal lagi (PLN
123)
5. Apabila listrik hidup kembali petugas diesel mematikan diesel kemudian
saluran listrik PLN dihidupkan lagi

PENANGANAN VAKSIN BILA LISTRIK PADAM

No.Dokumen : 440/961/PKM-NGS/SOP/I/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 24-01-2020
Halaman : 1/3
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

Page 13 of 98
7. Bagan alir
Jangan membuka lemari es waktu
listrik padam

Periksa suhu thermometer yang ada di


dalam lemari es suhu diantaranya +2
derajat celcius sampai +8 derajat
celsius dan suhu frezzer -15 derajat
celcius sampai -25 derajat celcius

Apabila listrik padam petugas diesel


tanpa menunggu perintah mematikan
aliran listrik PLN setelah aliran putus
generator dihidupkan

Hubungi PLN untuk mencari info kapan


aliran listrik normal lagi (PLN 123)

Apabila listrik hidup kembali petugas


diesel mematikan diesel kemudian
saluran listrik PLN dihidupkan lagi

Page 14 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Unit imunisasi Puskesmas Nagaswidak
2. Seksi surveilans dan bidang pencegahan, pengendalian penyakit dinas
kesehatan kota Palembang
10. Dokumen
Terkait

11. Rekaman Tanggal mulai di


No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan

PELAPORAN KIPI NON SERIUS PUSKESMAS

No.Dokumen : 440/2334/PKM-NGS/SOP/IV/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 18-04-2020
Halaman : 1/3
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

Page 15 of 98
1. Pengertian Rangkaian kegiatan penyelidikan atau investigasi terhadap pelaporan kejadian
ikutan panca imunisasi (KIPI) diwilayah kerja puskesmas yang dilakukan oleh
coordinator imunisasi
2. Tujuan Meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya pelaporan melalui system
pelaporan yang telah ada sehingga membuat pelaporan menjadi mudah,
terutama pada situs yang tidak pasti
3. Kebijakan Peraturan Menteri kesehatan No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
imunisasi
4. Referensi Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur 1. Bahan :
a. Formulir laporan bulanan KIPI non serius
b. Alat tulis
c. Sarung tangan
d. Masker
e. Face shield

6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan


langkah 2. Petugas memakai APD
3. Menentukan klasifikasi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) non serius
dan serius.
4. Lakukan rekapitulasi laporan KIPI non serius dari setiap laporan
masyarakat atau orang tua saat membawa anaknya untuk menerima
pelayanan imunisasi di puskesmas
5. Melapor ke dinas kesehatan kota Palembang ke seksi surveilans dan
imunisasi untuk dimasukkan ke dalam software KIPI non serius
6. Memastikan kondisi anak / klien tidak mengarah ke KIPI serius dengan
melakukan pemantauan secara terus menerus sampai dinyatakan sehat.

Page 16 of 98
7. Bagan alir
Petugas mencuci tangan

Petugas memakai APD

Menentukan klasifikasi kejadian ikutan pasca


imunisasi (KIPI) non serius dan serius.

Lakukan rekapitulasi laporan KIPI non


serius dari setiap laporan masyarakat
atau orang tua saat membawa anaknya
untuk menerima pelayanan imunisasi di
puskesmas

Melaporkan ke dinas kesehatan kota


Palembang ke seksi surveilans dan
imunisasi untuk dimasukkan ke dalam
software KIPI non serius

Memastikan kondisi anak / klien tidak


mengarah ke KIPI serius dengan
melakukan pemantauan secara terus
menerus sampai dinyatakan sehat

Page 17 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Unit imunisasi Puskesmas Nagaswidak
2. Seksi surveilans dan imunisasi bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit dinas kesehatan Kota Palembang
10. Dokumen Format KIPI Tinggkat Puskesmas
Terkait
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan Langkah no. 1, dan Penggunaan APD lengkap april 2020
2 dan jaga jarak

PELACAKKAN KIPI SERIUS / KIPI YANG


MEMERLUKAN PERHATIAN MASYARAKAT DI
PUSKESMAS
No.Dokumen : 440/2335/PKM-NGS/SOP/IV/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 18-04-2020
Halaman : 1/3

Page 18 of 98
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Rangkaian kegiatanpenyelidikan atau investigasi terhadap pelaporan kejadian


ikutan panca imunisasi (KIPI) diwilayah kerja. KIPI serius, yaitu setiap KIPI
yang menyebabkan kematian rawat inap atau perpanjang rawat inap,
kecacatan yang menetap atau signifikan yang mengancam kehidupan. KIPI
yang menimbulkan perhatian serius / rumor pada keluarga atau masyarakat.
Dilaksanakan oleh tim KIPI puskesmas
2. Tujuan 1. Teridentifikasinya kasus KIPI sebagai bahan laporan ke dinas kesehatan
2. Kepercayaan masyarakat timbul kembali apabila KIPI dapat diselesaikan
dengan baik yaitu pelaporan dan pencatatan yang baik, serta penanganan
KIPI
3. Kebijakan Peraturan Menteri kesehatan No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
imunisasi.
4. Referensi Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur 1. Bahan :
a. Formulir laporan bulanan KIPI serius
b. Formulir investigasi KIPI
c. Formulir kajian KIPI serius
d. Alat tulis
e. Sarung tangan
f. Masker
g. Face shield

6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan


langkah 2. Petugas memakai APD
3. Laporan KIPI dari masyarakat atau orang tua klien
4. Melaporkan ke kepala puskesmas
5. Koordinasi ke tim KIPI puskesmas dan tim dinas kesehatan kota
Palembang
6. Lakukan pengobatan / perawatan jika diperlukan
7. Lakukan pelacakan, dicatat dan ditanggapi oleh pelaksana imunisasi
segera setelah menerima laporan dengan membawa formulir pelaporan
KIPI serius dan formulir investigasi
8. Mengumpulkan data umum, data kejadian penyakit, data penunjang
diagnose penyakit, data tentang tersangka vaksin, data tentang sasaran
yang mendapatkan imunisasi dari vial yang sama, data orang lain yang
tidak mendapatkan imunisasi dengan penyakit yang sama, dan data
masalah medicolegal.
9. Mengisi formulir pelaporan KIPI serius dan formulir investigasi KIPI dengan
data yang telah terkumpul
10. Mengirimkan hasil pelacakan tersebut kedinas kesehatan kota Palembang
untuk dilakukan kajian kausalitas

Page 19 of 98
7. Bagan alir
Petugas mencuci
tangan

Petugas memakai APD

Laporan KIPI dari masyarakat atau


orang tua klien

Melaporkan ke kepala puskesmas

Koordinasi ke tim KIPI puskesmas dan


tim dinas kesehatan kota Palembang

Lakukan pengobatan/perawatan jika


diperlukan

Lakukan pelacakan, dicatat dan


ditanggapi oleh pelaksana imunisasi
segera setelah menerima laporan
dengan membawa formulir laporan KIPI
serius dan formulir investigasi KIPI

Mengumpulkan data umum, data kejadian penyakit, data


penunjang diagnose penyakit, data tentang tersangka vaksin,
data tentang sasaran yang mendapatkan imunisasi dari vial
yang sama, data orang lain yang tidak mendapatkan imunisasi
dengan penyakit yang sama, dan dapat masalah medikolegal.

Mengisi formulir pelaporan KIPI serius


dan formulir investigasi KIPI dengan
data yang telah terkumpul

Mengirimkan hasil pelacakan tersebut


kedinas kesehatan kota Palembang
untuk dilakukan kajian kausalitas

Page 20 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Unit imunisasi Puskesmas Nagaswidak
2. Seksi surveilans dan imunisasi bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit dinas kesehatan kota Palembang
10. Dokumen Format KIPI
Terkait
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan Langkah no. 1,dan 2 Penggunaan APD lengkap april 2020
dan jaga jarak

PENGELOLAAN RANTAI DINGIN VAKSIN

SOP No.Dokumen : 440/128/PKM-NGS/SOP/I/2020


No. Revisi :
Page 21 of 98
Tanggal Terbit : 04-01-2020
Halaman : 1/5
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Pengelolaan rantai dingin vaksin adalah tatalaksana penataan peralatan dan
penyimpanan vaksin untuk menghindari kerusakan vaksin akibat pengelolaan
yang tidak benar
2. Tujuan - Memelihara peralatan rantai dingin dan menjaga suhu penyimpanan
vaksin secara benar
- Mencegah terjadi kerusakan vaksin
3. Kebijakan Peraturan Menteri kesehatan No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
imunisasi.
4. Referensi Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur 1. Lemari
2. Vaksin carrier
3. Kotak dingin cair (cool pack)
4. Thermometer
5. Vaksin dan pelarut
6. Langkah – 1. Dianjurkan untuk menggunakan lemari es buka atas karna suhu lebih stabil
langkah dan pada saat listrik padam suhu dapat bertahan lama (6-10 jam tanpa
membuka pintu lemari es)
2. Memantau suhu dengan melihat thermometer atau alat pemantau suhu
digital di setiap hari pada pagi dan sore dengan menjaga 2 sampai 8 derajat
celcius
3. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan Bunga es, apabila
bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting ( pencarian bunga es )
4. Lakukan pencatatan langsung pada kartu pencatatan suhu setelah
pengecekan suhu dan defrosting
5. Jarak minimal antara lemari es dengan dinding belakang adalah 10-15 cm
atau sampai pintu lemari es dapat dibuka
6. Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung
7. Setiap 1 unit lemari es / freezer menggunakan hanya 1 stok kontak listrik
8. Setiap lemari es harus menggunakan voltage stabilizer
9. Lemari es dipantau dengan 1 buah thermometer
10. Letakan cool pack dibagian bawah lemari es sebagai penahan dingin dan
menajaga kestabilan suhu
11. Peletakan dua vaksin mempunyai jarak antara minimal 1-2 cm atau satu jari
tangan
12. Vaksin HS / heat sensitive (BCG,CAMPAK,POLIO) diletakan dekat dengan
evaporator
13. Vaksin FS /freezer sensitive (HEPATITIS B, DPT-HB-HIB, DT, Td, TT)
diletakan jauh dengan evaporator.
14. Dalam penggunaan, letakan vaksin diatas spon / busa yang berada didalam
vaccine carrier
15. Didalam vaccine carrier tidak boleh ada air yang merendam vaksin untuk
mencegah kontamnasi vaksin dari bakteri lain

16. Kelayakan pemakaian vaksin diukur dengan melihat status VVM / Vaccine
vial
17. Pelarut vaksin BCG dan campak boleh disimpan diluar lemari es ditempat
yang sejuk (suhu kamar)
18. Letakan pelarut dalam lemari es minimal 12 jam sebelum melakukan
pelayanan
19. Lemari es tempat menyimpan vaksin tidak boleh menyimpan barang selain
vaksin (makanan, minuman, barang-barang laboratorium)

Page 22 of 98
Page 23 of 98
7. Bagan alir

Dianjurkan untuk menggunakan


lemari es buka atas karna suhu lebih
stabil dan pada saat listrik padam
suhu dapat bertahan lama (6-10 jam
tanpa membuka pintu lemari es)

Memantau suhu dengan melihat thermometer atau alat


pemantau suhu dingin setiap hari pada pagi dan sore dengan
menajaga suhu 2 – 8 derajat Celsius

Jarak minimal antara lemari es dengan dinding belakang


adalah 10-15 cm atau sampai pintu lemari es dapat dibuka.

Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung.

Setiap 1 unit lemari es / freezer menggunakan hanya 1 stok


kontak listrik

Setiap lemari es harus menggunakan voltage stabilizer

Lemari es dipantau dengan 1 buah thermometer

Letakan cool pack dibagian bawah lemari es sebagai


penahan dingin dan menajaga kestabilan suhu

Page 24 of 98
Peletakan dua vaksin mempunyai jarak antara minimal 1-2
cm atau satu jari tangan

Vaksin HS / heat sensitive (BCG,CAMPAK,POLIO) diletakan


dekat dengan evaporator

Vaksin FS /freezer sensitive (HEPATITIS B, DPT-HB-HIB,


DT, Td, TT) diletakan jauh dengan evaporator

Dalam penggunaan, letakan vaksin diatas spon / busa yang


berada didalam vaccine carrier

Didalam vaccine carrier tidak boleh ada air yang merendam


vaksin untuk mencegah kontamnasi vaksin dari bakteri lain

Kelayakan pemakaian vaksin diukur dengan melihat status


VVM / Vaccine vial

Pelarut vaksin BCG dan campak boleh disimpan diluar lemari


es ditempat yang sejuk (suhu kamar)

Letakan pelarut dalam lemari es minimal 12 jam sebelum


melakukan pelayanan

Lemari es tempat menyimpan vaksin


tidak boleh menyimpan barang selain
vaksin (makanan, minuman, barang-
barang laboratorium)

Page 25 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Unit imunisasi Puskesmas Nagaswidak
2. Seksi surveilans dan imunisasi bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit dinas kesehatan Kota Palembang
10. Dokumen Format grafik suhu
Terkait
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan

1. Pengertian Pengelolaan pendistribusian vaksin adalah tata laksana penataan


pendistribusian, peralatan dan penyimpanan vaksin untuk menghindari
kerusakan vaksin akibat pengelolaan yang tidak benar
2. Tujuan - Memelihara peralatan rantai dingin dan menajaga suhu penyimpanan
vaksin serta pendistribusianya secara benar
- Mencegah terjadinya kerusakan vaksin
3. Kebijakan Peraturan Menteri kesehatan No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
imunisasi
4. Referensi Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur - Vaksin carieer

Page 26 of 98
- Cool pack
- Thermometer
- Vaksin dan pelarut
- Catatan dan stock vaksin
6. Langkah – 1. Pelarut yang akan digunakan disimpan dalam lemari es sehari sebelum
langkah pelayanan
2. Siapkan vaksin dan pelarutnya sesuai kebutuhan beradasarkan sasaran
dan jadwal pelayanan
3. Perhatikan kondisi VVM vaksin A atau B dan belum melewati masa
kadaluarsa
4. Catat vaksin dan pelarut tersebut didalam buku stock vaksin sebagai
pengeluaran
5. Letakan cool pack pada setiap sisi vaksin carieer
6. Masukan vaksin dan pelarut keadalam vaksin carieer
7. Setiap lemari es harus menggunakan voltage stabilizer
8. Letakan vaksin sesuai sensitivitas nya A vaksin sensitive panas (BCG,
POLIO DAN CAMPAK) ditempatkan di pinggir menempel pada cool pack
sedangkan vaksin sensitive beku ( hepatisis B, DPT / HIB, TT, TD dan DT
serta pelarut ditempatkan pada bagian tengah carieer
9. Letakan satu buah thermometer
10. Letakan spoon pada bagian atas vaksin carieer dan tutup rapat vaksin
carieer
11. Hindari vaksin carieer dari paparan sinar matahari langsung selama
perjalanan ke tempat layanan
12. Periksa kembali kondisi VVM dan alat thermometer setelah sampai
ditempat pelayanan
PENDISTRIBUSIAN VAKSIN KE PELAYANAN LUAR
GEDUNG
No.Dokumen : 440/622/PKM-NGS/SOP/I/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 04-01-2020
Halaman :1/3
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

Page 27 of 98
7. Bagan alir
Pelarut yang akan digunakan disimpan
dalam lemari es sehari sebelum
pelayanan

Siapkan vaksin dan pelarutnya sesuai kebutuhan


beradasarkan sasaran dan jadwal pelayanan

Perhatikan kondisi VVM vaksin A atau B dan belum melewati


masa kadaluarsa

Catat vaksin dan pelarut tersebut didalam buku stock vaksin


sebagai

Letakan cool pack pada setiap sisi vaksin carieer

Masukan vaksin dan pelarut keadalam vaksin carieer

Setiap lemari es harus menggunakan voltage stabilizer

Letakan vaksin sesuai sensitivitas nya A vaksin sensitive


panas (BCG, POLIO DAN CAMPAK) ditempatkan di pinggir
menempel pada cool pack sedangkan vaksin sensitive beku
( hepatisis B, DPT / HIB, TT, TD dan DT serta pelarut
ditempatkan pada bagian tengah carieer

Letakan satu buah thermometer

Letakan spoon pada bagian atas vaksin carieer dan tutup rapat
vaksin carieer

Hindari vaksin carieer dari paparan sinar matahari langsung


selama perjalanan ke tempat layanan

Periksa kembali kondisi VVM dan alat


thermometer setelah sampai ditempat
pelayanan

Page 28 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait - Unit imunisasi Puskesmas Nagaswidak
- Seksi surveilans dan imunisasi bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit dinas kesehatan Kota Palembang
10. Dokumen 1. Format Stock Vaksin
Terkait 2. Buku permintaan vaksin dari BPM dan Posyandu

11. Rekaman Tanggal mulai di


No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan

Page 29 of 98
PEMBERIAN IMUNISASI INACTIVE POLIO VAKSINE
(IPV)
No.Dokumen : 440/2139 /PKM-NGS/SOP/III/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 23-03-2020
Halaman : 1/5
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Vaksin IPV dalam bentuk suspensi untuk injeksi. Vaksin ini di indikasi kan untuk
pencegahan polio pada bayi, anak-anak dan orang dewasa untuk imunisasi
primeare dan booster
2. Tujuan - Untuk mencegah penyakit polio myelitis
3. Kebijakan 1. Undang undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
2. Peraturan Menteri kesehatan No. 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan
imunisasi
3. PMK no 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak
4. Referensi Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur 1. Alat :
a. Alat tranportasi dan kelengkapan
b. Vaksin carieer
c. Cool pack
d. Buku informkonsen
e. Buku pencatatan dan pelaporan
f. Safety box
g. Hand soap
h. Masker
i. Hand spoon
j. Anapilatik kit
k. Kantong limbah medis
l. Kantong limbah non medis
m. Formulir KIPI
n. Vaksin polio (IPV)

2. Bahan :
a. Vaksin IPV
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Baju hazmat

Page 30 of 98
6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan
langkah 2. Petugas memakai APD
3. Tenaga kesehatan memeanggil orang tua dan anaknya satu persatu memp
ersilahkan duduk dengan menjaga jarak minimal 1 meter
4. Petugas memastikan usia sasaran bayi
5. Petugas memastikan orang tua anak mendatangani informed consent
6. Petugas memastikan anak dalam keadaan sehat dan tidak ada kontra
indikasi serta berada di posisi siap di vaksinasi
7. Petugas memastikan VVM dalam kondisi A dan B, vaksin dan spuit belum
kadaluarsa
8. Petugas mengambil vaksin dan memasukan jarum kedalam vial vaksin dan
pastikan ujung jarum selalu berada di bawah permukaan laruatan vaksin
sehingga tidak ada udara dalam spuit
9. Tarik torak peralahan agar larutan vaksin keluarkan udaranya dengan cara
mengetuk spuit, mendorong torak sampai skala 0,5 ml kemudian cabut
jarum dari vial
10. Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas kering sekali
pakai atau kapas yang dibasahi dengan air matang tunggu hingga kering
11. Lakukan penyuntikan secara intramuskulair pada antero lateral paha atas
untuk bayi dan lengan kanan untuk balita
12. Setelah vaksin disuntikan jarum ditarik keluar kemudian ambil kapas kering
lalu ditekan pada lokasi penyuntikan hingga darah berhenti
13. Jarum suntik habis pakai di buang ke safety box dengan tanpa menutup
kembali jarum, vial vaksin sudah terpakai dan sampah lain dimasukan
kedalam tempat sampah medis
14. Petugas melakukan pencucian tangan dengan hand soap setelah
penyuntikan selesai
15. Petugas mengingatkan orang tua untuk imunisasi berikutnya
16. Memantau dan menanggani kasus KIPI
17. Memeriksa dan melengkapi register pelaksanaan imunisasi, menulis no
batch dan tanggal kadaluarsa
18. Petugas menunggu di tempat pelayanan minimal 30 menit untuk merespon
adanya kasus KIPI

Page 31 of 98
7. Bagan alir

Petugas mencuci tangan

Petugas memakai APD

Tenaga kesehatan memeanggil orang tua dan anaknya satu


persatu mempersilahkan duduk dengan menjaga jarak
minimal 1 meter

Petugas memastikan usia sasaran bayi

Page 32 of 98
Petugas memastikan orang tuas anak menandatangani
informed consent

Petugas memastikan anak adlam keadaan sehat, tidak ada


kontra indikasi penyuntikan, posisi siap divaksinasi

Petugas memastikan VVM vaksin dalam kondisi A dan B,


spuit dan vaksin belum kadaluarsa

Petugas mengambil vaksin dan cara memasukan jarum ke


dalam vial vaksin dan pastikan ujung jarum selalu berada di
bawah permukaan larutan vaksin sehingga tidak ada udara
yang masuk

Tarik torak perlahan-lahan agar larutan vaksin masuk ke


dalam spuit dan keluarkan udara yang tersisa dengan cara
mengetuk alat suntik dan mendorong torak sampai sakala 0,5
ml, kemudian cabut jarum dari vial.

Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas


kering sekali pakai atau kapas yang di basahi edngan air
matang, tunggu hingga kering, apabila lengan anak tampak
kotor diminta untuk dibersihkan terlebih dahulu

Lakukan penyuntikan secara intracumular pada anterolateral


paha atas pada bayi dan lengan kanan untuk balita

Setelah vaksin disuntikan jarum ditarik keluar kemudian ambil


kapas kering lalu ditekan pada lokasi penyuntikan hingga
darah berhenti

Page 33 of 98
Jarum suntik habis pakai di buang ke safety box dengan
tanpa menutup kembali jarum, vial vaksin sudah terpakai
dan sampah lain dimasukan kedalam tempat sampah
medis

Petugas melakukan pencucian tangan dengan hand


soap setelah penyuntikan selesai

Petugas mengingatkan orang tua untuk imunisasi


berikutnya

Memantau dan menanggani kasus KIPI

Memeriksa dan melengkapi register pelaksanaan


imunisasi, menulis no batch dan tanggal kadaluarsa

Petugas menunggu di tempat


pelayanan minimal 30 menit untuk
merespon adanya kasus KIPI

Page 34 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait - Unit imunisasi Puskesmas Nagaswidak
- Seksi surveilans dan imunisasi bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit dinas kesehatan kota Palembang
10. Dokumen 1. Kohort bayi
Terkait 2. Format KIPI

11. Rekaman Tanggal mulai di


No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan Langkah no. 1,dan 2 Penggunaan APD lengkap maret 2020
dan jaga jarak

PEMBERIAN IMUNISASI BACILLUS CALMETTE


GUERINE (BCG )
No.Dokumen : 440/2138/PKM-NGS/SOP/III/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 23-03-2020
Halaman : 1/5

Page 35 of 98
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Merupakan suatu pemberian kekebalan aktif terhadap Virus tuberkulosis yang
diberikan sebanyak 1 kali pada bayi usia 0- 3 bulan.

2. Tujuan Agar mendapatkan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC


3. Kebijakan 1. Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2014 Tentang Upaya
Kesehatan Anak
3. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
4. Referensi 1. Dinas Kesehatan Provinsi Suatera Selatan. 2013. Modul Pelatiah TOT
Petugas ImunisasiSe-Kab/Kota Dalam Rangka Adokasi dan Sosialisai
Intraduksi Vaksin Baru Serta Monotoring Imunisasi Rutin. Palembang.
2. Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur 1. Alat
a. Spuit ADS 0,05 ml dan 5 ml
b. Kapas
c. Vaccine carrier
d. Coldpack dingin
e. Blanko informed concent
f. Formulir pencatatan dan pelaporan
g. Formulir pelaporan kipi
h. Safety box
i. Alat tulis
j. Hand soap/hand santizer
k. Masker
l. Handscoen
m. Anafilaktik kit
n. Kantong limbah medis untuk vial vaksin habis pakai
o. Kantong / tempat sampah untuk limbah non medis
2. Bahan :
a. Vaksin BCG dan Pelarut
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Baju hazmat

6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan


langkah
2. Petugas memakai APD
3. Petugas memanggil pasien dan mencocokkan identitas pasien
4. Petugas memastikan usia sasaran bayi
5. Petugas memastikan orang tua anak menandatangai informad conset (jika
perlu)
6. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
7. Petugas mencatat di KMS dan melakukan registrasi di kohort
8. Menjelaskan tentang manfaat imunisasi dan efek sampingnya

Page 36 of 98
9. Petugas memakai handscoon setiap akan memberikan imunisasi
10. Petugas memastikan VVM vaksin dan kondisi A dan B, Vaksin dan spuit
belum kadaluarsa
11. Mengambil vaksin yang telah dilarutkan dengan spuit sebanyak 0,05 ml
12. Bersihkan kulit dengan kapas DTT
13. Lakukan penyuntikan di 1/3 lengan kanan bagian atas secara intra cutan
14. Usap bekas suntikan dengan kapas DTT dan beri plester
15. Jarum suntikn habis pakai di buang ke safety box dengan tanpa menutup
kembali jarum, vial vaksin yang sudah habis terpakai dan sampah
lain(kapas,plastik) dimaksukan ke dalam kantong plastik khusus limbah
medis.
16. Petugas melakukan pencucian tangan setelah penyuntikan selesai
17. Petugas mengingatakan orang tua untuk pemberian imunisasi berikutnya
18. Memantau dan menangani kasus KIPI

7. Bagan alir
Petugas mencuci tangan

Petugas memakai APD

Petugas memanggil pasien dan mencocokkan


identitas pasien

Petugas memastikan usia sasaran bayi

Petugas memastikan orang tua anak


menandatangai informad conset (jika perlu)

Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik

Petugas mencatat di KMS dan melakukan


registrasi di kohort

Menjelaskan tentang manfaat imunisasi dan efek


Page 37 of 98 sampingnya
Petugas memakai handscoon setiap akan
memberikan imunisasi

Petugas memastikan VVM vaksin dan kondisi A


dan B, Vaksin dan spuit belum kadaluarsa

Mengambil vaksin yang telah dilarutkan dengan


spuit sebanyak 0,05 ml

Bersihkan kulit dengan kapas DTT

Lakukan penyuntikan di 1/3 lengan kanan bagian


atas secara intra cutan

Usap bekas suntikan dengan kapas DTT dan beri


plester

Jarum suntikn habis pakai di buang ke safety box


dengan tanpa menutup kembali jarum, vial vaksin
yang sudah habis terpakai dan sampah
lain(kapas,plastik) dimaksukan ke dalam kantong
plastik khusus limbah medis.

8. Hal-hal
Petugas melakukan pencucian tangan setelah
yang perlu
diperhatikan penyuntikan selesai
9. Unit terkait 1. Poli MTBS
2. Unit Pendaftaran / Kasir
3. Unit Obat
Petugas mengingatakan orang tua untuk pemberian
imunisasi berikutnya
10. Dokumen 1.Kartu Status Pasien
Terkait 2.Buku KIA
3.Register Kohort Kesehatan Bayi
4.Blanko Informed ConsentMemantau dan menangani kasus
11. Rekaman KIPI Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan

Page 38 of 98
perubahan Langkah no. 1,2 dan Penggunaan APD lengkap maret 2020
9 dan jaga jarak

PEMBERIAN IMUNISASI DPT-HB-Hib

No.Dokumen : 440/2133/PKM-NGS/SOP/III/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 21-03-2020
Halaman : 1/5
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Vaksin mengandung DPT/HB/HIB berupa toxoid difteri dan toxoid-tetanus yang
dimurnikan dan pertusis yang inaktivasi – serta vaksin hepatitis B yang
merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung Hb SAg murni dan bersifat

Page 39 of 98
non infectious

2. Tujuan Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan
hepatitis B serta meningitis.
3. Kebijakan
1. Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2014 Tentang Upaya
Kesehatan Anak
3. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
4. Referensi 1. Dinas Kesehatan Provinsi Suatera Selatan. 2013. Modul Pelatiah TOT
Petugas ImunisasiSe-Kab/Kota Dalam Rangka Adokasi dan Sosialisai
Intraduksi Vaksin Baru Serta Monotoring Imunisasi Rutin. Palembang.
2. Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur 1. Alat
a. Spuit ADS 0,5 ml
b. Kapas
c. Vaccine carrier
d. Coldpack dingin
e. Blanko informed concent
f. Formulir pencatatan dan pelaporan
g. Formulir pelaporan kipi
h. Safety box
i. Alat tulis
j. Hand soap/hand santizer
k. Masker
l. Handscoen
m. Anafilaktik kit
n. Kantong limbah medis untuk vial vaksin habis pakai
o. Kantong / tempat sampah untuk limbah non medis
2. Bahan :
a. Vaksin DPT-HB-Hib
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Baju hazmat

6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan


langkah
2. Petugas memakai APD
3. Petugas memanggil pasien dan mencocokkan identitas pasien
4. Petugas memastikan usia sasaran bayi
5. Petugas memastikan orang tua anak menandatangai informad conset (jika
perlu)
6. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
7. Petugas mencatat di KMS dan melakukan registrasi di kohort
8. Menjelaskan tentang manfaat imunisasi dan efek sampingnya
9. Petugas memakai handscoon setiap akan memberikan imunisasi

Page 40 of 98
10. Petugas memastikan VVM vaksin dan kondisi A dan B, Vaksin dan spuit
belum kadaluarsa
11. Mengambil vaksin dengan spuit sebanyak 0,5 ml
12. Bersihkan kulit dengan kapas DTT
13. Lakukan penyuntikan di 1/3 paha bagian luar secara intra muskuler
14. Usap bekas suntikan dengan kapas DTT dan beri plester
15. Jarum suntikn habis pakai di buang ke safety box dengan tanpa menutup
kembali jarum, vial vaksin yang sudah habis terpakai dan sampah
lain(kapas,plastik) dimaksukan ke dalam kantong plastik khusus limbah
medis.
16. Petugas melakukan pencucian tangan setelah penyuntikan selesai
17. Petugas mengingatakan orang tua untuk pemberian imunisasi berikutnya
18. Memantau dan menangani kasus KIPI

7. Bagan alir

Petugas mencuci tangan

Petugas memakai APD

Petugas memanggil pasien dan mencocokkan


identitas pasien

Petugas memastikan usia sasaran bayi

Petugas memastikan orang tua anak


menandatangai informad conset (jika perlu)

Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik

Petugas mencatat di KMS dan melakukan


registrasi di kohort

Menjelaskan tentang manfaat imunisasi dan efek


sampingnya

Petugas memakai handscoon setiap akan


memberikan imunisasi
Page 41 of 98
Petugas memastikan VVM vaksin dan kondisi A
dan B, Vaksin dan spuit belum kadaluarsa

Mengambil vaksin dengan spuit sebanyak 0,5


ml

Bersihkan kulit dengan kapas DTT

Lakukan penyuntikan di 1/3 paha bagian luar


secara intra muskuler

Usap bekas suntikan dengan kapas DTT dan beri


plester

Jarum suntikn habis pakai di buang ke safety box


dengan tanpa menutup kembali jarum, vial vaksin
yang sudah habis terpakai dan sampah
lain(kapas,plastik) dimaksukan ke dalam kantong
plastik khusus limbah medis.

8. Hal-hal
Petugas melakukan pencucian tangan setelah
yang perlu
diperhatikan penyuntikan selesai
9. Unit terkait 1. Poli MTBS
2. Unit Pendaftaran / Kasir
3. Unit Obat
Petugas mengingatakan orang tua untuk pemberian
imunisasi berikutnya
10. Dokumen
Terkait 1. Kartu Status Pasien
2. Buku KIA
3. Register Kohort Kesehatan Bayi dan menangani kasus
Memantau
4. Blanko Informed Consent KIPI

11. Rekaman Tanggal mulai di


No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan Langkah no. 1,2 dan Penggunaan APD lengkap maret 2020
9 dan jaga jarak

Page 42 of 98
PEMBERIAN IMUNISASI POLIO ORAL
(TETES)
No.Dokumen : 440/2134/PKM-NGS/SOP/III/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 21-03-2020
Halaman :1/5
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Vaksin polio merupakan vaksin yang digunakan imunisasi aktif terhadap polio,
yang berisi virus polio 1,2 dan 3 yangg masih hidup tetapi sudah dilemahkan.
Pemberian secara oral dengan dosis 2 tetes (0,1 ml). Untuk imunisasi diberikan
3 dosis dengan interval pemberian 4 minggu mulai usia 2 bulan.
Vaksin bivalent Oral Polio Vaccien (bOVP) adalah merupakan vaksin sangat
efektif melawan tipe 1 dan tipe 3 virus polio dalam waktu yang bersamaan
2. Tujuan Untuk mencegah penyakit poliomyelitis
3. Kebijakan 1. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2014 Tentang Upaya
Kesehatan Anak

Page 43 of 98
3. Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
4. Peraturan bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama RI dan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor : 6/X/PB/2014,Nomor 73 tahun 2014
4. Referensi 1. Dinas Kesehatan Provinsi Suatera Selatan. 2013. Modul Pelatiah TOT
Petugas ImunisasiSe-Kab/Kota Dalam Rangka Adokasi dan Sosialisai
Intraduksi Vaksin Baru Serta Monotoring Imunisasi Rutin. Palembang.
2. Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur 1. Alat
a. Vaccine carrier
b. Coldpack dingin
c. Blanko informed concent
d. Formulir pencatatan dan pelaporan
e. Formulir pelaporan kipi
f. Safety box
g. Alat tulis
h. Hand soap/hand santizer
i. Masker
j. Handscoen
k. Anafilaktik kit
l. Kantong limbah medis untuk vial vaksin habis pakai
m. Kantong / tempat sampah untuk limbah non medis
2. Bahan :
a. Vaksin Polio
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Baju hazmat
6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan
langkah
2. Petugas memakai APD
3. Petugas memanggil pasien dan mencocokkan identitas pasien
4. Petugas memastikan usia sasaran bayi
5. Petugas memastikan orang tua anak menandatangai informad conset
(jika perlu)
6. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
7. Petugas mencatat di KMS dan melakukan registrasi di kohort
8. Menjelaskan tentang manfaat imunisasi dan efek sampingnya
9. Petugas memakai handscoon setiap akan memberikan imunisasi
10. Petugas memastikan VVM vaksin dan kondisi A dan B, Vaksin dan spuit
belum kadaluarsa
11. Mengambil vaksin dan membuka tutup flacon kemudian memasang pipet
plastik pada flacon
12. Memegang sisi mulut bayi/balita dan membukanya.
13. Meneteskan vaksin polio ke dalam mulut bayi/balita dengan dosis yang
tepat (2 tetes)
14. Mengembalikan vaksin polio kedalam vaccine carrier
15. Membuang sampah kapas dan plastik ke dalam tempat sampah khus
limabah medis
16. Petugas melakukan pencucian tangan setelah penyuntikan selesai
Page 44 of 98
17. Petugas mengingatakan orang tua untuk pemberian imunisasi berikutnya
18. Memantau dan menangani kasus KIPI

7. Bagan alir

Petugas mencuci tangan

Petugas memakai APD

Petugas memanggil pasien dan mencocokkan


identitas pasien

Petugas memastikan usia sasaran bayi

Petugas memastikan orang tua anak


menandatangai informad conset (jika perlu)

Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik

Petugas mencatat di KMS dan melakukan


registrasi di kohort

Menjelaskan tentang manfaat imunisasi dan efek


sampingnya

Petugas memakai handscoon setiap akan


memberikan imunisasi

Petugas memastikan VVM vaksin dan kondisi A


dan B, Vaksin dan spuit belum kadaluarsa

Page 45 of 98
Mengambil vaksin dan membuka tutup flacon
kemudian memasang pipet plastik pada flacon

Memegang sisi mulut bayi/balita dan membukanya

Meneteskan vaksin polio ke dalam mulut bayi/balita


dengan dosis yang tepat (2 tetes)

Mengembalikan vaksin polio kedalam vaccine


carrier

Membuang sampah kapas dan plastik ke dalam


tempat sampah khus limabah medis

8. Hal-hal
Petugas melakukan pencucian tangan setelah
yang perlu
diperhatikan penyuntikan selesai
9. Unit terkait 1. Poli MTBS
2. Unit Pendaftaran / Kasir
3. Unit Obat
Petugas mengingatakan orang tua untuk pemberian
imunisasi berikutnya
10. Dokumen
Terkait 1. Kartu Status Pasien
2. Buku KIA
3. Register Kohort Kesehatan Bayi dan menangani kasus
Memantau
4. Blanko Informed Consent KIPI

11. Rekaman Tanggal mulai di


No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan Langkah no. 1,dan 2 Penggunaan APD lengkap maret 2020
dan jaga jarak

Page 46 of 98
PEMBERIAN IMUNISASI DT

No.Dokumen : 440/3333/PKM-NGS/SOP/X/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 10-8-2020
Halaman : 1/5
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Vaksi DT adalah vaksin yangmengandung toxoid difteri dantetanus yang


dimurnikan
2. Tujuan Untuk memberikan kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus
3. Kebijakan
1. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2014 Tentang Upaya
Kesehatan Anak
3. Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
4. Peraturan bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama RI dan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor : 6/X/PB/2014,Nomor 73 tahun 2014
4. Referensi Petunjuk Teknis Pelaksanaan BIAS Kementrian RI tahun 2018
5. Prosedur 1. Alat
a. Spuit ADS 0,5 ml
b. Kapas
c. Vaccine carrier
d. Coldpack dingin
e. Blanko informed concent
f. Formulir pencatatan dan pelaporan
g. Formulir pelaporan kipi

Page 47 of 98
h. Safety box
i. Alat tulis
j. Hand soap/hand santizer
k. Masker
l. Handscoen
m. Anafilaktik kit
n. Kantong limbah medis untuk vial vaksin habis pakai
o. Kantong / tempat sampah untuk limbah non medis
2. Bahan :
a. Vaksin DT
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Baju hazmat

6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan


langkah
2. Petugas memakai APD
3. Petugas memanggil pasien dan mencocokkan identitas pasien
4. Petugas memastikan usia sasaran bayi
5. Petugas memastikan orang tua anak menandatangai informad conset
(jika perlu)
6. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
7. Petugas mencatat di KMS dan melakukan registrasi di kohort
8. Menjelaskan tentang manfaat imunisasi dan efek sampingnya
9. Petugas memakai handscoon setiap akan memberikan imunisasi
10. Petugas memastikan VVM vaksin dan kondisi A dan B, Vaksin dan spuit
belum kadaluarsa
11. Mengambil vaksin dengan spuit sebanyak 0,5 ml
12. Bersihkan kulit dengan kapas DTT
13. Lakukan penyuntikan secara intramuscular (IM) pada otot deltoid lengan
kiri atas ( sudut kemiringan penyuntikan 90º)
14. Usap bekas suntikan dengan kapas DTT dan beri plester
15. Jarum suntikn habis pakai di buang ke safety box dengan tanpa
menutup kembali jarum, vial vaksin yang sudah habis terpakai dan
sampah lain(kapas,plastik) dimaksukan ke dalam kantong plastik khusus
limbah medis.
16. Petugas melakukan pencucian tangan setelah penyuntikan selesai
17. Petugas mengingatakan orang tua untuk pemberian imunisasi berikutnya
18. Memantau dan menangani kasus KIPI

7. Bagan alir

Petugas mencuci tangan

Petugas memakai APD

Page 48 of 98
Petugas memanggil pasien dan mencocokkan
identitas pasien

Petugas memastikan orang tua anak


menandatangai informad conset (jika perlu)

Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik

Petugas mencatat di KMS dan melakukan


registrasi di kohort

Menjelaskan tentang manfaat imunisasi dan efek


sampingnya

Petugas memakai handscoon setiap akan


memberikan imunisasi

Petugas memastikan VVM vaksin dan kondisi A


dan B, Vaksin dan spuit belum kadaluarsa

Mengambil vaksin dengan spuit sebanyak 0,5


ml

Bersihkan kulit dengan kapas DTT

Lakukan penyuntikan secara intramuscular (IM)


pada otot deltoid lengan kiri atas ( sudut kemiringan
penyuntikan 90º)

Usap bekas suntikan dengan kapas DTT dan beri


plester

Jarum suntikn habis pakai di buang ke safety box


dengan tanpa menutup kembali jarum, vial vaksin
yang sudah habis terpakai dan sampah
Page 49 of 98
lain(kapas,plastik) dimaksukan ke dalam kantong
plastik khusus limbah medis.
8. Hal-hal
Petugas melakukan pencucian tangan setelah
yang perlu
diperhatikan penyuntikan selesai
9. Unit terkait 1. Sekolah SD/ MI
2. Puskesmas
3. Unit Obat
Petugas mengingatakan orang tua untuk pemberian
imunisasi berikutnya
10. Dokumen 1. Format pelaksanaan Imunisasi DT
Terkait 2. Belangko KIPI
3. Format riwayat Imunisasi Anak
11. Rekaman Memantau dan menangani kasus
Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis KIPI berlakukan
perubahan Langkah no. 1,2 dan Penggunaan APD lengkap agustus 2020
9 dan jaga jarak

Page 50 of 98
PEMBERIAN IMUNISASI Td
No.Dokumen : 440/3334/PKM-NGS/SOP/VIII/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 10-8-2020
Halaman :1/5
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Vaksin Td merupakan suspense berwarna putih dalam vial gelas, mengandung
toksoid tetanus dan toksoid difteri dengan komponen difteri yang rendah, yang
telah dimurnikan dan terabsorbsi pada aluminium fosfat, di berikan di dalam
gedung dan luar gedung oleh tenanga kesehatan yang berkompeten.
2. Tujuan Untuk memberikan kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus
3. Kebijakan
1. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2014 Tentang Upaya
Kesehatan Anak
3. Permenkes Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
4. Peraturan Menteri kesehatan ri nomor 97 tahun 2014 tentang pelayanan
kesehatan masa sebelumhamil,masa hamil
5. Peraturan bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama RI dan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor : 6/X/PB/2014,Nomor 73 tahun 2014
4. Referensi Petunjuk Teknis Pelaksanaan BIAS Kementrian Republik Indonesia tahun 2018
5. Prosedur 1. Alat
a. Spuit ADS 0,5 ml
b. Kapas
c. Vaccine carrier
d. Coldpack dingin
e. Blanko informed concent
f. Formulir pencatatan dan pelaporan
g. Formulir pelaporan kipi
h. Safety box
i. Alat tulis
j. Hand soap/hand santizer
k. Masker
l. Handscoen
m. Anafilaktik kit
n. Kantong limbah medis untuk vial vaksin habis pakai
o. Kantong / tempat sampah untuk limbah non medis
2. Bahan :
a. Vaksin Td
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Baju hazmat

6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan


langkah
2. Petugas memakai APD
3. Petugas memanggil pasien dan mencocokkan identitas pasien

Page 51 of 98
4. Petugas memastikan usia sasaran bayi
5. Petugas memastikan orang tua anak menandatangai informad conset (jika
perlu)
6. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
7. Petugas mencatat di KMS dan melakukan registrasi di kohort
8. Menjelaskan tentang manfaat imunisasi dan efek sampingnya
9. Petugas memakai handscoon setiap akan memberikan imunisasi
10. Petugas memastikan VVM vaksin dan kondisi A dan B, Vaksin dan spuit
belum kadaluarsa
11. Mengambil vaksin dengan spuit sebanyak 0,5 ml
12. Bersihkan kulit dengan kapas DTT
13. Lakukan penyuntikan secara intramuscular (IM) pada otot deltoid lengan
kiri atas ( sudut kemiringan penyuntikan 90º)
14. Usap bekas suntikan dengan kapas DTT dan beri plester
15. Jarum suntikn habis pakai di buang ke safety box dengan tanpa menutup
kembali jarum, vial vaksin yang sudah habis terpakai dan sampah
lain(kapas,plastik) dimaksukan ke dalam kantong plastik khusus limbah
medis.
16. Petugas melakukan pencucian tangan setelah penyuntikan selesai
17. Petugas mengingatakan orang tua untuk pemberian imunisasi berikutnya
18. Memantau dan menangani kasus KIPI

7. Bagan alir
Petugas mencuci tangan

Petugas memakai APD

Petugas memanggil pasien dan mencocokkan


identitas pasien

Petugas memastikan usia sasaran bayi

Petugas memastikan orang tua anak


menandatangai informad conset (jika perlu)

Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik

Petugas mencatat di KMS dan melakukan


Page 52 of 98 registrasi di kohort
Menjelaskan tentang manfaat imunisasi dan efek
sampingnya

Petugas memakai handscoon setiap akan


memberikan imunisasi

Mengambil vaksin dengan spuit sebanyak 0,5


ml

Bersihkan kulit dengan kapas DTT

Lakukan penyuntikan secara intramuscular (IM)


pada otot deltoid lengan kiri atas ( sudut kemiringan
penyuntikan 90º)

Usap bekas suntikan dengan kapas DTT dan beri


plester

Jarum suntikn habis pakai di buang ke safety box


dengan tanpa menutup kembali jarum, vial vaksin
yang sudah habis terpakai dan sampah
lain(kapas,plastik) dimaksukan ke dalam kantong
plastik khusus limbah medis

8. Hal-hal
Petugas melakukan pencucian tangan setelah
yang perlu
diperhatikan penyuntikan selesai
9. Unit terkait 1. Sekolah SD/ MI
2. Poli KIA
3. KUA
Petugas mengingatakan orang tua untuk pemberian
imunisasi berikutnya
10. Dokumen 1. Format pelaksanaan Imunisasi Td
Terkait 2. Belangko KIPI
3. Format riwayat Imunisasi pasien
11. Rekaman Memantau dan menangani kasus Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis KIPI berlakukan
perubahan Langkah no. 1,2 dan Penggunaan APD lengkap agustus 2020
9 dan jaga jarak

Page 53 of 98
PELAKSANAAN KAMPANYE MEASLES RUBELLA (MR)

No.Dokumen :440/2307/PKM-NGS/SOP/VII/2018
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 05-07-2018
Halaman : 1/5
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) adalah suatu kegiatan imunisasi
secara massal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus
campak dan rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan < 15 tahun dalam
mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.
2. Tujuan  Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara
cepat.
 Memutuskan transmisi virus campak dan rubella
 Menurunkan angka kesakitan campak dan rubella
 Menurunkan angka kejadian Congenital Rubella Syndrom (CRS)

Page 54 of 98
3. Kebijakan 1. Undang – undang nowor 23 tahun 2002 tentang perlindunagn anak
2. Peraturan Menteri kesehatan No 12 tahun 2017 tentang peyelenggaraan
imunisasi.
3. PMK Nomor 25 tahun 2014 tentang upaya kesahatan anak.
4. Petunjuk teknis kampanye imunisasi measles rubella (MR) kementerian
kesehatan RI Tahun 2017
4. Referensi Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi MR. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia,2017
5. Prosedur 1. Alat
a. Spuit ADS 0,5 ml dan 5 ml
b. Kapas
c. Vaccine carrier
d. Coldpack dingin
e. Blanko informed concent
f. Formulir pencatatan dan pelaporan
g. Formulir pelaporan kipi
h. Safety box
i. Alat tulis
j. Hand soap/hand santizer
k. Masker
l. Handscoen
m. Anafilaktik kit
n. Kantong limbah medis untuk vial vaksin habis pakai
o. Kantong / tempat sampah untuk limbah non medis
2. Bahan : Vaksin MR dan Pelarut

6. Langkah – 1. Tenaga non kesehatan memeanggil anak satu persatu


langkah 2. Petugas memastikan sasaran sesuai untuk menerima imunisasi MR
(9Bulan -<15 tahun)
3. Petugas memastikan orang tua anak menandatangani informed consent
4. Petugas memastikan klien dalam keadaan sehat dan tidak ada kontra
indikasi penyuntikan serta berada dalam posisi siap divaksinasi
5. Petugas memastikan VVM vaksin dalam kondisi A dan B, vaksin, pelarut
dan Spuit belum kadaluarsa, vaksin dan pelarut harus memiliki suhu
yang sama (2-8 derajat celcius) menuliskan waktu vaksin dilarutkan lalu
memastikan masa pakai vaksin < 6 jam
6. Petugas mengambil vaksin yang telah di larutkan dengan cara
memasukan jarum ke dalam vial vaksin dan pastikan ujung jarum selalu
berada di bawah permukaan larutan vaksin sehingga tidak ada udara
yang masuk.
7. Petugas menarik torak perlahan lahan agar larutan vaksin masuk
kedalam spuit dan mengeluarkan udara yang tersisa udara yang tersisa
dengan cara mengetuk spuit, mendorong torak sampai sekala 0,5 ml,
kemudian cabut jarum dari vial
8. Petugas membersihkan kulit tempat yang akan disuntiuk dengan kapas
kering sekali pakai atau kapas yang dibasahi dengan air matang tunggu
hingga kering apabila lengan anak tampak kotor diminta untuk
dibersihkan dahulu
9. Petugas melakukan penyutikan secara subkutan pada otot deltoid
lengan kiri atas dengan dosis 0,5 ml (sudut kemiringan penyuntikan 45
derajat)
10. Setelah vaksin disuntikan, jarum ditarik keluar kemudian ambil kapas lalu
ditekan pada lokasi suntikan
11. Jarum suntik habis pakai dibuang ke safety box dengan tanpa menutup
kembali jarum. Vaksin yang sudah terpakai dalam sampah lain
dimasukan dalam kantong plastic khusus medis

Page 55 of 98
12. Petugas melakukan pencucian tangan setelah penyuntikan selesai
13. Memantau dan menangani kasus KIPI
14. Memerikasa dan melengkapi register pelaksaan imunisasi, menulis no
batch vaksin yang diberikan serta tanggal kadaluarsa
15. Petugas menunggu ditempat pelayanan minimal 30 menit untuk
merespon adanya kasus KIPI

7. Bagan alir
Tenaga non kesehatan
memeanggil anak satu persatu

Petugas memastikan sasaran sesuai untuk


menerima imunisasi MR (9Bulan -<15 tahun)

Petugas memastikan orang tua anak


menandatangani informed consent

Petugas memastikan klien dalam keadaan sehat dan


tidak ada kontra indikasi penyuntikan serta berada
dalam posisi siap divaksinasi

Petugas memastikan VVM vaksin dalam kondisi A


dan B, vaksin, pelarut dan Spuit belum kadaluarsa,
vaksin dan pelarut harus memiliki suhu yang sama
(2-8 derajat celcius) menuliskan waktu vaksin
dilarutkan lalu memastikan masa pakai vaksin < 6
jam

Page 56 of 98
Petugas mengambil vaksin yang telah di larutkan
dengan cara memasukan jarum ke dalam vial vaksin
dan pastikan ujung jarum selalu berada di bawah
permukaan larutan vaksin sehingga tidak ada udara
yang masuk.

Petugas menarik torak perlahan lahan agar larutan


vaksin masuk kedalam spuit dan mengeluarkan
udara yang tersisa udara yang tersisa dengan cara
mengetuk spuit, mendorong torak sampai sekala 0,5
ml, kemudian cabut jarum dari vial

Petugas membersihkan kulit tempat yang akan


disuntiuk dengan kapas kering sekali pakai atau
kapas yang dibasahi dengan air matang tunggu
hingga kering apabila lengan anak tampak kotor
diminta untuk dibersihkan dahulu

8. Hal-hal
yang perlu Pasang kembali steker dan tunggu suhu stabil 2
diperhatikan s.d 8⁰C tanpa merubah posisi termostat
9. Unit terkait 1. Sekolah (PAUD/TK,SD/ MI,SMP/MTS,dan SMA/MAN)
2. Puskesmas
3. Unit obat
4. Posyandu
Setelah vaksin disuntikan, jarum ditarik keluar
kemudian ambil kapas lalu ditekan pada lokasi
10. Dokumen 1. Format pelaksanaan
suntikan Imunisasi MR
Terkait 2. Belangko KIPI
3. Format riwayat Imunisasi pasien
11. Rekaman Jarum suntik habis pakai Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi dibuang ke safety box
perubahan
historis berlakukan
dengan tanpa menutup kembali jarum. Vaksin
perubahan Jarum suntik habis pakai di buang ke safety box dengan
yang sudah terpakai dalam sampah lain
tanpa menutup kembali jarum, vial vaksin yang sudah
dimasukan dalam kantong plastic khusus medis
terpakai dimasukan kedalam kantong khusus limbah medis

Petugas melakukan pencucian tangan setelah


penyuntikan
Petugas mencuci selesai
tangan setelah penyuntikan selesai

Memantau dan menangani kasus KIPI


Petugas memantau dan menangani kasus KIPI

Memerikasa dan melengkapi register pelaksaan


imunisasi, menulis no batch vaksin yang
Memeriksadiberikan
dan serta
melengkapi
tanggal register pelaksanaan
kadaluarsa
PetugasPetugas
menunggu ditempat
menunggu pelayanan
ditempat
Page 57 of 98 imunisasi, menulis nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
minimalpelayanan
30 menit untuk merespon
minimal 30 menitadanya
untuk
kasus KIPI
merespon adanya kasus KIPI
1. Pengertian Pencairan bunga es adalah prosedur untuk perawatan lemari es menjaga
vaksinpada suhu yang telah ditetapkan yaitu 2-8⁰C
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencairan bunga es.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Nomor:440/078/PKM-
NGS/SK/I/2020 Tentang Penanggung Jawab Dan Pengelolah Program
Puskesmas
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1611/MENKES/SK/XI/2005
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
2. Permenkes No. 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
3. Modul Pelatihan Imunisasi bagi petugas Puskesmas Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia ,2019
5. Prosedur Alat dan Bahan :
1. Lap kering, vaksin carrier atau cold box,cool pack
6. Langkah – 1. Pencairan bunga es dilakukan minimal 1 bulan sekali atau ketika bunga
langkah es mencapai ketebalan0,5 cm
2. Seharian sebelum pencairan bunga es, kondisikan cool pack (kontak
dingin cair), vaksin carrier atau cold box
3. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold box yang telah berisi
cool pack (kotak dingin cair). Sesuai dengan SOP Penyimpanan vaksin
4. Cabut steker untuk melakukan defrosting
5. Biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat
6. Setelah bunga es mencair, keringkan bagian dalam lemari es termasuk
evaporator dengan lap kering
7. Pasang kembali steker dan tunggu suhu stabil 2 s.d 8⁰C tanpa merubah
posisi termostat.

Page 58 of 98
8. Setelah suhu mencapai 2 s.d 8⁰C, susun kembali vaksin kedalam lemari
es. Sesuai dengan SOP Penyimpanan vaksin
9. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan lemari
es.

PENCAIRAN BUNGA ES

No.Dokumen : 440/553 /PKM-NGS/SOP/I/2020


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 15-01-2020
Halaman : 1/3
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

Page 59 of 98
7. Bagan alir
Pencairan bunga es dilakukan
minimal 1 bulan sekali atau ketika
bunga es mencapai ketebalan0,5 cm

Seharian sebelum pencairan bunga es,


kondisikan cool pack (kontak dingin cair),
vaksin carrier atau cold box

Pindahkan vaksin kedalam vaksin


carrier atau cold box yang telah berisi
cool pack (kotak dingin cair). Sesuai
dengan SOP Penyimpanan vaksin

Cabut steker untuk melakukan


defrosting

Biarkan bunga es mencair sendiri atau


siram dengan air hangat

Setelah bunga es mencair, keringkan


bagian dalam lemari es termasuk
evaporator dengan lap kering

Pasang kembali steker dan tunggu suhu


stabil 2 s.d 8⁰C tanpa merubah posisi
termostat

Setelah suhu mencapai 2 s.d 8⁰C,


susun kembali vaksin kedalam lemari
es. Sesuai dengan SOP Penyimpanan
vaksin

Catat kegiatan pemeliharaan


bulanan pada kartu
pemeliharaan lemari es.

Page 60 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Koordinator Imunisasi

10. Dokumen Lembaran pencatatan suhu vaksin


Terkait

11. Rekaman Tanggal mulai di


No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan

PEMELIHARAAN LEMARI ES

No.Dokumen : 440/190/PKM-NGS/SOP/I/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 14-01-2020
Halaman : 1/6

Page 61 of 98
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Lemari es adalah tempat menyimpan vaksin bcg, Td, DT, hepatitisB, campak,
dan DPT-HB-Hib, pada suhu yang ditentukan +2⁰C sampai dengan +8⁰C
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melaksanakan pemeliharaan lemari es di
Puskesmas Nagaswidak
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Nomor:440/078/PKM-
NGS/SK/I/2020 Tentang Penanggung Jawab Dan Pengelolah Program
Puskesmas
4. Referensi Permenkes Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
5. Prosedur 1. Pulpen
2. Obeng
3. Spon Busa
4. Lap kering
5. Sabun
6. Langkah – 1. Pemeliharaan harian
langkah a. Lakukan pencegahan suhu dengan thermometer atau alat pemantauan
suhu digital setiap pagi dan sore
b. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es?
Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting ( pencairan
bunga) es
c. Lakukan pencatatan langsung setelah pengecekkan suhu pada waktu
pencatatan suhu setiap pagi dan sore.
2. Pemeliharaan Mingguan
a. Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor kencangkan baut
dengan obeng.
b. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan melihat
perubahaan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker dengan
yang baru.
c. Sebelum membersihkan badan lemari es cabut steker terlebih dahulu
agar tidak terjadi konselit
d. Bersihkan badan lemari es dengan menggunakan lap basah, spon busa
dan sabun.
e. Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering.
f. Selama membersihkan badan lemari es jangan membuka pintu lemari es
untuk menjaga suhu agar tetap 2-8⁰C.
g. Setelah selesai, colokan kembali steker.
h. Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu pemeliharaan lemari
es

3. Pemeliharaan Bulanan
a. Sehari sebelum pemeliharaan Bulanan, kondisikan cool pack,vaksin
carrier.
b. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier/ cold box yang telah berisi
cool pack
c. Cabut steker untuk melakukan defrosting.
d. pembersihan kondensor, pada model terbuka gunakan sikat yang
lembut/tekanan udara pada model tertutup tidak perlu dilakukan
pembersihan
e. Periksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila kertas sulit
di tarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila kertas mudah

Page 62 of 98
ditarik berarti karet sudah mengeras dan beri bedak
f. Bila ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan dengan
menggunakan obeng
g. Colokan steker setelah selesai
h. Setelah suhu mencapai 2-8⁰C , susun kembali vaksin kedalam lemari
es
i. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan lemari
es

7. Bagan alir
Pemeliharaan harian

Lakukan pencegahan suhu dengan thermometer atau alat


pemantauan suhu digital setiap pagi dan sore

Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga


es? Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting
( pencairan bunga) es

Lakukan pencatatan langsung setelah


pengecekkan suhu pada waktu pencatatan
suhu setiap pagi dan sore

Pemeliharaan Mingguan

Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor


kencangkan baut dengan obeng.

Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan


melihat perubahaan warna pada steker, jika itu terjadi
gantilah steker dengan yang baru.
Page 63 of 98

Sebelum membersihkan
Bersihkan badan lemari esbadan lemari
dengan es cabut steker
menggunakan lap
terlebihspon
basah, dahulu agar
busa dantidak terjadi konselit
sabun.
Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering

Selama membersihkan badan lemari es jangan membuka


pintu lemari es untuk menjaga suhu agar tetap 2-8⁰C

Setelah selesai, colokan kembali steker.

Catat kegiatan pemeliharaan


mingguan pada kartu pemeliharaan
lemari es

Pemeliharaan Bulanan

Sehari sebelum pemeliharaan Bulanan, kondisikan cool


pack,vaksin carrier

Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier/ cold box yang


telah berisi cool pack

Cabut steker untuk melakukan defrosting

Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka


Page 64 of 98Periksa
gunakan kerapatan
sikat yangpintulembut/tekanan
menggunakan selembar kertas,
udara pada model
bila kertas
tertutup sulitperlu
tidak di tarik berarti karet
dilakukan pintu masih baik,
pembersihan
sebaliknya bila kertas mudah ditarik berarti karet sudah
mengeras dan beri bedak
Bila ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan
8. Hal-hal dengan menggunakan obeng
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Ruang Vaksin
Colokan steker setelah selesai
10. Dokumen Pencatatan suhu kulkas vaksin
Terkait
Setelah suhu mencapai 2-8⁰C , susun kembali vaksin
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah
kedalam lemari es Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan

Catat kegiatan pemeliharaan bulanan


pada kartu pemeliharaan lemari es

Page 65 of 98
PELAYANAN IMUNISASI OLEH PETUGAS
KESEHATAN DI POSYANDU DAN PELAYANAN LUAR
GEDUNG LAINNYA
No.Dokumen : 440/2096/PKM-NGS/SOP/III/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 17-03-2020
Halaman :1/6
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Pelayanan imunisasi luar gedung adalah petugas imunisasi dalam melakukan
pelayanan imunisasi oleh petugas kesehatan di posyandu dan pelayanan luar
gedung lainnya
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas imunisasi dalam melakukanpelayanan
imunisasi oleh petugas kesehatan di posyandu dan pelyanan luar gedung
lainnya
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang
Nomor:440/3938/PKM-NGS/SK/XII/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis
2. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang
Nomor:440/078/PKM-NGS/SK/XII/2020 Tentang Penanggung Jawab Dan
Pengelolah Program Puskesmas
4. Referensi 1. Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi ( KEMENKES RI Tahun 2012)
5. Prosedur 1. Alat transportasi dan kelengkapannya
2. Buku kohort bayi
3. Alat tulis
4. Vaccine carrier dan cool pack
5. ADS 0,05 ml, 0,5ml, 5 ml
6. Vaksin dan pelarut, anafilaktik kit
7. Sanitizer, kapas, kantong plastik
8. Sarung tangan
9. Masker
10. Baju hazmat

Page 66 of 98
6. Langkah – 1. Sehari sebelum pelayanan, pastikan ke pada kader bahwa semua sasaran
langkah
sudah mendapatkan informasi dan kesiapan pelaksanaan posyandu
2. 30 menit sebelum ke posyandu,pastikan vaksin dan logistic (termasuk
anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa, jumlah sesuai
sasaran serta siap untuk di bawa.
3. Jangan lupa membawa surat tugas dan buku pencatatan hasil imunisasi.
4. Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan ke posyandu
5. Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan
6. Setiba di posyandu, letakan semua logistic di tempat yang aman
7. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelah diletakan alat suntik, kapas, format
pencatatan dan anafilaktik kit. Letakan safety box dan plastik sampah di
bawah meja
8. Petugas memakai APD
9. Cuci tangan dengan sanitizer
10. Petugas memakai handscoon setiap akan memberikan imunisasi
11. Lakukan skrining setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, KIPI yang pernah di alamin, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini
12. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat
imunisasi yang akan diberikan saat ini
13. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B, tidak beku
dan tidak kadaluarsa.
14. Untuk imunisasi oral, ambil alat penates, keluarkan dari plastik kemasan,
buang kemasan ke dalam plastik sampah
15. Ambil alat suntik, pastikan bahwa tidak kadaluarsa, keluarkan dari plastik
kemasan, buang kemasan kedalam plastik sampah
16. Buka tutup jarum suntik, buang tutup jarum suntik kedalam plastik sampah
17. Untuk vaksin yang membutuhkan pelarutan, larutkan vaksin sesuai dengan
SOP persiapan vaksin
18. Tusukan jarum suntikan kedalam botol vaksin pastikan ujung jarum selalu
berada di dalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan dosis yang
dibutuhkan.
19. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis, buang
gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut jarum dari botol

Page 67 of 98
vaksin.
20. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin
21. Bersihkan lokasi penyuktikan dengan kapas
22. Berikan vaksin sesuai dengan SOP cara pemberian vaksin
23. Buang langsung alat suntikan yang telah digunakan tanpa menutupnya (non
recapping) ke dalam safety box
24. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya,
dan kemungkinan efek samping yang akan dialami oleh anak sesudah
imunisasi serta cara penanggulangannya.
25. Beritahu kepada orang tua agar menunggu sekitar 30 menit di posyandu
untuk memantau kemungkinan terjadinya efek samping.
26. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort
bayi
27. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan kedalam kantong plastik.
28. Cuci tangan dengan sanitizer setiap selesai pemberian imunisasi
29. Setelah selesai semua pelayanan, lakukan evaluasi kegiatan bersama
kader.
30. Bawa pulang sisa logistic yang belum digunakan dan limbah ke puskesmas.
31. Setiba di puskesmas, simpan kembali vaksin di dalam lemari es pada
tempat yang terpisah atau diberi tanda.
32. Catatan hasil imunisasi dan pemakaian logistic diserahkan kepada
coordinator imunisasi.

Page 68 of 98
7. Bagan alir
Sehari sebelum pelayanan, pastikan ke
pada kader bahwa semua sasaran
sudah mendapatkan informasi dan
kesiapan pelaksanaan posyandu

30 menit sebelum ke posyandu,pastikan vaksin dan


logistic (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B
dan tidak kadaluarsa, jumlah sesuai sasaran serta siap
untuk di bawa

Jangan lupa membawa surat tugas dan buku pencatatan


hasil imunisasi

Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan ke


posyandu

Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan

Setiba di posyandu, letakan semua logistic di tempat


yang aman

Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak


terpapar sinar matahari langsung, disebelah diletakan
alat suntik, kapas, format pencatatan dan anafilaktik kit.
Letakan safety box dan plastik sampah di bawah meja

Petugas memakai APD

Cuci tangan dengan sanitizer setiap akan memberikan


imunisasi

Lakukan skrining setiap sasaranmeliputi umur, riwayat


imunisasi sebelumnya, KIPI yang pernah di alamin,
riwayat penyakit, keadaan kesehatan saat ini
Page 69 of 98
Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis
dan manfaat imunisasi yang akan diberikan saat ini

Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi


VVM A/B, tidak beku dan tidak kadaluarsa

Untuk imunisasi oral, ambil alat penates, keluarkan dari


plastik kemasan, buang kemasan ke dalam plastik
sampah

Ambil alat suntik, pastikan bahwa tidak kadaluarsa,


keluarkan dari plastik kemasan, buang kemasan kedalam
plastik sampah

Buka tutup jarum suntik, buang tutup jarum suntik


kedalam plastik sampah

Untuk vaksin yang membutuhkan pelarutan, larutkan


vaksin sesuai dengan SOP persiapan vaksin

Tusukan jarum suntikan kedalam botol vaksin pastikan


ujung jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot
vaksin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan

Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau


kelebihan dosis, buang gelembung atau kelebihan dosis
yang ada tanpa mencabut jarum dari botol vaksin.

Lepaskan alat suntik dari botol vaksin

Bersihkan lokasi penyuktikan dengan kapas

Berikan vaksin sesuai dengan SOP cara pemberian


vaksin

Buang langsung alat suntikan yang telah digunakan


tanpa menutupnya (non recapping) ke dalam safety box

Page 70 of 98
Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan
kunjungan berikutnya, dan kemungkinan efek samping
yang akan dialami oleh anak sesudah imunisasi serta
cara penanggulangannya

Beritahu kepada orang tua agar menunggu sekitar 30


menit di posyandu untuk memantau kemungkinan
terjadinya efek samping.

Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang


tersedia pada buku kohort bayi

Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan kedalam


kantong plastik

Cuci tangan dengan sanitizer setiap selesai pemberian


imunisasi

Setelah selesai semua pelayanan, lakukan evaluasi


kegiatan bersama kader

Bawa pulang sisa logistic yang belum digunakan dan


limbah ke puskesmas

Setiba di puskesmas, simpan kembali vaksin di dalam


lemari es pada tempat yang terpisah atau diberi tanda

Catatan hasil imunisasi dan


pemakaian logistic diserahkan
kepada coordinator imunisasi

8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan

Page 71 of 98
9. Unit terkait Kepala Puskesmas, TU, Masyarakat

10. Dokumen
Terkait

11. Rekaman Tanggal mulai di


No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan Langkah no. 8,dan 9 Penggunaan APD lengkap dan maret 2020
jaga jarak

Page 72 of 98
MENCATAT GRAFIK SUHU

No.Dokumen : 440/964/PKM-NGS/SOP//I/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 24-01-2020
Halaman : 1/2
drg.Bencas Nainggola
Puskesmas Nagaswidak NIP.19661218199301100

1. Pengertian Kegiatan pencatatan suhu kulkas penyimpanan vaksin.


2. Tujuan Untuk mengetahui perubahan suhu agar tetap berada pada suhu 2 o C - 8oC
supaya vaksin tetap baik
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang Nomor :
440/078/PKM-NGS/SK/XII/2020 Tentang Penanggung Jawab Dan
Pengelolah Program Puskesmas
4. Referensi Permenkes RI No 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi,
Kemenkes RI 2013
5. Alat dan 1. Buku grafik suhu
bahan 2. Ballpoin
3. Penggaris
6. Langkah - 1. Pukul 08.00 WIB pagi petugas melihat suhu coolchain, sekaligus
langkah mempersiapkan vaksin yang dibutuhkan pada hari itu .
2. Petugas mencatat di grafik,suhu coolchain pagi.
3. Pukul 13.00 WIB petugas melihat suhu kembali sambil mengembalikan sisa
vaksin yang telah dipakai pada hari itu .
4. Mencatat kembali di grafik,suhu coolchain siang.
7. Bagan Alir
Pukul 08.00 WIB pagi petugas melihat
suhu coolchain, sekaligus
mempersiapkan vaksin yang
dibutuhkan pada hari itu

Petugas mencatat di grafik,suhu coolchain pagi

Pukul 13.00 WIB petugas melihat suhu kembali


sambil mengembalikan sisa vaksin yang telah
dipakai pada hari itu

Mencatat kembali di grafik,suhu


coolchain siang.

Page 73 of 98
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Koordinator Imunisasi

10. Dokumen Lembaran pencatatan suhu vaksin


Terkait
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
Historis berlakukan
Perubahan

Page 74 of 98
PENYIMPANAN VAKSIN

No.Dokumen : 440/960/PKM-NGS/SOP/I/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 24-01-2020
Halaman : 1/3
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Penyimpanan vaksin adalah suatu prosedur yang digunakan dalam rangka
menjaga agar vaksin tetap mempunyai potensi yang baik sewaktu diberikan
kepada sasaran.
2. Tujuan Sebagai pedoman untuk petugas penanggung jawab program imunisasi
dalam menata dan menyimpan vaksin di lemari es.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang
Nomor:440/078/PKM-NGS/SK/XII/2020 Tentang Penanggung Jawab
Dan Pengelolah Program Puskesmas
4. Referensi Permenkes RI No 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi,
Kemenkes RI 2013
5. Alat dan 1. Cold chain
bahan
2. Termometer
3. Coldpack
4. Vaksin
6. Langkah - 1. Petugas menyimpan vaksin dalam cold chain dengan suhu 2 o C -
langkah
8oC.
2. Petugas meletakkan dus vaksin dengan jarak antara minimal 1-2cm
atau satu jari tangan dengan vaksinlainnya.
3. Petugas meletakkan vaksin Heat Sensitive(sensitif suhu panas) / HS
(BCG, campak, polio) dekat dengan evaporator.
4. Petugas meletakkan vaksin Freeze Sensitive(sinsitif suhu dingin) /FS
(DPT, TT, DT, Hepatitis B, DPT-HB) jauh dari evaporator.
5. Petugas menyimpan pelarut vaksin BCG dan campak di lemari yang
lain pada suhu ruangan.
6. Petugas memastikan pelarut tidak beku.
7. Petugas memantau kestabilan suhu dengan termometer.
8. Petugas mencatat suhu pada grafik suhu cool chain setiap hari

7. Bagan Alir Petugas menyimpan vaksin dalam


cold chain dengan suhu 2o C -
Page 75 of 98
8oC.
Petugas meletakkan dus vaksin dengan jarak
antara minimal 1-2cm atau satu jari tangan
dengan vaksinlainnya.

Petugas meletakkan vaksin Freeze


Sensitive(sinsitif suhu dingin) /FS (DPT, TT, DT,
Hepatitis B, DPT-HB) jauh dari evaporator

Petugas menyimpan pelarut vaksin BCG dan


campak di lemari yang lain pada suhu ruangan.

Petugas memastikan pelarut tidak beku

Petugas memantau kestabilan suhu dengan


termometer

Petugas mencatat suhu pada


grafik suhu cool chain setiap
hari

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan

Page 76 of 98
9. Unit Terkait Koordinator Imunisasi

10. Dokumen Lembaran pencatatan suhu vaksin


Terkait
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
Historis berlakukan
Perubahan

MELARUTKAN VAKSIN CAMPAK/MR

Page 77 of 98
No.Dokumen : 440/973/PKM-NGS/SOP/I/2020
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 25-01-2020
Halaman : 1/3
drg.Bencas Nainggolan
NIP.19661218199301100
Puskesmas Nagaswidak
1

1. Pengertian
Melarutkan Vaksin Campak/MR adalah kegiatan mencampurkan pelarut
campak dengan vaksin campak.
2. Tujuan Sebagai pedoman atau acuan langklah –langkah dalam melarutkan vaksin
campak/MR kering dengan cairan pelarutnya sehingga vaksin campak/MR
bisa digunakan
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang
Nomor:440/3938/PKM-NGS/SK/XII/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis
2. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang
Nomor:440/078/PKM-NGS/SK/XII/2020 Tentang Penanggung Jawab Dan
Pengelolah Program Puskesmas
4. Referensi 1. Dinas Kesehatan Provinsi Suatera Selatan. 2013. Modul Pelatiah TOT
Petugas ImunisasiSe-Kab/Kota Dalam Rangka Adokasi dan Sosialisai
Intraduksi Vaksin Baru Serta Monotoring Imunisasi Rutin. Palembang.
2. SOP Penyelengaraan imunisasi, Kementian Kesehatan RI Tahun 2012
5. Alat dan 1. Alat :
bahan
a. Spuit ADS 5 ml
b. Vaksin Campak/MR Kering
c. Cairan pelarut campak /MR

6. Langkah - 1. Petugas mencuci tangan .


langkah
2. Petugas mengamati VVM dan masa kadaluarsa dalam vial vaksin,jika
tidak layak maka dicatat di buku stock vaksin.
3. Ambil cairan pelarut vaksin dengan spuit sampai habis kemudian
masukkan cairan pelarut kedalam vial yang berisi vaksin Campak/MR
kering.
4. Vaksin yang sudah dilarutkan tidak boleh lebih dari 4 jam.

7. Bagan Alir
Petugas mencuci tangan

Petugas mengamati VVM dan masa


Page 78 of 98 kadaluarsa dalam vial vaksin,jika tidak
layak maka dicatat di buku stock
vaksin
Ambil cairan pelarut vaksin dengan
spuit sampai habis kemudian
masukkan cairan pelarut kedalam vial
yang berisi vaksin Campak/MR kering.

Vaksin yang sudah dilarutkan


tidak boleh lebih dari 4 jam

8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Unit Obat

10. Dokumen Kartu Stock Vaksin

Page 79 of 98
Terkait
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
Historis berlakukan
Perubahan

Melarutkan vaksin BCG

No.Dokumen : 440/972/PKM-NGS/SOP/I/2020
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 25-01-2020
Halaman : 1/2
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Mencampurkan pelarut BCG dengan vaksin BCG


2. Tujuan Melarutkan vaksin BCG kering dengan cairan pelarutnya sehingga vaksin BCG
bisa digunakan.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang

Page 80 of 98
Nomor:440/3938/PKM-NGS/SK/XII/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis
2. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang
Nomor:440/078/PKM-NGS/SK/XII/2020 Tentang Penanggung Jawab Dan
Pengelolah Program Puskesmas
4. Referensi Permenkes RI No 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi,
Kemenkes RI 2013
5. Alat dan 1. Spuit disposible 5 cc
bahan
2. Gergaji ampul
3. Vaksin BCG kering
4. Cairan pelarut BCG
6. Langkah - 1. Petugas mencuci tangan .
langkah 2. Petugas mengamati VVM dan masa kadaluarsa dalam vial vaksin,jika
tidak layak maka dicatat di buku stock vaksin.
3. Ambil cairan pelarut vaksin dengan spuit sampai habis kemudian
masukkan cairan pelarut kedalam vial yang berisi vaksin BCG kering.
4. Vaksin yang sudah dilarutkan tidak boleh lebih dari 3 jam.

7. Bagan Alir
Petugas mencuci tangan

Petugas mengamati VVM dan masa kadaluarsa


dalam vial vaksin,jika tidak layak maka dicatat di buku
stock vaksin

Ambil cairan pelarut vaksin dengan spuit sampai


habis kemudian masukkan cairan pelarut kedalam
vial yang berisi vaksin BCG kering

Vaksin yang sudah dilarutkan tidak


boleh lebih dari 3 jam

Page 81 of 98
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Unit Obat

10. Dokumen Buku Stock Vaksin


Terkait
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
Historis berlakukan
Perubahan

IMUNISASI

No.Dokumen : 440/2129/PKM-NGS/SOP/III/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 20-03-2020
Halaman : 1/5
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Imunisasi adalah memasukan suatu jenis vaksin ke dalam tubuh untuk
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.
2. Tujuan Menurunkan angka kesakitan kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang

Page 82 of 98
Nomor:440/3938/PKM-NGS/SK/XII/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis
2. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang
Nomor:440/078/PKM-NGS/SK/XII/2020 Tentang Penanggung Jawab Dan
Pengelolah Program Puskesmas
4. Referensi
1. Dinas Kesehatan Provinsi Suatera Selatan. 2013. Modul Pelatiah TOT
Petugas ImunisasiSe-Kab/Kota Dalam Rangka Adokasi dan Sosialisai
Intraduksi Vaksin Baru Serta Monotoring Imunisasi Rutin. Palembang.
2. SOP Penyelengaraan imunisasi, Kementian Kesehatan RI Tahun 2012
5. Alat dan 1. Administrasi :
bahan
a). Buku Kesehatan Ibu dan Anak / KMS
b). Register Kohort Kesehatan Bayi
c). Blanko Informed Concent
d). Blanko Rujukan Internal
2. Timbangan bayi / Baby Scale
3. Termometer
4. Vaksin dan pelarut
5. Spuit 0.05ml, 0,5ml, 5ml
6. Cool bag
7. Coldpack
8. Kapas kering DTT
9. Safety box
10. Sarung tangan
11. Masker
12. Baju hazmat
6. Langkah – 1. Petugas mencuci tangan
langkah
2. Petugas memakai APD
3. Petugas memanggil pasien sesuai urutannya.
4. Petugas memakai handscoon setiap akan memberikan imunisasi
5. Bayi ditimbang dan ditanyakan kondisi sehat /tidak nya. Bayi periksa
kondisi fisik bayi (cek temprature tubuhnya)
a. Bayi sehat, lakukan konseling tentang imunisasi sesuai kebutuhan,
cara pemberian dan efek samping
b. Bayi tidak sehat segera rujuk ke Poli MTBS
6. Petugas mencocokkan identitas pasien
a. pasien Baru :
Melengkapi data bayi di buku Kesehatan Ibu dan Anak
Pemberian nomor register di buku KIA sesuai urutan di Register
Kohort
b. Pasien Lama:
Diminta buku KIA dan dicocokkan dengan Register Kohort
Kesehatan Bayi.

Page 83 of 98
7. Lakukan anamnesa imunisasi apa saja yang telah diberikan / yang belum
diberikan dan di lihat Buku KIA.
8. Orang tua mengisi informed consent.
9. Petugas menyiapkan alat dan bahan kemudian mencuci tangan.
10. Petugas menyiapkan vaksin dengan melihat VVM vaksin layak digunakan
atau tidak layak.
a. Bila tidak layak maka petugas harus mencatat dan melaporkan ke
Dinas Kesehatan Kota Palembang
b. Bila layak maka vaksin boleh digunakan
11. Petugas memberikan imunisasi sesuai dengan kebutuhan ( Hepatitis, BCG,
Polio, DPT/HB/HIB, Campak/MR )
12. Memberikan KIE sesuai kebutuhan pasien & beritahu jadwal imunisasi
berikutnya.
13. Catat hasil imunisasi di buku KIA, register kohort kesehatan bayi & kartu
status pasien.
14. Petugas memberikan resep jika diperlukan.

7. Bagan Alir

Petugas mencuci tangan

Petugas memakai APD

Petugas memanggil pasien sesuai


urutannya

Petugas memakai handscoon setiap akan


memberikan imunisasi

Bayi ditimbang dan ditanyakan kondisi


sehat /tidak nya. Bayi periksa kondisi fisik
bayi (cek temprature tubuhnya)

a. Bayi sehat, lakukan konseling


tentang imunisasi sesuai
kebutuhan, cara pemberian dan
efek samping
Page 84 of 98
b. Bayi tidak sehat segera rujuk ke
Poli MTBS
Petugas mencocokkan identitas pasien
a. pasien Baru :
Melengkapi data bayi di buku
Kesehatan Ibu dan Anak
Pemberian nomor register di buku
KIA sesuai urutan di Register
Kohort
b. Pasien Lama :
Diminta buku KIA dan dicocokkan
dengan Register Kohort
Kesehatan Bayi.

Lakukan anamnesa imunisasi apa saja yang


telah diberikan / yang belum diberikan dan
di lihat Buku KIA

Orang tua mengisi informed consent

Petugas menyiapkan alat dan bahan kemudian


mencuci tangan.

Petugas menyiapkan vaksin dengan melihat VVM


vaksin layak digunakan atau tidak layak.
1. Bila tidak layak maka petugas harus
mencatat dan melaporkan ke Dinas
Kesehatan Kota Palembang
2. Bila layak maka vaksin boleh digunakan

Petugas memberikan imunisasi sesuai dengan


kebutuhan ( Hepatitis, BCG, Polio, DPT/HB/HIB,
Campak/MR )
Page 85 of 98
Memberikan KIE sesuai kebutuhan pasien &
beritahu jadwal imunisasi berikutnya

Catat hasil imunisasi di buku KIA, register kohort


kesehatan bayi & kartu status pasien

Petugas memberikan resep


jika diperlukan

8. Hal-hal
yang perlu
diperhatika
n
9. Unit 1. Poli MTBS
Terkait
2. Unit Pendaftaran / Kasir
3. Unit Obat
10. Dokumen 5. Kartu Status Pasien
Terkait
6. Buku KIA
7. Register Kohort Kesehatan Bayi
8. Blanko Informed Consent
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
Historis berlakukan
Perubahan Langkah no. 1,dan 2 Penggunaan APD lengkap maret 2020
dan jaga jarak

Page 86 of 98
PENGAMBILAN VAKSIN DAN PELARUT

No.Dokumen : 440/ 2136/PKM-NGS/SOP/III/2020


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 22-03-2020
Halaman : 1/5
Puskesmas
drg.Bencas Nainggolan
NIP.196612181993011001
Nagaswidak

1. Pengertian Petugas imunisasi dalam melakukan pengambilan vaksin dan pelarut vaksin
program imunisasi ke gudang farmasi sesuai prosedur
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas imunisasi dalam melakukan pengambilan
vaksindan pelarut vaksin program imunisasi ke gudang farmasi sesuai prosedur
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Palembang nomor:440/078/PKM-
NGS/SK/XII/2020 Tentang Penanggung Jawab Dan Pengelolah Program
Puskesmas
4. Referensi 1. SOP Penyelengaraan imunisasi, Kementian Kesehatan RI Tahun 2012
5. Prosedur 1. Cold Box
2. Cool Pack
3. Alat pantau paparan suhu beku (freeze tag)
4. Alat pantau paparan suhu panas (Vaccine Cold Chain Monitor)
5. APD
6. Langkah – 1. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin
langkah
2. Buat surat permintaan vaksin dengan perhitungan sisa stok

Page 87 of 98
3. Hubungi petugas gudang farmasi tentang rencana pengambilan vaksin
4. Siapkan cold box atau vaksin carrier yang dilengkapi dengan coolpack agar
suhu terjaga antara2-8°C
a. Bila yang di gunakan coldbox maka dibutuhkan 12 coolpack
b. Bila yang digunakan vaksin carriermaka dibutuhkan 4 buah coolpack
5. Siapkan alat transpotrasi yang memadai
6. Petugas memakai APD
7. Serahkan suarat permintaan vaksin kepada petugas gudang farmasi dan
kemudian cocokan vaksin yang diserahkan dengan permintaan
8. Periksa kondisi VVM dan masa kadaluarsa vaksin
9. Masukan vaksin ke dalam coldbox atau vaksin carrier yang telah terisi
coolpcak
10. Vaksin yang sensitive beku diletakan pada bagian tengah coldbox dan vaksin
yang sensitive panas menempel pada dinding coldbox
11. Letakan alat pemantau paparan suhu beku pada bagian tengah diantara
kotak vaksin dan VCCM didekat kotak vaksin BCG
12. Tutup rapat bagian atas coldbox atau vaksin carier

13. Selama perjalanan ke puskesmas, lindungi vaksin dari paparan sinar


matahari langsung
14. Sesampainya ke puskesmas, buka coldbox atau vaksin carrier dan periksa
kembali kondisi VVM dan alat pemantau suhu beku
15. Temple tanggal pengambilan vaksin di kotak vaksin
16. Masukkan vaksin kedalam lemari es
17. Catat vaksin tersebut( jumlah,jenis, no batch, masa kadaluarsa, kondisi VVM)
dalam buku stok vaksin sebagai penerimaan

Page 88 of 98
7. Bagan alir

Lakukan perhitungan kebutuhan


vaksin

Buat surat permintaan vaksin dengan


perhitungan sisa stok

Hubungi petugas gudang farmasi tentang


rencana pengambilan vaksin

Siapkan cold box atau vaksin carrier yang


dilengkapi dengan coolpack agar suhu
terjaga antara2-8°C
a. Bila yang di gunakan coldbox maka
dibutuhkan 12 coolpack
b. Bila yang digunakan vaksin
carriermaka dibutuhkan 4 buah
coolpack

Siapkan alat transpotrasi yang memadai

Petugas memakai APD

Serahkan suarat permintaan vaksin kepada


petugas gudang farmasi dan kemudian
cocokan vaksin yang diserahkan dengan
permintaan

Periksa kondisi VVM dan masa kadaluarsa


vaksin

Masukan vaksin ke dalam coldbox atau


vaksin carrier yang telah terisi coolpcak

Page 89 of 98
Vaksin yang sensitive beku diletakan pada
bagian tengah coldbox dan vaksin yang
sensitive panas menempel pada dinding
coldbox

Letakan alat pemantau paparan suhu beku


pada bagian tengah diantara kotak vaksin
dan VCCM didekat kotak vaksin BCG

Tutup rapat bagian atas coldbox atau vaksin


carier

Selama perjalanan ke puskesmas, lindungi


vaksin dari paparan sinar matahari langsung

Sesampainya ke puskesmas, buka coldbox atau


vaksin carrier dan periksa kembali kondisi VVM
dan alat pemantau suhu beku

Temple tanggal pengambilan vaksin di kotak


vaksin
8. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Gudang farmasi
Masukkan vaksin kedalam lemari es

10. Dokumen Surat permintaan


Terkait

11. Rekaman Catat vaksin Tanggal mulai di


No. Yang dirubahtersebut( jumlah,jenis,
Isi perubahan
no batch,
historis berlakukan
perubahan Langkah no.6 masa Penggunaan
kadaluarsa, kondisi
APD danVVM) maret 2020
dalamjaga
bukujarak
stok vaksin sebagai
penerimaan

Page 90 of 98
PRA IMUNISASI MASA COVID-19

No.Dokumen : 440/2721/PKM-NGS/SOP/VI/2020
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 17-06-2020
Halaman :1/5
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Pra pelayanan imunisasi adalah kegiatan yang harus di lakukan sebelum
melakukan pelayanan kesehatan di poli imunisasi

2. Tujuan Sebagai langkah-langkah petugas dalam mempersiapkan pelayanan imunisasi

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Nomor : 440/2544/PKM-


NGS/SK/V/2020 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Pada Masa Pandemic
COVID-19
4. Referensi  Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan. 2013 Modul Pelatihan TOT
Petugas Imunisasi Se-Kab/Kota Dalam Rangka Adokasi Dan Sosialisasi

Page 91 of 98
Intraduksi Vaksi Baru Serta Monitoring Imunisasi Rutin, Palembang
 Petunjuk teknis pelayanan puskesmas pada masa pandemic COVID-19
Kementrian Kesehatan 2020

5. Alat dan Persiapan Alat dan Bahan


bahan
1. Spuit 0.05ml
2. Spuit 0.5 ml
3. Spuit 5 cc
4. Kapat DTT
5. Safety box
6. Sarung tangan
7. Timbangan bayi/ baby scale
8. Pengukuran panjang bayi/ length boart
9. Thermometer
10. Buku KIA
11. Blangko informed consent
12. Register kohort kesehatan bayi
13. Blangko rujukan internal
14. Vaksin carrier dan cool pack / kotak dingin cairan
15. Vaksin yang di butuhkan
16. APD
17. Disinfektan

6. Langkah – 1. Petugas datang jam 07.30


langkah
2. Petugas absen
3. Petugas memastikan ruangan bersih dan rapih
4. Petugas menghidupkan AC
5. Petugas menyiapkan alat – alat
6. Menyiapkan perlengkapan administrasi
7. Petugas menyemprotkan disinfektan
8. Petugas memakai APD
9. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
10. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
11. Petugas memberi salam dan memperkenalkan diri
12. Petugas melaksanakan pemeriksaan fiksik
13. Petugas menjelaskan manfaat, efek samping imunisasi dan mengisi
lembaran persetujuan
14. Petugas mengambil vaksin yang di butuhkan
15. Petugas memberikan imunisasi sesuai vaksin yang di butuhkan

Page 92 of 98
16. Imunisasi telah selesai petugas melepaskan sarung tangan dan mencuci
tangan kemudian menjelaskan waktu kunjungan ulang
17. Petugas mencatat hasil imunisasi di register kohort kesehatan bayi, buku
KIA dan status pasien.

7. Bagan alir

Petugas datang jam 07.30.

Petugas absen

Petugas memastikan ruangan bersih dan rapih

Petugas menghidupkan AC

Petugas menyiapkan alat – alat

Menyiapkan perlengkapan administrasi

Petugas menyemprotkan disinfektan

Petugas memakai APD

Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan

Petugas memanggil pasien sesuai urutan

Petugas memberi salam dan memperkenalkan diri

Petugas melaksanakan pemeriksaan fiksik

Petugas menjelaskan manfaat, efek samping imunisasi


dan mengisi lembaran persetujuan

Page 93 of 98
Petugas mengambil vaksin yang di butuhkan

Petugas memberikan imunisasi sesuai vaksin


yang di butuhkan

Imunisasi telah selesai petugas melepaskan


sarung tangan dan mencuci tangan kemudian
menjelaskan waktu kunjungan ulang

Petugas mencatat hasil


imunisasi di register kohort
kesehatan bayi, buku KIA dan
status pasien

8. Hal-hal 1. Kondisi VVM Vaksin (Vaksin Vial Monitor)


yang perlu
2. Kemungkinan kejadian KIPI
diperhatikan

9. Unit terkait 1. Poli anak


2. Promkes
3. Apotik

10. Dokumen 1. Buku kohort kesehatan bayi


Terkait
2. KMS/ buku KIA
3. Kartu status pasien
4. Informed consent
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan

Page 94 of 98
PASCA IMUNISASI

No.Dokumen : 440/2722 /PKM-NGS/SOP/VI/2020


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 17-06-2020
Halaman :1/4
drg.Bencas Nainggolan
Puskesmas Nagaswidak NIP.196612181993011001

1. Pengertian Pelayanan pasca imunisasi adalah kegiatan yang harus di lakukan setelah
melakukan pelayanan kesehatan di poli imunisasi

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah bagi petugas dalam melaksanakan
penyelidikan epidemiologi .

Page 95 of 98
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nagaswidak Nomor : 440/2544/PKM-
NGS/SK/V/2020 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Pada Masa Pandemic
COVID-19
4. Referensi  Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan. 2013 Modul Pelatihan TOT
Petugas Imunisasi Se-Kab/Kota Dalam Rangka Adokasi Dan Sosialisasi
Intraduksi Vaksi Baru Serta Monitoring Imunisasi Rutin, Palembang
 Petunjuk teknis pelayanan puskesmas pada masa pandemic COVID-19
Kementrian Kesehatan 2020

5. Alat dan Persiapan Alat dan Bahan


bahan
1. Spuit 0.05ml
2. Spuit 0.5 ml
3. Spuit 5 cc
4. Kapat DTT
5. Safety box
6. Sarung tangan
7. Timbangan bayi/ baby scale
8. Pengukuran panjang bayi/ length boart
9. Thermometer
10. Buku KIA
11. Blangko informed consent
12. Register kohort kesehatan bayi
13. Blangko rujukan internal
14. Vaksin carrier dan cool pack / kotak dingin cairan
15. Vaksin yang di butuhkan
16. APD
17. Disinfektan

6. Langkah – 1. Setelah melakukanimunisasi petugas memberikan konseling manfaat, efek


langkah
samping yang mungkin terjadi setelah di berikan imunisasi
2. Memberi tau ibu/keluarga cara penanggulangannya
3. Memberi tau ibu/keluarga untuk kunjungan imunisasi selanjutnya
4. Petugas mencatat hasil tindakan imunisasi di register kohort kesehatan
bayi, buku KIA, buku laporan imunisasi dan status pasien
5. Petugas membereskan alat
6. Setelah selesai petugas melepaskan APD dan sarung tangan kemudian
mencuci tangan
7. Petugas menyemprotakan disinfektan keruangan dan tempat duduk pasien

Page 96 of 98
7. Bagan alir

Setelah melakukanimunisasi
petugas memberikan konseling
manfaat, efek samping yang
mungkin terjadi setelah di
berikan imunisasi

Memberi tau ibu/keluarga cara


penanggulangannya

Memberi tau ibu/keluarga untuk


kunjungan imunisasi selanjutnya

Petugas mencatat hasil tindakan


imunisasi di register kohort kesehatan
bayi, buku KIA, buku laporan imunisasi
dan status pasien

Petugas membereskan alat

Setelah selesai petugas melepaskan


APD dan sarung tangan kemudian
mencuci tangan

Petugas menyemprotakan
disinfektan keruangan dan
tempat duduk pasien

Page 97 of 98
8. Hal-hal 1. Kondisi VVM Vaksin (Vaksin Vial Monitor)
yang perlu
2. Kemungkinan kejadian KIPI
diperhatikan

9. Unit terkait 1. Poli anak


2. Promkes
3. Apotik

10. Dokumen 1. Buku kohort kesehatan bayi


Terkait
2. KMS/ buku KIA
3. Kartu status pasien
4. Informed consent
11. Rekaman Tanggal mulai di
No. Yang dirubah Isi perubahan
historis berlakukan
perubahan

Page 98 of 98

Anda mungkin juga menyukai