Disusun oleh :
32311010
2 A ELEKTRONIKA
Tujuan
Setelah melakukan praktek, mahasiswa mampu :
1. Membuat lilitan dari kawat e-mail
2. Merakit suatu kubus sama bidang
3. Menyolder dengan baik dan benar
4. Mentransfer dari gambar teknik kebentuk sebenarnya
Dasar Teori
Menyolder merupakan pekerjaan yang membutuhkan kesabaran cukup tinggi
selain keterampilan tangan dalam menggerakan solder. Dan solder adalah perangkat
wajib yang harus dimiliki dalam tahap penyolderan, namun harus diperhatikan bahwa
salah satu penentu kualitas penyolderan adalah kualitas soldernya itu sendiri. Proses
menyatukan dua buah logam tanpa mencairkannya terlebih dahulu. Dalam penyolderan
yang diperhatikan adalah titik cair dari timahnya, sebab timah mempunyai campuran
dengan bahan lain, dimana persentase dari perbandingannya biasa dilihat pada RHnya.
Yang sering digunakan adalah 50-50 dan 60-40. Angka pertama menunjukkan persenta
sebahan campurannya / timahhitam. Pada RH 50-50 timah akan mencair pada suhu
218°, sedangkan RH 60-40 timah akan mencair pada suhu 188°.
Prinsip Kerja
Pengerjaan latihan ini dilakukan oleh setiap siswa. Agar pelaksanaan dapat
berjalan dengan baik, siapkan alat dan bahan dan ikuti ketentuan berikut:
1. Instruksi yang diberikan
2. Gambar benda yang akan dibuat
3. Langkah kerja
4. Kontrol selama praktek
Alat dan Bahan
Daftar Bahan
No NamaBarangdanSpesifikasi Jumlah
Daftar Alat
No NamaAlatdanSpesifikasi Jumlah
Solder 25 Watt / 220 Volt dengan 1 buah
1
pengatur suhu
2 Tang potong 1 buah
3 Tang lancip I buah
4 Cutter (pisau) 1 buah
5 Balok kayu ukuran 60 x 60 x60 mm 1buah
Langkah Kerja
1. Memersiapkan alat yang digunakan, meletakkan pada posisi yang benar.
2. Membuat gulungan (coil) dengan kawat ф 2,5 mm sebagai dasar (koker) dan kawat ф
0,5 mm dililitkan padanya, menggulung dengan rata dan rapat
3. Hasil gulungan (coil) pada point 2,ditarik / direnggangkan dengan lebar celah 1 mm
4. Memotong kawat hasil gulungan (coil) dengan panjang 5 mm sebanyak 8 buah.
Hasilnya disimpan dengan baik.
5. Memotong kawat ф 1 mm dengan panjang 80 mm sebanyak 12 buah, pertin kedua
ujungnya dengan panjang masing-masing ujung 7,5 mm
6. Menekuk kawat email pada point 5 untuk kedua ujungnya, sepanjang 7,5 mm (hasil
pertin) dengan sudut 45° pada arah yang sama
7. Merekat dengan isolatip 3 buah ф 1,0 mm dengan panjang 80 mm (point 6), pada
salah satu ujung balok dengan salah satu ujungnya disatukan denganarah masing-
masing kawat X, Y, dan Z lalu memasukkan coil (hasil point 4) dan melakukan
penyolderan
8. Melakukan hal tersebut untuk setiap ujung yang lain
Gambar Rangkaian
Kesimpulan
1. Untuk membuat sebuah lilitan kawat email, kita harus dapat menentukan titik tolak
dari pengerjaan kubus sama bidang ini seperti memakai diameter yang sesuai dengan
ukuran yang dibutuhkan agar merakit suatu kubus sama bidang bisa dilakukan
dengan baik dan sesuai dengan gambar teknik yang ada pada contoh.
2. Untuk merakit sebuah kubus yang sama bidang, dibutuhkan ketelitian dalam
memotong kawat email sehingga sama panjang dan kita juga harus menyolder
dengan baik dan benar agar bidang kubus bisa tersambung dengan baik.
Tujuan
Setelah melakukan praktek, mahasiswa mampu :
1. Membaca gambar teknik dengan benar
2. Mentransfer dari bentuk gambar kebentuk sebenarnya
3. Melakukan pengawatan dengan baik dan benar
4. Menyolder dengan baik dan benar
Dasar Teori
Soldering (proses menyolder) didefinisikan dengan “menggabungkan beberapa
logam (metal) secara difusi yang salah satunya mempunyai titik cair yang relative
berbeda”. Dengan kata lain, kita bisa menggabungkan dua atau lebih benda kerja (metal)
dimana salah satunya mempunyai titik cair relative lebih rendah, sehingga metal yang
memiliki titik cair paling rendah akan lebih dulu mencair. Ketika proses penyolderan
(pemanasan) di hentikan, maka logam yang mencair tesebut akan kembal imembeku dan
menggabungkan secara bersama-sama metal yang lain. Menyolder harus ada teknik
dancara-cara tertentu. Tidak boleh asal menyolder karena hasilnya bisa jadi tidak
memuaskan atau rangkaian menjadi tidak bekerja sesuai dengan semestinya. Menyolder
adalah kemampuan yang penting di dalam elektronika. Proses menyolder biasanya
diaplikasikan pada peralatan elektronik untuk menempelkan/menggabungkan komponen
elektronika pada papan circuit (PCB).
Prinsip Kerja
Pengerjaan latihan ini dilakukan oleh setiap mahasiswa. Sebagai alat bantu,
dilampirkan daftar bahan, gambar, dan langkah kerja. Agar pelaksanaan dapat berjalan
dengan baik, siapkanalatdanbahandanikutiketentuanberikut:
- Instruksi yang diberikan
- Daftar perakitan dan gambar bentuk sebenarnya
- Susunan langkah kerja
- Kontrol selama praktek
Daftar Bahan
No Nama Barang dan Spesifikasi Jumlah
1 PCB Matriks dari bahan exposi/ pertinak 1 buah
Kabel ф 0,6 (pejal) warna merah secukupnya
Putih secukupnya
2
Hijau secukupnya
Biru secukupnya
3 Timah RH 60: ф 1 – 1,5 secukupnya
Daftar Alat
Langkah Kerja
1. Mempersiapkan peralatan yang akandigunakan dan meletakkan pada posisi yang
benar
2. Memeriksa PCB matriks, harus dalam keadaan bersih
3. Memotong kabel – kabel yang diperlukan sesuai dengan warna dan panjangnya
4. Posisi switch dari solder di ‘on’ kan (sebelum pemotongan dan pembentukan
kabelselesai)
5. Merencanakan pengawatan (hubungan) pada PCB dan melakukan penyolderan
6. Memeriksa kembali hasil pengerjaan tersebut
Gambar Rangkaian
Kesimpulan
Pada latihan menyolder papan PCB dibutuhkan ketelitian dan kerapian, karena
pada papan PCB matriks memiliki lubang-lubang. Dan setiap lubang itu di isi oleh kabel
dengan warna yang berbeda. Apabila tidak teliti dalam mengerjakannya maka pada saat
penyolderan akan rumit, dimana kabelnya agak longgar dan sebagainya.
Dasar Teori
Flip-flop yang dirancang pada praktikum ini adalah multivibrator bistabil flip-
flop dengan led. Rangkaian ini bekerja bergantian satu dengan yang lainnya, yang masa
antara output transistor1 dengan output transistor2 mempunyai kedudukan berkebalikan.
Yang satu menghantar dan yang lain tidak menghantar. Misalnya transistor1 menghantar
(LED1 menyala) dan transistor2 tidak menghantar (LED2 padam). Keadaan ini
berlangsung selama ada input yang diberikan. Jika sumber listrik diberikan maka terjadi
kedudukan berkebalikan, misalnya TR1 menghantar (LED1 menyala) dan TR2 tidak
menghantar (LED2 padam) dan sebaliknya. Kedudukan berkebalikan dari semula akan
bertahan terus sampai ada pulsa input.
Daftar Bahan
Daftar Alat
No Nama Alat dan Spesifikasi Jumlah
Solder 20 – 25 Watt/ 220 Volt dengan pengatur 1 buah
1
daya
2 Tang potong 1 buah
3 Tang lancip 1 buah
4 Spidol permanent 1 buah
Langkah Kerja
1. Memotong papan PCB dengan ukuran 5x5 cm dengan menggunakan alat potong
PCB.
2. Membersihkan bagian layout dengan cara mencuci bersih atau menggosokkannya
dengan abu gosok hingga lemak yang ada pada layout tersebut hilang.
3. Menggambar rangkaian yang terlah dirancang sebelumnya dengan menggunakan
spidol permanent dan menunggu hingga spidol tersebut kering.
4. Menyiapkan larutan FeCl3 yang dicampur dengan air kemudian merendam PCB
yang telah digambar hingga bagian tembaga yang tidak terpakai hilang atau jalur
rangkaian telah terbentuk dengan baik. Memastikan spidol tidak hilang agar jalur
rangkaian tidak terputus yang menyebabkan arus tidak dapat mengalir.
5. Setelah proses perendaman selesai membersihkan bagian spidol dengan
menggosokkannya dengan vim permbersih (tinner) hingga yang tersisa adalah
tembaga layout PCB yang membentuk rangkaian sebelumnya.
6. Mengebor papan PCB sesuai dengan tata letak komponen pada layout PCB
kemudian merangkai komponen dengan memasukkan kedua kaki komponen sesuai
dengan gambar tata letak komponen.
7. Setelah komponen dirangkai solder bagian kaki komponen pada layout PCB dan
buat serapi mungkin.
8. Yang terakhir adalah pengetesan dengan memasukkan tegangan 9 Volt dan cek
apakah bodynya tidak panas, jika panas berarti terjadi short circuit dan periksa
kembali rangkaian. Periksa juga keadaan led apakah dapat menyala dengan flip-flop
dan terlihat sinyal segi empat saat diukur dengan osiloskop.
Gambar Rangkaian
Kesimpulan
Dalam merancang PCB Layout membutuhkan kreativitas dan ketelitian agar dapat
membentuk rangkaian flip-flop dengan baik dan benar.
Prinsip kerja rangkaian FF yaitu bekerja secara bergantian satu dengan yang
lainnya, yang masa antara output transistor1 dengan output transistor2 mempunyai
kedudukan berkebalikan. Yang satu menghantar dan yang lain tidak menghantar
sehingga menyebabkan LED1 dan LED2 menyala secara bergantian.
Perancangan rangkaian harus memiliki nilai estetika dan nilai jual dalam
meminimalisir penggunaan PCB. Semakin kecil ukuran PCB yang digunakan dalam
merangkai semakin tinggi harga jualnya.
PCB RANGKAIAN DRIVER MOTOR DC DENGAN H BRIDGE
Tujuan Praktek
Setelah melakukan praktek, mahasiswa mampu :
1. Diharapkan dapat menjelaskan prinsip kerja rangkaian.
2. Diharapkan dapat merancang layout PCB untuk rangkaian driver motor dc dengan H
Bridge.
3. Diharapkan dapat merakit rangkaian driver motor dc.
4. Diharapkan dapat mengukur dan mengoperasikan rangkaian driver motor dc.
Dasar Teori
Motor DC atau motor arus searah adalah mesin listrik yang mengubah energy listrik arus searah
menjadi energy mekanik. Dalam rangkaian Driver motor dengan H bridge ini akan mengatur
putaran motor DC ke arah putaran motor forward (maju) atau reverse (mundur). Pengaturan ini
dilakukan oleh kerja dariempat transistor(TR1,TR2,TR3, dan TR4 ) yang dikendalikan oleh dua
saklar yaitu ( S1 dan S2). Prinsip kerja dari rangkaian driver motor dengan H bridge ini yaitu
ketika saklar 1 di ON kan maka arus akan mengalir melalui Basis TR2 dan TR3, sehingga kedua
transistor ini bekerja dan memutar motor kearahjarum jam, sebaliknya pada saat saklar 2 di ON
kan maka arus akan mengalir melalui Basis TR1 dan TR4, sehingga kedua transistor ini bekerja
dan memutar motor kearah yang berlawanan jarum jam. Kedua saklar( S1 dan S2 ) ini tidak bisa
dihidupkan secarabersama-sama.
Daftar Bahan
Daftar Alat
Langkah Kerja
1. Memotong papan PCB dengan ukuran 7,5x5 cm dengan menggunakan alat potong
PCB.
2. Membersihkan bagian layout dengan cara mencuci bersih atau menggosokkannya
dengan abu gosok hingga lemak yang ada pada layout tersebut hilang.
3. Menggambar rangkaian yang terlah dirancang sebelumnya dengan menggunakan
spidol permanent dan tunggu hingga spidol tersebut kering.
4. Menyiapkan larutan FeCl3 yang dicampur dengan air kemudian rendam PCB yang
telah digambar hingga bagian tembaga yang tidak terpakai hilang atau jalur
rangkaian telah terbentuk dengan baik. Pastikan spidol tidak hilang agar jalur
rangkaian tidak terputus yang menyebabkan arus tidak dapat mengalir.
5. Setelah proses perendaman selesai, membersihkan bagian spidol dengan
menggosokkannya dengan vim permbersih (tinner) hingga yang tersisa adalah
tembaga layout PCB yang membentuk rangkaian sebelumnya.
6. Mengebor papan PCB sesuai dengan tata letak komponen pada layout PCB
kemudian rangkai komponen dengan memasukkan kedua kaki komponen sesuai
dengan gambar tata letak komponen.
7. Setelah komponen dirangkai, menyolder bagian kaki komponen pada layout PCB
dan buat serapi mungkin.
8. Yang terakhir adalah melakukan pengetesan dengan menggunakan multimeter
apabila tegangannya terbaca maka rangkaiannya benar tapi apabila tegangannya
tidak terbaca maka periksa kembali rangkaiannya.
Gambar Rangkaian
Kesimpulan
Dalam merancang PCB Layout rangkaian driver motor membutuhkan kreativitas
dan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan penyolderan
Prinsip kerja rangkaian driver motor ini yaitu mengatur putaran motor DC kearah
putaran forward (maju) atau reverse (mundur) dengan menggunakan empat buah
transistor atau yang disebut H Bridge.
LAPORAN PCB
BAB I
ORGANISASI BENGKEL ELEKTRONIKA
1.3.2. Storeman
Storeman adalah orang yang bertanggung jawab terhadap peralatan yang dipinjamkan
kepada siswa sebagai praktikan. Mencatat setiap peralatan yang dipinjam oleh praktikan baik
yang rusak maupun yang hilang yang terjadi pada setiap kegiatan yang berlangsung.
1.3.3. Praktikan
Praktikan adalah setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan praktek.
Praktikan dituntut untuk mengikuti dan menjalankan semua tugas yang diberkan oleh
instruktur dengan baik dan mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku
selama praktek. Juga wajib menjaga peralatan yang dipinjam agar tidak rusak dan
hilang.
1.4. Kebersihan
Kebersihan lingkungan harus dijaga baik sebelum, selama, dan sesuadah
melakukan praktek. Meja kerja yang telah digunakan untuk praktek harus
dibersihkan dan tidak membuang sampah sembarangan.
- Mistar baja;
- Obeng;
- Tang;
- Palu;
- Pinset;
- Solder;
- Landasan solder;
- Penyedot timah;
- Multimeter.
1.5.1. Mistar Baja
Mistar baja digunakan untuk mengukur benda-benda kerja.
1.5.2. Obeng
Obeng digunakan untuk memasng atau melepaskan baut. Obeng yang tersedia
ada dua macam yaitu obeng minus dan obeng plus.
1.5.3. Tang
Memiliki beberapa bentuk dan kegunaan yang berbeda, antara lain:
1.5.3.1. Tang jepit berfungsi untuk menjepit atau membengkokkan elemen kawat.
Gambar 1.4 Tang penjepit
1.5.4. Palu
Palu atau hammer digunakan untuk memukul baut atau paku yang akan
dipasangkan pada papan kerja.
1.5.6. Solder
Solder digunakan untuk melekatkan komponen-komponen elektronika dengan
bantuan timah.
Gambar 1.9 Solder
1.6.2. Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan tang jepit dan tang potong, obeng plus dan obeng minus !
2. Jelaskan langkah-langkah pengukuran arus, tegangan dan hambatan listrik
menggunakan multimeter!
BAB II
MENYOLDER DAN MEMPERTIN KAWAT EMAIL
2.1. Tujuan
Setelah latihan mempertin pada kawat email mahasiswa dapat :
1. Berlatih menggunakan alat-alat yang umum digunakan dalam praktek
pengawatan;
2. Mempertin kawat email dengan baik dan benar;
3. Membandingkan hasil pertin pada berbagai jenis kawat.
No.
Nama Alat Spesifikasinva Jumlah
1. Solder 1 buah
2. Tang potong 1 buah
3. Tang lancip 1 buah
4. Cutter 1 buah
5. Pinset 1 buah
6. Mistar baja 30 watt/220 volt 1 buah
7.
Tabel 1.1
b. Daftar Bahan
No. Nama Barang Spesifikasinya Jumlah
Tabel 1.2
2.4. Keselamatan Kerja
Hasil Solderan
Kawat email ɸ 1 mm ɸ 0,8 mm
Timah RH 60/40 RH 40/60 RH 60/40 RH 40/60
Tidak dikupas
Dikupas dan
diamplas
Dikupas
Dikupas,
diamplas dan
diberi lotfet
Tabel 1.3
2.6.2. Pertanyaan
1. Jelaskan tujuan mempertin !
2. Jelaskan kegunaan lotfet saat penyolderan !
2.6.3. Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan hasil solderan kawat yang dikupas, dikerik, dan tidak dikupas !
2. Jelaskan perbedaan hasil solderan kawat yang menggunakan timah RH 60/40 dan RH
40/60 ?
2.6.2 Kesimpulan
1. Dalam setiap melakukan pekerjaan diharapkan agar selalu teliti dan sabar;
2. Kawat terlebih dahulu dikerik dengan bersih agar pada saat penyolderan mudah
dalam mempertin pada kawat dan permukaan kawat terlihat rapi;
3. Pada saat menyolder diusahakan tidak terlalu banyak memakai lotfet dan tidak terlalu
panas karena hasilnya akan menjadi hitam pada permuakaan kawat;
4. Dalam melalakukan penyolderan kita harus memperhatikan batas panas atau titik cair
timah yang kita gunakan, dan juga kita harus berhati-hati dengan asap timah karena
asap tersabet mengandung racun.
BAB III
MEMBUAT KUBUS
3.1. Tujuan
Setelah latihan membuat kubus dari kawat email mahasiswa dapat :
1. Menyolder kawat email dengan benar;
2. Membuat lilitan dari kawat email;
3. Merakit kawat email menjadi sebuah kubus sama bidang .
No.
Nama Alat Spesifikasinva Jumlah
1. Kawat Email 1 mm 1200 mm
1 buah
2. Kawat Email 0.4 mm 400 mm
3. Koker
Mistar baja 3.5 mm 75 mm
4. Timah Secukupnya
5. Lotfet (pasta) Secukupnya
6. Amplas halus Secukupnya
Tabel 2.2
3.4. Keselamatan Kerja 1 mm RH 60/40
TABEL 2
Kondisi kawat
Sisi Panjang Sudut yang dibentuk
(lurus/kurang lurus/tidak
Kubus (cm) (siku/tidak siku)
lurus)
m
n
o
p
q
r
s
t
Tabel 2.4
3.6.2. Pertanyaan
1. Jelaskan tujuan menyolder !
2. Sebutkan langkah-langkah untuk menghasilkan solderan yang baik!
3.6.3. Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan menyolder dan mempertin !
2. Jelaakan kegunaan koker dalam lilitan kawat !
3. Jelaskan kegunaan pembundelan dalam rangkaian-rangkaian elektronika !
3.7.2. Kesimpulan
Pada latihan membuat kubus ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Dalam melakukan tugas ini di butuhkan ketelitian serta kesabaran, karena tiap sudut
yang rentan lepas karena permukaan timah yang mudah meleleh apabila terkena
solder;
2. Saat memasang kawat penyambung, kawat tersebut harus tergulung secara rapi, dan
kuat agar tidak terjadi pergeseran pada tiap-tiap sudut;
3. Penyolderan harus rapi dan sebaik mungkin agar kawat tidak renggang dan tidak
goyang, bila semua solderan dilakukan dengan baik dan rapi maka akan menghasilkan
kubus yang bagus.
BAB IV
MENYOLDER PADA PCB MATRIK
4.1. Tujuan
Setelah latihan menyolder pada PCB matriks mahasiswa dapat :
1. Menyolder kabel listrik pada PCB Matriks;
2. Menyolder dengan baik dan benar;
3. Mentransfer gambar ke bentuk sebenarnya;
4. Membaca gambar skematik dengan baik dan benar.
4.6.3. Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan penyolderan pada kabel dan kawat !
4.7. Analisa dan Kesimpilan
4.7.1. Analisa
Pada praktek job III kali ini kami melakukan praktek latihan menyolder pada
PCB matriks. Pertama – tama diperlukan papan PCB matriks yang memilki 18 baris
dan 20 kolom dan kabel warna yang dibutuhkan warna putih, merah, kuning, pink dan
kawat sisa yang telah dipertin yang berbeda – beda ukuran panjangnya.
Papan PCB matrik terlebih dahulu diampelas agar timah lebih melekat, kemudian
potong kabel yang berwarna dengan ukurannya masing-masing, dan ujung-ujungnya
dikupas lalu ampelas dan terakhir barulah lakukan penyolderan masing-masing kabel
dan kawat yang telah diperin, dan kemudian solderlah pada PCB matrik dengan cara
potong kabel tersebut kemudian masukkan pada baris dan kolom yang telah
ditentukan dengan benar dan teliti barulah disolder dengan rapih dan bagus.
Perlu diketahui juga jangan terlalu lama menyoldir pada kabel sebab isolasi pada
kabel akan meleleh dan pada kabel lainnya dilakuan seperti itu juga. Latihan ini juga
merupakan suatu dasar yang harus dikuasai.
4.7.2. Kesimpulan
Pada latihan menyolder pada PCB matrik dapat ditarik kesimpulan :
1. Ketelitian sangat diperlukan dalam menyolderanPCB matrik ini karena kawat
yang dipakai sangat rentan apabila terkena panas yang berlebih;
2. Menyolder PCB matrik ini juga harus membutuhkan kesabaran mulai dari
ketelitian saat penyusunan kabel, hingga pnyolderan pada papan PCB matrik karena
ini membutuhkan waktu yang lumayan lama.
13.
BAB V
MENYOLDER DAN MERAKIT RANGKAIAN
POWER SUPPLY REGULATOR PADA PAKU PAYUNG
5.1. Tujuan
Setelah latihan menyolder dan merakit rangkaian pada paku payung
mahasiswa dapat :
1. Membaca gambar skematik dengan benar;
2. Menggambar rangkaian elektronika pada kertas milimeter;
3. Mentransfer gambar ke bentuk yang sebenarnya;
4. Memasang komponen rangkaian elektronika dengan benar;
5. Menyolder komponen pada paku payung;
6. Merakit rangkaian elektronika dengan baik dan benar.
5.3. Persiapan
Dalam latihan ini agar dapat berjalan dengan baik, maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Intruksi yang diberikan oleh instruktur;
2. Daftar bahan dan alat yang digunakan;
3. Gambar rangkaian dan bentuk sebenarnya;
4. Langkah kerja;
5. Kontrol semua praktek.
a. Daftar Alat
b. Daftar Bahan
Tabel 4.2
5.4. Keselamatan Kerja
1. Mengikuti intruksi dari instruktur !
2. Menggunakan tang potong dan cutter dengan hati-hati !
3. Selalu meletakkan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder !
4. Tidak mengisap asap yang dikeluarkan oleh solder karena asap tersebut mengandung
racun !
5. Tidak terlalu lama menempelkan mata solder pada kaki komponen-komponen yang
sensitif terhadap panas !
6. Menggunakan pinset untuk mengurangi panas pada kaki komponen saat penyolderan
!
5.6.2. Pertanyaan
1. Sebutkan kegunaan paku paying dalam rangkaian elektronika!
2. Sebutkan fungsi kertas millimeter dalam rancangan gambar elektronika!
3. Sebutkan keuntungan penggunaan paku paying dibandingkan PCB!
5.6.3. Evaluasi
1. Jelaskan fungsi rangkaian Regulator Power Supply!
2. Jelaskan fungsi diode bridge!
3. Jelaskan fungsi diode zener!
4. Jelaskan fungsi LED!
5.7.2. Kesimpilan
1. Dioda Brige berfungsi mengubah arus AC ke DC.
2. Kapasitor berfungsi sebagai pelurus arus yang sebelumnya keluar dari dioda dan arus
yang keluar dari kapasitor dialirkan ke komponen yang lain. Selain itu, kapasitor
berfungsi sebagai arus menyimpan energi yang sudah melewatinya
3. Transistor berfungsi sebagai penguat arus yang mengalir dari kapasitor.
4. Dioda Zener berfungsi sebagai penyetabil tegangan yang tidak setabil.
5. Dioda LED berfungsi sebagai indikator cahaya.
6. Trafo terbagi 2 yaitu CT dan Engkel, dan masing-masing trafo mempunyai fungsi
tersendiri.
7. Trafo berfungsi sebagai pengubah tegangan dengan cara menaikan dan menurunkan
tegangan yang dibutuhkan rangkaian elektronika.
8. Menguji komponen-komponen yang layak pakai atau tidak menggunakan multitester.
BAB VI
MEMBUAT LAYOUT GABUNGAN
POWER SUPPLY REGULATOR DAN FLIP-FLOP
6.1. Tujuan
Setelah latihan membuat layout gabungan Power supply Regulator dan Flip-
flop mahasiswa dapat:
1. Membaca gambar skematik dengan baik dan benar;
2. Menggambar rangkaian listrik elektronika pada kertas milimeter;
3. Mengetahui tata aturan yang diperoleh dalam membuat layout;
4. Membuat layout dan tata letak rangkaian elektronika dengan baik;
5. Mentransfer gambar layout ke bentuk sebenarnya.
6.3. Persiapan
Untuk membantu latihan ini agar dapat berjalan dengan baik, maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Intruksi yang diberikan dari instruktur
2. Daftar bahan dan alat yang digunakan
3. Gambar rangkaian dan bentuk sebenarnya
4. Langkah kerja
5. Kontrol selama praktek
a. Daftar Alat
b. Daftar Bahan
6.6.2. Evaluasi
1. Buatlah layout komponen dan layout jalur dari rangkaian gabungan Power Supply
dan Regulator dan Flip – Flop dengan ukuran PCB 5 x 10 cm, pada kertas kalkir!
7.1. Tujuan
Setelah latihan merancang rangkaian gabungan power supply regulator dan
flip-flop mahasiswa dapat:
1. Membaca gambar skematik dengan baik dan benar
2. Mentransfer gambar layout ke PBC menggunakan decondalo atau rugas
3. Melakukan proses pembuatan layout PBC dengan larutan FeCI
4. Memasangkan dan menyolder komponen-komponen elektronika dengan benar
5. Merancang rangkaian gabungan Power Supply Regulator dan Flip-flop dengan benar
6. Memahami fungsi dan prinsip kerja rangkaian Power Supply Regulator dan Flip-flop
7.3 . Persiapan
Untuk membantu latihan ini berjalan dengan baik, maka perlu dipersiapkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Intruksi yang diberikan oleh intrukstur
2. Bahan-bahan dan alat yang digunakan
3. Gambar rangkaian yang telah dipersiapkan di kertas milimeter
4. Langkah kerja
5. Kontrol selama praktek
7.7.2. Kesimpulan
1. Dioda Brige berfungsi mengubah arus AC ke DC.
2. Kapasitor berfungsi sebagai pelurus arus yang sebelumnya keluar dari dioda dan arus
yang keluar dari kapasitor dialirkan ke komponen yang lain. Selain itu, kapasitor
berfungsi sebagai arus menyimpan energi yang sudah melewatinya
3. Transistor berfungsi sebagai penguat arus yang mengalir dari kapasitor.
4. Dioda Zener berfungsi sebagai penyetabil tegangan yang tidak setabil.
5. Dioda LED berfungsi sebagai indikator cahaya.
6. Trafo terbagi 2 yaitu CT dan Engkel, dan masing-masing trafo mempunyai fungsi
tersendiri.
7. Trafo berfungsi sebagai pengubah tegangan dengan cara menaikan dan menurunkan
tegangan yang dibutuhkan rangkaian elektronika.
8. Menguji komponen-komponen yang layak pakai atau tidak menggunakan multitester.
9. Lapisan tembaga pada papan PCB berfungsi sebagai kawat penghubung antara
komponen yang satu dengan yang lainnya.
10. Larutan FeCl berfungsi untuk membuka lapisan papan PCB agar lapisan bagian
tembaga terbuka.
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
8.2 Saran
1. Diharapkan antara mahasiswa dan instruktur dapat bekerja sama dan membimbing
mahasiswa dalam setiap pengejaran tugas-tugas yang diberikan agar praktek
berikutnya dapat lebih baik.
2. Pada saat praktek diharapkan kepada instruktur agar selalu hadir untuk memberikan
petunjuk kepada mahasiswa agar tidak terjadi kesalaha-kesalahan dalam melakukan
pekerjaan. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa harus selalu menanyakan hal-hal yang
tidak diketahui atau tidak dimengerti kepada instruktur
3. Hendaknya peralatan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan bengkel dalam
kondisi baik dan layak pakai. Diharapkan juga agar jumlahnya mencukupi dan sesuai
dengan kebutuhan. Sehingga tidak menghambat pekerjaan dan pekerjaan bisa selesai
pada waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Praktek Dasar Elektronika PEDC Bandung, 1983, Dirjen Dikti Politeknik: Bandung