Anda di halaman 1dari 36

Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 005

RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei


Pancur Kota Batam Periode 2018

Mini Project

oleh :

dr. Bahana Agus Valenta

Pembimbing :

dr. Nur’aini

PUSKESMAS SEI PANCUR

KOTA BATAM

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan visi, misi dan program aksi pemerintahan bapak presiden Joko
Widodo dan bapak wakil presiden Jusuf Kala yang dibuat pada Tahun 2014, terdapat
sembilan agenda prioritas yang ditetapkan untuk mencapai visi dan misi tersebut
yang disebut sebagai Nawa Cita. Dari kesembilan agenda prioritas tersebut, agenda
kelima merupakan agenda yang berhubungan dengan dunia kesehatan yaitu
“Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”. Untuk mewujudkan agenda
tersebut maka ditetapkan tiga program pemerintah dimana salah satunya adalah
program Indonesia Sehat (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yang terdapat dalam
rencana strategis (RENSTRA) Kementerian Kesehatan Republik Indoesia Tahun
2015-2019 yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan
pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan
strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care
dan intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional
dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan
kendali biaya. Berdasarkan ketiga pilar tersebut dibuat sebuah pendekatan yang
mentargetkan keluarga yaitu program keluarga sehat (Keputusan Menkes RI, 2015).

Pendekatan keluarga sehat didefinisikan sebagai cara kerja Puskesmas yang tidak
hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga
keluar gedung dengan mengunjungi keluarga-keluarga di wilayah kerjanya (tidak
hanya mengandalkan UKBM yang ada). Program ini mulai dijalankan pada bulan
April tahun 2016 di seluruh Indonesia, sehingga program ini merupakan program
yang baru (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga pada satu wilayah adinistrasi ini dapat mempengaruhi masalah
kesehatan pada masyarkat secara umum.1 Hal hal ini perlu menjadi perhatian khusus
oleh kepala puskesmas pada wilayahnya masing masing. Hal ini dapat menjadi
motivasi untuk melakukan pemberdayaan keluarga hidup sehat, melalui keluarga
sehat.2

Kesehatan adalah komponen untuk mendukung pembangunan ekonomi serta


memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang disesuaikan pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan upaya yang
dilaksanakan oleh segenap bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang supaya
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.2

Pendekatan keluarga sehat yang dapat dilakukan melalui kunjungan rumah oleh
petugas kesehatan. Dengan melakukan kunjungan rumah ini petugas kesehatan bukan
hanya mengumpulkan data kesehatan keluarga melainkan keluarga dapat mengenali
masalah kesehatannya, upaya mengatasinya serta mendapatkan motivasi agar
keluarga di wilayah kerja puskesmas tersebut mampu melakukan upaya pencegahan
serta peningkatan status kesehatan keluarganya dengan megoptimalkan potensi atau
kemampuan yang dimilikinya.2,3,4

Menurut data Statistik Daerah Kota Batam tahun 2012, menunjukkan bahwa
83,24 % rumah tangga mempunyai akses terhadap sanitasi layak, namun karakteristik
kota Batam sebagai kota industri, perdagangan dan pariwisata terdapat beberapa
masalah sosial seperti “illegal housing”. Parameter Kondisi lingkungan Kota Batam
dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti persentase rumah sehat, rumah tangga
dengan akses air bersih, sanitasi dasar (saluran pembuangan air limbah, pembuangan
sampah) dan rumah bebas jentik dengan beberapa kriteria, seperti penilaian rumah
sehat dengan komponen fisik seperti ventilasi, luas bangunan, kepemilikan sanitasi
yang meliputi sanitasi dasar serta komponen perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam
tahun 2013 Puskesmas di Kota Batam hanya mampu membina 54.750 rumah atau 16
% dari 343.531 rumah yang ada dan hanya sebanyak 13% atau 46.375 rumah telah
memenuhi syarat kesehatan.6,7

Puskesmas Sei Pancur yaitu salah satu Puskesmas di Kota Batam dengan wilayah
kerja se-Kecamatan Sei Beduk yang mencakup 4 Kelurahan. Berdasarkan profil
kesehatan 2016 Puskesmas Sei Pancur menunjukkan bahwa Kelurahan Mangsang
memiliki persentase jumlah penduduk yang paling tinggi dibandingkan kelurahan lain
di wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur, maka dari itu perlu dilakukan evaluasi serta
peninjauan mengenai lingkungan tempat tinggal dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang termasuk dalam indikator keluarga sehat dari masing-masing anggota
keluarga di wilayah RT 005 RW 002 Blok I Kelurahan Mangsang.1,8

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah pada Mini Project ini adalah “Bagaimana Gambaran


Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 005 RW 002 Kelurahan Mangsang
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Tahun 2018.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Kepuasan ditinjau dari Gambaran Pencapaian
Indikator Keluarga Sehat pada RT 005 RW 002 Kelurahan Mangsang wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kesehatan keluarga di RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang
Wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Tahun 2018
2. Memenuhi persyaratan akreditasi terkait Program Indonesia Sehat melalui
pendekatan keluarga sehat.
3. Sebagai syarat menyelesaikan Program Dokter Internsip

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
1. Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti
khususnya mengenai program keluarga Sehat
2. Hasil penelitian dapat menjadi data dasar dan menambah referensi untuk
penelitian selanjutnya.

1.4.2 Bagi Institusi Tempat Penelitian


Hasil penelitian dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi
Puskesmas Sei Pancur dalam upaya peningkatan program kesehatan
khususnya keluarga sehat.

1.4.3 Bagi Masyarakat


Masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang upaya penerapan
indikator keluarga sehat di lingkungan tempat tinggal masing masing.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Keluarga Sehat

2.1.1 Sejarah Program Keluarga Sehat

Program Keluarga Sehat Melalui Pendekatan Keluarga Program Indonesia


Sehat merupakan salah satu program Agenda ke 5 Nawa Cita yaitu Meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia. Program Indonesia Sehat dituangkan dalam bentuk
rencana jangka menengah kementerian Kesehatan yang merupakan penjabaran dan
RPJMN 2015-2019. Sebagai tindak lanjut dan Renstra Kementerian kesehatan Tahun
2015-2019, Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan, salah satu nya
adalah pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan
periode 2015-2019 adalah Paradigma Sehat. Paradigma Sehat mengutamakan
kegiatan-kegiatan promotif dan preventif termasuk kegiatan-kegiatan proaktif untuk
menjangkau sasaran/ masyarakat ke luar gedung Puskesmas. Untuk Itu kunjungan
rumah harus ditingkatkan, salah satunya dengan program keluarga sehat.1
Pembangunan Kesehatan periode 2015-2019 difokuskan pada empat program
prioritas, yaitu:
1. Penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi
2. Perbaikan gizi masyarakat, khususnya untuk pengendalian prevalens balita
pendek (Stunting).
3. Pengendalian penyakit menular, khususnya Human Immunodeficiency Virus-
Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS), Tuberculosis (TB), dan
Malaria.
4. Pengendalian penyakit tidak menular, khususnya Hipertensi, Diabetes Mellitus,
Gangguan jiwa, dan kanker (leher rahim dan payudara).1
Dengan dilaksanakannya program prioritas, tidak berarti bahwa program-
program lain di luar itu tidak dilaksanakan. Dalam perencanaan dan penggunaan
penganggaranpun terlebih dahulu diarahkan untuk memenuhi kegiatan-kegiatan
promotif dan preventif, selebihnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan-
kegiatan kuratif dan rehabilitatif.1

2.1.2 Definisi Keluarga Sehat

Keluarga Sehat merupakan Program Indonesia Sehat dengan pendekatan


keluarga yang dilakukan oleh Puskesmas untuk menuju kepada tercapainya keluarga-
keluarga sehat di wilayah kerja Puskesmas. Jadi pendekatan keluarga sehat adalah
cara kerja Puskesmas yang tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di
dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga-keluarga
di wilayah kerjanya (tidak hanya mengandalkan UKBM yang ada). Secara umum
cara kerja program keluarga sehat adalah pendekatan pelayanan mengintegrasikan
UKP & UKM, dilakukan secara berkesinambungan, targetnya adalah keluarga dan
didasari data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.1

2.1.3 Tujuan Program Keluarga Sehat.1

Tujuan dari program keluarga sehat adalah:


1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif.
2. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota dan SPM provinsi.
3. Mendukung pelaksanaan JKN.
4. Mendukung tercapainya program Indonesia Sehat.

2.1.4 Program-program Keluarga Sehat

Pendekatan keluarga pada dasarnya merupakan cara yang dilakukan


Puskesmas dalam rangka membina wilayah kerjanya melalui kunjungan rumah.
Prioritas program keluarga sehat adalah sebagai berikut:

 Kesehatan ibu:

- Menurunkan angka kematian ibu.

 Kesehatan anak:

- Menurunkan angka kematian bayi (AKB)


- Menurunkan prevalensi balita pendek (Stunting)

 Pengendalian penyakit menular:

- Mempertahankan prevalensi HIV-AIDS <0.5

- Menurunkan prevalensi Tuberkulosis

- Menurunkan prevalensi malaria

 Pengendalian penyakit tidak menular

- Menurunkan prevalensi hipertensi

- Mempertahankan prevalensi obesitas pada 15,4

- Menurunkan prevalensi diabetes

- Menurunkan prevalensi kanker (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

2.1.5 Batasan, Indikator dan Tingkatan Keluarga Sehat

Batasan operasional sebuah keluarga dalah yang termasuk dalam keluarga


inti, yaitu suami, istri dan anak. Oleh karena itu, dalam sebuah rumah bisa terdapat
lebih dari satu keluarga.1

Untuk menyatakan bahwa keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah


penanda atau indikator yang awalnya menggunakan 20 indikator, tetapi setelah diuji
coba disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah
keluarga. Dua belas indikator utama tersebut adalah: (Kementerian Kesehatan RI,
2015).

1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu


usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengetahuan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran,
pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:

a. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ayah, ibu, anak, keluarga


dan bangsa

b. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat


dan bangsa

c. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR


yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi.

2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

Persalinan di fasilitas kesehatan adalah persalinan dalam rumah


tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga
para medis lainnya). Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan
tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk
mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih
dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.

3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit


dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi
berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya. Sedangkan pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.
4) Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif

Bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6
bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali
pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. ASI banyak
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI
sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta
kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi
bayi dari alergi.

Berdasarkan waktu produksinya, ASI digolongkan dalam tiga


kelompok yaitu:

a. Kolostrum

Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama.
Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena
mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang
penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum
mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti
natrium dan Zn.

b. ASI Transisi/ Peralihan


ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4 – 10
setelah kelahiran. Kandungan volume protein akam semakin rendah
sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan
pada kolosrum, juga volume akan makin meningkat.

c. ASI Matur

ASI matang adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari ke -
14 dan seterusnya komposisi relatif tetap. Merupakan suatu cairan
berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar c-
casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu
yang sehat dimana produksi ASI cukup. ASI ini merupakan makanan
satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai
berumur 6 bulan. Selama 6 bulan pertama, volume ASI sekurang –
kurangnya sekitar 500-700 ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600
ml/hari setelah bayi berusia satu tahun.

Keuntungan menyusui bagi bayi:

 Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk


tumbuh kembang yang optimal. Mudah diserap dan dicerna.

 Ditinjau dari aspek imunologi

Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain


imunitas seluler yaitu leukosit sekitar 4000/ml, misal IgA- enzim
pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim,
katalase dan peroksidase.

 Ditinjau dari aspek psikologis

Bayi lebih sehat, lincah dan tidak rewel. Pemberian ASI


mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman
bagi bayi, yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan
dengan mulai mempercayai orang lain atau ibu dan akhirnya
mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.

5) Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan

Menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap
bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam 3
bulan terakhir. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada
kondisi gisi baik, gizi kurang, atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di
buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak
turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita
warna di atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya mendatar dan
garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita
mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda – tanda:

a. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya kurus

b. Mudah sakit

c. Tampak lesu dan lemah

d. Mudah menagis dan rewel

6) Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang


disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang
berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau
pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya
hingga kematian. Gejala TB, antara lain :

 Batuk berdahak selama 2 minggu / lebih

 Dahak bercampur darah

 Sesak nafas, badan lemas, malaise


 Nafsu makan menurun, berat badan menurun

 Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari
satu bulan

Apa yang terjadi jika berhenti minum obat TB sebelum waktunya :

 Penyakit TB tidak sembuh dan dapat terus menerus ke orang lain

 Kuman TB dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga


pengobatan berikutnya akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis
obatnya berbeda

 Kuman TB yang kebal obat juga dapat ditularkan kepada orang lain
dengan status kebal obat (lebih bahaya)

7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan


tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah
yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner)
dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai.

8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

Seseorang menderita gangguan jiwa ditandai dengan gangguan


pikiran, perasaan, dan adanya perubahan emosi, perilaku dalam 1 bulan
terakhir seperti :

 Melukai diri sendiri maupun orang lain

 Murung dan menyendiri

 Kecewa dan ketakutan/cemas yang berlebihan


 Perasaan fungsi sehari-hari terganggu (pendidikan, pekerjaan, sosialisasi
dengan keluarga dan masyarakat)

Untuk mencapai jiwa sehat :

 Bernafaslah teratur dan lakukan relaksasi

 Selesaikan 1 masalah untuk 1 waktu (hindari membuat keputusan besar


sekaligus)

 Buat prioritas hidup dan rencanakan masa depan

 Bicarakan masalah anda dengan seorang yang anda percaya

 Olahraga dan beraktifitas fisik minimal 30 menit sehari

 Berpikir positif, bergembira

 Lakukan pekerjaan yang anda senangi, fleksibel, berbuat sesuai dengan


minat dan kemampuan

 Terimalah sesuatu yang tidak dapat diubah

 Segera ke sarana pelayanan kesehatan bila mengalami gangguan jiwa.

9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok

Anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh


merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota
keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan.
Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan
carbonmonoksida (CO).
10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah jaminan berupa


perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah.

Tujuan JKN :

Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam


sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak.

Manfaat JKN :

1. Memberikan manfaat yang komperhensif dengan premi terjangkau

2. JKN menerapkan prinsip kendali mutu dan biaya, yang berarti peserta
mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya yang wajar dan
terkendali.

3. JKN menjamin kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang


berkelanjutan

4. JKN memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah


Indonesia

11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

Air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan


lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan
makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari
air, untuk anank – anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci (bermacam – macam cucian).

Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,


berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,
membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit
atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan
melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba).
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman
penyakit dalam air mati pada suhu 1000C.

Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak
menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan
kesehatan sebagai berikut:

a. Syarat fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara
mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.

b. Syarat bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri.
Terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air
minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa
sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi
kesehatan.

c. Syarat kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula.

12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Akses jamban sehat adalah rumah tangga atau keluarga yang


menggunakan jamban/ WC dengan tangki septik atau lubang penampung
kotoran sebagai pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban
dan membuang tinja bayi secara benar. Penggunaan jamban akan
bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban
yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak
berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup.

Namun, daerah bisa menambahkan indikator muatan lokal sesuai masalah


kesehatan setempat. Berdasarkan ke dua belas indikator tersebut, disepakati ada tiga
tingkatan keluarga sehat, yaitu: (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

- Keluarga sehat : >80% indikator baik


- Keluarga pra-sehat : 50%-80% indikator baik
- Keluarga tidak sehat : <50% indikator baik

2.1.6 Peran Puskesmas dalam Program Keluarga Sehat


Peran Puskesmas dalam Program Keluarga Sehat Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya di wilayah kerjanya. Oleh karena itu, dalam menjalankan program
keluarga sehat wilayah Puskesmas bisa dibagi menjadi beberapa wilayah binaan serta
staf/tim Puskesmas menjadi petugas/tim Pembina wilayah tersebut yang nantinya
akan bertanggung jawab terhadap pencapaian indikator kesehatan keluarga di wilayah
binaannya.

Tahapan kegiatan program keluarga sehat adalah sebagai berikut: (Kementerian


Kesehatan RI, 2015).
1.Pendataan seluruh keluarga dalam wilayah kerja Puskesmas

2.Analisis data

3.Rumusan masalah

4.Rencana kegiatan
5.Implementasi kegiatan

6.Monitoring

7.Evaluasi

8.Sosialisasi
BAB III

METODE

3.1. Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan penilaian indikator
menggunakan indeks keluarga sehat.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RT 005/RW 002 Blok I Kelurahan Mangsang


Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam dan dilaksanakan pada
bulan Juni-Juli 2018.

3.3. Populasi dan Sampel


a. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah masyarakat RT 005/RW 002 Blok I


Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota
Batam.

b. Besar Sampel

Besar sampel pada mini project ini adalah masyarakat yang


berdomisili di RT 005/RW 002 Blok I Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik


total sampling.
d. Kriteria Sampel

Kriteria sampel pada mini project ini adalah :

1. Warga berdomisili di RT 005/RW 002 Blok I Kelurahan


Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.
2. Bersedia menjadi responden .
3. Berusia > 15 tahun.

3.4. Definisi Operasional


Data umum dan khusus diolah dengan mengikuti kaidah-kaidah
pengolahan data, yaitu misalnya dengan menghitung rata-rata, cakupan, dan
lain-lain. Data keluarga diolah untuk menghitung IKS masing-masing
keluarga, IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa dan cakupan tiap indikator
dalam lingkup RT/RW/Kelurahan/Desa, serta IKS tingkat kecamatan dan
cakupan tiap indikator dalam lingkup kecamatan.2,3,4,6
a. Menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS)
Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga dari satu keluarga
yang telah diisi, kemudian dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi
(jika digunakan formulir dalam bentuk aplikasi, maka rekapitulasi ini
akan terjadi secara otomatis).

Keterangan:

0 = Not applicablel yang berarti indikator tersebut tidak


mungkin ada pada anggota keluarga.

N = indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga


atau keluarga yang bersangkutan (misal: karena salah satu sudah
mengikuti KB, atau tidak dijumpai adanya penderita TB paru).

Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI


dengan indikator (misal: ibu memang melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan).
T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK
SESUAI dengan indikator (misal: ayah ternyata merokok).

*) = Untuk indikator keluarga mengikuti KB jika salah satu pasangan


sudah mengikuti program KB (misalnya Ibu) maka penilaian terhadap
pasangannya (Ayah) Menjadi “N”, demikian sebaliknya.

*) = Untuk indikator bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, jika


ada salah satu anggota keluarga berusia 12-23 bulan maka jawabannya
diletakkan pada kolom anak yang berusia 5 tahun.

*) = Untuk indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok


jika jawabannya “Ya merokok” maka dalam merekap statusnya “T”,
sebaliknya jika jawabannya “Tidak merokok” maka dalam rekapan
statusnya “Y”.

Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu


indikator, mengikuti persyaratan di bawah ini:

1) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y,


maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1.
2) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T,
maka indikator tersebut dalam suatu keluarga bernilai 0.
3) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N
maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N
(tidak dihitung).
4) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan
status T, maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0
meskipun didalamnya terdapat status Y ataupun N.

Selanjutnya IKS masing-masing keluarga dihitung dengan rumus:

Jumlah indikator keluarga sehat yang bernilai 1 IKS

12 – Jumlah indikator yang tidak ada di keluarga


Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori
kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut:

1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat


2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat
b. Menghitung IKS Tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa

IKS tingkat RT/RW/kelurahan/desa dihitung dengan rumus:

Jumlah keluarga dengan IKS>0,800


IKS RT/RW/Kelurahan/Desa =
Jumlah seluruh keluarga di wilayah

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori


masing-masing RT/RW/kelurahan/desa dengan mengacu pada
ketentuan berikut:

1) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa > 0,800


RT/RW/Kelurahan/Desa Sehat,
2) Nilai IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa = 0,500–0,800
RT/RW/Kelurahan/Desa Pra Sehat
3) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa < 0,500
RT/RW/Kelurahan/Desa Tidak Sehat

Cakupan masing-masing indikator dihitung dengan rumus:

Jumlah keluarga bernilai 1 untuk indikator ybs


Cakupan indikator = x 100%
Jumlah seluruh keluarga yang memiliki indikator ybs*)

*) Jumlah seluruh keluarga yang yang memiliki indikator yang


bersangkutan sama artinya dengan jumlah seluruh keluarga yang ada
di RT/RW/kelurahan/desa dikurangi dengan jumlah seluruh keluarga
yang tidak memiliki indikator yang bersangkutan (N).

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data didapatkan langsung dari subyek penelitian yaitu dengan


menggunakan instrument pengumpulan data berupa kuesioner warga di
wilayah kerja puskesmas sei pancur. Kuesioner didapatkan langsung dari
Puskesmas Sei Pancur yang di unduh dari halaman web
keluargasehat.kemkes.go.id.

3.6. Pengolahan dan analisis data

Data yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam aplikasi keluarga


sehat di halaman situs keluargasehat.kemkes.go.id dengan mengisi secara
lengkap seluruh data dan pertanyaan-pertanyaan pada aplikasi tersebut sampai
diperoleh indeks keluarga sehat masing-masing keluarga.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni-Juli 2018. Pemilihan wilayah


penelitian berdasarkan data Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
berupa perumahan resmi. Pemilihan RW ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas di
Kelurahan Mangsang. Sampel penelitian ini adalah 61 keluarga yang memiliki Kartu
Keluarga yang terdaftar di RT 005/RW 002 Blok I Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam. Pemaparan hasil penelitian yang
ditampilkan berupa hasil uji univariat.
A. Jumlah Responden Penelitian
Selama periode penelitian yang telah dilakukan, didapatkan 61 keluarga di
RT 005/RW 002 Blok I Kelurahan Mangsang.
B. Analisa Data
Analisa data secara deskriptif digunakan utuk mendeskripsikan karakteristik
masing-masing inidkator keluarga sehat dengan bentuk presentase. Pengambilan
data indikator keluarga sehat dilakukan dengan wawancara terarah dan
memberikan kuesioner kepada masing-masing responden. Setelah dilakukan
pengambilan dan pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Distribusi Masing-Masing Indikator Mengenai Keluarga Sehat di RT


005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam

a. Distribusi Keluarga Mengikuti Program KB


Tabel 4.2 Distribusi Keluarga Mengikuti Program KB RT 005/RW 002 Kelurahan
Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juni 2017.
RT 005/RW 002 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG

Keluarga mengikuti program KB 75.00%

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari total 61 keluarga yang


diteliti di RT 005/RW 002 Kelurahan Mangsang, didapatkan 75.00% dari
warganya yang mengikuti program KB. Hal ini menandakan bahwa
sebagian besar (75%) keluarga di RT 005/RW 002 telah paham pentingnya
ber KB dan fasilitas pelayanan yang menyediakan KB banyak dijumpai
disekitar Kelurahan Mangsang.

b. Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan


Tabel 4.3 Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan RT 005/RW
002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Juni-Juli 2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Ibu melakukan persalinan di fasilitas
100%
kesehatan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dari total 61 keluarga di RT


005/RW 002 Kelurahan Mangsang didapatkan seluruh warganya yang saat
ini memiliki anak usia <23 bulan atau 100% telah melakukan persalinan di
fasilitas kesehatan. Berdasarkan persentase diatas, maka dapat diketahui
bahwa warga RT 005/RW 002 sudah mengerti akan pentingnya melakukan
persalinan di fasilitas kesehatan dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih.

c. Distribusi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap


Tabel 4.4 Distribusi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap RT 005/RW
002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Juni-Juli 2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Bayi mendapatkan imunisasi dasar
100%
lengkap

Berdasarkan hasil penelitian dari total 61 keluarga di RT 005/RW 002


Kelurahan Mangsang didapatkan seluruh (100%) anak berusia <23 bulan telah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Hasil data ini menunjukkan bahwa
seluruh responden sudah mengetahui dan menyadari pentingnya imunisasi
dasar, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan pada balita. Hal ini juga
didorong oleh kebijakan imunisasi dasar lengkap sebagai syarat masuk
sekolah.

d. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif


Tabel 4.5 Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif di RT 005/RW 002 Kelurahan
Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juni-Juli 2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG

Bayi mendapatkan ASI eksklusif 100%

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari total 61 keluarga di RT


005/RW 002 Kelurahan Mangsang didapatkan seluruh bayi (100%)
mendapatkan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil tersebut, masyarakat di RT
005/RW 002 sudah menyadari akan pentingnya dan manfaat dari ASI
eksklusif.
e. Distribusi Balita Yang Dipantau Pertumbuhannya
Tabel 4.6 Distribusi Balita Yang Dipantau Pertumbuhannya di RT 005/RW 002
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Juni-Juli 2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Balita yang dipantau
38.23%
pertumbuhannya

Berdasarkan hasil data di atas sebagian kecil (38.23%) balita di RT


005/RW 002 dipantau pertumbuhannya setiap bulan. Dapat dikatakan
bahwa sebagian besar warga belum mengerti manfaat pemantauan
pertumbuhan balita (38.23%). Usaha penyuluhan pemantauan pertumbuhan
dilakukan di puskesmas atau di posyandu yang diadakan setiap bulannya
oleh petugas puskesmas mesti ditingkatkan lagi.

f. Distribusi Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar


Tabel 4.7 Distribusi Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar di
RT 005/RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota
Batam Periode Juni-Juli 2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Penderita TB paru mendapatkan
N
pengobatan sesuai standar

Data diatas menunjukkan tidak terdapat penderita TB paru di RT


005/RW 002.
g. Distribusi Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara
Teratur
Tabel 4.8 Distribusi Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur di
RT 005/RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota
Batam Periode Juni-Juli 2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Penderita hipertensi melakukan
40.00%
pengobatan secara teratur

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa hanya sebagian (40.00%)


penderita hipertensi yang sudah melakukan pengobatan secara teratur. Hal
ini terjadi akibat kurangnya pengetahuan warga mengenai pengobatan
hipertensi dan bahaya komplikasi hipertensi yang tidak terkontrol.
Sebagian besar pasien merasa bahwa obat hipertensi tidak perlu
dikonsumsi lagi jika tidak ada keluhan. Kemudian anggapan lain sering
meminum obat dapat merusak ginjal Apabila hal ini terus berlanjut, dapat
meningkatkan faktor resiko munculnya berbagai penyakit seperti arteri
koroner, gagal jantung, dan stroke.

h. Distribusi Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok


Tabel 4.9 Distribusi Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok di RT 005/RW
002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Juni-Juli 2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Anggota keluarga tidak ada yang
42.62%
merokok
Berdasarkan hasil penelitian di RT 005/RW 002 Kelurahan
Mangsang, didapatkan hanya 42.62% keluarga yang anggota keluarganya
tidak merokok. Dapat diketahui bahwa walaupun sebagian besar warga
sudah mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan akibat merokok, namun
masih banyak anggota keluarga yang tidak memperhatikan hal tersebut.
Hal ini dikarenakan rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk
tidak merokok atau berhenti merokok.

i. Distribusi Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN


Tabel 4.10 Distribusi Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN di RT 005/RW 002
Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juni
2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG

Keluarga sudah menjadi anggota JKN 67.21%

Berdasarkan hasil penelitian, warga RT 005/RW 002 Kelurahan


Mangsang didapatkan sebanyak 67.21% keluarga yang sudah menjadi
anggota JKN, hal ini menunjukkan bahwa masih banyak keluarga yang
anggota keluarganya belum memiliki JKN. Dari hasil wawancara dikatakan
bahwa penyebab warga yang tidak memiliki JKN diantaranya adalah
karena tidak tahu cara untuk mendaftarkan diri menjadi peserta JKN, tidak
mendapatkan pembagian Kartu Indonesia Sehat, tidak mau mendaftarkan
diri karena merasa tidak perlu, atau tidak memiliki biaya untuk membayar
iuran bulanan JKN, dan kurangnya informasi secara detail mengenai cara
cara pembuatan Jaminan Kesehatan Nasional
j. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih
Tabel 4.11 Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih di RT 005/RW
002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode
Juni-Juli 2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Keluarga mempunyai akses sarana air
100%
bersih

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan seluruh rumah di RT


005/RW 002 Kelurahan Mangsang telah memiliki akses sarana air bersih
untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci, yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah pengolahan lebih
lanjut, misalnya dimasak. Hal ini dikarenakan wilayah tersebut merupakan
perumahan resmi yang sebagian besar sudah tersedia sarana air bersih.
Sarana air bersih pada perumahan ini sebagian besar dari ATB

k. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Atau Menggunakan Jamban


Sehat
Tabel 4.12 Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Atau Menggunakan Jamban Sehat
di RT 005/RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota
Batam Periode Juni-Juli 2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Keluarga mempunyai akses atau
100%
menggunakan jamban sehat

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan seluruh rumah (100%) telah


menggunakan jamban sehat, tidak ada lagi warga yang menggunakan
jamban semi permanen dan jamban terbuka. Jamban yang sering digunakan
oleh warga yaitu Jamban leher angsa.

l. Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan


Tidak Ditelantarkan
Tabel 4.13 Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan
Tidak Ditelantarkan di RT 005/RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juni-Juli 2018.

RT 005/RW 002 KELURAHAN


INDIKATOR
MANGSANG
Penderita Gangguan Jiwa
Mendapatkan Pengobatan dan Tidak N
Ditelantarkan

Dari hasil penelitian pada wilayah RT 005/RW 002 Kelurahan


Mangsang tidak diapatkan warga yang menderita gangguan jiwa.

2. Distribusi Frekuensi Indeks Keluarga Sehat di RT 005/RW 002


Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Keluarga Sehat di RT 005/RW 002 Kelurahan


Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juni 2017.

Indikator Keluarga Jumlah


Sehat n %
Sehat 16 26.22
Pra sehat 44 72.13
Tidak sehat 1 1.63

Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keluarga


dengan kategori sehat sebanyak 16 keluarga (26.22%), keluarga kategori pra
sehat sebanyak 44 keluarga (72.13%), dan keluarga kategori tidak sehat
sebanyak 1 keluarga (1.63%).
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Keluarga Sehat di RT 005/RW 002 Kelurahan
Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Juni 2018.

Hasil Indikator Keluarga Sehat RT 005/RW 002 KELURAHAN


Tingkat RT MANGSANG
Tidak sehat 0,262

Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa Indikator


Keluarga Sehat Tingkat Wilayah RT 005 di RW 002 kelurahan Mangsang
tergolong RT tidak sehat (0.262). hal ini dapat diakibatkan Karena kurang
sosialisasi nya dan kurang pengetahuan warga mengenai informasi program
keluarga sehat.

C. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peneliti mempunyai waktu yang singkat dan juga jumlah tenaga yang sedikit
terhadap penelitian tentang indeks keluarga sehat karena penilaian indeks
keluarga sehat ini mempunyai ruang lingkup yang besar.
2. Perlu dilakukan sampel lebih banyak lagi dan dilakukan perbandingan secara
kualitatif terhadap program keluarga sehat ini di kelurahan Mangsang.
3. Terhambatnya proses pengambilan data yang disebabkan keterbatasan waktu,
ketersediaan masyarakat untuk dilakukan kunjungan rumah, kurangnya
kerjasama dari pihak masyarakat serta minimnya pengetahuan pasien
mengenai keluarga sehat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Indeks Keluarga Sehat adalah sebuah program Indonesia sehat yang
berupaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa Indeks Keluarga Sehat masyarakat di RT 005/ RW
002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam
sebagai berikut :
1. Indeks keluarga sehat di RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam adalah 0,262 yaitu termasuk dalam
kategori RT tidak sehat.
2. Jumlah keluarga di RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
sehat sebanyak 16 keluarga.
3. Jumlah keluarga di RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
pra sehat sebanyak 44 keluarga.
4. Jumlah keluarga di RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga
sehat sebanyak 1 keluarga.
5. Cakupan indikator yang memerlukan Intervensi Indeks Keluarga Sehat di
RT 005/ RW 002 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur
Kota Batam adalah
- Keluarga mengikuti program KB sebanyak 75.00%
- Keluarga yang memantau pertumbuhan balita 38.23%
- Anggota keluarga yang kontrol hipertensi secara teratur 40.00%
- Anggota keluarga tidak ada yang merokok sebanyak 42.62%
- Keluarga sudah menjadi anggota JKN sebanyak 67.21%
Saran

1. Instansi Terkait

Diharapkan dapat melakukan tindakan intervensi terkait nilai cakupan


indikator yang rendah. Kemudian melakukan pemerataan pelaksanaan
program keluarga sehat seperti sosialisasi mengenai program Keluarga Sehat
ini, meningkatkan akses keluarga dan anggotanya terhadap pelayanan
kesehatan yang komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif),
serta perlu adanya kebijakan yang mengatur tentang pelaksanaan program
keluarga sehat, seperti penjelasan mengenai jenis jenis kontrasepsi dan
ketersediaannya alat tersebut di puskesmas, penjelasan terhadap pengurusan,
manfaat, dan cara penggunaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, memiliki keyakinan yang


kuat dan peran aktif masyarakat tentang penerapan indikator keluarga sehat
di lingkungan tempat tinggal masing-masing sehingga indikator keluarga
sehat dapat terpenuhi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk melakukan penelitian lanjut dengan ruang lingkup


yang lebih luas, yaitu seluruh masyarakat di kelurahan Mangsang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Petugas Puskesmas. Depkes RI.
Jakarta; 2007
2. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016
3. Modul Pelatihan keluarga Sehat. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2017
4. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan
Keluarga. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005 – 2025.
Depkes RI. Jakarta; 2009
6. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Depkes RI. Jakarta; 2016
7. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2016. Batam; 2016
8. Puskesmas Sei Pancur. Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Tahun 2016.
Puskesmas Sei Pancur. Batam: 2016
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai