Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN BENGKEL ELEKTRONIKA

Disusun oleh :

AAN NUR ARIFIN

32311010

2 A ELEKTRONIKA

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
LATIHAN MEMBUAT KUBUS

 Tujuan
Setelah melakukan praktek, mahasiswa mampu :
1. Membuat lilitan dari kawat e-mail
2. Merakit suatu kubus sama bidang
3. Menyolder dengan baik dan benar
4. Mentransfer dari gambar teknik kebentuk sebenarnya

 Dasar Teori
Menyolder merupakan pekerjaan yang membutuhkan kesabaran cukup tinggi
selain keterampilan tangan dalam menggerakan solder. Dan solder adalah perangkat
wajib yang harus dimiliki dalam tahap penyolderan, namun harus diperhatikan bahwa
salah satu penentu kualitas penyolderan adalah kualitas soldernya itu sendiri. Proses
menyatukan dua buah logam tanpa mencairkannya terlebih dahulu. Dalam penyolderan
yang diperhatikan adalah titik cair dari timahnya, sebab timah mempunyai campuran
dengan bahan lain, dimana persentase dari perbandingannya biasa dilihat pada RHnya.
Yang sering digunakan adalah 50-50 dan 60-40. Angka pertama menunjukkan persenta
sebahan campurannya / timahhitam. Pada RH 50-50 timah akan mencair pada suhu
218°, sedangkan RH 60-40 timah akan mencair pada suhu 188°.

 Prinsip Kerja
Pengerjaan latihan ini dilakukan oleh setiap siswa. Agar pelaksanaan dapat
berjalan dengan baik, siapkan alat dan bahan dan ikuti ketentuan berikut:
1. Instruksi yang diberikan
2. Gambar benda yang akan dibuat
3. Langkah kerja
4. Kontrol selama praktek
 Alat dan Bahan

Daftar Bahan

No NamaBarangdanSpesifikasi Jumlah

1 Kawat email, ф 0,5 mm (lotbar) 400 mm


2 Kawat email, ф 1,0 mm (lotbar) 960 mm
3 Kawat email, ф 2,5 mm (lotbar) 75 mm
4 Flux / pasta secukupnya
5 Timah ф 1 mm, RH 40-60 secukupnya
6 Isotip lebar 11 mm secukupnya

Daftar Alat

No NamaAlatdanSpesifikasi Jumlah
Solder 25 Watt / 220 Volt dengan 1 buah
1
pengatur suhu
2 Tang potong 1 buah
3 Tang lancip I buah
4 Cutter (pisau) 1 buah
5 Balok kayu ukuran 60 x 60 x60 mm 1buah

 Langkah Kerja
1. Memersiapkan alat yang digunakan, meletakkan pada posisi yang benar.
2. Membuat gulungan (coil) dengan kawat ф 2,5 mm sebagai dasar (koker) dan kawat ф
0,5 mm dililitkan padanya, menggulung dengan rata dan rapat
3. Hasil gulungan (coil) pada point 2,ditarik / direnggangkan dengan lebar celah 1 mm
4. Memotong kawat hasil gulungan (coil) dengan panjang 5 mm sebanyak 8 buah.
Hasilnya disimpan dengan baik.
5. Memotong kawat ф 1 mm dengan panjang 80 mm sebanyak 12 buah, pertin kedua
ujungnya dengan panjang masing-masing ujung 7,5 mm
6. Menekuk kawat email pada point 5 untuk kedua ujungnya, sepanjang 7,5 mm (hasil
pertin) dengan sudut 45° pada arah yang sama
7. Merekat dengan isolatip 3 buah ф 1,0 mm dengan panjang 80 mm (point 6), pada
salah satu ujung balok dengan salah satu ujungnya disatukan denganarah masing-
masing kawat X, Y, dan Z lalu memasukkan coil (hasil point 4) dan melakukan
penyolderan
8. Melakukan hal tersebut untuk setiap ujung yang lain

 Gambar Rangkaian
 Kesimpulan
1. Untuk membuat sebuah lilitan kawat email, kita harus dapat menentukan titik tolak
dari pengerjaan kubus sama bidang ini seperti memakai diameter yang sesuai dengan
ukuran yang dibutuhkan agar merakit suatu kubus sama bidang bisa dilakukan
dengan baik dan sesuai dengan gambar teknik yang ada pada contoh.
2. Untuk merakit sebuah kubus yang sama bidang, dibutuhkan ketelitian dalam
memotong kawat email sehingga sama panjang dan kita juga harus menyolder
dengan baik dan benar agar bidang kubus bisa tersambung dengan baik.

LATIHAN MENYOLDER PAPAN PCB I

 Tujuan
Setelah melakukan praktek, mahasiswa mampu :
1. Membaca gambar teknik dengan benar
2. Mentransfer dari bentuk gambar kebentuk sebenarnya
3. Melakukan pengawatan dengan baik dan benar
4. Menyolder dengan baik dan benar

 Dasar Teori
Soldering (proses menyolder) didefinisikan dengan “menggabungkan beberapa
logam (metal) secara difusi yang salah satunya mempunyai titik cair yang relative
berbeda”. Dengan kata lain, kita bisa menggabungkan dua atau lebih benda kerja (metal)
dimana salah satunya mempunyai titik cair relative lebih rendah, sehingga metal yang
memiliki titik cair paling rendah akan lebih dulu mencair. Ketika proses penyolderan
(pemanasan) di hentikan, maka logam yang mencair tesebut akan kembal imembeku dan
menggabungkan secara bersama-sama metal yang lain. Menyolder harus ada teknik
dancara-cara tertentu. Tidak boleh asal menyolder karena hasilnya bisa jadi tidak
memuaskan atau rangkaian menjadi tidak bekerja sesuai dengan semestinya. Menyolder
adalah kemampuan yang penting di dalam elektronika. Proses menyolder biasanya
diaplikasikan pada peralatan elektronik untuk menempelkan/menggabungkan komponen
elektronika pada papan circuit (PCB).

 Prinsip Kerja
Pengerjaan latihan ini dilakukan oleh setiap mahasiswa. Sebagai alat bantu,
dilampirkan daftar bahan, gambar, dan langkah kerja. Agar pelaksanaan dapat berjalan
dengan baik, siapkanalatdanbahandanikutiketentuanberikut:
- Instruksi yang diberikan
- Daftar perakitan dan gambar bentuk sebenarnya
- Susunan langkah kerja
- Kontrol selama praktek

 Alat dan Bahan

Daftar Bahan
No Nama Barang dan Spesifikasi Jumlah
1 PCB Matriks dari bahan exposi/ pertinak 1 buah
Kabel ф 0,6 (pejal) warna merah secukupnya
Putih secukupnya
2
Hijau secukupnya
Biru secukupnya
3 Timah RH 60: ф 1 – 1,5 secukupnya

Daftar Alat

No NamaAlatdan Spesifikasi Jumlah


Solder 20 – 25 Watt/ 220 Volt dengan pengatur 1 buah
1
daya
2 Tang potong 1 buah
3 Tang lancip 1 buah
4 Cutter (pisau pengupas) 1 buah

 Langkah Kerja
1. Mempersiapkan peralatan yang akandigunakan dan meletakkan pada posisi yang
benar
2. Memeriksa PCB matriks, harus dalam keadaan bersih
3. Memotong kabel – kabel yang diperlukan sesuai dengan warna dan panjangnya
4. Posisi switch dari solder di ‘on’ kan (sebelum pemotongan dan pembentukan
kabelselesai)
5. Merencanakan pengawatan (hubungan) pada PCB dan melakukan penyolderan
6. Memeriksa kembali hasil pengerjaan tersebut

 Gambar Rangkaian
 Kesimpulan

Pada latihan menyolder papan PCB dibutuhkan ketelitian dan kerapian, karena
pada papan PCB matriks memiliki lubang-lubang. Dan setiap lubang itu di isi oleh kabel
dengan warna yang berbeda. Apabila tidak teliti dalam mengerjakannya maka pada saat
penyolderan akan rumit, dimana kabelnya agak longgar dan sebagainya.

PCB RANGKAIAN FLIP-FLOP


 Tujuan Praktek
Setelah melakukan praktek, mahasiswa mampu :
1. Diharapkan dapat menjelaskan prinsip kerja rangkaian.
2. Diharapkan dapat merancang layout PCB untuk rangkaian secara baik dan benar,
memiliki nilai estetika dan nilai jual.
3. Diharapkan dapat merakit rangkaian
4. Diharapkan dapat mengukur dan mengoperasikan rangkaian.

 Dasar Teori

Flip-flop yang dirancang pada praktikum ini adalah multivibrator bistabil flip-
flop dengan led. Rangkaian ini bekerja bergantian satu dengan yang lainnya, yang masa
antara output transistor1 dengan output transistor2 mempunyai kedudukan berkebalikan.
Yang satu menghantar dan yang lain tidak menghantar. Misalnya transistor1 menghantar
(LED1 menyala) dan transistor2 tidak menghantar (LED2 padam). Keadaan ini
berlangsung selama ada input yang diberikan. Jika sumber listrik diberikan maka terjadi
kedudukan berkebalikan, misalnya TR1 menghantar (LED1 menyala) dan TR2 tidak
menghantar (LED2 padam) dan sebaliknya. Kedudukan berkebalikan dari semula akan
bertahan terus sampai ada pulsa input.

 Alat dan Bahan

Daftar Bahan

No Nama Barang dan Spesifikasi Jumlah


1 Resistor 560 Ω 2 buah
2 Resistor 10 KΩ 2 buah
3 LED 2 buah
4 Kapasitor 220 µF 2 buah
5 Dioda 1N914 2 buah
6 Transistor BC107 2 buah
7 Kabel ф 0,6 (pejal) warna :
Merah Secukupnya
Hitam Secukupnya
8 PCB ukuran 5x5 cm 1 buah
9 Ferry cloryda (FeCl3) Secukupnya
10 Vim pembersih (tinner) Secukupnya
11 Timah RH 40-60 / ф 1 mm Secukupnya

Daftar Alat
No Nama Alat dan Spesifikasi Jumlah
Solder 20 – 25 Watt/ 220 Volt dengan pengatur 1 buah
1
daya
2 Tang potong 1 buah
3 Tang lancip 1 buah
4 Spidol permanent 1 buah

 Langkah Kerja
1. Memotong papan PCB dengan ukuran 5x5 cm dengan menggunakan alat potong
PCB.
2. Membersihkan bagian layout dengan cara mencuci bersih atau menggosokkannya
dengan abu gosok hingga lemak yang ada pada layout tersebut hilang.
3. Menggambar rangkaian yang terlah dirancang sebelumnya dengan menggunakan
spidol permanent dan menunggu hingga spidol tersebut kering.
4. Menyiapkan larutan FeCl3 yang dicampur dengan air kemudian merendam PCB
yang telah digambar hingga bagian tembaga yang tidak terpakai hilang atau jalur
rangkaian telah terbentuk dengan baik. Memastikan spidol tidak hilang agar jalur
rangkaian tidak terputus yang menyebabkan arus tidak dapat mengalir.
5. Setelah proses perendaman selesai membersihkan bagian spidol dengan
menggosokkannya dengan vim permbersih (tinner) hingga yang tersisa adalah
tembaga layout PCB yang membentuk rangkaian sebelumnya.
6. Mengebor papan PCB sesuai dengan tata letak komponen pada layout PCB
kemudian merangkai komponen dengan memasukkan kedua kaki komponen sesuai
dengan gambar tata letak komponen.
7. Setelah komponen dirangkai solder bagian kaki komponen pada layout PCB dan
buat serapi mungkin.
8. Yang terakhir adalah pengetesan dengan memasukkan tegangan 9 Volt dan cek
apakah bodynya tidak panas, jika panas berarti terjadi short circuit dan periksa
kembali rangkaian. Periksa juga keadaan led apakah dapat menyala dengan flip-flop
dan terlihat sinyal segi empat saat diukur dengan osiloskop.

 Gambar Rangkaian

 Kesimpulan
 Dalam merancang PCB Layout membutuhkan kreativitas dan ketelitian agar dapat
membentuk rangkaian flip-flop dengan baik dan benar.
 Prinsip kerja rangkaian FF yaitu bekerja secara bergantian satu dengan yang
lainnya, yang masa antara output transistor1 dengan output transistor2 mempunyai
kedudukan berkebalikan. Yang satu menghantar dan yang lain tidak menghantar
sehingga menyebabkan LED1 dan LED2 menyala secara bergantian.
 Perancangan rangkaian harus memiliki nilai estetika dan nilai jual dalam
meminimalisir penggunaan PCB. Semakin kecil ukuran PCB yang digunakan dalam
merangkai semakin tinggi harga jualnya.
PCB RANGKAIAN DRIVER MOTOR DC DENGAN H BRIDGE

 Tujuan Praktek
Setelah melakukan praktek, mahasiswa mampu :
1. Diharapkan dapat menjelaskan prinsip kerja rangkaian.
2. Diharapkan dapat merancang layout PCB untuk rangkaian driver motor dc dengan H
Bridge.
3. Diharapkan dapat merakit rangkaian driver motor dc.
4. Diharapkan dapat mengukur dan mengoperasikan rangkaian driver motor dc.

 Dasar Teori
Motor DC atau motor arus searah adalah mesin listrik yang mengubah energy listrik arus searah
menjadi energy mekanik. Dalam rangkaian Driver motor dengan H bridge ini akan mengatur
putaran motor DC ke arah putaran motor forward (maju) atau reverse (mundur). Pengaturan ini
dilakukan oleh kerja dariempat transistor(TR1,TR2,TR3, dan TR4 ) yang dikendalikan oleh dua
saklar yaitu ( S1 dan S2). Prinsip kerja dari rangkaian driver motor dengan H bridge ini yaitu
ketika saklar 1 di ON kan maka arus akan mengalir melalui Basis TR2 dan TR3, sehingga kedua
transistor ini bekerja dan memutar motor kearahjarum jam, sebaliknya pada saat saklar 2 di ON
kan maka arus akan mengalir melalui Basis TR1 dan TR4, sehingga kedua transistor ini bekerja
dan memutar motor kearah yang berlawanan jarum jam. Kedua saklar( S1 dan S2 ) ini tidak bisa
dihidupkan secarabersama-sama.

 Alat dan Bahan

Daftar Bahan

No Nama Barang dan Spesifikasi Jumlah


1 Transistor C8550 2 buah
2 Transistor C8050 2 buah
3 Transistor C9014 2 buah
4 Kapasitor 102 nF 2 buah
5 Kapasitor 104 µF 1 buah
6 Resistor 1KΩ 4 buah
7 Motor dc 12 Volt 1 buah
8 Saklar Push-Botton 2 buah
9 Pcbukuran 7,5 x 5 cm 1 papan
Kabel ф 0,6 (pejal) warna :
10 Merah Secukupnya
Hitam Secukupnya
11 Ferry cloryda (FeCl3) Secukupnya
12 Vim pembersih (tinner) Secukupnya
13 Timah RH 40-60 / ф 1 mm Secukupnya

Daftar Alat

No NamaAlatdan Spesifikasi Jumlah


Solder 20 – 25 Watt/ 220 Volt dengan pengatur 1 buah
1
daya
2 Tang potong 1 buah
3 Tang lancip 1 buah
4 Spidol permanent 2buah

 Langkah Kerja
1. Memotong papan PCB dengan ukuran 7,5x5 cm dengan menggunakan alat potong
PCB.
2. Membersihkan bagian layout dengan cara mencuci bersih atau menggosokkannya
dengan abu gosok hingga lemak yang ada pada layout tersebut hilang.
3. Menggambar rangkaian yang terlah dirancang sebelumnya dengan menggunakan
spidol permanent dan tunggu hingga spidol tersebut kering.
4. Menyiapkan larutan FeCl3 yang dicampur dengan air kemudian rendam PCB yang
telah digambar hingga bagian tembaga yang tidak terpakai hilang atau jalur
rangkaian telah terbentuk dengan baik. Pastikan spidol tidak hilang agar jalur
rangkaian tidak terputus yang menyebabkan arus tidak dapat mengalir.
5. Setelah proses perendaman selesai, membersihkan bagian spidol dengan
menggosokkannya dengan vim permbersih (tinner) hingga yang tersisa adalah
tembaga layout PCB yang membentuk rangkaian sebelumnya.
6. Mengebor papan PCB sesuai dengan tata letak komponen pada layout PCB
kemudian rangkai komponen dengan memasukkan kedua kaki komponen sesuai
dengan gambar tata letak komponen.
7. Setelah komponen dirangkai, menyolder bagian kaki komponen pada layout PCB
dan buat serapi mungkin.
8. Yang terakhir adalah melakukan pengetesan dengan menggunakan multimeter
apabila tegangannya terbaca maka rangkaiannya benar tapi apabila tegangannya
tidak terbaca maka periksa kembali rangkaiannya.

 Gambar Rangkaian

 Kesimpulan
 Dalam merancang PCB Layout rangkaian driver motor membutuhkan kreativitas
dan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan penyolderan
 Prinsip kerja rangkaian driver motor ini yaitu mengatur putaran motor DC kearah
putaran forward (maju) atau reverse (mundur) dengan menggunakan empat buah
transistor atau yang disebut H Bridge.

LAPORAN PCB

BAB I
ORGANISASI BENGKEL ELEKTRONIKA

1.1. Tujuan Praktek Bengkel Pengawatan dan Teknologi PCB


Setelah topik ini dibahas mahasiswa dapat:
1. Melakukan praktek sesuai peraturan dan tata tertib di bengkel elektronika;
2. Merangkai sendiri bentuk dan kegunaan dari sebuah rangkaian;
3. Mendemonstrasikan keterampilan skill;
4. Menunjukkan sikap disiplin, menerapkan ketelitian dan kesabaran selama praktek;
5. Memperlihatkan sikap profesionalisme di bidang elektronika.

1.2 Dasar Teori


1.2.1. Pengawatan dan Teknologi PCB-1
Pengawatan adalah proses perancangan dan perakitan komponen-komponen elektronika
sehingga menghasilkan suatu rangkaian elektronika.
Praktek Pengawatan dan teknologi PCB-1 merupakan praktek dasar tentang cara
membuat rancangan (desain) rangkaian elektronika dasar dan perakitanya pada papan PCB
(printed circuit board).

1.2.2. Keselamatan Umum


Hal utama yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan-latihan di bengkel
elektronika adalah keselamatan umum. Keselamatan umum meliputi keselamatan sendiri, orang
lain, dan peralatan kerja. Keselamatan umum merupakan tanggung jawab bersama antara
mahasiswa sebagai praktikan dan instruktur sebagai pengajar. Setiap mahasiswa yang melakukan
praktek dituntut untuk selalu berhati-hati. Mahasiswa harus dalam kondisi siap, tidak sakit dan
tidak mengantuk. Selain itu, Mahasiswa harus memakai baju seragam bengkel. Hal ini
dimaksudkan dengan tujuan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kecelakaan yang sering terjadi antara lain:
a. Terkena panas solder;
b. Terkena ujung sisi benda tajam;
c. Tersengan aliran listrik ;
d. Terkena benda yang berputar seperti bor.

1.3. Penanggung Jawab Praktek


1.3.1. Instruktur
Instruktur adalah orang yang bertugas memberikan arahan tentang langkah-langkah
praktek yang benar, tepat dan aman. Instruktur juga mengontrol kegiatan mahasiswa saat
praktek, menyelidiki terjadinya kerusakan pada alat atau mesin dan mencatat semua peristiwa
tersebut.

1.3.2. Storeman
Storeman adalah orang yang bertanggung jawab terhadap peralatan yang dipinjamkan
kepada siswa sebagai praktikan. Mencatat setiap peralatan yang dipinjam oleh praktikan baik
yang rusak maupun yang hilang yang terjadi pada setiap kegiatan yang berlangsung.

1.3.3. Praktikan
Praktikan adalah setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan praktek.
Praktikan dituntut untuk mengikuti dan menjalankan semua tugas yang diberkan oleh
instruktur dengan baik dan mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku
selama praktek. Juga wajib menjaga peralatan yang dipinjam agar tidak rusak dan
hilang.

1.4. Kebersihan
Kebersihan lingkungan harus dijaga baik sebelum, selama, dan sesuadah
melakukan praktek. Meja kerja yang telah digunakan untuk praktek harus
dibersihkan dan tidak membuang sampah sembarangan.

1.5. Peralatan yang Diguanakan


Peralatan yang digunakan selama praktek antara lain:

- Mistar baja;
- Obeng;
- Tang;
- Palu;
- Pinset;
- Solder;
- Landasan solder;
- Penyedot timah;
- Multimeter.
1.5.1. Mistar Baja
Mistar baja digunakan untuk mengukur benda-benda kerja.

Gambar 1.1 Mistar baja

1.5.2. Obeng
Obeng digunakan untuk memasng atau melepaskan baut. Obeng yang tersedia
ada dua macam yaitu obeng minus dan obeng plus.

Gambar 1.2 Obeng Plus Gambar 1.3 Obeng Minus

1.5.3. Tang
Memiliki beberapa bentuk dan kegunaan yang berbeda, antara lain:

1.5.3.1. Tang jepit berfungsi untuk menjepit atau membengkokkan elemen kawat.
Gambar 1.4 Tang penjepit

1.5.3.2. Tang potong berfungsi untuk memotong kawat atau kabel.


Gambar 1.5 Tang pemotong
1.5.3.3. Tang kombinasi berfungsi untuk menjepit, membengkokkan dan memotong elemen
kawat atau kabel.
Gambar 1.6 Tang kombinasi

1.5.4. Palu
Palu atau hammer digunakan untuk memukul baut atau paku yang akan
dipasangkan pada papan kerja.

Gambar 1.7 Palu


1.5.5. Pinset
Pinset digunakan untuk menjepit komponen-komponen elektronik. Dapat juga
digunakan untuk mengambil baut yang jatuh ditempat yang sangat sempit.

Gambar 1.8 Pinset

1.5.6. Solder
Solder digunakan untuk melekatkan komponen-komponen elektronika dengan
bantuan timah.
Gambar 1.9 Solder

1.5.7. Landasan Solder


Landasan solder digunakan untuk sandaran solder dalam kondisi panas.

Gambar 1.10 Landasan Solder


1.5.8. Penyedot Timah (Sucker)
Penyedot timah digunakan untuk mengambil timah yang berlebihan di PCB.

Gambar 1.11 Penyedot Timah


1.5.9. Multimeter
Multimeter atau multitester merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur arus, tegangan dan hambatan listrik. Alat ini juga disebut AVO-meter.
Gambar 1.12 Multimeter

1.6. Pertanyaan dan Evaluasi


1.6.1. Pertanyaan
1. Gambarkan struktur organisasi bengkel elektronika !
2. Jelaskan tujuan Praktek Pengawatan dan Teknologi PCB-1!

1.6.2. Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan tang jepit dan tang potong, obeng plus dan obeng minus !
2. Jelaskan langkah-langkah pengukuran arus, tegangan dan hambatan listrik
menggunakan multimeter!

BAB II
MENYOLDER DAN MEMPERTIN KAWAT EMAIL

2.1. Tujuan
Setelah latihan mempertin pada kawat email mahasiswa dapat :
1. Berlatih menggunakan alat-alat yang umum digunakan dalam praktek
pengawatan;
2. Mempertin kawat email dengan baik dan benar;
3. Membandingkan hasil pertin pada berbagai jenis kawat.

2.2. Dasar Teori


Menyolder adalah proses menyatukan dua buah logam tanpa
mencairkan kedua logam yang disatukan tersebut. Adapaun yang
menyatukan logam tersebut ialah dengan menggunakan timah, bisa juga
ditambahkan bahan lain supaya keduanya lebih cepat dan bagus untuk menyatu,
misalnya lotfet. Timah akan mencair pada suhu yang cukup tinggi dan akan
berbentuk padat pada suhu yang rendah . Timah yang biasa digunakan
adalah timah yamg memiliki RH 60/40 (60% timah dan 40% timah hitam)
akan mencair pada suhu 188° dan RH 40/60 akan mencair pada suhu 210.
Al at bant u yan g di gunak an unt uk proses pen yod eran di se but
s ol der. S ol der ya ng di hubun gk an dengan al i ran l i st ri k akan
m engh asi l kan pa nas ya n g cukup t i n ggi sehi nga dapat m encai rk an
t i m ah. P ada saat t i m ah dal am k eada an cai r i t ul ah, k edua l o gam ya n g
i ngi n di sat ukan dapat di rekat kan den ga n t i m ah. S aat i ni alat sol der
ban ya k t e rdapat di pasar an den gan bent uk dan vari asi ya n g
berm ac am -m ac am .
Mempertin adalah proses pelapisan suatu logam dengan
t i m a h y a n g dipanaskan dengan alat solder. Tujuannya adalah supaya
bagian logam yang dilapisi tidak mudah berkarat.
2.3. Daftar Alat dan Daftar Bahan:
a. Daftar Alat

No.
Nama Alat Spesifikasinva Jumlah
1. Solder 1 buah
2. Tang potong 1 buah
3. Tang lancip 1 buah
4. Cutter 1 buah
5. Pinset 1 buah
6. Mistar baja 30 watt/220 volt 1 buah
7.
Tabel 1.1
b. Daftar Bahan
No. Nama Barang Spesifikasinya Jumlah

Landasan solder 1 buah


1. Kawat email  1 mm 60 mm
2. Kawat email  0.8 mm 160 mm
3. Timah  1 mm RH 60/40 Secukupnya
4. Lotfet(pasta) Secukupnya
5. Amplas halus Secukupnya

Tabel 1.2
2.4. Keselamatan Kerja

1. Ikutilah instruksi dari instruktur!


2. Gunakan tang potong dan cutter dengan hati-hati
3. Perhatikan cara menggunakan solder dengan balk dan hati -hati
4. Selalu letakkan solder yang panas pada landasan solder

2.5. Langkah kerja


a. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dan letakkan pada posisi
yang benar.
b. Ukur kawat email sepanjang 80 mm menggunakan mistar baja.

c. Potonglah sesuai ukuran dengan menggunakan tang potong sehingga


kedua macam kawat dengan diameter berbeda menjadi dua bagian yang
sama panjangnya.
d. Ukurlah masing-masing kawat menjadi tiga bagian.
e. Kupas kaeat email dengan menggunakan cutter dan amplas pada
bagian-bagian tertentu (sesuai gambar).
f. Pertin kawat email yang telah dikerik dan diamplas dengan
mengguunakan timah yang telah ditentukan.
g. Gunakan lotfet pada saat mempertin bagian kawat tertentu (sesuai
gambar).
h. Periksa hasil perkerjaan sesuai dengan gambar
i. Laporkan pada instruktur bila semua pekerjaan telah selesai.
j. Bersihkan semua peralatan yang digunakan.
k. Simpan kembali semua peralatan yang digunakan ke tempat
penyimpanan dengan kondisi bak.
l. Lakukan pembersihan bengkel.

2.6 Data Pengamatan, Pertanyaan, dan Evaluasi


2.6.1. Data Pengamatan

Hasil Solderan
Kawat email ɸ 1 mm ɸ 0,8 mm
Timah RH 60/40 RH 40/60 RH 60/40 RH 40/60
Tidak dikupas
Dikupas dan
diamplas
Dikupas
Dikupas,
diamplas dan
diberi lotfet
Tabel 1.3
2.6.2. Pertanyaan
1. Jelaskan tujuan mempertin !
2. Jelaskan kegunaan lotfet saat penyolderan !

2.6.3. Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan hasil solderan kawat yang dikupas, dikerik, dan tidak dikupas !
2. Jelaskan perbedaan hasil solderan kawat yang menggunakan timah RH 60/40 dan RH
40/60 ?

2.7. Analisa dan Kesimpulan


2.7.1. Analisa
Analisa job praktek yang pertama adalah job menyolder dan mempertin kawat
email. Sebelum melakukan praktek menyolder dan mempertin kawat email.terlebih
dahulu kita harus mengetahui bagaimana cara menyolder dan mempertin pada kawat
email. Menyolder adalah merupakan proses menyatukan dua buah logam tanpa
mencairkan kedua logam yang disatukan tersebut. Adapun yang menyatukan kedua
logam tersebut adalah timah yang dicampur dengan bahan lainnya. Mempertin adalah
sebuah proses pelapisan suatu logam dengan timah yang dipanasakan dengan alat
solder.
Untuk mendukung penyolderan digunakan alat untuk menyolder yaitu solder.
Pertama kita memerlukan kawat email atau kawat tembaga yang panjangnya 320 mm
kemudian dipotong menjadi empat bagian yang masing – masing panjangnya 80 mm
dan memakai timah jenis 40/60 dan juga ampelas untuk membersihkan emailnya.
Keempat potongan kawat tersebut diperlakukan berbeda.
Yang pertama 1/3 bagian dikupas tidak dilapisi timah 1/3 tidak dikupas,1/3
dikupas dan dilapisi timah. Yang kedua 1/3 dikupas tidak dilapisi timah, 1/3 tidak
dikupas, 1/3 dikupas tidak dilapisi timah. Yang ketiga 1/3 dikerik dan dipertin, 1/3
tidak dikerik dan dipertin, 1/3 dikerik dan dipertin. Untuk kawat yang keempat semua
bagian dikerik dan dilapisi timah. Setelah semua dilakukan akan terlihat perbedaan
diantara keempat kawat tersebut. Hasilnya adalah sebagai berikut :
- Pada kawat email pertama ,bagian yang hanya dikupas hasilnya tidak baik sehingga
hasil dari pelapisan timah tidak baik, selain itu juga kawat yang dilapisi timah juga
kurang mengkilat malahan terlihat kusam.
- Pada kawat email kedua, tidak ada bagian kawat email yang dilapisi dengan timah
hanya terdapat 2/3 bagian kawat yang dikupas dan diamplas.
- Pada kawat email ketiga, bagian yang dikupas, dan diampelas dilapisi timah, hasilnya
paling baik, hal ini karena sangat bersihnya bagian kawat tersebut dari email sehingga
timah dapat dengan mudah melekat pada kawat
- Pada kawat email keempat, seluruh bagian yang diberi timah mempunyai hasil yang
bagus.

2.6.2 Kesimpulan
1. Dalam setiap melakukan pekerjaan diharapkan agar selalu teliti dan sabar;
2. Kawat terlebih dahulu dikerik dengan bersih agar pada saat penyolderan mudah
dalam mempertin pada kawat dan permukaan kawat terlihat rapi;
3. Pada saat menyolder diusahakan tidak terlalu banyak memakai lotfet dan tidak terlalu
panas karena hasilnya akan menjadi hitam pada permuakaan kawat;
4. Dalam melalakukan penyolderan kita harus memperhatikan batas panas atau titik cair
timah yang kita gunakan, dan juga kita harus berhati-hati dengan asap timah karena
asap tersabet mengandung racun.
BAB III
MEMBUAT KUBUS

3.1. Tujuan
Setelah latihan membuat kubus dari kawat email mahasiswa dapat :
1. Menyolder kawat email dengan benar;
2. Membuat lilitan dari kawat email;
3. Merakit kawat email menjadi sebuah kubus sama bidang .

3.2. Dasar Teori


Membuat lilitan (membundel) adalah menggulung kawat/kabel menjadi
gulungan yang simetris dan rapi. Dalam latihan ini gulungan kawat digunakan
untuk menyatukan ujung kawat email agar membentuk sudut-sudut kubus yang
rapi.
Dalam bidang elektronika, fungsi pengawatan sering menjadi masalah. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka perlatihan untuk melakukan penyolderan dan
pembundelan.
Penyolderan dan pembundelan sering dijumpai pada pesawat-pesawat
pemancar, penerima, computer, amplifier, dan lain-lain. Fungsi pembundelan
adalah untuk menghindari kerumitankabel penghubung memudahkan dalam
troubleshooting, mengurangi crosstalk dan memudahkan dalam perakitan
(assembling).
3.3. Daftar Alat dan Daftar Bahan:
a. Daftar Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Solder 1 buah
2. Tang potong 1 buah
3. Tang lancip 1 buah
4. Cutter 1 buah
5. Pinset 1 buah
6. Mistar baja 30 watt/ 220 volt 1 buah
7. Landasan solder
Tabel 2.1
b. Daftar Bahan

No.
Nama Alat Spesifikasinva Jumlah
1. Kawat Email  1 mm 1200 mm
1 buah
2. Kawat Email  0.4 mm 400 mm
3. Koker
Mistar baja 3.5 mm 75 mm
4. Timah Secukupnya
5. Lotfet (pasta) Secukupnya
6. Amplas halus Secukupnya

Tabel 2.2
3.4. Keselamatan Kerja 1 mm RH 60/40

1. Ikutilah instruksi dari instruktur


2. Gunakan tang potong dan cutter dengan hati-hati
3. Perhatikan cara memegang solder dengan baik
4. Letakkan solder yang panas pada landasan solder
5. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung
racun
3.5. Langkah Kerja
1. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dan letakkan pada
posisi yang benar;
2. Ukur masing-masing kawat email menggunakan mistar baja;
3. Potong kawat email tersebut menjadi 12 bagian (1 mm berukuran 100 mm dan 8
potong kawat,  0.4 mm berukuran 50 mm);
4. Buatlah gulungan dari kawat email  0.4 mm menggunakan koker sebagai inti;
5. Usahakan lilitan kawat tegak lurus terhadap inti dan rapat;
6. Kawat yang telah dililit rapi disisihkan dengan baik;
7. Ambil kawat email  1 mm dan kupas ujung-ujungnya sepanjang 10 mm
menggunakan cutter;
8. Pertin kedua ujung kawat yang telah dikupas dengan menggunakan timah;
9. Tekuk ujung kawat tersebut dengan sudut 45o pada arah yang sama;
10. Lakukanlah hal yang sama pada semua kawat lain;
11. Satukan ujung-ujungnya sehingga membentuk kubus, dimana setiap kubus
dibentuk oleh tiga kawat dengan arah X Y Z;
12. Masukkan ujung-ujung kawat tersebut kedalam lilitan kawat yang telah dibentuk
sebelumnya;
13. Satukan kawat yang dipertin dan lilitan tersebut dengan solder;
14. Lakukan penyolderan yang rapi setiap sudut kubus;
15. Laporkan pada instruktur bila semua pekerjaan telah selesai dikerjakan;
16. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan;
17. Simpan semua peralatan pada tempatnya dalam kondisi baik;
18. Lakukan pembersihan bengkel.

3.6. Data Pengamatan, Pertanyaan, dan Evaluasi


3.6.1. Data Pengamatan
TABEL 1
Kondisi kawat
Sisi Panjang Sudut yang dibentuk
(lurus/kurang lurus/tidak
Kubus (cm) (siku/tidak siku)
lurus)
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
Tabel 2.3

TABEL 2

Kondisi kawat
Sisi Panjang Sudut yang dibentuk
(lurus/kurang lurus/tidak
Kubus (cm) (siku/tidak siku)
lurus)
m
n
o
p
q
r
s
t
Tabel 2.4

3.6.2. Pertanyaan
1. Jelaskan tujuan menyolder !
2. Sebutkan langkah-langkah untuk menghasilkan solderan yang baik!
3.6.3. Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan menyolder dan mempertin !
2. Jelaakan kegunaan koker dalam lilitan kawat !
3. Jelaskan kegunaan pembundelan dalam rangkaian-rangkaian elektronika !

3.7. Analisa dan Kesimpulan


3.7.1. Analisa
Dalam latihan membuat kubus ini sama saja dengan latihan sebelumnya sebab
pada latihan sebelumnya hanya menyolder dan mempertin timah terhadap kawat
email akan dapat dibuat kubus sama bidang dengan variasi tertentu. Pertama – tama
diperlukan juga kawat email 12 potongan, masing – masing panjang ukurannya 8 cm.
Dan juga kawat email 0,4 mm yang panjangnya 5 cm. Pertama kita ambil kawat email
dengan ukuran 8 cmdan kupas ujung – ujungnya dengan ukuran 7,5 cm.
Sesudah dikupas kemudian dikerik dengan menggunakan cutter dan diampelas
kemudian juga dilapisi dengan timah barulah kemudian ujung kawat email ditekuk
dengan tang, dengan sudut 450 begitu juga halnya pada kawat email yang lainnya.
Kemudian kita satukan kawat pada ujung – ujungnya dan membentuk suatu kubus
dimana setiap sudut kubus dibentuk oleh tiga kawat dan lilit kawat tersebut dengan
kawat email ukuran 0,4 mm yang telah diapisi timah. Satukanlah kawat tersebut
dengan cara melilitkannya lakukanlah penyolderan dengan rapih agar sudut – sudut
kubus tersebut kuat dan tidak goyang atau renggang.
Pada latihan ini pada dasarnya hanya merupakan pengembangan dari latihan
pertama dan ada sedikit penambahan faktor kesulitan dan kreasi yaitu kita harus dapat
menentukan titik tolak dari pengerjaan latihan praktek membuat kubus.

3.7.2. Kesimpulan
Pada latihan membuat kubus ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Dalam melakukan tugas ini di butuhkan ketelitian serta kesabaran, karena tiap sudut
yang rentan lepas karena permukaan timah yang mudah meleleh apabila terkena
solder;
2. Saat memasang kawat penyambung, kawat tersebut harus tergulung secara rapi, dan
kuat agar tidak terjadi pergeseran pada tiap-tiap sudut;
3. Penyolderan harus rapi dan sebaik mungkin agar kawat tidak renggang dan tidak
goyang, bila semua solderan dilakukan dengan baik dan rapi maka akan menghasilkan
kubus yang bagus.
BAB IV
MENYOLDER PADA PCB MATRIK

4.1. Tujuan
Setelah latihan menyolder pada PCB matriks mahasiswa dapat :
1. Menyolder kabel listrik pada PCB Matriks;
2. Menyolder dengan baik dan benar;
3. Mentransfer gambar ke bentuk sebenarnya;
4. Membaca gambar skematik dengan baik dan benar.

4.2. Dasar Teori


PCB (Printed Circuit Board) adalah papan tempat memasangkan komponen-
komponen elektronika. PCB terbuat dari papan pertinax, dimana salah satu sisinya
dilapisi oleh tembaga sehingga kaki-kaki komponen elektronika dapat disolderkan
pada tembaga tersebut.
PCB matriks adalah PCB yang tembaganya sudah tercetak dalam bentuk
bulatan-bulatan yang telah dilubangi sehingga kaki-kaki komponen dapat langsung
dipasangkan atau disolder pada tembaga tersebut.
Penggunaan PCB matriks dapat memudahkan kita dalam merancang suatu
rangkaian elektronik, dimana kita tidak perlu melakukan proses pelarutan PCB yang
biasa dilakukan untuk menghasilkan PCB yang siap digunakan.
4.3. Daftar Alat dan Daftar Bahan
a. Daftar alat
No Nama Alat Spesifikasin Jumlah
1. Solder 30 watt / 220 volt 1 buah
2. Tang potong 1 buah
3. Tang lancip 1 buah
4. Cutter 1 buah
5. Pinset 1 buah
6. Mistar baja 1 buah
7. Landasan solder 1 Buah
Tabel 3.1
b. Daftar bahan
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. PCB Matrik 18 baris x 20 1 buah
2. Kabel warna merah kolom 45 cm
3. Kabel warna cokelat  0.6 mm 70 cm
4. Kabel warna putih  0.6 mm 20 cm
5. Kaber warna  0.6 mm 40 cm
6. Kabel pertin  0.6 mm 25 cm
7. Timah Secukupnya
 0.8 mm
8. Lotfet Secukupnya
 1 mm RH 60/40
9. Amplas halus Secukupnya
Tabel 3.2
4.4. Keselamatan Kerja
1. Ikutilah instruksi dari instruktur
2. Gunakan tang potong, mistar baja dan cutter dengan hati-hati
3. Selalu letakkan solder yang panas pada landasan solder
4. Jangan menempelkan mata solder pada PCB Matriks terlalu lama karena dapat
melepaskan tembaga!

4.5. Langkah Kerja


1. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan dan letakkan pada posisi
yang benar;
2. Periksa kondisi PCB Matrik;
3. PCB matrik bagian tembaganya diamplas dengan halus;
4. Ukur masing-masing kabel berwarna dan kawat menggunnakan mistar baja sesuai
dengan tabel warna;
5. Potong sesuai ukuran dengan menggunakan tang potong sehingga didapat 9 potong
kabel merah, 5 potong kabel kuning, 4 potong kabel putih, 9 potongkabel cokelat, dan
9 kabel pertin;
6. Kupas ujung-ujung kabel dari selubungnya berukuran kira-kira 5 mm, lalu amplas;
7. Pertin bagian kawat, sisakan ujung-ujungnya kira-kira 5 mm dan amplas;
8. Lakukan penyolderan masing-masing kawat dan kabel yang telah dipertin pada PCB
Matrik sesuai dengan gambar 04;
9. Laporkan kepada instruktur bila pekerjaan telah selesai dikerjakan;
10. Bersihkan semua peralatan yang telah digunakan;
11. Simpan kembali semua peralatan yang telah dipakai ke tempat penyimpanan dalam
kondisi baik;
12. Lakukan pembersihan bengkel.

4.6. Data Pengamatan, Pertanyaan, dan Evaluasi


4.6.1. Data Pengamatan
Hasil
Panjang total Kondisi kawat/kabel
Kabel / penyolderan
setelah (lurus/kurang
kawat (matang/tidak
penyolderan (cm) lurus/tidak lurus)
matang)
Hitam
Hijau
Kuning
Pertin
cokelat
Tabel 3.3
4.6.2. Pertanyaan
1. Sebutkan perbedaan kabel dan kawat !
2. Hitunglah panjang kabel dan kawat sebelum dan sesudah proses penyolderan !

4.6.3. Evaluasi
1. Jelaskan perbedaan penyolderan pada kabel dan kawat !
4.7. Analisa dan Kesimpilan
4.7.1. Analisa
Pada praktek job III kali ini kami melakukan praktek latihan menyolder pada
PCB matriks. Pertama – tama diperlukan papan PCB matriks yang memilki 18 baris
dan 20 kolom dan kabel warna yang dibutuhkan warna putih, merah, kuning, pink dan
kawat sisa yang telah dipertin yang berbeda – beda ukuran panjangnya.
Papan PCB matrik terlebih dahulu diampelas agar timah lebih melekat, kemudian
potong kabel yang berwarna dengan ukurannya masing-masing, dan ujung-ujungnya
dikupas lalu ampelas dan terakhir barulah lakukan penyolderan masing-masing kabel
dan kawat yang telah diperin, dan kemudian solderlah pada PCB matrik dengan cara
potong kabel tersebut kemudian masukkan pada baris dan kolom yang telah
ditentukan dengan benar dan teliti barulah disolder dengan rapih dan bagus.
Perlu diketahui juga jangan terlalu lama menyoldir pada kabel sebab isolasi pada
kabel akan meleleh dan pada kabel lainnya dilakuan seperti itu juga. Latihan ini juga
merupakan suatu dasar yang harus dikuasai.

4.7.2. Kesimpulan
Pada latihan menyolder pada PCB matrik dapat ditarik kesimpulan :
1. Ketelitian sangat diperlukan dalam menyolderanPCB matrik ini karena kawat
yang dipakai sangat rentan apabila terkena panas yang berlebih;
2. Menyolder PCB matrik ini juga harus membutuhkan kesabaran mulai dari
ketelitian saat penyusunan kabel, hingga pnyolderan pada papan PCB matrik karena
ini membutuhkan waktu yang lumayan lama.
13.
BAB V
MENYOLDER DAN MERAKIT RANGKAIAN
POWER SUPPLY REGULATOR PADA PAKU PAYUNG

5.1. Tujuan
Setelah latihan menyolder dan merakit rangkaian pada paku payung
mahasiswa dapat :
1. Membaca gambar skematik dengan benar;
2. Menggambar rangkaian elektronika pada kertas milimeter;
3. Mentransfer gambar ke bentuk yang sebenarnya;
4. Memasang komponen rangkaian elektronika dengan benar;
5. Menyolder komponen pada paku payung;
6. Merakit rangkaian elektronika dengan baik dan benar.

5.2. Dasar Teori


Pada rangkaian yang sederhana, penggunaan paku payung sebagai pengganti
dari eksperiment board yang menggunakan PCB atau eksperimentor sangatlah besar
manfaatnya, disamping mudah membuatnya, biayanya pun lebih murah dibandingkan
dengan biaya pembuatan PCB.
Dalam latihan ini, rangkaian yang akan dirancang adalah rangkaian Power
supply Regulator (Pembangkit Sinyal). Rangkaian Power Supply Regulator
merupakan rangkaian pembangkit sinyal searah (DC). Rangkaian ini banyak dipakai
sebagai sumber penyearah pada rangkaian-rangkaian elektronika sederhana.
Sebelum merangkai rangkaian sebenarnya, terlebih dahulu dibuat rancangan
pada kertas milimeter.
Fungsi kertas milimeter adalah untuk memudahkan pengukuran objek gambar
sehingga lebih teliti dalam memperhitungkan posisi dan tata letak komponen-
komponen elektronika.

5.3. Persiapan
Dalam latihan ini agar dapat berjalan dengan baik, maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Intruksi yang diberikan oleh instruktur;
2. Daftar bahan dan alat yang digunakan;
3. Gambar rangkaian dan bentuk sebenarnya;
4. Langkah kerja;
5. Kontrol semua praktek.

Daftar Alat dan Bahan :

a. Daftar Alat

No. Nama Alat dan Spesifikasinya Jumlah


1. Landasan solder 1 buah
2. Solder (30 Watt / 220 Volt) 1 buah
3. Tang potong 1 buah
4. Tang lancip 1 buah
5. Penggaris logam 1 buah
6. Cutter 1 buah
Tabel 4.1

b. Daftar Bahan

No. Nama Barang Spesifikasinya Jumlah


1. Papan multipleks 200 x 150 x 18 mm 1 buah
2. Paku Payung 17 buah
3. Resistor 1 270 Ω 1 buah
4. Resistor 2 1,5 KΩ 1 buah
5. Kapasitor 4700 μF/16 Volt 1 buah
6. Transistor BC 107 1 buah
7. Dioda bridge 1 buah
8. Dioda Zener 12 Volt / 400 mA 1 buah
9. LED 1 buah
10. Kabel penghubung Secukupnya
11. Timah Rh 60/40 Secukupnya
12. Amplas Secukupnya
13. Lotfet Secukupnya
14. Kertas milimeter 1 Lembar

Tabel 4.2
5.4. Keselamatan Kerja
1. Mengikuti intruksi dari instruktur !
2. Menggunakan tang potong dan cutter dengan hati-hati !
3. Selalu meletakkan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder !
4. Tidak mengisap asap yang dikeluarkan oleh solder karena asap tersebut mengandung
racun !
5. Tidak terlalu lama menempelkan mata solder pada kaki komponen-komponen yang
sensitif terhadap panas !
6. Menggunakan pinset untuk mengurangi panas pada kaki komponen saat penyolderan
!

5.5. Langkah Kerja


1. Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan, dan tempatkan pada posisi yang
benar agar mempermudah dalam penggunaan;
2. Membersihkan permukaan paku payung dari karat dan lemak agar proses
penyolderan berjalan dengan cepat, kemudian pertin seluruh permukaannya untuk
tiap-tiap paku payung;
3. Menempatkan gambar rangkaian diatas papan dan pasang paku payungnya seperti
tertera pada gambar;
4. Memotong kabel-kabel penghubung sesuai dengan kebutuhan dan ukuran;
5. Menyolder semua komponen paku payung diatas papan seperti gambar rangkaian
dengan tidak memotong kaki-kaki komponen tersebut;
6. Memeriksa kembali hasil pekerjaan bila telah benar, kemudian laporkan kepada
instruktur;
7. Melakukan uji tes rangkaian dengan memberikan sumber tegangan yang sesuai pada
input rangkaian;
8. Mengembalikan semua peralatan pada tempatnya dalam keadaan bersih dan
melakukan pembersihan bengkel.
5.6. Data Pengamatan, Pertanyaan, dan Evaluasi
5.6.1. Data Pengamatan
Titik Uji Tegangan (volt)
Input
Zener
Output
LED
(Menyala / tidak)
Tabel 4.3

5.6.2. Pertanyaan
1. Sebutkan kegunaan paku paying dalam rangkaian elektronika!
2. Sebutkan fungsi kertas millimeter dalam rancangan gambar elektronika!
3. Sebutkan keuntungan penggunaan paku paying dibandingkan PCB!

5.6.3. Evaluasi
1. Jelaskan fungsi rangkaian Regulator Power Supply!
2. Jelaskan fungsi diode bridge!
3. Jelaskan fungsi diode zener!
4. Jelaskan fungsi LED!

5.7. Analisa dan Kesimpilan


5.7.1. Analisa
Pada praktek job kali ini kami melakukan praktek menyoldir dan merakit
rangkaian power supply regulator pada paku payung. Pertama diperlukan papan
dengan ukuran 200 x 150 x 18 mm 1buah dan papan tersebut dilapisi dengan kertas
milimeter blok, kemudian digambar rangkaian power supply pada kertas milimeter
blok yang telah ditempel pada papan.
Kemudian ambillah komponen – komponennya yaitu paku payung, dioda
bridge, dioda zener, elco, kabel penghubung, resistor 270 ohm dan 1,2 K ohm,
transistor BC 107, led ( lampu indikator ). Pertama pasang paku payung sesuai dengan
gambar rangkaian pada papan.
Lalu ampelaslah paku payung tersebut agar timah lebih melekat dan pasang
kabel serta komponen – komponen yang telah disediakan tersebut. Pada saat
menyolder usahakan jangan terlalu panas karena akan dapat menyebabakan
komponen rusak, lalu saat memasang komponen jangan sampai terbalik, jika terbalik
maka rangkaian akan short, apabila rangkaian benar maka lampu led akan menyala.

5.7.2. Kesimpilan
1. Dioda Brige berfungsi mengubah arus AC ke DC.
2. Kapasitor berfungsi sebagai pelurus arus yang sebelumnya keluar dari dioda dan arus
yang keluar dari kapasitor dialirkan ke komponen yang lain. Selain itu, kapasitor
berfungsi sebagai arus menyimpan energi yang sudah melewatinya
3. Transistor berfungsi sebagai penguat arus yang mengalir dari kapasitor.
4. Dioda Zener berfungsi sebagai penyetabil tegangan yang tidak setabil.
5. Dioda LED berfungsi sebagai indikator cahaya.
6. Trafo terbagi 2 yaitu CT dan Engkel, dan masing-masing trafo mempunyai fungsi
tersendiri.
7. Trafo berfungsi sebagai pengubah tegangan dengan cara menaikan dan menurunkan
tegangan yang dibutuhkan rangkaian elektronika.
8. Menguji komponen-komponen yang layak pakai atau tidak menggunakan multitester.
BAB VI
MEMBUAT LAYOUT GABUNGAN
POWER SUPPLY REGULATOR DAN FLIP-FLOP

6.1. Tujuan
Setelah latihan membuat layout gabungan Power supply Regulator dan Flip-
flop mahasiswa dapat:
1. Membaca gambar skematik dengan baik dan benar;
2. Menggambar rangkaian listrik elektronika pada kertas milimeter;
3. Mengetahui tata aturan yang diperoleh dalam membuat layout;
4. Membuat layout dan tata letak rangkaian elektronika dengan baik;
5. Mentransfer gambar layout ke bentuk sebenarnya.

6.2. Dasar Teori


Rangkaian flip-flop sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya pada lampu hias di taman, lampu sinyal pada suatu rangkaian elektronik.
Di bidang elektronika sangat diperlukan kemampuan untuk membuat rangkaian flip-
flop dengan rapi dan benar. Sebagai latihan di sini mahasiswa diberikan tugas untuk
mengubah dari skema rangkaian menjadi suatu layout dengan tata letak komponen
yang teratur dan rapi.
Prinsip dasar dari suatu perancangan rangkaian elektronika adalah mengetahui
tata letak dari komponen-komponen elektronika yana akan dirancang. Untuk
menghasilkan tata letak komponen yang baik, suatu rangkaian elektronika sebaiknya
memiliki gambar layout komponen dari rangkaian yang akan dibuat. Selain itu adanya
layout akan memudahkan dalam pemasangan komponen maupun pengecekan
rangkaian tersebut.
Layout rangkaian elektronika terdiri atas layout komponen dan layout jalur
PCB, dimana kedua layout harus bersesuaian. Desain layout sebaiknya dilakukan
dikertas kalkir, dengan terlebih dahulu digambar pada kertas milimeter.
Dalam membuat tata letak komponen maupun jalur, harus memperhatikan
aturan-aturan yang diperbolehkan, antara lain :
1. Jarak lubang kaki komponen harus sesuai dengan ukuran komponen yang akan
dipasang.
2. Jalur harus dibuat rata dan sehitam mungkin.
3. Pembelokkan jalur minimal 45˚
4. Jarak antara jalur minimal 1 mm

6.3. Persiapan
Untuk membantu latihan ini agar dapat berjalan dengan baik, maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Intruksi yang diberikan dari instruktur
2. Daftar bahan dan alat yang digunakan
3. Gambar rangkaian dan bentuk sebenarnya
4. Langkah kerja
5. Kontrol selama praktek

Daftar Alat dan Bahan :

a. Daftar Alat

No. Nama Alat Spesifikasinya Jumlah


1. Pensil 1 buah
2. Pena RAPIDO Ф 0.3 mm 1 buah
3. Pena RAPIDO Ф 0,5 mm 1 buah
4. Mistar Sablon 3 mm 1 buah
5. Mistar Sablon 5 mm 1 buah
6. Penggaris 1 buah
7. Penghapus 1 buah
Tabel 5.1

b. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasinya Jumlah


1. Kertas Milimeter Secukupnya
2. Kertas Kalkir Secukupnya
3. Skema Rangkaian Regulator Power Supply 1 lembar
Tabel 5.2
6.4. Keselamatan Kerja
1. Mengikuti intruksi dari instruktur!
2. Menggunakan pensil untuk menggambar pada kertas milimeter!
3. Menggunakan pena Rapido unyuk menggambar pada kertas kalkir!

6.5. Langkah Kerja


1. Mempersiapkan semua peralatan dan bahan yang akan dipergunakan dan meletakkan
pada posisi yang benar.
2. Membuat skema rangkaian pada kertas milimeter.
3. merancang tata letak komponen dan jalur PBC pada kertas milimeter.
4. Mengukur jarak lubang kaki- kaki komponen sesuai dengan ukuran komponen asli.
5. Besarnya lubang dan jalur harus sesuai dengan kaki komponen.
6. memeriksa sekali lagi apakah perancangan sudah benar, lalu membandingkan dengan
skema rangkaian pada gambar.
7. Memindahkan gambar tata letak jalur (layout jalur) pada kertas kalkir dengan cara
meletakkan kertas kalkir diatas layout milimeter.
8. Mewarnai jalur sehitam mungkin dengan pene rapido, tidak boleh ada celah pada
jalur.
9. Memindahkan gambar tata letak komponen (layout komponen) pada kertas kalkir
dengan posisi berkebalikan dengan tata letak jalur.
10. Melaporkan pada instruktur setelah semua pekejaan telah selesai dikerjakan.
11. Membersihkan semua peralatan yang telah digunakan.
12. Mengembalikan semua peralatan ke tempat penyimpanan dalam kondisi baik.
13. Melakukan pembersihan bengkel.
6.6. Pertanyaan dan Evaluasi
6.6.1. Pertanyaan
1. Sebutkan keuntungan membuat tata letak (layout) rangakaian elektronika!
2. Sebutkan aturan yang diperbolehkan dalam pembuatan tata letak (layout) rangkaian!

6.6.2. Evaluasi
1. Buatlah layout komponen dan layout jalur dari rangkaian gabungan Power Supply
dan Regulator dan Flip – Flop dengan ukuran PCB 5 x 10 cm, pada kertas kalkir!

6.7. Analisa dan Kesimpulan


6.7.1. Analisa
Pada praktek job kali ini kami melakukan praktek menyoldir dan merakit
rangkaian power supply regulator dan flip – flop pada paku payung. Pertama
diperlukan papan dengan ukuran 200 x 150 x 18 mm 1buah dan papan tersebut
dilapisi dengan kertas milimeter blok, kemudian digambar gabungan rangkaian power
supply dan flip - flop pada kertas milimeter blok yang telah ditempel pada papan.
Kemudian ambillah komponen – komponennya yaitu paku payung, dioda
bridge, dioda zener, elco, kabel penghubung, resistor 270 ohm dan 1,2 K ohm,
transistor BC 107, led ( lampu indikator ). Pertama pasang paku payung sesuai dengan
gambar rangkaian pada papan.
Lalu ampelaslah paku payung tersebut agar timah lebih melekat dan pasang
kabel serta komponen – komponen yang telah disediakan tersebut. Pada saat
menyolder usahakan jangan terlalu panas karena akan dapat menyebabakan
komponen rusak, lalu saat memasang komponen jangan sampai terbalik, jika terbalik
maka rangkaian akan short, apabila rangkaian benar maka lampu led akan menyala.
6.7.2. Kesimpulan
1. Dioda Brige berfungsi mengubah arus AC ke DC.
2. Kapasitor berfungsi sebagai pelurus arus yang sebelumnya keluar dari dioda dan arus
yang keluar dari kapasitor dialirkan ke komponen yang lain. Selain itu, kapasitor
berfungsi sebagai arus menyimpan energi yang sudah melewatinya
3. Transistor berfungsi sebagai penguat arus yang mengalir dari kapasitor.
4. Dioda Zener berfungsi sebagai penyetabil tegangan yang tidak setabil.
5. Dioda LED berfungsi sebagai indikator cahaya.
6. Trafo terbagi 2 yaitu CT dan Engkel, dan masing-masing trafo mempunyai fungsi
tersendiri.
7. Trafo berfungsi sebagai pengubah tegangan dengan cara menaikan dan menurunkan
tegangan yang dibutuhkan rangkaian elektronika.
Menguji komponen-komponen yang layak pakai atau tidak menggunakan multitester.
BAB VII
RANGKAIAN GABUNGAN POWER SUPPLY REGULATOR
DAN FLIP-FLOP

7.1. Tujuan
Setelah latihan merancang rangkaian gabungan power supply regulator dan
flip-flop mahasiswa dapat:
1. Membaca gambar skematik dengan baik dan benar
2. Mentransfer gambar layout ke PBC menggunakan decondalo atau rugas
3. Melakukan proses pembuatan layout PBC dengan larutan FeCI
4. Memasangkan dan menyolder komponen-komponen elektronika dengan benar
5. Merancang rangkaian gabungan Power Supply Regulator dan Flip-flop dengan benar
6. Memahami fungsi dan prinsip kerja rangkaian Power Supply Regulator dan Flip-flop

7.2 . Dasar Teori


Penggunaan PBC dalam perakitan rangkaian elektronika memiliki keuntungan
dibandingkan dengan pengawatan langsung, yaitu dapat mengatasi pengawatan yang
rumit, memperkecil daya yang hilang pada pengawatan serta lebih praktis. PBC
dibuat dari bahan perinaks atau epoxi yang satu sisinya dilapisi tembaga. Tembaga
tersebut berfungsi sebagai kawat penghubung antara komponen yang satu dengan
yang lainnya. Tebal atau lebarnya lapisan tembaga menentukan besarnya daya yang
boleh melaluinya. Semakin tebal atau lebar tembaga maka semakin besar pula daya
yang dapat melalui jalur tembaga tersebut.
Pembuatan PBC dapat dilakukan dengan cara, salah satunya adalah dengan
proses langsung. Jalur PBC tersebut dapat dicetak dengan cara menempelkan
decondalo (permanent ink) atau rugos pada PBC, dan dilarutkan dalam campuran
FeCI dan air. Jalur PBC yang telah tercetak dapat dipasangi komponen dan disolder
sesuai dengan tata letak komponennya. Rangkaian yang telah tersusun pada PBC
memiliki fungsiyang sama dengan rangkaian pada diagram skematik.

7.3 . Persiapan
Untuk membantu latihan ini berjalan dengan baik, maka perlu dipersiapkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Intruksi yang diberikan oleh intrukstur
2. Bahan-bahan dan alat yang digunakan
3. Gambar rangkaian yang telah dipersiapkan di kertas milimeter
4. Langkah kerja
5. Kontrol selama praktek

Daftar Alat dan Bahan:


a. Daftar alat
NO NAMA ALAT SPESIFIKASI JUMLAH
1. Gambar layout Rangkaian gabungan 1 buah
komponen dan jalur Power Supply Generator
pada kertas kalkir dan Flip-Flop
2. Rugos elektro atau Jalur dan bulatan 1 set
permanent ink
3. Solder 30 W / 220 V 1 buah
4. Penyedot timah 1 buah
5. Tang potong 1 buah
6. Tang jepit 1 buah
7. Cutter 1 buah
8. Pinset 1 buah
9. Mistar baja 1 buah
10. Landasan solder 1 buah
11. Multimeter 1 buah
Tabel 6.1
b. Daftar Bahan
NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH
1. PBC 5 x 10 cm 1 buah
2. FeCI3 Secukupnya
3. Air bersih Secukupnya
4. Thinner Secukupnya
5. Sabun / Vim Secukupnya
6. Timah Secukupnya
7. Lotfett Secukupnya
8. Amplas halus Secukupnya
9. Resistor 1 270 Ω 1 buah
10. Resistor 2 1,2 Ω 1 buah
11. Resistor 3,4 560 Ω 2 buah
12. Resistor 5,6 10 Ω 2 buah
13. Dioda bridge 1 buah
14. Transistor 1,2,3 BC 109 3 buah
15. LED 1,2,3 3 buah
16. Kapasitor 1 2200 μF / 16 Volt 1 buah
17. Kapasitor 2,3 220 μF / 16 Volt 2 buah
18. Dioda 1,2 IN 4001 2 buah
19. Transformator 12 V / 500 mA 1 buah
Tabel 6.2
7.4 . Keselamatan Kerja
1. Mengikuti instruksi dari instruktur
2. Mengunakan perbandingan yang benar saat membuat larutan FeCI3 & air
3. Melakukan proses pelarutan PBC diruangan khusus
4. Hati-hati saat proses pelarutan PBC karena larutan FeCI3 cukup berbahaya bila
mengenai kulit dan mengotori ruangan, bila perlu gunakan sarung tangan karet
5. Pada saat pengeboran, lakukan dengan sangat hati-hati agar tidak melukai badan dan
merusak jalur PBC yang telah dibuat
6. Menggunakan tang potong, cutter dan solder dengan hati-hati dan teliti
7. Selalu meletakkan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder
8. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung racun!

7.5 . Langkah Kerja


1. Memotong papan PBC dengan ukuran 9 x 5 cm
2. Memindahkan jalur yang telah kita buat ke papan PBC tersebut sesuai dengan jalur
yang telah ada, dengan mata pensil yang tumpul
3. Merapikan atau bersihkan papan PBC tersebut dari kotoran ataupun rugos yang
tertempel tidak pada tempatnya
4. Merendam papan PCB yang telah diberi jalur dengan rugos tersebut pada larutan
FeCl selama lebih kurang 10 menit, sampai lapisan tembaga pada papan tersebut
mengelupas
5. Bor papan tersebut pada tempat yang telah ada secara hati-hati
6. Kerik rugos yang masih menempel sampai bersih, sampai lapisan tembaganya
terlihat, kemudian amplas sampai benar-benar bersih
7. Berilah lapisan timah tipis disepanjang jalur itu
8. Menyusun komponen-komponen rangkaiannya diatas papan PCB, sesuai dengan
letak kaki komponen kemudian disolder
7.6. Pertanyaan dan Evaluasi
7.6.1. Pertanyaan
1. Sebutkan keuntungan pengawatan dengan PCB dibandingkan dengan pengawatan
langsung!
2. Sebutkan fungsi larutan Ferrit Chloride dalam proses pembuatan PCB!
7.6.2. Evaluasi
1. Jelaskan prinsip kerja rangkaian gabungan Power Supply Regulator dan Flip – Flop!

7.7. Analisa dan Kesimpulan


7.7.1. Analisa
Pada praktek job kali ini kami melakukan praktek menyoldir dan merakit
rangkaian power supply regulator pada PCB. Pertama diperlukan papan pcb dengan
ukuran 5 x 10 cm 1buah. Pembuatan PBC dapat dilakukan dengan cara menempelkan
decondalo (permanent ink) atau rugos pada PBC, dan dilarutkan dalam campuran
FeCI dan air. Hati-hati saat proses pelarutan PBC karena larutan FeCI3 cukup
berbahaya bila mengenai kulit dan mengotori ruangan, bila perlu gunakan sarung
tangan karet. Bor PCB dengan alat bor yang telah disediakan,p ada saat pengeboran,
lakukan dengan sangat hati-hati agar tidak melukai badan dan merusak jalur PBC
yang telah dibuat. Jalur PBC yang telah tercetak dapat dipasangi komponen dan
disolder sesuai dengan tata letak komponennya. Rangkaian yang telah tersusun pada
PBC memiliki fungsiyang sama dengan rangkaian pada diagram skematik.
Kemudian ambillah komponen – komponennya yaitu paku payung, dioda
bridge, dioda zener, elco, kabel penghubung, resistor 270 ohm dan 1,2 K ohm,
transistor BC 107, led ( lampu indikator ).
Pasang kabel serta komponen – komponen yang telah disediakan tersebut,
solder dengan hati hati. Pada saat menyolder usahakan jangan terlalu panas karena
akan dapat menyebabakan komponen rusak, lalu saat memasang komponen jangan
sampai terbalik, jika terbalik maka rangkaian akan short, apabila rangkaian benar
maka lampu led akan menyala.

7.7.2. Kesimpulan
1. Dioda Brige berfungsi mengubah arus AC ke DC.
2. Kapasitor berfungsi sebagai pelurus arus yang sebelumnya keluar dari dioda dan arus
yang keluar dari kapasitor dialirkan ke komponen yang lain. Selain itu, kapasitor
berfungsi sebagai arus menyimpan energi yang sudah melewatinya
3. Transistor berfungsi sebagai penguat arus yang mengalir dari kapasitor.
4. Dioda Zener berfungsi sebagai penyetabil tegangan yang tidak setabil.
5. Dioda LED berfungsi sebagai indikator cahaya.
6. Trafo terbagi 2 yaitu CT dan Engkel, dan masing-masing trafo mempunyai fungsi
tersendiri.
7. Trafo berfungsi sebagai pengubah tegangan dengan cara menaikan dan menurunkan
tegangan yang dibutuhkan rangkaian elektronika.
8. Menguji komponen-komponen yang layak pakai atau tidak menggunakan multitester.
9. Lapisan tembaga pada papan PCB berfungsi sebagai kawat penghubung antara
komponen yang satu dengan yang lainnya.
10. Larutan FeCl berfungsi untuk membuka lapisan papan PCB agar lapisan bagian
tembaga terbuka.

BAB VIII
PENUTUP

8.1 Kesimpulan

Dari beberapa latihan pada praktek pengawatan dan teknologi PBC


menunjang keterampilan mahasiswa kita dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Kawat email hanya dapat dipertin apabila lapisan isolatornya dikupas atau diamplas.
Apabila lapisan tersebut tidak dikupas atau diamplas maka timah tidak akan melekat
pada kawat email.
2. Kawat email yang tidak dikupas atau diamplas sampai bersih hasil soldernya tidak
begitu licin.
3. Membuat PBC matrik diperlukan ketelitian. Menyolder pada PBC matrik terlalu
panas dapat mengakibatkan tembaga pada PBC dapat lepas dan pelapis pada kawat
email dapat meleleh.
4. Dalam menyolder, timah harus penuh, matang, rapi dan menutupi semua tembaga.
5. Pada rangkaian regulator apabila komponen yang dipasang tidak sesuai dengan
tegangan yang diberikan maka rangkaian tersebut tidak dapat menyala dan arus DC
nya berkurang.
6. Pada rangkaian flip-flop ini harus diberikan tegangan atau arus yang pas, karena
apabila arus yang diberikan terlalu besar maka rangkaian tersebut akan putus, begitu
sebaliknya arus yang diberikan kurang maka rangkaian tersebut tidak akan menyala.
Serta perlu hati-hati dalam melakukan penyolderan dalam keadaan terlalu panas,
maka komponen yang akan dipasang dapat putus.
7. Pada rangkaian flip-flop kapasitor dan transistor memiliki peranan yang sangat
penting, untuk kelip LED.
8. Pada layout gabungan power supply regulator dan flip-flop diperlukan juga ketelitian
dari mahasiswa, karena apabila arus DC dari regulator tidak cukup untuk menyalakan
rangkaian flip-flop maka rangkaian tersebut tidak dapat menyala begitu juga
sebaliknya.
9. Dalam membuat layout pada papan PBC harus hati-hati. Jalur tidak boleh terputus,
berbentuk sudut 90° ataupun lancip.
10. Pada rangkaian radar LED, jalur pada kaki IC harus benar-benar diperhatikan, karena
arah jalan kelip lampu tergantung dari letak jalurnya terhadap kaki IC.

8.2 Saran
1. Diharapkan antara mahasiswa dan instruktur dapat bekerja sama dan membimbing
mahasiswa dalam setiap pengejaran tugas-tugas yang diberikan agar praktek
berikutnya dapat lebih baik.
2. Pada saat praktek diharapkan kepada instruktur agar selalu hadir untuk memberikan
petunjuk kepada mahasiswa agar tidak terjadi kesalaha-kesalahan dalam melakukan
pekerjaan. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa harus selalu menanyakan hal-hal yang
tidak diketahui atau tidak dimengerti kepada instruktur
3. Hendaknya peralatan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan bengkel dalam
kondisi baik dan layak pakai. Diharapkan juga agar jumlahnya mencukupi dan sesuai
dengan kebutuhan. Sehingga tidak menghambat pekerjaan dan pekerjaan bisa selesai
pada waktunya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, ST,. 2003.Buku Petunjuk Praktek Dasar Teknologi Elektronika


Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.

Daryanto, 2000.Pengetahuan Teknik Elektronika. Jakarta : Buku Aksara.

Tim Praktek Dasar Elektronika PEDC Bandung, 1983, Dirjen Dikti Politeknik: Bandung

Anda mungkin juga menyukai