Mini Project
oleh :
Pembimbing :
dr. Nur’aini
KOTA BATAM
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan visi, misi dan program aksi pemerintahan bapak presiden Joko
Widodo dan bapak wakil presiden Jusuf Kala yang dibuat pada Tahun 2014, terdapat
sembilan agenda prioritas yang ditetapkan untuk mencapai visi dan misi tersebut
yang disebut sebagai Nawa Cita. Dari kesembilan agenda prioritas tersebut, agenda
kelima merupakan agenda yang berhubungan dengan dunia kesehatan yaitu
“Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”. Untuk mewujudkan agenda
tersebut maka ditetapkan tiga program pemerintah dimana salah satunya adalah
program Indonesia Sehat (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yang terdapat dalam
rencana strategis (RENSTRA) Kementerian Kesehatan Republik Indoesia Tahun
2015-2019 yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan
pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan
strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care
dan intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan
kendali biaya. Berdasarkan ketiga pilar tersebut dibuat sebuah pendekatan yang
mentargetkan keluarga yaitu program keluarga sehat (Keputusan Menkes RI, 2015).
Pendekatan keluarga sehat didefinisikan sebagai cara kerja Puskesmas yang tidak
hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga
keluar gedung dengan mengunjungi keluarga-keluarga di wilayah kerjanya (tidak
hanya mengandalkan UKBM yang ada). Program ini mulai dijalankan pada bulan
April tahun 2016 di seluruh Indonesia, sehingga program ini merupakan program
yang baru (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga pada satu wilayah adinistrasi ini dapat mempengaruhi masalah
kesehatan pada masyarkat secara umum.1 Hal hal ini perlu menjadi perhatian khusus
oleh kepala puskesmas pada wilayahnya masing masing. Hal ini dapat menjadi
motivasi untuk melakukan pemberdayaan keluarga hidup sehat, melalui keluarga
sehat.2
Pendekatan keluarga sehat yang dapat dilakukan melalui kunjungan rumah oleh
petugas kesehatan. Dengan melakukan kunjungan rumah ini petugas kesehatan bukan
hanya mengumpulkan data kesehatan keluarga melainkan keluarga dapat mengenali
masalah kesehatannya, upaya mengatasinya serta mendapatkan motivasi agar
keluarga di wilayah kerja puskesmas tersebut mampu melakukan upaya pencegahan
serta peningkatan status kesehatan keluarganya dengan megoptimalkan potensi atau
kemampuan yang dimilikinya.2,3,4
Menurut data Statistik Daerah Kota Batam tahun 2012, menunjukkan bahwa
83,24 % rumah tangga mempunyai akses terhadap sanitasi layak, namun karakteristik
kota Batam sebagai kota industri, perdagangan dan pariwisata terdapat beberapa
masalah sosial seperti “illegal housing”. Parameter Kondisi lingkungan Kota Batam
dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti persentase rumah sehat, rumah tangga
dengan akses air bersih, sanitasi dasar (saluran pembuangan air limbah, pembuangan
sampah) dan rumah bebas jentik dengan beberapa kriteria, seperti penilaian rumah
sehat dengan komponen fisik seperti ventilasi, luas bangunan, kepemilikan sanitasi
yang meliputi sanitasi dasar serta komponen perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam
tahun 2013 Puskesmas di Kota Batam hanya mampu membina 54.750 rumah atau 16
% dari 343.531 rumah yang ada dan hanya sebanyak 13% atau 46.375 rumah telah
memenuhi syarat kesehatan.6,7
Puskesmas Sei Pancur yaitu salah satu Puskesmas di Kota Batam dengan wilayah
kerja se-Kecamatan Sei Beduk yang mencakup 4 Kelurahan. Berdasarkan profil
kesehatan 2016 Puskesmas Sei Pancur menunjukkan bahwa Kelurahan Mangsang
memiliki persentase jumlah penduduk yang paling tinggi dibandingkan kelurahan lain
di wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur, maka dari itu perlu dilakukan evaluasi serta
peninjauan mengenai lingkungan tempat tinggal dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang termasuk dalam indikator keluarga sehat dari masing-masing anggota
keluarga di wilayah RT 005 RW 002 Blok I Kelurahan Mangsang.1,8
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Keluarga Sehat
Kesehatan ibu:
Kesehatan anak:
Bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6
bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali
pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. ASI banyak
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI
sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta
kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi
bayi dari alergi.
a. Kolostrum
Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama.
Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena
mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang
penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum
mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti
natrium dan Zn.
c. ASI Matur
ASI matang adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari ke -
14 dan seterusnya komposisi relatif tetap. Merupakan suatu cairan
berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar c-
casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu
yang sehat dimana produksi ASI cukup. ASI ini merupakan makanan
satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai
berumur 6 bulan. Selama 6 bulan pertama, volume ASI sekurang –
kurangnya sekitar 500-700 ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600
ml/hari setelah bayi berusia satu tahun.
Menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap
bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam 3
bulan terakhir. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada
kondisi gisi baik, gizi kurang, atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di
buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak
turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita
warna di atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya mendatar dan
garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita
mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda – tanda:
a. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya kurus
b. Mudah sakit
Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari
satu bulan
Kuman TB yang kebal obat juga dapat ditularkan kepada orang lain
dengan status kebal obat (lebih bahaya)
Tujuan JKN :
Manfaat JKN :
2. JKN menerapkan prinsip kendali mutu dan biaya, yang berarti peserta
mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya yang wajar dan
terkendali.
Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak
menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan
kesehatan sebagai berikut:
a. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara
mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
b. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri.
Terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air
minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa
sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi
kesehatan.
c. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula.
2.Analisis data
3.Rumusan masalah
4.Rencana kegiatan
5.Implementasi kegiatan
6.Monitoring
7.Evaluasi
8.Sosialisasi
BAB III
METODE
b. Besar Sampel
Keterangan:
C. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peneliti mempunyai waktu yang singkat dan juga jumlah tenaga yang sedikit
terhadap penelitian tentang indeks keluarga sehat karena penilaian indeks
keluarga sehat ini mempunyai ruang lingkup yang besar.
2. Perlu dilakukan sampel lebih banyak lagi dan dilakukan perbandingan secara
kualitatif terhadap program keluarga sehat ini di kelurahan Mangsang.
3. Terhambatnya proses pengambilan data yang disebabkan keterbatasan waktu,
ketersediaan masyarakat untuk dilakukan kunjungan rumah, kurangnya
kerjasama dari pihak masyarakat serta minimnya pengetahuan pasien
mengenai keluarga sehat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Indeks Keluarga Sehat adalah sebuah program Indonesia sehat yang
berupaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa Indeks Keluarga Sehat masyarakat di RT 005/ RW
002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
sebagai berikut :
1. Indeks keluarga sehat di RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam adalah 0,262 yaitu termasuk dalam
kategori RT tidak sehat.
2. Jumlah keluarga di RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
sehat sebanyak 16 keluarga.
3. Jumlah keluarga di RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
pra sehat sebanyak 44 keluarga.
4. Jumlah keluarga di RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
sehat sebanyak 1 keluarga.
5. Cakupan indikator yang memerlukan Intervensi Indeks Keluarga Sehat di
RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam adalah
- Keluarga mengikuti program KB sebanyak 75.00%
- Keluarga yang memantau pertumbuhan balita 38.23%
- Anggota keluarga yang kontrol hipertensi secara teratur 40.00%
- Anggota keluarga tidak ada yang merokok sebanyak 42.62%
- Keluarga sudah menjadi anggota JKN sebanyak 67.21%
Saran
1. Instansi Terkait
2. Bagi Masyarakat
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Petugas Puskesmas. Depkes RI.
Jakarta; 2007
2. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016
3. Modul Pelatihan keluarga Sehat. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2017
4. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan
Keluarga. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005 – 2025.
Depkes RI. Jakarta; 2009
6. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Depkes RI. Jakarta; 2016
7. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2016. Batam; 2016
8. Puskesmas Sei Pancur. Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Tahun 2016.
Puskesmas Sei Pancur. Batam: 2016
Lampiran